Azur Lane: Panggilan Tugas

By Nalahan23

4K 180 108

Seluruh dunia tidak menyangka Bumi yang mereka tempati menjadi tempat yang berbahaya. Belasan tahun yang lalu... More

PROLOG
Chapter 1 : Awal Mula
Chapter 2 : Satu Bendera, Satu Armada, Satu Tujuan.
Chapter 3 : Penempatan
Chapter 4
Chapter 5: The Eagle Union
Chapter 6: Glory of Royal Navy
Chapter 7: Sakura Empire
Chapter 8: Ironblood
~PreChapter 9.0~
Chapter 9
Chapter 10
~PreChapter 11.0~

Chapter 11

246 17 9
By Nalahan23



Satu tahun lebih Azur Lane berdiri sejak diresmikan, perlawanan umat manusia terhadap invasi Siren memiliki dampak yang cukup besar. Bulan-bulan pertama para gadis kapal bertugas untuk mengusir armada Siren yang ada di dekat daratan kembali ke samudra, dipimpin oleh komandan Azur Lane yang baru.

Namun, apa yang mereka telah mereka capai selama satu tahun ini juga memiliki pengorbanan yang sangat besar juga. Beberapa minggu setelah peresmian Pangkalan Utama Azur Lane, para gadis kapal memdapatkan komandan utama mereka. Sedangkan 4 komandan mereka sebelumnya tetap berada di negara masing-masing dan masih menjadi komandan Azur Lane untuk pangkalan negara asal.

Selama satu tahun ini gadis kapal Azur Lane, sudah kehilangan dua komandan mereka.

Komandan yang pertama berasal dari USA, dia bernama Sanders dari Texas berumur 25 tahun. Dia bertugas selama 6 bulan sebelum akhirnya dia tewas terberondong peluru oleh pesawat Siren, saat dia mencoba untuk mengevakuasi beberapa gadis destroyer dari asrama saat serangan mendadak di pagi hari.

Komandan yang kedua pengganti Sanders masih dari USA namun dia berasal dari Chicago. Dia bernama Jacob berumur 23 tahun. Saat pertama kali datang, dia melihat kondisi para gadis kapal moral mereka sangat rendah karena efek dari tewasnya komandan Sanders. Selama 1 bulan dia berusaha untuk mengembalikan semangat mereka kembali.

Setelah Jacob sukses mengembalikan semangat mereka, Azur Lane kembali bangkit dan melanjutkan operasi mereka yang telah digagas oleh komandan pendahulu mereka. 4 bulan kemudian mimpi buruk kembali terjadi, saat Jacob menginspeksi logistik untuk mendukung operasi yang akan datang, peti kemas yang berada 5 meter darinya meledak secara tiba-tiba.

Jacob terpental 15 meter dari tempatnya berdiri dengan luka yang sangat serius, tidak ada gadis kapal yang terkena ledakan karena saat itu waktu makan siang sehingga tidak ada gadis kapal yang berada di gudang logistik. Belfast yang pertama tiba di gudang setelah ledakan dan dia syok melihat Jacob yang tidak sadarkan diri langsung menolongnya diikuti gadis kapal lainnya yang tiba dan melihat mereka.

Mereka membawa Jacob ke unit medis, Vestal dan Akashi sebagai kapal perbaikan dan paham tentang medis mencoba untuk mengobati Jacob. Namun karena keterbatasan peralatan dan tenaga juga luka yang cukup parah dari Jacob, Akashi dan Vestal memutuskan untuk untuk memanggil tim medis militer dari USA.

Medis militer tiba dan langsung memeriksa kondisi Jacob. Tapi, apa yang diumumkan oleh tim medis membuat moral Azur Lane kembali jatuh. Jacob harus diamputasi di bagian kaki kanannya, juga tulang punggungnya patah 5 bagian dan menjepit saraf sehingga dia terancam lumpuh permanen. Enterprise sebagai sekretaris sangat terpukul mendengar hal itu.

