A Calm Water

By harubear01214

20.6K 3.4K 853

Ketika danau yang tenang terusik dengan satu lemparan batu. (Hospital Playlist Remake but with my plot) Harub... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21

Chapter 17

848 161 44
By harubear01214

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Doyoung membuka pintu ruang kerjanya bersama Jaehyun pagi ini. Ia tidak menemukan keberadaan sahabatnya itu di ruangan ini juga. Doyoung hanya bisa menghela nafas karena sudut-sudut hatinya terasa kosong setelah ia tidak menemukan si Marga Jung yang tinggal bersamanya beberapa waktu terakhir ini. Doyoung jelas merasa kehilangan meski ketika bertemu mereka cukup sering bertengkar.

Doyoung tidak bisa mengeluh tentu saja, ia harus segera bekerja setelah liburan menyenangkan. Pemuda bermerga Kim itu mengecek kembali ponselnya untuk memberitahukan kepada Renjun dan Haecham bahwa mereka harus bersiap untuk sesi rawat jalan hari ini. Ia melihat ke arah obrolan pribadinya dengan Jaehyun. Doyoung tersenyum getir karena akhir dari chat itu adalah kalimat permintaan maaf Jaehyun dan pamit untuk pindah ke apartemen baru.

Doyoung sebenarnya ingin Jaehyun terus tinggal dengannya, meski harus terjebak dengan hubungan aneh bersama Jaehyun. Ia bahagia dengan itu,  meski harus berebut makanan setiap hari. Bertengkar untuk hal-hal kecil yang seharusnya tidak perlu untyk diperdebatkan. Doyoung memang tidak ingin kehilangan itu.

"Oh!"

Doyoung segera berbalik ketika mendengar suara seseorang. Ia kembali melemaskan bahunya setelah terkejut selama beberapa detik sebelun tersenyum kepada orang yang masuk ke ruangan itu. "Jeno-ya ada apa?" tanya Doyoung.

Pemuda dengan marga yang sama dengan Jaehyun itu mengerjap. "Hanya terkejut karena Hyung sudah pulang, ternyata waktu cepat berlalu. Aku hanya mengantarkan sebuah dokumen pasien ke meja Jaehyun Hyung untuk dibaca. Besok ada pasien yang ditransfer ke sini."

Doyoung mengangguk, ia ragu untuk bertanya kepada Jeno di mana kakak pemuda itu berada.

"Jaehyun Hyung sedang ada di apartemennya untuk tidur. Dia bekerja di rumah sakit akhir pekan kemarin karena ada sebuah bus sekolah yang kecelakaan. Dia harus mengoperasi beberapa pasien sekaligus. Jadi hari ini dia diberikan libur oleh Direktur," kata Jeno seperti bisa membaca isi pikiran Doyoung.

Pemuda bermarga Kim itu mengangguk. Namun ia masih bertanya kenapa Jaehyun mendadak pindah dari apartemennya, meski ia tahu satu alasan yang pasti. Jaehyun pasti ingin menghindarinya karena sesuatu. "Jeno, apa kau tahu alasan Jaehyun tiba-tiba pindah?" tanya Doyoung akhirnya.

Jeno mengangguk, "Aku pikir Hyung sudah tahu soal itu meski Jaehyun tidak membicarakannya denganmu Doyoung Hyung. Jika kau bertanya apa alasannya kau lebih dari sekedar mengetahuinya. Hyung yang mendorong Johnny Hyung untuk melakukannya. Dan untuk sementara ini yang terbaik untuk kalian bertiga. Jaehyun memberi jarak dan waktu untuk kalian dan dirinya sendiri."

Doyoung menunduk, ia tidak bisa menyalahkan Jaehyun untuk itu. Semua sudah terjadi tidak akan bisa mengembalikan waktu jika Doyoung ingin mengulangnya. Namun sudut hatinya juga lega setidaknya ia bisa sedikit membantu Johnny dengan taruhan kedekatannya dengan Jaehyun. Jarak dan waktu, semua akan ditentukan nanti. Apa mereka akan tetap menjadi danau yang terlalu tenang, atau akan ada yang berubah.

