GIBRAN

Yusirahma23 tarafından

14.9K 4.9K 6.5K

[DI PRIVATE! FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Gibran Hadinata, namanya sudah tidak asing lagi bagi anak SMA Dirgantara... Daha Fazla

1. TRAIDEGER
2. CEWEK GALAK
3. MATA-MATA SENGGAL
4. BERBEDA
5. PERINGATAN
6. KEJADIAN
7. PENASARAN
8. GEDUNG KOSONG
9. PERTENGKARAN
11. SEDIKIT PEDULI
12. UKS
13. ANTARKITA
14. KEMUNGKINAN
15. SEBUAH PESAN
16. RUMIT
17. MULAI SUKA
18. MASA LALU
19. SEDIKIT LEBIH JAUH
20. CEMBURU
21. L2 S4 G3
22. PERISTIWA
23. KEJUTAN
24. RASA YANG BERBEDA

10. AMARAH

568 240 509
Yusirahma23 tarafından

Sebelum baca vote dulu dong? Udah vote? Jangan lupa spam komen dan follow akun wattpad aku, biar makin semangat updatenya.

Apa emot kesukaan kamu?

***     

“Seriusan Gibran berantem karena ngelindungin lo?!” tanya Disya heboh.

Gina membekap mulut Disya, dasar Disya resek! Di ajak cerita janji tidak akan bercerita kepada siapapun namun teriakannya mampu membuat orang mendengarnya.

“Gue nggak bilang gitu,” protes Gina sewot.

“Yah jangan marah Gin, gue refleks tadi. Kaget gue,” kata Disya nyengir.

“Tapi aneh sih, jarang-jarangkan Gibran ikut campur sama masalah orang lain.” Perkataan Mayla mampu membuat mereka mengangguk setuju.

“Mungkin lagi dapet hidayah, syukur kalau gitu. Sering-sering aja deh dapet hidayahnya,” celetuk Sheva kemudian.

“Gibran dapet hidayah kalau udah punya pacar kali, pasti langsung nurut,” ucap Disya.

“Emang Gibran nggak punya pacar?” tanya Gina.

Mayla menoleh ke arah Gina. “Kayaknya sih nggak, kalau emang punya. Mungkin backstreet.”

“Kenapa backstreet?” tanya Gina bingung.

Mayla mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Gina. “Gibran ketua geng paling besar di SMA ini, pastinya punya banyak musuh.”

“Sok tau lo May, nggak mungkin backstreet. Kalaupun emang nanti pacarnya kenapa-napa pasti Gibran ngelindungin garda terdepan,” sahut Sheva.

Sungguh fakta yang mengejutkan, Gina pikir Gibran sudah mempunyai pacar. Pasalnya cowok itu bahkan terkenal dari beberapa sekolah, Gibran Hadinata. Cowok itu terkenal dengan kekuasannya.

***

Sepulang sekolah Gibran langsung pergi ke warjok, cowok itu duduk di sebelah Noval. Sedangkan Gavin dan Resta, mereka sibuk mericuh di dapur Mpok Jessie. Raga? Cowok itu masih di sekolah karena beberapa hari lagi akan menjalani Olimpiade.

Nashwa melangkah ke arah Gibran, cewek itu duduk di hadapannya sambil membawa beberapa tote bag.

“Gib, ini ada oleh-oleh buat lo,” kata Nashwa sambil memberikan tote bag kepada Gibran.

Gibran melirik sekilas. “Nggak usah repot-repot Wa-”

“Jadi nggak enak, ngerepotin banget Wa.” Kalimat Gibran terpotong saat Noval dengan cepat mengambil tote bag yang ada di tangan Nashwa.

“Nggak ngerepotin, kebetulan orang tua gue baru pulang dari luar kota,” kata Nashwa.

“Makasih Wa,” ucap Gibran dan langsung di sambut dengan senyum lebar Nashwa. Bagaimanapun perlakuan menyebalkan Nashwa yang membuatnya risi, namun Gibran masih menghargai perasaan cewek itu.

“Gue denger, katanya lo kemarin ribut karena ngelindungin Gina. Bener Gib?” Banyak desas-desus tentang pertengkaran kedua geng kemarin, dan Nashwa ke sini untuk memastikan apakah gosip itu benar atau tidak.

“Emangnya kenapa?”

“Kok malah nanya balik? Jangan-jangan bener?” tanya Nashwa.

“Bener Wa, lagian kenapa sih lo nanya tentang ini?” tanya Noval kemudian.

Nashwa melirik sekilas ke arah Noval. “Ini kan bukan urusan Gibran, kenapa dia malah ikut campur sama masalah Gina?”