Markas Besar Azur Lane di New York akhirnya memutuskan untuk mempensiunkan Jacob dari militer dan mengganti dirinya dengan yang lain.

Satu minggu setelah Jacob meninggalkan Azur Lane, para gadis kapal mendapatkan komandan baru dan dia berasal dari Inggris. Dia bernama Aldwin berumur 23 tahun. Aldwin berbelasungkawa atas apa yang terjadi dan dia berjanji akan melanjutkan perjuangan para komandan sebelumnya.

============================================================

Juli 2018
4 bulan setelah penugasan Aldwin.

Pangakalan militer yang penuh dengan kapal perang di dermaga berbaris rapi, burung camar terbang berlalu lalang mencari makan atau bersandar di tiang-tiang kapal. Di sebuah bangunan seperti rumah sakit yang tidak terlalu besar, seorang gadis kapal berjalan masuk ke dalam bangunan.

Di dalam rumah sakit ada beberapa gadis kapal yang sedang menjalani perawatan setelah operasi laut beberapa waktu yang lalu. Mereka tidak mengalami luka yang cukup berat, dan hanya menjalani rawat jalan.

Gadis tadi berjalan menyelusuri koridor dan sampai di sebuah kamar perawatan. Dia membuka pintu lalu masuk ke dalam, Di dalam hanya ada satu tempat tidur dan laci kecil disampingnya. Dia melihat ada dua orang di dalam, satu sedang duduk di atas tempat tidur dan gadis yang satu lagi sedang memeriksa kondisinya.

???: "Pagi Yorktown dan Vestal."
Yorktown: "Huh? Ah, Halo George."
Vestal: *menoleh*. "Pagi juga George." *senyum*.

KGV: "Bagaimana kondisimu Yorktown? Apa masih sakit dibagian kakimu?"
Yorktown: *senyum*. "Aku sudah lebih baik daripada beberapa hari sebelumnya. Tapi... Komandan..." *tertuduk*.

Seketika suasana menjadi sedih dan hening. Beberapa minggu yang lalu Aldwin melakukan misi besar untuk menghancurkan armada Siren di Pasifik Tengah, awalnya seluruh rencana berjalan mulus. Tetapi, seketika berubah menjadi kacau.

~FLASHBACK~

KABOOOM!

Battleship Siren meledak dan terbakar. Beberapa pesawat tempur terbang rendah melewati kapal yang perlahan tenggelam tadi.

Enterprise: *Meluncurkan pesawat pembom dari busurnya*. "Terus desak mereka!"
Belfast: *Menghindar*. "Ara, giliranku." *Menembak meriam miliknya*.
Peluru mengenai kapal penjelajah siren dan tenggelam.
Cleveland: "Siren di sektor ini mulai melemah."
Ayanami: "Rasakan kekuatan Demon!" *Melepaskan torpedo*.
BOOM. dua destroyer terkena torpedo.

Enterprise: <<Komandan, sektor A sudah dapat kita kuasai.>>
Aldwin: <<Diterima Enterprise, terus amankan sektor itu.>>
Enterprise: <<Ya komandan!>>

Posisi Aldwin berada di belakang armada penyerang, dia menunjuk Yorktown sebagai kapal utama dan sebagai kapal komando Aldwin.

Aldwin berada di perairan dekat kepulauan Fiji, dia merencanakan untuk menguasai perairan itu agar dapat membuka jalan menuju Australia dan Amerika Selatan. Dia juga membagi menjadi empat sektor. Sektor A armada Enterprise, Sektor B armada Shoukaku, Sektor C armada Bismarck, dan Sektor D armada Warspite.

