Kissing In The Moonlight

By MissLaCake

29.3K 3.1K 240

"Wah, sungguh diluar dugaan. Kau benar-benar mengerahkan seluruh anak buahmu hanya untuk menemukan orang yang... More

Prolog
KITM ~ 1
KITM ~ 2
KITM ~ 3
KITM ~ 4
KITM ~ 5
KITM ~ 6
KITM ~ 7
KITM ~ 9
KITM ~ 10
KITM ~ 11
KITM ~ 12
KITM ~ 13
KITM ~ 14
KITM ~ 15
KITM ~ 16
KITM ~ 17
KITM ~ 18
KITM ~ 19
KITM ~ 20
KITM ~ 21
KITM ~ 22
KITM ~ 23
KITM ~ 24
KITM ~ 25
KITM ~ 26
KITM ~ 27
KITM ~ 28
KITM ~ 29
KITM ~ 30
KITM ~ 31
KITM ~ 32
KITM ~ 33
KITM ~ 34

KITM ~ 8

748 91 11
By MissLaCake

"Ji Hyun dan pengasuhnya belum kembali sampai sekarang?" Hanna terkejut bukan main saat mengetahui fakta bahwa cucunya belum pulang, padahal seharusnya cucunya itu sudah kembali ke rumah sejak dua jam yang lalu.

"Ne samonim, kami sudah mencoba menghubungi pengasuhnya tapi ponselnya tidak bisa dihubungi," jawab seorang kepala pelayan, Jang Ok Ran, yang ada di kediaman Cho itu dengan tatapan bersalah.

"Ya tuhan," lirih Hanna lemas sambil berpegangan pada kursi yang ada di meja makan karena kekhawatirannya pada cucu kesayangannya itu. "Apa Kyuhyun tau?" tanya Hanna lagi.

"Mianhamnida samonim, saya belum memberitahu Cho hoejangnim,"

Hanna memejamkan kedua matanya menahan rasa takut dan kekhawatirannya akan keselamatan cucunya di luar sana.

"Samonimm,"

Seorang wanita tiba-tiba muncul dengan wajah yang basah oleh air mata. Dia adalah pengasuh cucunya yang baru bekerja beberapa hari ini. Kedua mata Hanna membulat terkejut karena kedatangan pengasuh Ji Hyun yang datang sendirian.

"Kenapa kau sendirian? Dimana Ji Hyun?" tanya Hanna mendekat.

"Samonimm, hikss hikss, mianhamnida,"

Kedua kaki Hanna merasa lemas dengan respon yang diberikan pengasuh cucunya ini. Pikirannya mulai memikirkan hal-hal yang membuatnya takut.

"Jang jibsa, hubungi detektif Yoon. Minta dia untuk membantu kita mencari Ji Hyun, dan jangan memberitahu Kyuhyun dulu," putus Hanna yang langsung di patuhi oleh Jang jibsa.

***

Na Rae terdiam akan keyakinan yang datang entah dari mana karena anak perempuan itu malah menganggukkan ajakannya tadi. Awalnya Na Rae sudah memikirkan akan mengatakan apa untuk memberi tahu anak di depannya ini jika dia tidak memiliki maksud buruk dengan mengajaknya. Tapi di luar dugaan bahwa anak perempuan ini malah menganggukkan kepalanya dengan yakin.  Bagaimana didikan orang tua anak di depannya ini jika anak mereka bertemu dengan orang asing.

Klanggg

"Argghhh, yakkk!! Lepaskan!" teriakan wanita itu tiba-tiba membuat Na Rae dan anak perempuan tadi menoleh ke belakang punggung Na Rae. Di sana, terlihat Gil Han yang menekuk kedua tangan wanita tadi kebelakang tubuhnya.

"Hey yo, nuna, aku hampir saja terlambat menghentikannya yang akan memukulmu dengan pipa itu," ucap Gil Han sambil menunjuk pipa besi yang sudah terjatuh di jalan.

