πŸ†ƒπŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ Sangat Membenci Me...

By iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut

895 71 21
By iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

[Kembalilah ke apartemen, ada yang ingin kubicarakan]

Thara menatap ke arah pesan yang terpampang di layar ponselnya.

Perasaan saat ini tidak dapat dijelaskan, bukan ini rasa cemas, paranoid? Rasanya tidak nyaman, ini... Rasa takut

Selama hidup, Tharn tidak pernah menjadi penakut. Walaupun harus berhadapan dengan orang tuanya saat akan memilih musik untuk hidupnya, saat menyatakan pada seluruh keluarga bahwa dirinya adalah gay, dia bahkan selalu berani melakukan apapun yang diinginkannya.

Tapi saat berhadapan dengan seorang pemuda, rasa takutnya ini benar-benar menghampiri.

Dia takut, hubungan yang terlihat bagus saat ini ternyata hanya permukaannya saja, sedangkan akan berakhir tanpa diduga.

Selama bertahun-tahun, dia telah putus dari satu pacar ke pacar yang lain. Terjadi bahkan lebih dari satu kali. Tapi semalam, saat kekasihnya itu marah. Dia benar-benar ketakutan.

Dia takut pada Type

Semalam, bukannya tetap berada di dalam ruang apartemen, Tharn lebih memilih duduk di ruang musik, termangun di tempat sambil merasa begitu ketakutan, dan perasaannya ini begitu jelas.

Dia begitu mencintai Type, sangat mencintai sampai rasanya tidak ingin kehilangan.

Meskipun Thara sudah menjalani beberapa hubungan dan pada akhirnya putus, tapi kali ini, untuk pertama kali dalam hidup, dia paham perasaan seseorang yang memutuskan untuk bunuh diri karena patah hati ditinggal pergi pacarnya, seperti berita di TV. 

Dalam hati, dia berpikir demikian.

Seandainya Type meminta putus, Tharn tidak tahu bagaimana menghentikan perasaannya ini dan membiarkan kekasihnya itu pergi meninggalkannya

"Jangan terlalu berpikir berlebihan sendiri begini, mungkin tidak akan seserius itu"

Thara berusaha menenangkan dirinya, dia menepuk keras wajahnya yang pucat pasi karena semalaman tidak bisa tidur, setelah itu menarik nafas dalam-dalam, lalu berjalan untuk mengambil tasnya yang dilemparkan begitu saja di ujung ruangan saat datang. Ketika kawan satu band-nya kembali dari belanja, dia bahkan tidak berpaling saat ditanya;

"Phi Tharn, mau pulang sekarang?"

Kemungkinan besar Song sudah menduga ini saat bertanya, karena sejak duduk di ruangan sikapnya terlihat tertekan. Pertanyaan ini membuat Si pendengar mengangguk, lalu menjawab;

"Maaf, Phi tidak bisa ikut berlatih"

"Aku tahu, kamu pasti mau pulang 'kan, sejak memasuki ruangan sikapmu terlihat aneh. Kamu tidak sedang berselisih dengan Tum 'kan"

Saat Long bertanya begini, Thara hanya menggelengkan kepala

Bukan, jika berselisih dengan Tum, tidak mungkin se-frustasi ini

"Kalau begitu, pulanglah lebih dulu"

Tharn mendongak untuk menangkap pandangan mata Sang Vokalis utama, sehingga sahabatnya itu hanya mengatakan;

"Semoga beruntung"

Meskipun terdengar seperti doa sederhana. Entah kenapa, Tharn merasa ucapannya seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi karena tidak ada waktu bertanya dengan sahabat karibnya tentang sesuatu yang mungkin diketahui, Tharn hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu berjalan keluar ruangan, langsung menuju mobil untuk bertemu dengan kekasih hatinya

Meskipun hanya pergi ke apartemen, tapi kali ini Tharn berusaha mengemudi dengan perlahan, bahkan untuk memarkir mobil, dia membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasa, ditambah saat berjalan sampai ke depan pintu apartemen, rasanya cukup membuang-buang waktu untuk segera bertemu.

Sesaat kemudian...

"Akhirnya datang juga. Mantan mana, yang kamu temui lebih dulu?"

Tepat saat melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam ruangan, pria yang sedang duduk di meja makan berbicara dengan nada yang kasar, membiarkan Thara menghembuskan nafas lelah. Tapi dia masih tidak berani mengatakan apapun, karena dia tahu, bahwa dirinya yang salah.