"Hyung tenang saja, semua pasti akan baik-baik saja. Karena kalian semua orang baik pasti ada cara untuk kembali seperti semula meski akan ada yang berbeda. Ikatan kalian lebih daripada sekedar teman. Kalian lebih lengket dari lem terbaik di dunia. Jangan khawatirkan hal-hal yang belum pasti Doyoung Hyung. Aku pergi atau Mark Hyung akan mengomeliku karena terlalu lama," kata Jeno berpamitan.

"Jeno, Tunggu!"

Jeno menghentikan langkahnya dan melihat Doyoung dengan pandangan bertanya.

"Apa Johnny sudah cuti?"

Jeno mengangguk,  "Pesawatnya berangkat tadi malam, pasti dia senang sekali bisa pulang ke Chicago meski hanya sebentar."

Doyoung bernafas lega, "Mau aku traktir kopi?"

"Call, aku akan mengajak Mark Hyung nanti."

.

.

.

"Kau tahu tentang masalah itu kan?"

Taeil mendengus karena ia sedang serius membaca hasil MRI seorang pasien yang akan dioperasi besok. Ia meletakkan seluruh dokumennya lalu memangku wajahnya dengan satu tangan. Ia sungguh tidak mengerti kenapa semua teman-temannya suka mengganggunya dengan cara seperti ini. "Kalau aku tahu memang kenapa Doyoung?"

Doyoung meletakkan sebuah bingkisan di depannya juga segelas kopi hangat, sekilas dari aromanya seperti Latte. Lalu pemuda itu melangkah untuk duduk di sofa ruangan itu yang biasa ia gunakan untuk tidur. "Apa kau tidak bertanya?" tanya Doyoung sambil memainkan ponselnya.

"Apa itu hakku?" tanya Taeil kembali memperhatikan hasil MRI pasien setelah satu sesapan latte yang dibelikan Doyoung.

"Johnny yang memberi tahumu?"

Taeil refleks mengangguk sebagai jawaban.

"Aku minta maaf karena menghancurkan hatimu juga," kata Doyoung.

Taeil berhenti dari kegiatannya namuan ia juga tidak mengalihkan pandangannya kepada Doyoung. "Apa maksud--"

"Kau jatuh cinta kepada Seo, jangan berusaha mengelaknya Moon. Dan aku yang mendorong Johnny untuk mengungkapkan perasaannya kepada Jaehyun. Semua sudah terlanjur Moon, aku minta maaf."

"Bukan salahmu."

"Tetap saja--"

"Aku belum memutuskan apa yang akan aku lakukan Kim. Kau tenang saja, aku akan baik-baik saja. Itu bukan salahmu, kau hanya membantu Johnny untuk menjadi lebih baik kalau tidak dia tidak akan punya kesempatan itu lagi. Johnny juga memikirkan hal itu baik-baik sebelum melakukannya. Akhirnya Jaehyun memutuskan seperti itu dan kau juga ikut terluka karena keputusan Jaehyun."

Doyoung menatap Taeil seksama begitu sebaliknya.

"Aku bukan satu-satunya yang tersakiti di sini. Aku juga bukan orang yang baik Doyoung, Mungkin aku akan membuat Taeyong berhenti mengejarku."

Doyoung menarik nafas, "Jika itu terjadi kita akan ada di fase paling krusial dalam hubungan persahabatan kita Taeil. Bertahan atau Berakhir, hanya itu pilihannya."

Taeil tersenyum, "Aku tahu tapi aku punya keyakinanku sendiri Doyoung."

"Apa?"

"Masing-masing dari kita akan menemukan jalan sendiri untuk kembali bersama. Seperti itulah kita karena kita adalah danau yang tenang. Kalaupun ada yang berubah kita akan kembali tenang dengan cara kita. Johnny sedang membangun kembali hatinya yang hancur, Jaehyun sedang menenangkan dirinya, kau merenungkan tindakanmu, aku akan memikirkan tindakanku selanjutnya."

"Lalu Taeyong bagaimana?"

Taeil tahu, ia tidak akan mendapat jawaban yang diinginkan Doyoung kecuali bertanya kepada yang bersangkutan. Setelah ini mereka akan sampai pada puncak cobaan hubungan persahabatan mereka berlima. Lingkaran yang entah akan hancur atau berubah menjadi lebih kokoh. Taeil tidak ingin menebak hal itu, karena semesta punya kisah tersendiri untuk mereka.

