Rumah Untuk Lingga (Completed)

By tazsasza

340K 35.7K 2.1K

Segala sesuatu bentuk plagiat ,adalah hal yang paling tidak dibenarkan❗ Mari, biar ku ajak kamu berkenalan de... More

Prolog
1 || Sepeda dan Salam Lingga
2 || Sepatu Tara
3 || Lingga dan Pagi Harinya
4 || Kacang Milik Genta
5 || Saga, Kebanyakan!
6 || Eskul
8 || Rival Bara
9 || France Angelfish
10 || Pohon Lingga
11 || Rumah Saga
12 || Radio Mobil Bara
13 || Bahu Lingga
14 || HokBen (Spesial Chap)
15 || HokBen Putaran Kedua
16 || Utang Budi
17 || Mantan
18 || Rokok Pele
19 || Minum Air
20 || Petasan Yang Menyala
21 || Rompi Bara
22 || Teman di sisi Saya
23 || Datang Kembali
24 || Lingga dan Lutut
25 || Lampu Kuning
26 || Kebakaran
27 || Serakan Hati dan Beling
28 || Hujan dan Perasaan yang jatuh
29 || Tara dan Sayapnya Yang Rusak
30 || Senyum Manis
31 || Anyelir kuning
32 ||Pesawat Tanpa Pengemudi
33 || Sisi Gelap
34 || Amarah
35 || blood and wounds
36 || Fell In Pain
37 || cold heart
38 || Kebohongan Tara
39 || Rumah Untuk Lingga
Epilog
Root of memories || Bara
Root of Memories || Pele

7 || Kantin dan Rapat

9.7K 1K 39
By tazsasza

Chapter ini saya dedikasikan ,untuk orang-orang yang menjadi bagian pertama memberikan saya dukungan, yang terus selalu menjadi yang paling cepat membaca dan memberikan vote ataupun komentar. Dimanapun kalian berada saya sangat berterimakasih ❤️ .

I am nothing without you, selamat membaca.

*****

Erlang berkali-kali menutup malu bagian wajahnya ketika Iky dengan penuh semangat itu.

Menceritakan kembali perjuangannya untuk mengambil alih Klub Pemburu Serangga yang merupakan perusakan ekosistem lingkungan dan menggantinya dengan Perlindungan Hak Asasi Siswa Sekolah atau yang disingkat dengan PEHASIS.

Yang baru Iky bangun tahun lalu dan memaksa Erlang ikut serta bersamanya, awalnya sekolah menolak karena jumlah anggotanya kurang dari tiga sehingga membuat Iky sempat ingin menyerah tapi begitu Genta yang waktu itu masih kelas sepuluh, tertarik dan bergabung.

PEHASIS pun resmi dijadikan pihak sekolah sebagai ekskul yang bagian dari hasil rekomendasi murid.

Erlang juga tidak menampik jika usaha keras Iky berbuah hasil akan tetapi yang tidak dia suka adalah kesetelahan PEHASIS dibuat, Iky menjadi tidak bertanggung jawab atau memang nyatanya ia lupa jika Iky selalu seperti itu.

Temannya yang kelebihan semangat itu, mengalihkannya posisinya seenak jidat.

Mengalihkan posisi sebagai ketua kepada Erlang yang notabenenya hanya ikut-ikutan itu juga hasil paksaan

Dan juga semenjak satu tahun setelah didirikan tidak ada anggota tambahan selain Genta, dan begitu PEHASIS mendapatkan dua anggota baru. Kini Iky tampak senang bukan main.

Saking senangnya sampai- sampai ia membuat rapat dadakan yang bahkan tidak pernah sekalipun diadakan selama keberlangsungan PEHASIS setelah didirikan.

Ajaib memang tapi begitulah nyatanya.

Dan sekarang yang menjadi pokok masalahnya itu,adalah dimana tempat dan waktu rapatnya diadakan.

Di dalam kantin pada saat jam istirahat!!.

Ketika yang lain sedang sibuk makan dan memesan. Iky yang urat malunya sudah putus, dan berbekal rasa percaya diri tinggi dengan bangga dia membawa papan tulis kecil yang beroda,hasil pinjam dari ruang lab dan menaruhnya tepat di tengah jalan!! menghalangi beberapa orang yang ingin lewat.

Sehingga mau tau mau, suka tak suka secara langsung perilaku Iky.

Telah mengundang banyak pasang mata yang melirik dan mentertawakan tindakan gila seorang Ricky Alamsyah. Yang sekarang tengah serius menjelaskan bagian-bagian apa saja yang bisa dikerjakan oleh PEHASIS tanpa peduli dengan seluruh perhatian yang tertuju padanya.

