"Jayghh...ahhh leh-passhh ku eumhh mohonhh-"
Jungwon dengan bersusah payah berujar menahan setiap desahan laknat yang memberontak tanpa bisa dia cegah, untuk keluar dari bibirnya yang telah membengkak.
Seakan tuli,Jay tetap saja melanjutkan kegiatan favoritnya__
Menciumi habis bibir dan kulit jenjang leher Jungwon membuat tanda miliknya sebak-banyak'nya yang mampu dia buat.
"Tidak! Jungwon ~ah... Kucing nakal yang pembangkang haruslah mendapat sebuah hukuman"
Jay menyeringai.
Jungwon menggeleng lemah, mencoba kembali mendorong tubuh besar Jay memjauh dari tubuh pendeknya,Yang berakhir sia-sia.
Jungwon memejamkan mata,menahan segala bentuk rasa emosinya yang sudah memupuk di ubun kepala.
Jay sudah sangat keterlaluan!.
Melecehkan dirinya semaunya, dan sialaannya !!mengapa dirinya tak bisa melawan nya?
Kenapa?
Tentu karna kuasa seorang Jay Park tidak mampu untuk dia tandingi.
Siapa dirinya?
Dia hanyalah Yang Jungwon, pemuda dengan segala kekurangan'nya.
Mendapatkan Beasiswa di salah satu Universitas ternama di korea saja ,dia sudah amat sangat bersyukur.
Mencoba meraih mimpi untuk menjadi salah satu seniman lukis,yang sayang malah berakhir menjadi seorang Make-up artist.Sesuatu yang tak pernah di bayangakanya.
Sial.
Beribu kesialan, karena terjebak dalam kehidupan seorang Jay Park yang sekali mengatakan dirinya adalah mutlak miliknya, maka ia -mutlak menjadi miliknya.
Suka ataupun tidak suka.
Melawan!!
Jungwon sudah sering sekali melawan, dengan rentetan kata makian dan umpatan.
Penolakan dan usiran .Sudah sangat sering dia utarakan.
Seakan kebal,Jay tetap pada pendirian nya.
Dirinya adalah mutlak miliknya.
Sekali lagi-
Suka maupun tidak suka.
Ck!
Menyedihkan.
Jungwon tersenyum miring.
Berhenti untuk memberontak, membiarkan saja Jay berlaku sesukanya sampai dia puas.
"Aku mencintaimu-sangat mencitaimu Wonie~ah kau tau itu kan?"
Jay bergumam di tengah kegiatannya, menjilat dan menciumi lembut jakun Jungwon.
Jungwon hanya diam,namun dalam hati diam-diam pemuda Yang itu berkata membenarkan.
Iya,Jay Park memang mencintainya-sangat malahan.
Hanya saja-bukannya Jungwon tidak 'juga ' menyukai si pemuda Park.
Dia hanya belum berkeinginan terjerat dalam suatu hubungan apalagi dengan seorang bintang seperti Jay Park.
Oh !Big No!!
Dia masihlah memiliki sesuatu yang harus dia raih.
Menjalin sebuah hubungan apalagi dengan Bintang seperti Jay Park, tentu bukanlah pilihan yang bijak.
Terlalu terbatas, kamera memantau 24 jam.
Hanya akan membuatnya terhambat.
Cita-citanya.
Untuk menjadi seorang Seniman lukis.
Membahagiakan serta membuat kedua Orang Tuanya bangga.
Dengan keberhasilan yang suatu saat nanti -semoga bisa dengan segara dia capai.
Adalah satu dari puluhan alasan dia menolak keras kehadiran seorang Jay di hidupnya.
Bagi Jungwon, Cinta hanya lah penghambat dalam perjuangan meraih cita-cita.
Dan alasan yang lainnya, Jungwon akan menyimpannya seorang diri.
Yang pasti ,disini adalah...