Kali ini Type merasa tidak bersalah jika dia masih memarahinya dan suasana hatinya masih panas. Karena setiap menatapnya, bayangan Tharn bersama mantan, ditambah kebohongan yang dibuatnya. Membuat segala yang dilihatnya, terasa tidak berbeda dari sebelumnya.

"Hari ini ada latihan. Jika tidak percaya, tanyakan langsung pada Long"

Type berpaling, menatap diam padanya sejenak. Kemudian dia tersenyum;

"Tidak perlu, aku percaya padamu"

Tharn cukup terkejut mendengar pernyataan ini. Ekspresinya terlihat cukup lega, meski sikap kekasihnya terasa lebih dingin dari kemarin. Tapi cukup baginya menjelaskan apa yang sedang terjadi antara dirinya dengan Tar. Hanya saja, tidak membutuhkan waktu lama Type meneruskan ucapannya;

"Karena aku baru saja bertemu mantanmu"

Ketika Thiwat menyelesaikan kalimat, Tharn terdiam. Rasa lega yang mulai menanjak, langsung dihancurkan dengan satu kalimat. Dia memandang ke arah pandangan tajam Type dengan perasaan tidak percaya, kedua bibirnya sedikit terbuka, meskipun ingin bertanya, dia tidak bisa bertanya.

"Terkejut, karena aku baru bertemu dengan Nong-mu?"

"Tar bukan milikku"

Saat mendengar nada menyangkal, Type hanya memperlihatkan senyuman;

"Nong itu bukan milikmu. Tapi kamu yang miliknya. Tidakkah kamu menyadari ini, Phi Tharn?"

Type menanyakan ini dengan nada menyindir.

"Apa maksud ucapanmu?"

Thara hanya bisa bertanya dengan nada bingung. Dia masih tidak yakin apa yang sudah dibicarakan keduanya saat bertemu. Tapi, jika menilik pertemuan terakhir saat Tar mengatakan ingin kembali padanya, seharusnya Type tidak percaya apapun. Karena setelah bertemu dengan Nong-nya dan pulang ke ruangan, Type seharusnya paham bahwa mereka tidak mungkin kembali bersama lagi.

"Kenapa tidak..."

Type berbicara dengan intonasi lambat, seolah sedang mencari masalah. Pandangan matanya berkilat, seperti api yang sedang membara, melihat ini prianya hanya menjatuhkan diri untuk duduk di atas kursi sambil mendengarkan ucapannya, tetap terdiam.

"Dia mengatakan padaku...Kamu miliknya... Mau bagaimanapun perlakuanmu, dia pasti akan mengambilmu dariku"

Walaupun kalimat yang terdengar lancar dan tenang, tapi Sang Drummer tahu, Type sedang marah padanya. Dia melihat kedua tangannya mengepal dengan sangat erat, meski begitu dia tetap ingin mengutarakan isi hatinya;

"Type, kamu tahu 'kan, aku..."

"Aku belum selesai bicara, jangan menyela"

". . ."

Pria yang telah berbuat salah langsung terdiam kembali. Dia menuruti ucapannya tanpa banyak mengajukan pertanyaan. Ini karena perasaan bersalah, jadi sebaiknya memang bersikap baik untuk menemukan cara agar dapat berbaikan.

Diam dulu memang ide yang terbaik untuk saat ini.

Melihat kekasihnya hanya terdiam, Thiwat yang menatap marah padanya mendengus, ekspresi wajahnya masih terlihat begitu terluka.

"Anak itu mengatakan dia masih mencintaimu, cintanya yang murni telah membuat siapa saja merasa iri, dia begitu dendam pada siapapun yang mencuri kekasih itu darinya. Karena tidak ingin kehilanganmu, dia mengatakan perlu waktu lebih dari satu setengah tahun untuk keluar. Dia juga mengatakan tidak pernah sekalipun lupa, dan ingin segera kembali padamu. Heh. Saat dia mengatakan ini, bahkan wajahnya seperti gadis kecil yang sedang mengalami cinta pertama. Benar-benar menyedihkan bukan?"

Meskipun nada bicaranya terdengar kagum, ada sedikit nada merendahkan. Tapi, entah kenapa Tharn tidak merasakan Type semakin marah ketika berbicara. Semakin mendengar ucapannya, justru membuat Thara semakin jelas menatap wajahnya.

Ketika kata-kata Tar masih mencintainya terlontar, pria itupun terdiam, dia sudah tidak lagi merasa goyah seperti sikapnya semalam.

Seandainya saja Type tahu, betapa dia sangat mencintainya. Rasa cinta yang dirasakan pada pria dihadapannya ini lebih besar dari siapapun juga

Type tidak sadar sekarang sedang memperlihat ekspresi marah bercampur frustasi, terlihat sebentar lagi ingin menangis. Ini pertama kalinya Tharn melihat ekspresi sangat tersiksa yang tersirat di wajahnya.