"Tunggu!, Jadi maksudnya kita itu tong sampahnya sekolah?"

Erlang makin menundukkan wajahnya begitu mendengar intrupsi serta pertanyaan polos menyerepet bodoh dari Saga si anggota baru,

Asuuu lah, alien semua isinya. Kenapa ditanggepin pula. Duh malu!-Curahan Erlang dalam hati.

Iky yang mendapatkan pertanyaan seperti itu langsung mengerakkan telunjuknya ke kanan dan kiri, seperti seorang guru yang menolak pendapat muridnya.

"No,no,no. Kita itu bukan tong sampah Saga. Kita itu adalah tempat dimana klien kita bisa nyurahin masalahnya atau bahasa gaulnya curhat dan kita bisa ajah kasih solusinya kalo dipinta, ataupun bisa juga secara bentuk fisik dengan bantuannya"

Genta yang dari awal ikut antusias, karena ini adalah rapat pertamanya, langsung mengacungkan tangannya.

"Ya ,Genta?"

Lagak Iky, sekali lagi seperti seorang guru. Dan kali ini diibaratkan seperti seorang guru yang mendapatkan pertanyaan dari muridnya.

"Kalo misalnya ada orang yang punya masalahnya sama uang, kita bantu juga kah?"

Erlang langsung mendongak dan melotot, ia sama sekali tidak pernah memikirkan ini karena jarang ada siswa yang meminta bantuan ke PEHASIS alias dalam setahun ini mereka itu nganggur. Akan tetapi setelah melihat ini bisa saja berikutnya ada dan untuk mencegah kerugian di masa datang, karena bukan hal yang tidak mungkin Iky yang kurang dikit itu akan menggunakannya seperti yang sudah-sudah.

Erlang pun langsung menggebrak meja dengan tidak sabar membuat seluruh atensi anggota PEHASIS ke arahnya.

"Gue gak mau kalo misalnya gue yang bakal kena babak belur!"

"Loh kan kita gak tawuran Lang?"

Genta bertanya bingung , diangguki Saga sementara Lingga hanya diam dan menyimak.

Sementara Iky tertawa geli, karena dia tau maksud Erlang.

"Pokoknya kalo gue yang kena, gue mau resign!!"

Ancam Erlang menghiraukan pertanyaan Genta.

Saga mengangkat alisnya heran, padahal dia baru saja masuk tapi sudah ada anggota yang ingin mengundurkan diri. Sebenarnya seberapa parah klub yang dimasukinya ini?. Pikirnya.

"Hahaha, tenang aja Tan. Kali ini Lo aman, berhubungan masalah yang begituan melibatkan uang. Gue pikir solusi terbaik adalah minta bantuan ke pihak sekolah ataupun jeleknya kita ke osis dulu minta dikordinasikan itupun sekedar masalah genting dan bukan sereceh, Lo beli skincare tapi hasil duit uang SPP yang gak dibayar terus minta bantuan kita' itu di luar bagian kita"

Jelas Iky seraya mengangkat kedua tangannya memeragakan, Erlang kali ini manggut-manggut setuju sekaligus senang mendengarnya.

Tapi tak berlangsung lama karena begitu,

"Eh tapi untuk kali ini Lo traktir kita ya sebagai peraayaan masuknya Lingga sama Saga" Iky melanjutkan dengan senyum manisnya.

"O-ASU"

Erlang kemudian mengumpat.

*****

Seorang pria dewasa dengan penampilan berantakan sedang bersandar pada tembok bangunan kosong ,langsung saja seketika berjalan maju kemudian ia tersenyum senang, begitu orang yang ditunggu akhirnya datang dan menghampiri.

"Gue pikir cuman omong doang"

Candanya , yang langsung mendapatkan tatapan tak senang dari orang yang ditunggunya dari tadi.

"Gak usah banyak bacot, mana barangnya"

Pinta orang itu dengan tidak sabar.

"Duit dulu, baru barang "

Yang langsung ditolak mentah-mentah oleh orang dewasa itu, sambil menyatukan ibu jari dan dua jari setelahnya, memeragakan pose-pose orang-orang menyebalkan yang isi otaknya hanya uang.

Orang itu berdecak, lalu dengan cepat ia mengeluarkan dompetnya.

Yang dimana ,isi dari dompet itu langsung membuat seseorang yang punya barang tertawa terbahak-bahak.

"Serius?"

Ucapnya begitu melihat uang lembaran dua ribuan yang mendominasi.

"Yang penting gak kurang "

Ucap orang itu seraya menyerahkan uangnya.