"Kerja bagus," jawab Na Rae. Na Rae menoleh lagi ke arah si anak perempuan yang masih diam tak berkata apa-apa. Na Rae hanya mengusap kepala anak itu menyalurkan ketenangan untuknya lalu berbalik menghadap ke arah Gil Han dan wanita itu.

"Agasshi, ada satu tempat menyenangkan yang membuatku ingin mengajakmu ke sana. Apa kau keberatan?" tanya Na Rae sambil melipat kedua tangannya ke depan.

"Aku tidak akan ikut denganmu kemanapun!" jawab si wanita sambil mencoba untuk melepaskan diri dari Gil Han. Na Rae tersenyum lebar.

"Hmm, tapi bagaimana ini? Suka ataupun tidak kau tetap harus ikut denganku ke kantor polisi,"

"Mworagu?"

"Yang kau lakukan termasuk sebuah kekerasan pada anak jika kau tidak tahu,"

"Kau mengancam ku? Kau tidak punya bukti apapun!"

Na Rae langsung melipat kedua tangannya ke depan sambil menatap wanita yang dipegangi Gil Han dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Aku tau kau memilih tempat duduk yang jauh dari jangkauan cctv yang ada di kedai es krim tadi. Tapi apa kau pikir mereka tidak memiliki cctv yang mereka letakkan di beberapa tempat tersembunyi di dalam kedai? Aku dengan senang hati akan mengantarmu untuk mengambil bukti tentang apa yang kau lakukan pada anak ini di sana, bagaimana?"

"Mwo!!"

***

Hanna melangkahkan kedua kakinya dengan terburu-buru memasuki kantor polisi Seoul setelah dirinya mendapat pesan dari seorang detektif kepercayaannya bahwa ada tiga orang yang datang dan melaporkan tentang kekerasan anak dan penculikan anak yang ciri-ciri si anak sangat mirip dengan cucunya yang memang tengah diculik.

"Samonim," seorang laki-laki mendekati Hanna dan menundukkan kepalanya.

"Bagaimana?" tanya Hanna khawatir.

"Ada seorang wanita dan juga seorang pria yang datang membawa seorang anak perempuan berusia sekitar lima tahun dan juga seorang wanita lagi berusia 26 tahun. Si wanita yang datang melaporkan bahwa ia melihat wanita berusia 26 tahun ini melakukan tindak kekerasan pada si anak dan mengatakan bahwa anak ini di culik. Berdasarkan dengan foto yang anda kirim, saya yakin bahwa anak perempuan ini adalah cucu anda,"

Hanna menutup mulutnya dengan kedua tangan terkejut dengan apa yang dibicarakan oleh detektif Yoon padanya.

"Bagaimana dengan cucuku?" tanya Hanna.

"Cucu anda sekarang baik-baik saja. Dia sedang bersama wanita yang datang melaporkan kejadian ini, sedangkan teman laki-lakinya masih membuat laporan setelah seorang temannya datang membawa bukti rekaman cctv dari tempat kejadian,"

"Aku ingin bertemu dengan cucuku," ucap Hanna pada detektif Yoon yang langsung diberi anggukan setuju lalu menggerakkan tangannya untuk mempersilahkan Hanna yang masih diliputi rasa khawatir mengikutinya.

Hanna dan Jang jibsa dituntun oleh detektif Yoon menuju ke ruangannya, tempat dimana dirinya meminta agar wanita yang melaporkan kejadian ini menunggu di sana bersama dengan si anak perempuan. Ketika ketiganya sampai di depan ruangan detektif Yoon, dengan isyarat tangan detektif Yoon mempersilahkan Hanna untuk masuk ke dalam.

Cklek

"Apa masih sakit?"

Hanna menemukan seorang wanita yang tengah memangku seorang anak perempuan yang langsung ia kenali adalah cucunya. Wanita itu terlihat mengusap-usap pelan pergelangan tangan cucunya. Dapat Hanna sadari bahwa cucunya itu terlihat nyaman karena ia menyandarkan kepalanya di dada si wanita seolah mereka berdua sangatlah dekat. Karena selama ini, cucunya itu bukanlah seorang anak yang mudah dekat dengan siapapun.