"Persahabatan yang terjalin lebih dari tujuh tahun biasanya akan bertahan selamanya. Kita bersama selama tujuh belas tahun Doyoung, menurutmu bagaimana?"

"Kau jangan terlalu sering membaca sesuatu di internet tanpa penelitian yang jelas Taeil," gerutu Doyoung sambil bangkit lalu membuka pintu untuk segera pergi. "Namun jika itu yang kau percayai, aku akan mulai mempercayainya," kata Doyoung dan pintu ruangan Taeil tertutup.

.

.

.

Mark mengangkat sebelah alisnya karena Jeno hanya mengaduk kopinya tanpa minat. Belum lagi Jeno masih harus membaca jurnal penelitian tentang operasi pada organ hati. Johnny memang seorang mentor yang cukup tegas jadi ia akan menanyai juniornya sebelum operasi, saat operasi, sesudahnya, bahkan saat mengunjungi pasien. Namun itu juga baik untuk masa depan Jeno yang ingin bisa menjadi Professor serba bisa seperti Johnny. "Kenapa ekspresimu seperti itu?"

"Masalah para Professor, ternyata di dalamnya lebih rumit dari bayanganku," kata Jeno.

"Apa berhubungan dengan Professor Jung yang pindah apartemen dan Professor Seo yang tidak menyapanya?"

Jeno mengangguk, "Hyung hanya ingin menenangkan dirinya namun sampai pindah apartemen. Itu yang terbaik yang bisa dilakukannya saat ini namun sepertinya keputusannya berdampak panjang."

"Apa mereka bertengkar hebat?"

Jeno menggeleng, "Itu hanya karena Johnny Hyung menyatakan perasaannya kepada Jaehyun Hyung."

Mark hampir tersedak kopinya, pandangan Jeno masih menerawang jauh dan tangannya masih mengaduk kopi. Mark memang sadar jika Johnny menyukai Jaehyun namun kabar bahwa Johnny sudah mengungkapkan perasaannya itu adalah hal yang baru. Pantas saja kedua Professor terkenal itu tidak saling menyapa.

"Itu kabar baru untukku."

"Aku juga baru mendengarnya baru-baru ini," kata Jeno kemudian. Pemuda bermarga Jung itu kembali menghela nafas seperti beban berat ada di bahunya. "Namun sepertinya hal itu berbuntut panjang."

Mark mengernyit, "Kenapa?"

"Ada banyak hal, jika sudah melibatkan perasan lebih dari sahabat di dalamnya mungkin tidak akan baik-baik saja. Jujur saja aku mengkhawatirkannya padahal itu bukan urusanku."

Mark tersenyum, "Karena kau selalu melihat mereka bersama-sama. Pasti akan aneh jika mereka tiba-tiba bertindak tidak saling mengenal."

Jeno mengangguk, "Aku mengatakan pada mereka semuanya pasti akan baik-baik saja. Meski aku tidak yakin hal itu yang akan terjadi."

"Sedikit banyak kau sudah banyak bersama mereka, wajar jika kau mengkhawatirkannya Renjun. Apalagi kau cukup dekat dengan mereka semua," kata Mark sambil tersenyum.

"Menurut Hyung mereka akan baik-baik saja?"

Mark menggeleng, ia tidak ingin memberikan jawaban pasti kepada Jeno karena Mark tidak terlibat di dalamnya. Mark sama sekali tidak memiliki hak untuk memberikan tanggapan tentang hubungan para professor yang terkesan aneh. "Kau harus tahu Jeno, apapun yang terjadi nanti yang terpenting adalah kebahagiaan mereka."

Jeno tersenyum, "Hyung benar. Terima kasih sudah mengingatkanku hal itu. Pasti menyenangkan kakau bisa memiliki kekasih seperti Hyung."

Mata yang lebih tua melebar dan hampir tersedak untuk kedua kalinya. Ia memandang Jeno tidak percaya namun pemuda itu malah menikmati cemilan manis yang ia pesan. Hatinya berdebar entah kenapa dan Mark benci tidak bisa segera menenangkan dirinya.

"Hyung tidak akan mengatakan hal ini kepada yang lain kan?" tanya Jeno sambil memandang ke arah pintu cafetaria.

Mark berbalik mengikuti arah pandang seorang Jung Jeno. Padahal Mark sedang berusaha menenangkan dirinya dari serangan kalimat Jeno yang mendadak kenapa sekumpulan orang berisik malah datang. "Baiklah," tentu saja Mark mengiyakan permintaan juniornya itu.