"Sebegitunya Lo butuh? , baru pertama kali gue lihat orang beli ginian pake duit dua rebuan, lecek lagi. Lo Abis ngamen dimana sih?"Tanya orang dewasa tadi,sambil menghitung jumlah uang mencoba memastikan sekali lagi.

"Menurut Lo ,gue lagi ngeprank? Gak usah komplen yang penting gue bayar pake duit bukan daun "

Orang dewasa itu menyemburkan tawanya geli mendengar jawaban kesal dari orang didepannya itu, tidak ingin membuat tambah kesal pembelinya . Dia pun langsung saja mengeluarkan barang yang di bungkus kertas coklat, yang mana kemudian direbut orang didepannya.

"Lo gak bakal Make ni barang. Di sekolah kan?" Tanyanya sambil matanya menelisir tampilan orang didepannya itu, dan atensinya terjatuh pada name tag di seragam putih .

"Menurut Lo?"

*****

"Gue gak ngerti lagi sama kelakuan si Iky"

Bara yang sedang memakan siomay dengan lahap, efek habis kerja rodi, menjadi ketua OSIS ternyata begitu menguras tenaganya. Bara pun menengok ke arah Zevan.

"Kenapa lagi tuh bocah?"

Tanyanya sambil memasukkan tahu berisi siomay ke dalam mulutnya.

Zevan melirik sekilas lalu menunjukkan dengan dagu.

"Masa, bawa papan tulis ke Kantin mana tuh anak kayaknya lagi ngadain rapat!" Ucap Zevan sambil menggelengkan kepala, ia tak habis pikir dengan teman sekelasnya itu.

Bara ikut melihat ke arah yang ditunjuk, langsung tersedak mendapati Lingga salah satu yang berada di meja Iky.

"Anjing, adek gue salah gaul!" Reflek Bara, begitu telah meminum air yang disodorkan Zevan, Zevan yang mendengar reflek itu memicingkan matanya mencari-cari keberadaan Tara.

"Gak ada adik Lo tuh ,Bar"

Bara merutuki keceplosan nya. Lantas buru-buru Bara meralat ucapannya.

"Adek kelas Van maksud gue"

"Gue tau dan Lo juga tau Genta adik kelas, tapi sejak kapan Lo tau dua orang itu adek kelas ? "

Tanya Zevan membuat Bara gugup sebentar ,tapi sebelum akhirnya ia kembali berpura-pura.

"Apaan sih Lo Van, ya tau lah orang gue nganterin tuh bocah ke ruang guru"

Jelas Bara sambil terlihat berusaha semenyakinkan mungkin.

Yang kemudian dibalas Zevan dengan ber-oh singkat lalu pemuda itu kembali memakan mie ayamnya dengan santai.

Padahal tak tau saja jika Bara itu sudah panik setengah mati saat ditanyai seperti tadi.

Tapi kemudian Bara yang melihat Zevan kembali menyibukkan diri dengan mie ayamnya menghela nafas lega, dan dia diam-diam melanjutkan memperhatikan Lingga, yang berada tak jauh di depannya.

*****

Tara langsung mengulas senyum lebar begitu melihat Pele datang membawa barangnya.

"Gila udah deg-degan ajah gue, takut bakal ketawan sama guru,terus bisa abis gue kena omel sama si Bara belum lagi dicoret dari KK sama bokap karena ketawan buat malu" ujar Tara saat hendak menghampiri Pele dan mengambil barangnya.

Pele yang mendengar ketakutan Tara malah mendengus tak suka.

"Lo meragukan gue?"

Tara yang mendengarnya terkekeh, lalu dia mengambil rokok.

"Mana ada"

Ujarnya dengan seringai penuh arti, lalu dia menyalakan rokoknya dan mulai menghisapnya.

Continue Reading

You'll Also Like

74K 7.2K 61
"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Gala...
617K 57.5K 56
Sebelum baca, follow akun Arii dulu 😗 17 tahun ia telah hidup, namun tidak pernah sekalipun ia berinteraksi dengan sang Papa. Mamanya telah meningga...
25.2K 2.8K 48
Sequel dari I'm Just Hurt. [Dianjurkan membaca cerita I'm Just Hurt terlebih dahulu, agar tidak bingung. Sekian terimakasih] Kepergian dari sosoknya...
TANAKA [END] By riya

Teen Fiction

438K 35.6K 31
"Biarkan hanya aku yang merasakan luka dan lelahku, kalian cukup nikmati saja tawaku"-- Karunasankara Narendra Tanaka. Karena bagi dia berpura-pura b...