“Gina bisa celaka kalau gue nggak bertindak,” balas Gibran.

“Tapi Gib, ini bukan urusan lo,” kata Nashwa.

“Ini urusan gue, Gina terancam karena gue. Jadi sebagai ketua gue harus bertindak,” putus Gibran pada akhirnya.

Nashwa bungkam, cewek itu tidak mengatakan apa-apa. Hingga akhirnya suara teriakan terdengar dari arah samping.

“Nasgor maut ala Chef Gavin dan Resta sudah jadi,” ucap Gavin sambil membawa sebuah piring. “Eh ada Nashwa, sendirian aja Wa? Temen lo mana?”

“Temen gue udah pulang, kebetulan aja gue ke sini cuman mau nganter oleh-oleh,” balas Nashwa. “Kalau gitu gue pulang dulu, udah sore,” pamitnya.

“Mau gue anter Wa?” tawar Noval.

“Nggak usah, lagian gue bawa mobil sendiri,” sahut Nashwa beranjak dari tempatnya.

“Hati-hati Wa,” peringat Gibran. Nashwa berbalik, cewek itu tersenyum. Kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya.

“Lah kok malah pulang, padahal gue baru aja selesai masak nasi goreng,” kata Gavin sambil menatap punggung Nashwa yang kian lama menghilang dari pandangan matanya.

Noval merebut piring yang berada di tangan Gavin. “Udah buat gue aja, laper nih.”

Resta mengangkat sebelah alisnya. “Laper apa cemburu ngeliat Nashwa deket sama Gibran?”

“Mana mungkin gue cemburu, nggak ada hak. Lagian gue sama dia cuman temen,” sahut Noval kemudian mulai memakan nasi goreng yang di buat oleh Gavin. “Ini nasi goreng atau garem? Asin banget,” protes Noval.

“Jangan salahin gue kalau asin, Resta kasih garemnya aja kebanyakan,” ucap Gavin sambil menunjuk Resta dengan dagunya.

“Tadi Nashwa ke sini mau ngapain Gib?” tanya Resta.

“Cuman ngasih oleh-oleh,” balas Gibran.

“Nanya tentang Gina lebih tepatnya,” timpal Noval.

Kalimat itu mampu membuat Gavin mengubah posisi duduknya menghadap ke arah Noval. “Nanya apa emang?”

“Kenapa Gibran nolongin Gina.”

“Lagian masalahnya udah selesaikan? Jadi nggak ada yang perlu di pertanyain lagi,” kata Resta.

“Benerkan Gib? Lo nolongin Gina biar nggak di tawan sama anak Senggal biar bebas,” celetuk Gavin.

Gibran melirik sekilas ke arah Gavin. “Iya, gue cuman nolongin dia biar nggak jadi tawanan anak Senggal.”

“Yakin? Tapi kok gue liat kayaknya lo malah deket sama Gina?” tanya Gavin penasaran.

“Ya kali gue deket sama Gina, gue cuman nolongin dia aja.” Entah kenapa Gavin ragu dengan perkataan Gibran, karena nyatanya, tindakan cowok itu berbanding terbalik dengan ucapannya.

***

“Gibran Hadinata? Setau gue tu cowok keluarganya emang udah ancur dari awal, depresi kali dia jadi nakal kayak gitu,” ucap Marvel teman Rifky.

“Jangan keras-keras kalau ngomong, sampe ada yang denger bisa berabe,” peringat Rifky.

“Kenapa? Takut? Ngapain takut, tu cowok nggak ada apa-apanya kalau nggak jadi ketua Traideger,” kata Marvel.

“Seharusnya gue yang jadi ketua, bukan dia,” ucap Marvel lagi.

“Lo sih pake segala pindah, jadi jabatan lo turun ke Gibran,” ucap Rifky.

Marvel tersenyum sinis mendengarnya. “Walaupun sekarang gue nggak jadi ketua, gue termasuk anggota Traideger.”

Gibran baru saja dari toilet, mendengar ada suara dari balik ruangan basket cowok itu kemudian melangkah mendekat.

“Lo beneran serius jadi anggota Traideger?” tanya Rifky kepada Marvel.

Marvel terkekeh. “Setelah Gibran ngambil posisi gue? Nggak. Gue nggak serius, gue nggak suka sama Gibran.”

“Dia pikir dia paling jago? Semua orang bakal tunduk sama dia? Nggak,” ucap Marvel lagi.

“Giliran cowok yang keluarganya nggak jelas asal-usulnya aja di sukain sama banyak cewek,” kata Marvel.