Warspite: <<Ini Warspite ke kapal komando, sektor D sudah kami kuasai.>>
Aldwin: <<Kerja bagus Warspite. Armada lainnya laporkan situasi.>>
Bismarck: <<Bismarck di sektor C melaporkan, kami sudah merebut 90% di sektor ini. Tapi, battleship siren masih menyerang kami dari kejauhan.>>
Shoukaku: <<Ini Shoukaku komandan, sektor B masih sulit untuk dikuasai, kapal induk siren terus mengirim pesawat-pesawat mereka. Kami sedikit kesulitan untuk menghancurkan armada mereka.>>

Aldwin: <<Dimengerti Shoukaku, bantuan akan datang ke sektormu. Warspite, pergi ke sektor B bersama armadamu untuk membantu Shoukaku.>>
Warspite: <<Roger, komandan!>>

Aldwin berada di anjungan kapal Yorktown mengawasi jalannya operasi. Yorktown yang berada disampingnya juga sebagai sekretaris Aldwin akhirnya berbicara.

Yorktown: "Sepertinya armada ke 2 kesulitan di sana."
Aldwin: "Ya, armada kapal induk lawan memiliki squadron yang besar. Warspite dan armada ke 4 sedang menuju ke sana untuk menyerang dari belakang."
Yorktown: "Mereka pasti dapat mengendalikan situasi di sektor itu, seperti Enterprise dan lainnya."
Aldwin: "Ya. Mereka pasti bisa...." Pikiran Aldwin merasa terganggung.
Yorktown: ? "Komandan ada apa?"
Aldwin: *sadar.* "Uh? tidak, hanya saja aku merasa ada yang tidak pas."
Yorktown: "Hm? Apa itu?"
Aldwin: "Entahlah... Tapi aku memiliki firasat seperti sesuatu akan terjadi."

Tanpa diduga sebuah laser mengenai deck landasan Yorktown.

KABOOOM!!!

Aldwin dan Yorktown jatuh karena getaran yang sangat kuat.

Yorktown: "AAH!"
Aldwin: "Serangan!? Tapi dari mana?!"

Pesawat siren tiba-tiba muncul dari balik awan dan menukik kebawah untuk menyerang formasi armada utama. Disaat yang bersamaan juga tiba-tiba portal muncul dan kapal-kapal Siren keluar untuk menyergap mereka.

Yorktown: "Siren!"
Aldwin: "Bagaimana bisa mereka muncul di sini?!"
Hamman: <<Komandan! Mereka tiba-tiba muncul dan menyerang- Kya!!! *Boom*>>

Gadis kapal yang mengawal Aldwin cukup terkejut dan kewalahan menghalau sergapan armada siren. Gadis destoyer dan penjelajah berusaha menembak jatuh pesawat atau menenggelamkan kapal lawan yang terus menenghujani mereka dengan tembakan meriam laser.

Yorktown sedikit panik, dia tidak ingin kejadian beberapa bulan sebelumnya terjadi lagi. Dia segera melepaskan kapal PT Boat yang dibawa untuk mengevakuasi Komandan. Itu untuk berjaga-jaga jika selama operasi ada hal yang tidak teduga dan membahayakan diri Komandan.

Yorktown: "Komandan kau harus mundur!" *menarik Aldwin*
Aldwin: "Tu-Tunggu Yorktown!"
Yorktown: "Tidak ada tunggu! keselamatan mu adalah prioritas utama!" Yorktown mengubah kapal miliknya menjadi rigging combat.

Mereka mendarat di atas PT boat dengan aman. Mesin otomatis menyala, dan kapal pergi dari zona bahaya dengan pengawalan dari para gadis kapal. Yorktown langsung mengirim sinyal bahaya ke seluruh armada, seluruh gadis kapal sangat kaget bahwa armada utama di sergap dari belakang. Mereka langsung bergegas kembali untuk menolong Komandan mereka.

Aldwin dan gadis kapalnya mencoba untuk bertahan dan mundur ke tempat yang aman. Namun, armada siren terus mengejar mereka. Aldwin berusaha untuk keluar dari situasi yang mendesak.