"Tapi aku mencintaimu..."

"DIAM! AKU SUDAH MENGATAKAN PADAMU, SAAT INI AKU SEDANG BICARA 'KAN?!"

Type kali ini berteriak, sehingga Tharn memilih untuk kembali diam sambil menatap pria yang menggertakan giginya sebelum pada akhirnya bicara lagi;

"Apa kamu tahu betapa bodohnya mantanmu itu. Si brengsek itu menangis. Meminta agar membiarkanmu kembali padanya, apa menurutnya ini cerita drama dimana seseorang bisa menangis dan memohon suaminya kembali begitu saja? Aku tidak akan pernah menyerah semudah itu. Walaupun memukul wajahnya, sama sekali tidak membuatku merasa puas!"

"Kamu, memukul Tar?!"

Ucapannya ini membuat Thara membelalakkan matanya, dia begitu terkejut sampai tidak lagi berpikir untuk tetap diam. Karena dia tahu mantannya adalah anak pendiam. Tentu tidak mungkin mampu melawan Type. Ditambah lagi, mereka sudah cukup lama bersama, mana mungkin Tharn tidak tahu bagaimana rasanya mendapatkan pukulan berat dari kekasihnya ini. Ketika mendengar seruan ini, mata pria yang mendengar berkilat.

Pok!

"Aw!"

Kali ini, Tharn bahkan tidak punya kesempatan untuk berpikir, karena Thiwat sudah menjatuhkan tinju di wajahnya. Membuat wajah pria itu berpaling dan masih belum sadar bahwa dia telah membuat kekasihnya semakin marah, Type kali ini berteriak lagi tepat di depan wajahnya;

"KAMU MENCEMASKANNYA 'KAN? KAMU MENCEMASKAN BAJINGAN ITU 'KAN? KENAPA KAMU SEBODOH ITU, APA KAMU BUTA! DIA ITU PRIA THARN. HANYA PUKULAN KECIL TIDAK AKAN AKAN MEMBUNUHNYA. TAPI KAMU MENATAPKU SEOLAH AKU BARU SAJA MEMBUNUH SESEORANG, KAMU MENCEMASKANNYA 'KAN? JAWAB AKU, KAMU MENCEMASKANNYA 'KAN?!!"

Thiwat sudah mengamuk, bukan amukan gila yang membuat Tharn tertegun, karena pria itu benar-benar terlihat kalah...

"Aku tidak ingin berbicara begitu padamu. Type, tenanglah. Aku sama sekali tidak mencemaskannya seperti ucapanmu. Aku hanya tidak ingin kamu mendapatkan masalah"

Thara buru-buru menjelaskan alasan, karena dia tidak memikirkan mantannya saja, dia lebih mencemaskan Type.

Bisa dipastikan Tar tidak akan memberikan respon apapun, sehingga membuat Type yang sedang marah terlihat jahat. Siapapun yang melihat kejadian itu, pasti akan menyalahkannya. Ini yang paling dicemaskan oleh Tharn.

Pemikiran ini langsung membuat pria itu memeluk tubuh kekasihnya. Tapi, saat memikirkan sudut pandang ini...

Plak

Type menggunakan sikunya untuk memukul dagu Tharn, membiarkan pria itu menggertakan giginya, tapi dia sama sekali tidak melepaskan pelukan

"KAMU BENAR-BENAR BODOH. KAMU PASTI MENCEMASKANNYA 'KAN, KATAKAN SEJUJURNYA. AKU YANG MEMUKULNYA! AKU MEMANG PEMARAH, BERMULUT ANJING. AKU TIDAK BISA DIAJAK BICARA. AKU HANYA BAJINGAN YANG MENGINTIMIDASI ANAK-ANAK. MEMANG ADA YANG MELIHAT DARI SUDUT PANDANGKU APA YANG SEDANG KURASAKAN SAAT DIA MENGATAKAN MENGINGIKANMU KEMBALI? ADAKAH YANG MEMAHAMIKU?!"

Kesabaran pria yang berbicara telah sirna dalam sesaat. Tharn menahan tubuh Type sampai dia mengurangi gerakan dan tetap berdiri di tempatnya. Tharn memeluknya dengan sangat erat dengan sedikit membungkuk, membisikan kalimatnya dengan segera, terdengar teguh;

"Type, aku mencintaimu. Aku benar-benar sangat mencintaimu"

Tharn benar-benar sangat mencintai kekasihnya ini, lebih dari siapapun

Kalimat ini membuat pria yang mendengar berusaha melepaskan tubuhnya lagi, tapi Sang Drummer tidak ingin melepaskan, sampai pada akhirnya Type berteriak dengan nada dingin;

"LEPASKAN!"