.

.

.

Taeik baru saja kekuar sambil memeriksa ponselnya, mungkin ada pesan yang ia lewatkan. Namun ia sudah dikejutkan oleh keberadaan Taeyong yang menunggunya di luar ruangan. "Kau mengejutkanku," kata Taeil.

Taeyong tersenyum, "Mau aku antar."

Taeil menggeleng, "Tidak perlu, aku mengendarai mobil hari ini."

"Sayang sekali," gerutu Taeyong.

"Aku tidak ingin Doyoung mengomeliku untuk hal yang tidak penting," gerutu Taeil balik.

Taeyong terkekeh, "Si Kim baik-baik saja?"

Taeil mengangguk, "Terlepas dia tidak bertemu Jaehyun hari ini,  semuanya baik-baik saja."

Taeyong mengernyit, "Jaehyun libur?"

Taeil mengangguk, "Direktur tidak punya pilihan lain selain memaksa Jaehyun libur setelah akhir pekan dia bekerja keras. Dia tidak akan bisa bekerja dengan kondisi seperti itu hari ini. Apa kau tidak membaca berita?"

"Aku hanya tidur karena ada banyak persalinan minggu lalu. Jadi aku tidak tahu kabar kecelakaan parah itu setelah sampai di rumah sakit. Jadi aku baru tahu kalau Jaehyun melakukan banyak operasi," kata Taeyong.

Taeil hanya mengangguk saja semvari mereka berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Tidak ada kalimat yang terucap lagi saat mereka menunggu lift. Mereka harus mebcapai lantai basement untuk mengambil mobil masing-masing.

"Taeyong bisa kita bicara sesuatu?" tanya Taeil kemudian setelah keduanya memasuki lift.

"Soal Johnny?" tanya Taeyong kemudian.

Taeil mengangguk, "Aku--"

"Dia adalah cinta pertamamu, aku tidak akan mengelak soal itu Moon," kata Taeyong tersenyum kecil.

"Lalu?"

"Aku juga tahu kalau Johnny mencintai Jaehyun, jika tidak banyak berinteraksi dengan banyak orang itu membuatmu lebih teliti dalam beberapa hal. Aku tahu bagaimana perhatian yang diberikan Johnny kepada Jaehyun sedikit berbeda dari kita. Sebuah cerita yang menarik bukan?"

Taeil tidak menanggapi bahkan sampai mereka keluar dari lift. Taeyong melangkah lebih dulu untuk menuju mobilnya. Jarak beberapa langkah Taeyong menghentikannya dan berbalik melihat ke arah Taeil. "Seperti kau yang memberiku kesempatan untuk mengejarmu. Kau juga punya hak untuk memperjuangkan Johnny. Hanya saja harus ada yang kau ingat Moon Taeil!"

"Apa?"

Taeyong tersenyum, "Entah bagaimana hasilnya aku akan menunggu. Jika Johnny menerimamu aku akan berhenti dan mencari orang lain. Jika yang terjadi sebaliknya, aku akan ada di sana untukmu."

Taeil terpaku, ia tidam bisa membalas perkataan Taeyong yang seperti itu. Ia selalu kalah.

"Istirahatlah Professor Moon ada operasi berdurasi tujuh jam yang harus kau lakukan besok. Kau harus menyelamatkan nyawa seseorang lagi jadi tidak boleh jatuh sakit."

Taeil hanya bisa melihat Taeyong yang melangkah menjauhinya. Ia tidak tahu sampai seperti itu perjuangan Taeyong untuk mendapatkannya. Ia tahu maksud Jaehyun saat itu.

Taeil harus memilih antara orang yang disukainya atau orang yang menyukainya.

.

.

.

Tbc

Hallo, aku update ini lagi.

Ada yang kangen sama ff ini gak? Hehe.

Btw buat JohnIl shipper aku baru publish ff JohnIl baru judulnya Weather Man kalau ada yang berminat silahkan mampir ya^^

Okke,  kembali ke topik. Gimana sama ff ini? Lanjut tidak?

Tolong tinggalkan review^^

See You Soon ^^

Continue Reading

You'll Also Like

199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
294K 30.2K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
54.3K 7K 45
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
72.6K 6.6K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...