Aldwin: Aku membiarkan ke waspadaanku menurun. Sekarang kita semua berada dalam bahaya.
Yorktown: <<Komandan mereka terus berdatangan! Apa yang harus kita lakukan!?>>
Aldwin: <<Yorktown aku ingin kau menghadang squadron siren dan bom kapal mereka dengan pesawat mu. Atlanta, Denver lindungi Yorktown! Hamman gunakan torpedo untuk menenggelamkan kapal mereka!>>
Gadis Kapal: <<Siap!>> Mereka langsung melakukan apa yang diperintahkan Aldwin.

Satu persatu kapal siren dihancurkan, namun perlahan mereka mulai kelelahan dan juga armada garis depan masih belum tiba ke posisi mereka. Aldwin mulai kehabisan taktik untuk dapat keluar dari kepungan siren.

Tiba-tiba pesawat siren memfokuskan serangan ke kapal Aldwin.

Atlanta: "Oh tidak, Komandan!" *Menembaki pesawat*

Denver: "Tidak! Yorktown komandan dalam bahaya!!!"

Yorktown: !!! "KOMANDAN!!!"

Aldwin sadar dia menjadi sasaran, berusaha bermanuver dari serbuan pesawat. Kapal PT yang dinaikinya dapat menghindari bom dan torpedo tapi tidak untuk waktu yang lama, karena dia juga di berondong tembakan dari pesawat tempur siren.

Aldwin: Aku kesulitan untuk menghindar, tidak lama lagi aku pasti akan terkena bom atau torpedo. Dua bom meledak tidak jauh dari kapalnya.
Yorktown: <<KOMANDAN! TERUSLAH MENGHINDAR! AKU AKAN DATANG MENOLONGMU!>>
Aldwin: "Aku berusaha menghindar tapi mereka terus menembaki kapal- OH SIAL!"

3 pesawat datang dari arah depan dan memberondong kapal Aldwin, tidak pikir panjang dia langsung banting kemudi ke kiri. Saar itulah dia langsung melihat 4 torpedo datang ke arahnya.

Aldwin: Aku.... Gagal.....

KABOOOOOOOOMMMMM!!! Asap tebal membumbung tinggi dan menutupi kapal Aldwin.

Yorktown: "KOMANDAAAAANNN!!!!!!" Yorktown yang melihat itu sangat syok.
Hamman: "yunda Yorktown awas belakang mu!!!"
Yorktown: "Huh!?" *melihat belakang*.

Sebuah torpedo meluncur ke arahnya dan Yorktown tidak dapat mengelak dengan cepat.

BOOOOOOMMMM!!!!!!!

~END~

Saat kejadian itu Aldwin terlempar keluar dari ledakan kapalnya dan mengambang tidak sadarkan diri dengan luka yang parah. Yorktown terkena torpedo sehingga membuatnya tidak bisa berjalan untuk beberapa waktu.

KGV: "Aku tidak menyangka mereka menyergap kalian dari belakang."
Yorktown: "Aku sendiri tidak dapat berbuat banyak, yang aku pikirkan pada waktu itu agar komandan dapat pergi dari tempat itu dengan selamat." *sedih.*
Vestal: "Untungnya Armada Enterprise yang pertama mencapai posisi kalian. Jika tidak... Aku tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi."
KGV: "......" Aldwin...

Di ruangan yang berbeda hanya beberapa blok dari ruangan Yorktown. Ruangan tersebut adalah ruang ICU, tempat dimana Komandan ke-3 Azur Lane dirawat intensif karena luka yang dideritanya. Sudah satu minggu dia belum sadarkan diri, dan ini membuat suasana diseluruh pangkalan menjadi tidak nyaman.

Ini disebabkan karena di dalam benak sebagian besar gadis kapal ada pekataan seperti 'Jika saja komandan tidak pergi', 'Jika saja aku ikut... Pasti komandan tetap', atau 'Kenapa ini semua terjadi lagi?'.