"Type, dengarkan aku. Aku ingin menjelaskan kejadian semalam..."

"Aku tidak ingin dengar"

Bukannya semakin tenang, Type terlihat sama sekali tidak ingin berkompromi. Dia bahkan melepaskan diri dari pelukannya, kemudian berbalik untuk menangkap matanya;

"Cerita itu sudah usai karena aku menyuruh anak itu untuk enyah... Kamu bukan lagi miliknya. Kamu milikku!"

Ucapan anak dari wilayah selatan itu terdengar kasar. Dia bahkan menarik kerah baju Tharn sambil mengucapkan kalimat di depan wajahnya. Kalimat kasar ini jelas sekali memperlihatkan betapa marahnya dia saat ini. Tidak perduli seberapa cemburunya, kata-kata cemburu yang terlontar ini biasanya membuat Sang Drummer sangat bahagia, tapi dia tidak berani memperlihatkan sikap ini, hanya berpikir;

Dia terlihat tertekan, sangat  frustasi

"Tidak perduli betapa keras usahanya. Kamu milikku. Jadi, pastikan kamu tidak akan pernah berurusan dengannya lagi. Berjanjilah padaku!"

Meskipun tidak perlu diminta untuk berjanji, Tharn memang bermaksud untuk melakukannya. Dia menyadarkan kepala di bahunya, bersikap seolah sedang berusaha memohon agar mereka berbaikan, lalu bicara;

"Aku berjanji, aku tidak akan pernah bertemu Tar lagi"

"Pandang mataku, katakan sekali lagi!"

Pria yang mudah marah itu menyerukan kalimatnya dengan nada berat, membuat Tharn mendongak, menatap kedua mata berbulu mata lentik, berbicara dengan tegas untuk membuat kekasihnya merasa tenang;

"Aku berjanji, aku hanya memiliki satu kekasih, dan aku tidak akan pernah bersama siapapun itu. Percayalah padaku"

". . ."

". . ."

Saat Type terdiam, Tharn ikut terdiam. Untuk sejenak, kedua pria saling memandang satu sama lain, sampai pada akhirnya Type berpaling kemudian berbicara dengan nada suram;

"Pegang ucapanmu"

Setelah kalimatnya selesai, Type berbalik untuk mengambil dompet dan ponselnya, sehingga Tharn buru-buru bertanya padanya;

"Mau pergi kemana?"

"Kemanapun, asalkan tidak harus melihat wajahmu!"

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Type segera meninggalkan ruangan, membiarkan Tharn tetap berdiri di tempatnya seperti orang gila. Karena dia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini.

Meskipun Type memperlihatkan kepemilikan dan kecemburuannya. Tapi kemarahan yang diperlihatkan saat melihat dirinya bersama dengan Tar tidak bisa membuat Tharn merasa senang. Terutama saat dia menyaksikan pandangan sedih yang baru saja diperlihatkan Type. Meskipun dalam hati dia memang perduli dengan anak itu, tapi dia merasa keperduliannya ini seharusnya tidak berlebihan. Tidak perduli apapun yang terjadi, Thara telah bertekad untuk tidak melanggar janjinya dengan bertemu dengan anak itu lagi.

Kali ini Tharn mengatakan pada dirinya;

Tidak bisakah aku mendapatkan kisah cinta yang mulus bersama seseorang?

***

"Hei, pelan-pelan Type. Masih sore, tidak berniat untuk mabuk lebih awal 'kan"

"Jangan datang kalau mau menghentikanku. Aku begini karena sahabatmu yang brengsek!"

Setelah meninggalkan ruangan, Thiwat menelpon sahabat kekasihnya untuk datang. Mereka bertemu di bar yang letaknya berada di belakang universitas. Long yang merasa cemas setuju untuk keluar rumah bertemu dengannya, dia juga duduk sambil mendengarkan curahan hatinya selama hampir satu jam.

"Jangan begini. Dia bilang 'kan tidak ada apa-apa. Kamu bisa percaya padanya"

Long menatap matanya, berbicara dengan nada menghibur, membiarkan Type semakin menenggak alkoholnya;

"Dia telah berbohong padaku, menurutmu aku harus percaya padanya?"