Tangan Gibran mengepal, emosi yang ia kontrol sejak tadi terlepas begitu saja. Cowok itu membanting pintu ruangan basket dengan keras, sehingga membuat Marvel dan Rifky menoleh.

“Bangsat!” seru Gibran meninju rahang tegas Marvel.

Marvel tersungkur, cowok itu bangkit sambil mengusap rahangnya yang terasa nyeri. Cowok itu langsung memukul kembali Gibran.

“Ngomongin gue di belakang nggak buat lo jadi keren anjing!” Gibran berdiri sambil mengatur deru nafasnya. “Lo kalau nggak suka sama gue nggak usah bawa-bawa orang tua!”

“Kenapa?” Marvel bertanya. “Oh gue lupa, lo nggak punya orang tua. Kemana orang tua lo?” tanya Marvel sambil terkekeh.

Bagas memang menitipkannya kepada kakek, dan berita itu mampu membuat banyak orang heboh. Keluarga Gibran tidak jauh dari liputan media. Karena keluarganya memang mempunyai bisnis besar di kota ini.

“Kabur Vel, nggak sanggup ngurusin anaknya” timpal Rifky.

Gibran menatap keduanya tajam. “Nggak usah ikutan nyindir kalau lo sendiri nggak paham masalahnya.”

Marvel tersenyum sinis, cowok itu melangkah mendekat ke arah Gibran sambil memasukan tangan ke dalam saku celananya.

“Gibran Hadinata, ketua geng Traideger. Paling lemah dalam urusan keluarga,” ucap Marvel tepat di telinga Gibran.

Perkelahian kembali terulang, Marvel semakin memancing Gibran. Ingin tahu seberapa hebat ketua Traideger yang selalu jadi jagoan di sekolah.

Pak Seno dan Gina yang sedang berjalan di lorong saat mendenger keributan langsung berjalan ke arah ruangan basket, saat melihat Gibran yang tengah berkelahi dengan cepat Pak Seno memisahkan keduanya.

“GIBRAN! MARVEL!” seru Pak Seno sambil memisahkan keduanya. Rifky? Cowok itu sudah pergi lebih dulu untuk memanggil teman-temannya.

Gina mendekat ke arah Gibran, berusaha menghentikan cowok itu namun tenaganya kalah kuat dengan Gibran. Marvel ingin memukul Gibran, namun pukulannya meleset ke arah Gina. Perempuan itu terkejut bukan main, hidungnya terasa nyeri. Melihat itu Gibran kembali memukul Marvel, kali ini ia sudah kalap.

“Gibran berhenti! Ini bukan tempat adu jotos,” ucap Pak Seno berusaha memisahkan Marvel dari Gibran.

“Gibran berhenti lo bisa buat Marvel kenapa-napa.” Mendengar itu Gibran berhenti, dengan cepat Gina menarik Gibran menjauh dari Marvel.

“Ini masih jam pelajaran, kenapa kalian berkelahi di sini?!” seru pak Seno galak.

“Dia yang mulai Pak,” kata Marvel menujuk Gibran dengan dagunya.

“Gue nggak akan mukul kalau bukan lo duluan yang mulai,” tukas Gibran cepat.

“Kamu lagi Gibran, kerjaan kamu nggak jauh dari bolos sama mukul orang.” Perkataan Pak Seno mampu membuat Gibran terdiam dengan deru napas yang naik turun. “Kalian cepat ikut saya ke ruang BK.”

“Gina, obatin dulu hidung kamu. Setelah itu baru kamu ke kelas. Kerjakan soal yang saya kasih tadi,” ucap Pak Seno kepada Gina.

Kemudian Pria itu berjalan lebih dulu bersama Marvel, sedangkan Gibran. Cowok itu masih terdiam di samping Gina.

“Obatin luka lo.” Tiga kata itu mampu membuat Gina terpaku di tempatnya, cewek itu menatap Gibran dengan jantung yang berdebar.

“Bisa nggak sih lo nggak berantem terus?” Entah datang dari mana keberanian itu hingga Gina berbicara kepada Gibran.

Gibran melirik sekilas ke arah Gina. “Mau gue berantem atau nggak itu bukan urusan lo, tugas lo cuman nilai gue. Bukan ngatur gue.”

***

Asikk update lagi, ada yang masih nunggu gak nih?

1 kata buat Gibran

1 kata buat Gina

1 kata buat Gavin

Spam next buat lanjut di sini

Spam next nama Gibran bair inget terus

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

6.3M 143K 40
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
5.4M 368K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
424K 27.4K 52
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
650K 67.7K 40
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...