Di dalam ruanganya ada dua orang yang menunggunya, mereka berdua adalah Enterprise dan Bismarck.

Enterprise: "Komandan.............." *sedih menatap Aldwin*.
Bismarck: ".........."
Aldwin: .........................................

Enterprise orang yang selalu datang ke kamar Aldwin, semenjak kembali dari operasi itu. Pagi, siang, ataupun malam setiap selesai dari tugasnya Enterprise selalu datang mengjenguknya. Bahkan pada saat dia sedang libur, Enterprise akan berada dikamar Aldwin sepanjang hari.

Lalu seseorang mengetuk pintu.
Bismarck: "Masuk."
Dua orang masuk dan mereka adalah Cleveland juga Belfast.
Cleveland: "Halo Bismarck, dan Enterprise"
Belfast: "Selamat pagi nona Enterprise, nona Bismarck."
Bismarck: "Pagi juga."
Enterprise: "Pagi..." *nada datar*.

Cleveland mendekat ke Bismarck.
Cleveland: *Berbisik*. "Enterprise masih seperti ini?"
Bismarck: *Berbisik*. "Ya, aku sudah 14 menit di ruangan ini. Dia tetap dengan kondisinya yang sekarang."
Belfast: "...." *mendekati Enterprise*. "Nona Enterprise."
Enterprise: "Belfast...?"
Belfast: "Apa kau sudah makan pagi ini?"
Enterprise: "Aku sudah makan ransum."
Belfast: "Nona Enterprise, sudah berapa kali ku katakan itu tidak bagus untuk kesehatanmu. Kau harus makan makanan yang bergizi dan bernutrisi." *nada tegas*.

Enterprise cukup keras kepala soal makan, sehingga membuat Belfast terkadang harus memaksanya untuk makan makanan yang layak dan menyita semua ransum yang dia simpan.

Enterprise: "Aku sudah cukup makan, terima kasih Belfast."
Cleveland: "Enterprise ayolah, pola makanmu itu tidak baik bahkan saudarimu mengkhawatirkanmu."
Enterprise: "......."
Belfast: *menarik dasi enterprise*. "Kau ikut dengan ku."
Enterprise: "T-Tunggu! Kau mau membawaku kemana?"
Belfast hanya diam dan terus menarik Enterprise keluar dari ruangan.
Bismarck: "Lebih baik kau ikuti saja Enterprise."
Cleveland: "Yaa... Sampai jumpa, kami akan menjaga komandan, jangan khawatir!" *senyum*.

Belum sempat Enterprise mengatakan sesuatu, mereka berdua telah keluar dari ruang ICU.

Bismarck: "Dia pasti akan membawanya ke kantin dan memaksanya makan sayuran."
Cleveland: "Hihihihi, aku tidak akan meragukan itu."
Bismarck: *tertawa kecil*. "Hah... Aku harap kita bisa keluar dari masa-masa sulit ini. Khususnya, Komandan..."
Cleveland: "....Kita semua berharap sama Bismarck.... Kita semua."
Suara mesin medis di dalam menjadi bunyi yang hanya dapat mereka dengar.

----------------------------------------------------------------------

2 minggu berlalu, tidak ada perubahan pada kondisi Aldwin malah semakin memburuk. Beberapa hari yang lalu Aldwin sempat sadar dan dapat sedikit berbicara.

Aldwin: *terbangun*. "Ugh..."
Enterprise: "Huh? Komandan?!" beberapa gadis di dalam ikut terkejut.
Aldwin: *Lemah*. "Di....Mana, aku?"
Vestal: "Kau berada di rumah sakit komandan."
Aldwin: "Berapa lama.... Aku tidak sadarkan diri...?"
Zuikaku: "Kau sudah satu bulan di sini komandan."
Aldwin: "Apa...??? Selama itu?"
Enterprise: "Kau sudah lama tidak bangun, kami sangat mengkhawatirkanmu."
Aldwin: "Maafkan Aku... Aku gagal dalam memimpin kalian."
Warspite: "Apa yang kau bicarakan komandan? Kau tidak gagal dalam hal apapun."
Z23: "Betul komandan, kau berusaha keras selama berada disini."