"Dia hanya tidak ingin kamu merasa tidak nyaman. Kamu seharusnya tahu sifat Tharn seperti apa. Dia orang yang sangat bersimpati. Dia pasti berpikir jika mengatakannya padamu, kamu akan merasa tidak nyaman. Jadi hanya bertemu dengannya. Dia bahkan tidak melakukan apapun saat bersamanya 'kan"

Type menatap pria yang sedang membela kawannya sambil menimbang-nimbang. Alih-alih memanggil sahabatnya sendiri, dia malah memilih bertemu dengan sahabat kekasihnya. Mendengar dia berbicara begini, rasanya benar-benar salahnya telah memilih sahabat Tharn untuk mendengar curhatannya, bukan sahabatnya sendiri.

Em, meskipun ini No, dia juga pasti akan membelanya. Aku benar-benar sangat brengsek sampai tidak punya teman. Apa masih ada yang sepihak denganku?!

Pemikiran ini membuat Type mengumpat dalam hati, kemudian mengangkat gelas sambil memainkan isinya, membiarkan Long terlihat lelah

Type sengaja memilih Long untuk datang karena dia satu-satunya orang yang tahu betul masalah tentang dirinya dan Tharn saat ini. Selain tidak tahu malu, dia bisa dianggap seperti Techno yang cukup takut menolaknya dan bersedia mendengarkan keluh kesahnya berulang kali. Sehingga malam ini, korban Thiwat untuk menemaninya minum jatuh pada Sang Vokalis Utama itu. Apalagi dia sangat mengenal Tharn, sehingga tidak perlu menahan diri atau merasa canggung saat berbicara

"Jadi kamu mengatakan kalau aku yang salah, aku bersikap posesif, aku yang brengsek?"

Meskipun memahami sikapnya, Long merasa tindakan Type ini bisa digolongkan mengintimidasi anak-anak. Sehingga Long hanya tersenyum kecut, lalu bicara;

"Aku 'kan tidak mengatakan begitu. Hah, lalu apa yang kamu ingin lakukan?"

Kenyataan yang diceritakan oleh Type sebenarnya cukup memukul kepalanya dengan keras, sehingga dia bertanya dengan nada serius;

"Kalau memang seperti yang kamu katakan, menurutku Nong Tar-lah yang salah..."

"Em, akhirnya matamu baru terbuka atau dia yang memang salah!"

Type yang marah menyerangnya, membiarkan pria mendengar menggelengkan kepala;

"Hm, Benar-benar, kalau menilik kepribadianmu, kamu pasti tidak akan berpikir jernih dan bisa dipastikan melakukan tindakan yang salah. Seharusnya kamu tidak datang begitu saja berhadapan dengan anak SMA. Untung saja tidak ada orang tua atau guru yang melihat kejadian itu. Tidak bisakah kamu bersikap tenang. Tidak pernah nonton film ya, semakin pahlawan bertindak sesuai keinginan penjahat, semakin dia kalah"

Ucapannya ini membuat pria yang baru mendeklarasikan tindakan mata ganti mata, gigi ganti gigi hanya tersenyum kecut, lalu bicara;

"Terserah. Aku bukan pahlawan. Sudah kukatakan sejak awal pada Tharn bahwa aku ini jahat, dia seharusnya menerimaku"

Meskipun hatinya tidak berpikir begitu, meskipun dalam hati merasa sikapnya buruk, dan bahkan hatinya ketakutan jika Tharn masih tidak bisa menerima kepribadiannya, Type akan selalu mengatakan bahwa dirinya pasti sangat baik-baik saja dengan semua ini.

Memperlihatkan diri sebaik mungkin dan tidak akan pernah menunjukkan kelemahan. Tentu saja, ini karena harga dirinya sangat kuat sehingga ingin dilihat begitu oleh siapapun

"Tharn itu sahabatku. Dia tentu bisa menerimamu apa adanya, kalau tidak, mana mungkin dia mau bersamamu. Apapun yang terjadi, paling tidak belajarlah untuk bersabar dan tenang. Kamu mau membuat orang lain merasa di atas awan. Tidak menyangka, dia bahkan memainkan drama seburuk itu."

"Mau bersabar sampai Phi Tharn kembali padanya!"

Type langsung menimpali ucapannya, mendengar ini Long hanya menghela nafas lalu menenggak gelasnya, setelah itu bicara;

"Mendengar ini, ternyata selama ini aku sudah dibodohi. Kupikir dia anak baik-baik"

"Em memang, kalian berdua bodoh, kamu dan Than. Anak itu bahkan bicara di depan mukaku kalau aku harus putus dengan Tharn!"

Tentu saja, inilah penyebab kegilaan yang dibuatnya,sampai memanggil sahabat pacarnya untuk menemani minum.

