Rumah Mantan (Selesai)

By azizahazeha

3.1M 380K 20.3K

Felix Caton (30 tahun) Zemira Trisha (28 tahun) Zemira ribut dengan kedua orang tuanya karena masalah jodoh... More

Blurb
PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
PENGUMUMAN
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
EPILOG
Ucapan Terima Kasih

EMPAT BELAS

85K 12.2K 659
By azizahazeha

Sebelum mulai membaca, pastikan untuk tekan bintang terlebih dahulu.

Tinggalkan juga emoticon love sebanyak mungkin~
❤️🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

Kejadian pagi ini benar-benar membuatku malu. Aku langsung kabur mengunci pintu kamar saat ketahuan oleh Felix. Bahkan aku mengatakan dengan lantang dari balik pintu kamar, "Gue mau siap-siap kerja, lo balik sana!" teriakku.

Terakhir, yang aku dengar dari Felix adalah sebuah kalimat yang siap membuatku tenggelam ke dalam lumpur sungai Amazon. "Lo ngusir gue Zem? Setelah apa yang gue lakukan semalam?" tanya Felix dari luar kamar.

Otakku menjadi traveling kemana-mana, ini karena kalimat ambigu Felix. Dia mengatakan hal yang seolah-olah semalam telah terjadi sesuatu. Padahal, jelas-jelas pagi ini yang terjadi sesuatu akibat sikap ganjenku.

"Mau diletak di mana muka lo, Zem-Zem," gumamku pelan.

Aku keluar dari paviliun dengan meneteng tas dan sepatu, di garasi rumah masih ada mobil Felix yang terparkir. Mungkin Felix berangkat ke kantor lebih siang karena masih lelah. Sebenarnya, jika dipikir-pikir aku ini memang tidak tahu terima kasih.

Felix sudah berbaik hati menjaga dan mengurusku yang sakit, eh pagi-pagi malah aku usir. Tapi, ya namanya orang malu karena ketangkap basah mau gimana lagi. Jadi suka lupa diri begini.

"Masih pagi Zem," tuturku pelan menggelengkan kepalaku. Menghilangkan pikiranku yang selalu berputar dan berpusat pada Felix.

Seolah-olah pikiranku berubah menjadi kenyataan, Felix benar-benar muncul di garasi. Dia keluar dari pintu penghubung rumah utama dengan garasi. Wajah Felix terlihat segar, dia memakai kemeja hitam slim fit, tangannya memegang jas dan tas kerjanya.

"Bareng gue aja," ujarnya saat aku akan kabur dari garasi.

Aku menatap Felix bingung, jika ikut dengan Felix sudah pasti suasana akan semakin aneh dan canggung. Masalah kecupan tadi pagi saja belum bisa aku jelaskan, bagaimana caranya bisa satu mobil dengan Felix.

"Nggak perlu Pak, saya bisa berangkat sendiri," tolakku dengan bahasa yang formal.

Felix menaikkan sebelah alisnya, dia menatapku dengan heran. "Pak? Saya?" tanya Felix yang memastikan bahwa dia tidak salah dengar. Aku hanya diam saja dan kemudian justru terpesona karena Felix tertawa kecil. "Kalau salah tingkah begini, lo emang lucu Zem ... masuk ke mobil, nggak ada gunanya nolak-nolak segala," tutur Felix kemudian.

💌💌💌

Suasana di dalam mobil tidak begitu bagus, hanya ada keheningan dan dering ponsel Felix yang sering berbunyi. Sejak duduk di dalam mobil, mataku hanya berfokus pada boneka yang tergantung di spion tengah.

"Ini gue cuci ya, udah buluk banget soalnya," kataku pelan. Entah Felix mendengarnya atau tidak. Tanganku begerak melepaskan boneka tersebut dari spion.

Aku menggenggam boneka tersebut dengan perasaan yang benar-benar tercampur aduk. Karena boneka sialan ini, aku jadi berpikir bahwa kemungkinan Felix masih menyimpan perasaan padaku. Tapi, masa sih?

Aku sudah menyakiti Felix begitu jauh. Aku melepasnya yang mencoba menggenggamku dengan erat. Bahkan dengan gilanya, aku kembali mengusik kehidupan Felix.

"Gue turun di gerbang aja," kataku yang melihat Felix serius sekali menyetir.

"Lo masih sakit, turun di depan lobi memang apa salahnya?" sahut Felix.

Aku tidak ingin berdebat dengan Felix, terserah dengan dirinya mau menuruniku di mana. Dia yang punya mobil dan perusahaan. Aku hanya menumpang saja, harus lebih tahu diri dari sekarang.

Felix benar-benar melajukan mobilnya terus, melewati gerbang hingga sampai di depan lobi. Aku turun bersamaan dengan Felix, kondisi seperti ini akan menjadi gunjingan luar biasa. Hari ini, sepertinya telingaku akan terasa panas.

"Terima kasih Pak," kataku pada Felix dan masuk ke dalam gedung kantor lebih dulu.

Aku menoleh ke belakang, melihat Felix yang ternyata mengobrol sambil jalan dengan Leta. Mungkin mereka berpapasan di depan tadi. Keduanya terlihat serasi, sangat-sangat serasi. Memang harusnya aku jadi lebih tahu diri.