Aldwin hanya bisa terdiam, meskipun dia sudah melakukan blunder yang menyebabkan beberapa gadis kapal terluka. Gadis-gadis Azur lane masih menaruh harapan kepadanya.

Aldwin: "Terima kasih.... kalian semua." *senyum kecil*.
Enterprise: "Aku akan selalu berada disisimu komandan.... Selalu."
-------------------------------------------------------------------------------------------

Namun....... Seminggu kemudian. Hal yang tidak diinginkan para gadis kapal terjadi.

Rumah Sakit menjadi lebih ramai dari biasanya. Bukan karena ada yang terluka karena kembali dari misi, tetapi komandan mereka Aldwin sedang dalam kondisi koma dan detak jantungnya tiba-tiba berhenti.

Vestal: "Akashi, bantu aku, ambilkan alat defribrilator!" *melakukan RJP*.
Akashi: "Baik-nya!" *mengambil alat*.
Aldwin: *tidak ada respon*.

Diluar ruangan. Beberapa gadis kapal hanya dapat melihat dari luar jendela termasuk Enterprise, Yorktown, Bismarck, Zuikaku serta gadis-gadis yang lain. Beberapa meneteskan air mata.

Zuikaku: "Komandan... kumohon bertahanlah." *sangat khawatir*.
Bismarck: "............" tidak mengatakan apa-apa, tapi cemas.
Enterprise: *Hanya menatap ke dalam ruangan, sementara tangannya mengepal*.
Yorktown: *duduk di kursi roda*. "Tuhan, aku mohon..... jangan, jangan kau ambil komandan kami."
Starter Ship: *Menangis*.
Cleveland: "Aku tahu kau orang yang kuat komandan.... Jangan menyerah."
Belfast: *mencoba tidak cemas dan bersikap positif*.

Mereka semua hanya dapat menyaksikan dan berdoa, Namun jantung Aldwin masih tidak berdetak.

Akashi: "Ini alatnya!" *menyalakan defribrilator.*
Vestal: *memegang pengejut.* "Siap. Clear!" *menempelkan pengejut*.
Aldwin: *badan tersentak*. Namun jantung tidak berdetak.
Vestal: "...Lagi!"
Akashi: *menambah daya*.
Vestal: *menempelkan pengejut kembali.*
Mereka berdua melakukannya berulang kali selama beberapa menit. Namun, tuhan berkehendak lain.

Vestal berhenti, memeriksa denyut nadi dan nafas Aldwin. Dia langsung menunduk dan menjatuhkan alat defribrilator. Akashi hanya tertegun melihat Aldwin... yang telah meninggal.

Gadis-gadis di luar yang menyaksikan apa yang terjadi di dalam, menjadi syok saat melihat Vestal menjatuhkan defribrilator dan, alat monitor jantung tidak menunjukan gelombang denyut lagi. Sontak, Enterprise langsung berlari masuk ke ruangan dan diikuti beberapa gadis lainnya.

Enterprise mendekati Aldwin yang sudah tidak bernafas lagi. Dia menggerakan tubuh komandannya dan berusaha untuk membangunkannya, namun matanya berlinang air mata. Akashi keluar dari ruangan tanpa berkata apa-apa, sementara Vestal menangis karena gagal menyelamatkan nyawa Aldwin juga dengan beberapa gadis kapal lainnya ikut menangis.

Pada hari itu, Azur Lane, kehilangan komandan mereka yang ke-3.

3 bulan kemudian.

Setelah meninggalnya Aldwin beberapa bulan yang lalu, moral gadis kapal benar-benar jatuh. Markas Besar Azur Lane di New York, cukup terkejut tentang kabar meninggalnya Komandan gadis kapal yang baru mereka kirim tidak sampai satu tahun. Dengan kondisi seperti ini, para petinggi militer mulai khawatir karena, para gadis kapal dapat tidak efektif dalam menjalankan tugas mereka.