"Tapi Tharn 'kan tidak menggubrisnya. Bertepuk sebelah tangan, suaranya bahkan tidak terdengar keras"

Mendengar kalimat seperti ini lagi membuat Thiwat menenggak habis alkohol di gelasnya. Bahkan matanya terlihat lebih membara dari sebelumnya, setelah itu dia bicara dengan nada berat;

"Em, dia sudah berjanji. Kalau sampai masuk ke dalam permainannya lagi, akan kupastikan putus!"

Pria yang mabuk itu bersumpah dengan nada kuat. Karena sekarang dia sedang merasa frustasi dan membenci perasaannya ini, sehingga dia ingin menghapus segala yang dirasakannya.

Type sama sekali tidak suka mengikuti permainan seseorang, dan musuhnya ini adalah pria yang berlagak layaknya pemeran dalam drama buruk setelah berita malam.Jika mereka bertemu lagi, bisa dipastikan akan saling beradu, lalu yang kalah akan masuk ke dalam lubang nestapa.

"Hei, tenanglah. Percayalah padaku, Tharn tidak akan begitu. Dia benar-benar mencintaimu Type. Percayalah padaku"

Type terlihat tidak bisa merasa tenang dengan jebakan kecil yang dipasang untuknya ini. Sebaliknya, dia malah semakin terlihat bermasalah

Dia percaya instingnya sendiri, dan merasa masalah ini belum bisa sepenuhnya selesai, sehingga harus menyelesaikan ini apapun yang terjadi

"Kamu bisa pergi, pulanglah"

"Loh! Kenapa Type. Aku 'kan masih mau bersamamu!"

"Karena pertengkaran ini timbul dari cerita bandmu. Membuatku merasa lelah saja"

***

Thara terkejut ketika membuka pintu apartemennya, dia menemukan sahabatnya sedang menggendong kekasihnya yang mabuk seperti anjing, terlihat kacau sekali. Tepat saat Long melihat ekspresinya, dia langsung melemparkan tubuh Type pada Tharn, hampir membuat tubuhnya lolos dari pegangan.

"Dia pergi minum bersamamu?"

"Em, benar. Kalau bertengkar berbicaralah baik-baik. Tidak masalah sih datang padaku"

Sahabatnya ini mengeluh, tapi terdengar sedang melucu, membiarkan Tharn hanya menghela nafas panjang sambil menatap ke arah kekasihnya yang terlihat lunglai di pinggangnya.

"Terima kasih sudah mengantarnya pulang"

"Siap, Long senang bisa membantu. Tapi lebih baik lagi kalau tidak ada masalah"

Saat mengatakan kalimatnya, Long menyeka pundaknya sendiri sambil berlagak. Membiarkan pria yang mendengar berusaha untuk memaksa senyuman di wajahnya sambil mempererat pegangan kekasih yang selalu saja melorot dari tubuhnya

"Kalau begitu, jagalah baik-baik. Aku pergi"

"Em"

Saat Sang Vokalis Utama itu berbalik, Tharn terlihat masih berdiri ditempatnya, terlihat enggan sejenak sebelum pada akhirnya bicara;

"Type mengatakan apa?"

"Mengatakan..."

Sebelum sempat menjawab, pria yang mabuk itu menyela dengan membentak;

"Dasar Pacar Sialan!"

Kedua pria yang berbicara langsung terdiam sambil menatap ke arahnya. Pria yang sedang mabuk itu melingkarkan tangannya sambil bicara;

"Kamu... Punyaku... Punyaku..."

"Hahaha, masuk dan uruslah orangmu dulu. Aku tidak percaya, dia ternyata bisa bertingkah imut begitu"

Long tertawa sambil melambaikan tangannya lalu pergi menuju lift, membiarkan Thara menatap dengan pandangan lembut ke arah pria yang sedang digendongnya, tidak menunggu masuk dan segera memberikan kecupan di dahinya sambil bisik;

"Em, aku milikmu Type. Hanya kamu satu-satunya"

Setelah merespon, segera dia membawa tubuh kekasihnya untuk masuk ke dalam ruangan, menutup pintu, lalu menguncinya, kemudian membawa tubuhnya yang berat untuk di jatuhkan ke atas tempat tidur. Untuk sesaat pria itu berdiri untuk mengetahui kondisinya.