"Ji Hyun," panggil Hanna membuat si wanita dan juga cucunya menoleh bersamaan.

Anak perempuan yang dipanggil Ji Hyun itu tersenyum lebar dan segera turun dari pangkuan wanita yang tidak lain adalah Na Rae lalu berlari ke arah Hanna. Hanna dengan otomatis mensejajarkan tingginya dengan Ji Hyun dan memeluk cucu nya itu dengan erat. Sementara Na Rae langsung berdiri dan memperhatikan interaksi dua orang di depannya.

"Ya tuhan, cucuku, terimakasih," ucap Hanna sangat bersyukur sambil mendaratkan bertubi-tubi ciuman lega untuk cucunya. Seulas senyuman terbit menghiasi wajah Na Rae.

"Cucuku sayang," ucap Hanna melepaskan pelukannya dari Ji Hyun dan mulai memeriksa keadaan cucunya. Ada beberapa memar di lengan serta pergelangan tangan cucunya yang membuat Hanna marah sekaligus sedih.

"Jang jibsa, kau tau apa yang harus kau lakukan bukan? Siapapun orangnya, dia harus menerima akibatnya karena sudah berani menyentuh cucuku,"

"Ne, algeseumnida samonim," Jang jibsa segera menundukkan kepalanya dan keluar dari ruangan.

Na Rae yang memperhatikan langsung berseru di dalam hatinya melihat sebuah adegan yang baru saja ia lihat dan ia dengar.

'Ah, dia orang yang memiliki kuasa,' batin Na Rae sambil menatap ke arah Hanna yang masih memperhatikan cucunya.

Na Rae sedikit terkejut karena akhirnya wanita paruh baya itu akhirnya memperhatikannya dan mulai berdiri mendekat ke arahnya. Na Rae hanya mampu menunjukkan senyumannya. Hanna meraih tangan Na Rae dan menggenggamnya erat.

"Kau sudah menyelamatkan cucu tersayang ku, terimakasih. Aku sangat berterimakasih padamu, sungguh, terimakasih banyak,"

Belum sempat Na Rae menjawab, Na Rae kembali terkejut karena tiba-tiba wanita paruh baya ini memeluknya erat sambil mengucapkan kata terimakasih yang tidak dapat Na Rae ingat ucapan terimakasih yang ke berapa yang sudah diucapkan wanita paruh baya ini.

Hanna melepaskan pelukannya dari Na Rae dan tersenyum lembut khas seorang ibu. Tatapan matanya membuat Na Rae merasa teduh dan nyaman ketika melihatnya. Tapi, Na Rae tahu, Na Rae juga melihat ada tatapan yang tidak biasa di sana. Tatapan mematikan yang mampu ia gunakan untuk membuat orang lain bertekuk lutut dengan sekali tatap. Tatapan yang mampu membuat orang lain segan untuk berurusan dengannya. Mengingatkannya akan tatapan seseorang yang beberapa waktu ini membuatnya nyaris tak waras. Na Rae tiba-tiba merasa ingin tertawa karena isi kepalanya. Bisa-bisanya di saat seperti ini ia malah memikirkannya.

"Aku tidak tahu harus membayar mu dengan apa, bagaimana jika makan malam dirumah kami? Kau akan disambut dengan sangat baik di sana,"

"Samonim, anda tidak perlu memikirkan hal-hal seperti itu. Saya tulus membantu karena saat itu kebetulan saya melihat apa yang terjadi dan kebetulan sekali tempat itu adalah milik teman adik saya. Anda tidak perlu memikirkan balas budi atas apa yang saya lakukan. Dan, untuk makan malamnya, saya amat sangat berterimakasih atas ajakan anda, tapi, saya minta maaf karena saya harus menolaknya. Saya harus segera kembali dan membuka toko karena hari ini ada banyak sekali pesanan bunga yang harus di antar,"

"Ah, begitu kah?" ada guratan kesedihan di wajah wanita paruh baya yang Na Rae akui masih terlihat sangat cantik ini.