Isu pun mulai muncul di kalangan perwira angkatan laut dari negara anggota Azur Lane. Isu itu mengatakan bahwa siapa pun yang menjadi komandan di Pangkalan Azur Lane akan mendapatkan takdir yang tragis. Desas-desus ini langsung menyebar keseluruh tubuh angkatan laut bahkan sampai ke tingkat akademi.

Dan ini membuat banyak perwira muda yang takut untuk dipilih menjadi komandan Azur Lane karena rumor yang tersebar bahkan ada yang menyebutnya sebagai "Kutukan Azur Lane".

Hal ini juga membuat para perwira tinggi di Markas Utama Azur Lane kesulitan untuk mencari pengganti yang baru untuk para Kansen. Karena banyak yang menolak dan mengundurkan diri saat ditugaskan menjadi komandan gadis kapal.

Celakanya, rumor ini sampai juga ke pangkalan Azur Lane. Setengah dari gadis kapal kehilangan kepercayaan diri mereka karena menganggap diri mereka sebagai pembawa petaka kepada siapapun yang akan ditugaskan di pangkalan mereka.

Sadar kondisi ini akan semakin membahayakan, karena intensitas serangan armada Siren meningkat. Markas besar Azur Lane memutuskan untuk menarik salah satu komandan "Home Base" atau bisa dibilang para komandan yang bertugas di pangkalan negara asal setiap fraksi, dipilih menjadi komandan utama Azur Lane.

Perdebatan terjadi di kalang petinggi militer. Beberapa pihak mengkritik kebijakan ini, karena besar kemungkinan komandan yang ditunjuk akan pilih kasih terhadap fraksi lainnya dan mendahulukan fraksi yang dia pimpin di Home Base negara asal.

Pada akhirnya para petinggi militer melakukan meeting untuk mencari jalan tengah. Setelah seharian penuh mendengar silang pendapat, pukul 23:30 malam akhirnya disepakati. Komandan home base dari Eagle Union, Sakura Empire, Royal Navy, dan Ironblood akan di tugaskan di pangkalan utama Azur Lane. Dengan mekanisme satu orang menjadi "Laksamana Utama" pangkalan. Dan sudah jelas dari Royal Navy yang akan memegang posisi tersebut karena dia satu-satunya perwira perempuan.

Dan karena situasi sudah genting tepat ke esokan paginya, Vendeta, Lucoa, Echalyn dan Hans mendapat surat panggilan untuk datang ke markas Azur Lane di New York. Dan mereka tidak tahu kalau ini adalah panggilan untuk penugasan baru di pangkalan utama Azur Lane.

Awal Oktober 2018
New York City, Amerika Serikat.

Vendeta: "Penugasan baru?" *bingung.
Lak. Robert: "Benar. Kalian semua akan di tugaskan di Pangkalan Utama Azur Lane."
Echalyn: "Huh?"
Hans: "Eh?"
Lucoa: *Kaget.*

Mereka semua sedang berada di kantor Laksamana Robert di markas besar Azur Lane. Setelah mereka berempat mendapatkan surat panggilan agar segera datang ke New York kemarin, hari ini mereka datang untuk memenuhi panggilan itu.

Echalyn: "Tunggu laksamana, bukankah kami ini hanya ditugaskan di home base saja?"
Hans: "Benar, kenapa tiba-tiba kami ditugaskan di pangkalan utama?"
Lucoa: "Bukankah sudah ada komandan baru untuk para gadis-gadis?"
Lak. Robert: *terdiam sejenak*. "Para petinggi sudah mengambil keputusan ini dan semuanya sepakat untuk penugasan baru kalian. Dan untuk menjawab pertanyaanmu Lucoa. Azur Lane, sudah vacuum of power selama 3 bulan ini setelah meninggalnya komandan ke-3 mereka."