Sekarang, ekspresi sangar pria yang baru saja menarik kerah bajunya sambil memaksanya untuk berjanji sudah lenyap. Wajahnya berubah tidak menakutkan sama sekali, hanya meninggalkan kesan menyedihkan karena mabuk dan tidak sadarkan diri. Kedua pipinya memerah, memperlihatkan bahwa dia masih dalam pengaruh alkohol, sedangkan bau alkohol yang tajam menusuk hidung. Baju dan rambutnya acak-acakan, sama sekali tidak bergaya. Meskipun begitu, pria yang menatapnya merasa... Pria itu terlihat sangat imut.

"Kamu... Punyaku... Punyaku..."

Saat tidur, Type terus menerus mengatakan bahwa Tharn adalah miliknya.

Saat Tharn mengulurkan tangan untuk menyentuh kepalanya, anak itu menggelengkan kepala, terlihat jengkel;

"Uh!"

Melihat ini Tharn mengangkat kedua ujung bibirnya, lalu bicara;

"Aku hanya memilikimu Type, hanya kamu satu-satunya"

Tharn sekali lagi menegaskan pada pria yang sedang mabuk dan tidak sadarkan diri, sambil menatap ke arahnya, sedangkan otaknya terus bekerja

Tidak bisa diatur, keras kepala, seenaknya sendiri, dan mudah emosi. Ada banyak kebiasaan Type yang sama sekali tidak menyenangkan. Tapi, entah kenapa masih sangat mencintainya. Bahkan setiap hari rasanya semakin mencintainya.

Mungkin karena dari awal sudah tahu semua wataknya, meskipun memiliki sikap kuat untuk menentang apapun, tapi Type memiliki kelemahan. Sama seperti saat mendapatkan mimpi buruk, atau saat mengigau memperlihatkan kepemilikannya seperti kali ini.

Jika dalam kondisi normal, dia tidak mungkin mengatakan apa yang diinginkannya. Tapi jika tidak sadar seperti ini, dia selalu mengatakan dengan jujur.

Yang begini, aku tidak akan membiarkan siapapun melihat betapa imutnya dia

Sambil berpikir begini, Tharn terus menerus mengelus rambutnya. Setelah sejenak, dia berdiri untuk mengambil peralatan sebelum pemikirannya mulai menakuti dirinya sendiri.

Tidak lama kemudian, Tharn kembali ke tempat tidur sambil membawa handuk kecil dan baskom

"Uh!"

Tidak perduli kondisinya, pria yang keras kepala itu masih saja bersikap keras kepala. Meskipun sedang mabuk dan tidak sadar, dia masih berusaha untuk menampik tangan yang menyentuh tubuhnya sekuat tenaga, sampai pada akhirnya Thara mendongak untuk berbicara padanya;

"Jangan keras kepala, aku hanya ingin kamu bisa lebih nyaman"

Tharn berusaha menenangkan pria yang bergerak-gerak itu saat melepaskan kancing bajunya. Setelah kancing baju terlepas semua, dia benar-benar terlihat seperti pria sejati, hanya saja punya daya tarik yang mampu mengalihkan konsentrasinya setiap waktu. Tapi kali ini Sang Drummer hanya melepaskan bajunya saja, setelah itu mengelap dada berkulit gelap itu dengan lembut

"Kamu benar-benar jahat Type. Tidak perduli kapanpun itu, selalu saja membuatku kacau. Kamu tahu, saat aku melihatmu digendong oleh Long. Aku benar-benar merasa cemburu. Kalau mau minum-minum, kenapa harus pergi dengan pria lain? Meskipun itu sahabatku. Hah, tapi sepertinya aku tidak bisa mengatakan apapun, cerita ini dimulai karena aku yang salah"

Jika disaat normal Tharn pasti tidak bisa mengatakan yang sejujurnya, tapi kali ini dia berbicara dengan pria yang sedang kehilangan kesadaran sambil melemparkan handuk ke dalam baskom. Setelah itu dia berpaling untuk melepaskan celana jeans kekasihnya.

Sekali pandang, pria itu benar-benar tidak puas saat melihat pacarnya begitu dekat dengan sahabatnya sendiri. Walaupun dia tahu, Type hanya bertemu dengan Long, dan sahabatnya itu tidak akan pernah mengacau pria miliknya, dia merasa bodoh berpikir begini, karena cukup lama mengenal sahabatnya sendiri. Sejujurnya, mau Type dekat dengan pria atau wanita, Tharn pasti akan sangat memperdulikan ini.

Tharn yang bodoh sadar dengan pemikirannya, tapi tidak bisa menghentikan perasaannya ini, sehingga mudah sekali merasa cemburu jika Type dekat dengan seseorang. Sekarang dia tidak punya nyali untuk mengatakan perasaannya ini, karena dia yang telah membuat Type marah.