"Ne, mianhamnida," ucap Na Rae tulus. Na Rae menoleh ke bawah ketika ia merasa jumpsuit nya di tarik pelan. Hanna juga ikut menoleh ke arah Na Rae menatap.

Na Rae tersenyum mendapati si anak yang dipanggil Ji Hyun tadi tengah mendongak menatapnya dengan tatapan sedih. Na Rae cukup kesulitan berbicara dengan si anak karena anak perempuan ini sama sekali tidak mau membuka suara. Na Rae berjongkok di depan si anak.

"Jadi namamu Ji Hyun?" pertanyaan Na Rae di setujui dengan anggukan kepala si anak yang ikut tersenyum pada Na Rae. Hanna pun ikut tersenyum dan mengusap kepala Ji Hyun sayang.

"Ji Hyun-ah, sekarang, kau sudah bertemu dengan halmeoni mu. Jadi, aku akan menyerahkan mu padanya," Na Rae mengusap pipi Ji Hyun.

"Jangan lagi mengulangi apa yang kau lakukan padaku tadi. Ji Hyun-ah, jangan pernah menyetujui ajakan orang lain yang sama sekali tidak pernah kau kenal, siapapun itu. Seharusnya, kau juga tidak mau saat aku memintamu untuk ikut denganku, bagaimana jika aku malah membawamu pergi jauh sekali dari keluarga mu yang ada di rumah? Mereka semua akan sedih. Berjanjilah kau tidak akan seperti itu jika bertemu dengan orang asing hmm? Janji?"

Na Rae menunjukkan Jari kelingkingnya pada Ji Hyun yang langsung di sambut manis oleh Ji Hyun dengan menautkan jari kelingkingnya pada Na Rae.

"Aigoo, manis sekali," ucap Na Rae tertawa senang, begitupun Ji Hyun. Hanna yang memperhatikan interaksi keduanya terlihat bahagia.

"Na Rae nuna," Na Rae, Hanna dan Ji Hyun menoleh ke arah pintu ketika Gil Han dan Se Joon datang. Mereka berdua menunduk memberi hormat pada Hanna.

"Oh, kalian sudah selesai?"

"Ne, semua bukti sudah ada di tangan detektif Yoon," jawab Se Joon.

"Baguslah kalau begitu," lega Na Rae.

"Mereka adik-adik mu?" tanya Hanna.

"Ne, kami sangat dekat sejak lama, dan mereka berdua sudah seperti adik-adik saya sendiri," jawab Na Rae.

"Kalian juga sudah membantuku menemukan cucuku, terimakasih banyak,"

"Ne, kami juga sangat senang karena bisa membantu,"Gil Han dan Se Joon tersenyum tulus sambil menundukkan kepalanya.

"Hmm, nuna, kau harus segera kembali. Ga Young bilang kalau sudah ada beberapa orang yang menunggu di depan toko bunga mu," ingat Se Joon pada Na Rae yang langsung menepuk dahinya.

"Astaga," gumam Na Rae. Na Rae langsung menoleh ke arah Hanna. "Samonim, kalau begitu, saya harus pamit. Saya tidak bisa kehilangan para pelanggan jika tidak segera kembali,"

"Ah, ya, baiklah, sekali lagi terimakasih," jawab Hanna memeluk Na Rae. Begitu Hanna melepaskan pelukannya dari Na Rae, Na Rae langsung menatap Ji Hyun dan mengusap kepalanya sayang.

"Ji Hyun-ah, kau harus ingat perkataan ku barusan mengerti?" Ji Hyun menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu, aku harus pergi sekarang," Na Rae beralih mencubit pelan pipi Ji Hyun.

Hanna memperhatikan Ji Hyun yang terlihat sedih setelah kepergian wanita yang menolongnya tadi. Segera Hanna mensejajarkan tingginya dengan Ji Hyun dan mengusap kepalanya sayang.