Bukannya dia tidak suka,hanya ingin menolak-menjaga konsentrasi dalam meraih mimpi yang sudah setengah berjalan .
Sedikit lagi,dia pasti akan berhasil.
Jika saja Jay tak menjadi kendalanya.
Jika saja dia tahu lebih awal,menerima bujukan dari Seorang Kim Sunoo-sahabat lamanya sendari kecil.
Menerima tawarannya untuk menjadi salah satu Make-up artis pendamping.
Akan membawanya kedalam semua masalah ini,sungguh! Jungwon akan lebih memilih untuk menahan rasa laparnya selama 1 minggu. Asalkan dia bisa terbebas dari seorang Jay Park. Yang jelas sekali tidak baik bagi kelancaran meraih cita-cita nya dan juga-
Kerja jantung.
Kehidupan tenang pasti masih dapat dia nikmati.
Namun itu semua hanya untaian kata "Seandainya"
Hah-
Semuanya sudah terlanjur, Nasi sudah menjadi bubur.
Hanya bisa menerima dan bersabar, sekali lagi.
Jungwon menghela nafasnya pelan.
Menunduk untuk menatap Jay yang masih asik bermain dengan area lehernya.
Jungwon membatin.
Ya ,setidaknya Jay masihlah seorang manusia yang mengerti akan batasan.
Selama ini,Jay hanya berani menyentuhnya sampai bagian ini,tidak sampai memintanya melakukan Sex.
Jungwon sedikit banyak bersyukur banyak-banyak akan hal itu,sungguh.
"Ja-jayhhh suhh-dahhh eumhh ..hentikan"
Sekali lagi, Jungwon mencoba mendorong tubuh Jay untuk menjauh dari tubuhnya.
Dan ....
Berhasil, walau hanya mampu membuat jarak di antara mereka terkikis 1 inci.
Jungwon menarik nafasnya dalam-dalam.
Menatap balik tatapan Jay padanya. Jungwon merubah mimik wajahnya.Datar.
"Kau - semakin tak terkendali!!!
Dasar gila!!"
Geram Jungwon kesal, memperbaiki penampilannya yang berantakan dengan sisa saliva Jay yang masih terasa basah dan lengket terasa di leher dan telinganya.
"Bastrad!!"
Umpatnya seraya menarik syal merah milik Jay yang melingkar di lehernya kasar.
Jay terkekeh.
"Itu memanghlah aku,Wonie sayang.
Oleh karna itu ,jangan pernah mencoba lagi untuk menentang kemauanku"
Jay mendekat, lagi.
Untuk membantu Jungwon memasang Syal merah miliknya ke leher Jungwon, bertujuan untuk menyamarkan bercak merah di lehernya akibat ulah si sialan Jay Park.
Chup~
Satu kecupan ringan Jay daratkan dengan begitu mulusnya,yang sialnya mampu membuat Jungwon terdiam beberapa saat dengan detak tempo jantung yang menggila.
"Pulang nya ku antar ya? Tunggu aku di mobilku"
Jungwon hanya mengangguk.
Apa dia bisa menolak?
Tentu saja tidak, Jay dan segala kekuasaannya.
Tersenyum lembut, Jay mengusak suarai hitam lebat Jungwon .sekali lagi mendaratkan sebuah ciuman dengan di sertai sedikit lumatan di akhirnya.
Jay membuka pintu Toilet dan meninggalkan Jungwon yang luruh jatuh lemas kelantai.Bersandar di dinding Toilet seraya memejamkan matanya.
Tangannya merambat naik, meraba dada kirinya yang berdetak kuat.
"Tidak- jangan ,tidak boleh.
Cinta hanya akan membuat segalanya menjadi semakin terhambat.
Fokus-fokuslah Yang Jungwon! Jangan biarkan Jay mengendalikan hati,dan pikiranmu"
😉
Udah paham belum?
Gue ragu dengan apa yang gue tulis ini:(
Makin aneh ya gak sih?