Mulai saat ini Tharn telah bersumpah untuk tidak akan melakukan kesalahan ini lagi, tidak akan berbohong lagi, dan tidak akan pernah kepergok pergi bertemu dengan mantannya lagi.

"Tapi, aku ingin kamu percaya padaku... Tar tidak lagi berarti. Aku hanya memilikimu satu-satunya"

Thara menghela nafasnya lagi. Dia tahu, tidak ada gunanya berbicara begini. Karena orang yang diajak bicara sedang tertidur.

"Sedang mengigau? Apa yang kamu lakukan, sampai membuatku terbangun"

Sang Drummer berjengit saat mendengar Type bertanya padanya, dia hanya mampu menangkap pandangannya, sampai akhirnya sadar pandangan mata tajam yang suram karena pengaruh alkohol masih menatapnya

"Maaf, kamu terbangun?"

"Em, sedang bicara omong kosong... Dingin"

Nada bicara Type terdengar lebih keras, tapi masih tidak bergerak dari tempatnya, hanya terus menatap padanya, lalu tiba-tiba mengatakan satu kata;

"Maaf"

"Ada apa?"

Tharn terlihat bingung saat menarik selimut untuk menutupi tubuh kekasihnya. Karena dia lupa menggunakan air dingin sambil menyalakan AC di ruangan, tentu saja suhu di ruangan membuatnya menggigil. Kali ini pria yang sedang mabuk mengalihkan pandangan ke arah lain untuk menjawabnya;

"Aku... Mengamuk padamu"

Tharn hanya bisa terkejut sambil menatap pria yang sedang meminta maaf padanya

Tidak bisa dipercaya

Segera saja dia mengulurkan kedua tangan untuk memalingkan wajah kekasihnya, agar mereka saling bertatapan

"Kamu sungguh-sungguh bicara begini"

Tharn pikir anak dari wilayah selatan itu masih sangat marah, jadi tidak ingin saling bertatapan sehingga menutup matanya, seolah tidak ingin berbertengkar lagi dengannya. Tapi setelahnya dia mengatakan;

"Aku baru saja berbicara dengan Long, dan merasa bahwa... Aku tidak pernah mendengarkanmu. Aku terus berteriak padamu. Tharn... Aku tidak tahu. Ini karena merasa frustasi atau merasa buruk. Aku bahkan tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaanku..."

Tharn yang tidak tahu kekasihnya merasa begini,  langsung memeluk erat tubuhnya. Type menyandarkan kepala di bahunya, seperti seseorang yang masih belum sadar dari mabuknya. Karena jika anak ini sudah sadar, tentu saja dia tidak akan berbicara seimut ini

"Jangan meminta maaf. Aku yang seharusnya meminta maaf. Aku tidak akan bertemu anak itu lagi"

Tharn mempererat pelukannya, rasanya dia tidak percaya... Type memanggil sambil membalas pelukannya;

"Tharn"

Type terdiam sejenak setelah memanggilnya, dia hampir menyangka anak itu kembali tertidur, sehingga Tharn memberikan responnya;

"Hm?"

Kali ini, Tharn telah melepaskan pelukan untuk menatapnya, menemukan pandangan mata yang terlihat lezat

"Dekap aku, mau 'kan?"

"Dekap?"

Thara mengulang perkataannya. Sehingga pria yang diselimuti membuka selimutnya, kemudian memeluk tubuh kekasihnya, sedangkan kedua kakinya berada di sekitar pinggangnya;

"Dekaplah aku"

Walaupun tahu, seharusnya tidak menyerang pria yang sedang mabuk. Meskipun sadar permintaan Type kali ini karena dia sedang mabuk, tapi pada akhirnya Tharn kehilangan kesabaran setelah Type bicara;

"Aku menginginkanmu memasukiku... Ayolah"

Melihatnya begini, bahkan dengan kesabaran tingkat tinggi. Tembok keteguhan hati yang kokoh dapat runtuh seketika

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

 

Continue Reading

You'll Also Like

254K 21.6K 126
[WARNING TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR CERITA BL(BOYS LOVE) YANG SUDAH CUKUP UMUR...
19.8K 1.7K 37
Cerita ini hanya fiktif, jangan dibawa di kehidupan nyata. Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan
727 58 14
Apakah kita memiliki hak untuk mengakhiri hidup kita sendiri? Tingkat kematian yang meningkat secara mencurigakan pada pasien terminal meninggalkan j...
6.5K 627 62
[BL] ! γ€ŠIt's Never Too Late For Sweetness》 Hanya bacaan pribadi buat dibaca offline Copas Google dan tidak diedit Dari raw China! 01(23)/08(01)/22(2...