Sontak mereka langsung kaget mendengar ini.

Vendeta: "Apa!? Bagaimana mungkin??? Seharusnya mereka sudah mendapatkan komandan baru kembali. Ada apa?" Jadi selama ini mereka bergerak sendiri?
Hans: Pantas saja mengapa banyak gadis-gadis yang bersikap seperti sudah mendapat komandan baru, padahal sesungguhnya, disana tidak ada yang memimpin mereka...
Echalyn: "Aku merasakan belakangan ini para gadis menunjukan sikap yang tidak biasa... Jadi ini penyebabnya." Sepertinya Belfast dan lainnya menutupi kondisi yang sesungguhnya.
Lak. Robert: "Ini semua karena rumor kutukan Azur Lane yang menyebar di tubuh Angkatan Laut. Sehingga banyak yang menolak untuk diangkat menjadi komandan Azur Lane." *kecewa.*

Vendeta dan lainnya kesal mendengar ini. Karena rumor yang tidak jelas ini membuat para gadis kapal menjadi seperti anak bebek yang kehilangan induknya dan moral mereka jatuh.

Lucoa: "Gkh! Apa sebodoh itukah mereka percaya dengan rumor semacam itu???"
Hans: "Siapapun yang memulai rumor ini harus dihukum!"
Lak. Robert: "Kami masih menyelidiki siapa yang memulai rumor ini. Dan aku akui ini cukup sulit. Tetapi, kami berharap kalian dapat menjalankan tugas kalian ini. Dan mengembalikan moral para Kansen seperti semula."
Vendeta: "....Aku siap. Demi para gadis kapal yang telah berjuang di garis depan selama ini. Tidak tahu dengan kalian." Dia menoleh ke teman-temannya.
Lucoa: "Tentu saja aku akan melakukan tugas ini demi umat manusia."
Hans: *senyum*. "Pasti akan aku laksanakan. Dan kau Echalyn?"
Echalyn: "Laporan yang ku terima kurang meyakinkan, aku akan ke sana dan melihat kondisi secara langsung."
Lak. Robert: "Aku senang kalian paham dengan situasi yang berat ini. Kalian akan berangkat dalam 2 hari. Berkumpul di San Francisco, dari sana beberapa gadis akan menjemput kalian. Dan setelah kalian sampai, akan ada surat yang datang untuk pembagian tugas kalian."
Para komandan: "Siap pak!"

Setelah bertemu dengan Robert, mereka semua kembali ke hotel dan bersiap kembali ke home base mereka masing-masing malamnya.

Dengan apa yang terjadi pada Azur Lane, para komandan awal sebelum pangkalan utama terbentuk tidak dapat tinggal diam melihat gadis kapal mereka sedang dalam kondisi yang memprihatinkan. Tapi, ada keraguan dalam diri mereka, bahwa mereka tidak dapat mengembalikan kondisi para Kansen seperti semula dalam waktu singkat.








To be continued............

Continue Reading

You'll Also Like

OS JKT48 By SpeedOL

Science Fiction

3.2K 198 10
mungkin bakal banyak kapal orine Up kalo lagi mood
58.3K 3.8K 32
diceritakan seorang gadis yang bernama flora, dia sedikit tomboy dan manja kepada orang" terdekatnya dan juga posesif dan freya dia Cool,posesif dia...
167K 7K 35
"Dia seperti mata kuliah yang diampunya. Rumit!" Kalimat itu cukup untuk Zira menggambarkan seorang Zayn Malik Akbar, tidak ada yang tidak mengenal d...
631K 65.4K 64
KARYA ASLI BUKAN NOVEL TERJEMAHAN CERITA INI DIBUAT UNTUK DINIKMATI BUKAN UNTUK DI PLAGIAT, HARAP DIBACA DAN JANGAN DI JIPLAK.? I was kidnapped by...