💌💌💌

"Zem, lo sakit?" tanya Andi yang baru saja kembali dari membersihkan ruang rapat. Aku sedang duduk dengan secangkir minuman sereal.

Melihat ke dalam gelas, aku tersenyum tipis. Minuman sereal seperti ini sudah menjadi temanku. Bisa-bisa, jika aku pulang ke Jogja aku pasti akan kangen dengan kondisi di sini. Minum sereal sebagai penunda lapar dan duduk di pantry pula.

"Zemira!"

Aku tersentak kaget saat Andi memanggilku dengan suara yang sedikit keras. Aku menatap Andi yang menatapku khawatir. Seulas senyum tipis aku berikan pada Andi.

"Gue sehat kok." Aku menjawab pertanyaan Andi yang sempat aku abaikan.

Sarah masuk ke dalam pantry, dia melirikku dengan sinis. Mendapat tatapan sinis dan tidak suka seperti ini sudah biasa buatku. Semua orang di So Tasty sudah tahu bahwa aku masuk kerja di sini karena Felix.

"Zemira! Kapan sih lo itu bisa sadar? Lo kerja di sini itu cuma buat nambahin pengeluaran doang tahu nggak? Kerjaan lo buat kopi dan bersihin ruangan Pak Felix doang. Enak banget ya jadi lo, sementara kami yang lain harus ngepel banyak ruangan, ngelap kaca, pergi photocopy. Lo tuh, benalu doang tahu nggak!" kata Sarah tiba-tiba.

Aku menatap Sarah yang menatapku dengan nyalang. Aku tidak mampu mengatakan apa-apa, hanya mampu membungkam bibirku. Apa yang dikatakan Sarah memang benar adanya.

"Sarah ...." Andi menarik Sarah untuk keluar dari pantry. Mungkin dia takut kami akan ribut dan adu jontos di sini.

"Apa sih Ndi! Apa yang gue bilang itu memang benar. Belain aja terus manusia nggak tahu diri begitu!" protes Sarah yang akhirnya keluar dari pantry. Andi mengawal Sarah keluar dari pantry, berganti beberapa OB dan OG yang masuk. Mereka berbisik-bisik sambil melirikku.

💌💌💌

Memperhatikan lalu lalang kendaraan yang lewat memang asik juga. Aku duduk di sebuah halte yang tidak jauh dari kantor. Belum ada niat untuk aku pulang dan istirahat. Di sini, aku sedang memikirkan banyak hal.

Keberlangsunganku di Jakarta akan bagaimana? Menghadapi dan menjelaskan pada felix tentang kelakuanku tadi pagi saja aku tidak bisa. Benar apa kata Sarah, aku hanya benalu saja.

Mama: Icha
Mama: Icha sehatkan?
Mama: Mama kangen Cha. Pulang ya nak....

Aku membaca berkali-kali chat dari Mama. Kedua mataku terasa panas dan mulai berair. Aku juga merindukan mama, merindukan Jogja dan rumah. Walaupun dipaksa ini itu, aku tetap lebih nyaman berada di rumah sendiri.

Terbesit di pikiranku untuk menyerah dan kembali ke Jogja. Menerima kenyataan bahwa ya memang takdirku harus menikah dengan orang pilihan keluargaku. Lagi pula, keluarga menjodohkanku pasti dengan orang yang baik.

Icha sehat Ma. Kabar Mama bagaimana?
Icha akan segera pulang Ma
Icha kangen juga sama Mama

Aku mempertimbangkan banyak hal. Keputusan kembali ke Jogja memang yang paling benar. Tidak menyusahkan Felix lagi dan aku juga bisa melupakan Felix. Meninggalkan perasaanku di sini, memulai kembali menjadi Zemira yang baru di Jogja nanti. Untunglah aku dan Felix belum membahas mengenai kontrak paviliun. Soal hutang-hutangku dengan Felix, aku akan melunasinya begitu sampai di Jogja.

"Semangat Zemira!" seruku menyemangati diri sendiri.

💌💌💌

Wah! Udah lama ya aku nggak update. Sorry banget, aku lagi banyak kerjaan dan benar-benar hectic banget. Maunya sih resign terus kerja sebagai penulis aja, tapi penghasilanku sebagai penulis nggak seberapa, belum bisa buat dijadikan pondasi. Jadi mohon pengertiannya ya~

Yuk ramaikan! Nanti malam aku update lagi, menebus dosa-dosaku sama kalian hahaha

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 93.2K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1M 131K 49
Ariel Ananda, perempuan tulen walau namanya lebih cocok untuk laki-laki. Mengambil keputusan besar untuk keluar dari rumah. Alasannya, keadaan yang t...
4M 448K 44
(Spin Off Cinta Over Time, Bisa dibaca Terpisah) Wenny Kharisma, punya pengalaman pahit mengenai jatuh cinta. Sosok Wenny berubah, dari perempuan man...
3M 269K 62
"Follow dulu ya, sebagian part akan di private🤗" Pernahkah kamu merasakan penghianatan? Pacaran bertahun-tahun tiba-tiba ditinggal nikah? Itulah yan...