"Ji Hyun, kau sedih berpisah dengannya?" Ji Hyun tiba-tiba menganggukkan kepalanya dan mulai menangis. Hanna membawa Ji Hyun ke dalam pelukannya. "Aigoo, cucuku sayang,"

***

"Dan tidak ada yang memberi tahu ku?"

Kyuhyun merasa marah dengan apa yang di sampaikan Jae Sung padanya. Ji Hyun diculik dan tidak ada seorangpun yang memberitahunya.

"Mianhamnida hoejangnim, saya juga baru mengetahui ini setelah Jang jibsa menghubungi. Samonim melarang siapapun untuk memberi tahu anda sampai keadaan menjadi jelas. Dan untungnya detektif Yoon berhasil menemukan nona Ji Hyun,"

"Batalkan acara meeting dengan dua perusahaan Amerika hari ini,"

"Ne, algeseumnida,"

Kyuhyun segera menyambar kunci mobilnya dan berlalu keluar dari ruangannya meninggalkan Jae Sung yang masih harus mengurus sisa pekerjaannya. Niatnya untuk menemui Na Rae hari ini ternyata harus ia batalkan lagi.

Kyuhyun melewati beberapa karyawannya yang menunduk memberi hormat padanya ketika ia melangkah terburu-buru meninggalkan perusahaannya. Kyuhyun segera menaiki mobilnya dan membelah jalanan agar ia dapat segera sampai di rumah.

Seperti biasa pula, ketika Kyuhyun hampir sampai di kediamannya, beberapa pelayan mulai berjajar rapi menyambut kedatangan sang penguasa rumah begitu mereka diberi kabar dari penjaga gerbang bahwa tuan mereka sudah melewati gerbang.

Kyuhyun segera turun dari mobilnya dan menyerahkan kunci mobilnya pada seorang pelayan pria yang membukakan pintu mobil untuknya. Segera Kyuhyun melangkah cepat masuk ke dalam rumah dan naik ke lantai dua lewat tangga sebelah kiri. Kyuhyun melangkah tergesa-gesa untuk sampai di ruangan pertama yang merupakan sebuah kamar dengan pintu berwarna merah muda dan bentuk awan dengan sebuah karangan bunga kering berbentuk bulat yang di tengahnya terdapat sebuah kayu dengan ukiran nama Cho Ji Hyun. Jangan lupakan jajaran para disney princess yang berada di tengah bagian bawah pintu seolah menyambut siapapun yang akan memasuki kamar.

Ketika pertama kali membuka pintu dan masuk melewati 4 langkah lorong akan ada sebuah tempat bermain anak dengan playmat bergambar disney princess, meja dan kursi kecil berwarna merah muda, serta rak berisi beberapa boneka, permainan lego, ada juga buku gambar serta buku cerita yang tertata rapi di rak kecil berbentuk kepala beruang.

Lalu setelah kembali melangkah melewati ruangan itu, di bagian kanan dan kiri akan ada jajaran pakaian anak-anak dengan berbagai motif anak dan juga berbagai model merk ternama. Begitupun sepatu sandal dan juga aksesoris lainnya. Baru setelah itu akan ada sebuah ruangan dengan pintu yang sama berwarna pink dengan gambar disney princess yang merupakan ruangan kamar mandi.

Dan langkah terakhir di ruangan itu adalah sebuah kamar tidur berukuran king size dengan bedcover motif disney princess. Ada sebuah sofa bulu berwarna merah muda berada di bagian ujung kaki kamar tidur. Jangan lupakan segala perlengkapan penting kamar seperti lampu tidur, meja dan kursi, dan benda lain yang berbau disney princess.

Kyuhyun menemukan ibunya tengah memeluk erat Ji Hyun yang menangis di atas tempat tidurnya. Ada juga pengasuh Ji Hyun yang menunduk ketakutan padanya. Jang jibsa, dan dua orang pelayan lain berdiri tidak jauh dari tempat tidur Ji Hyun ikut menundukkan kepalanya ketika melihat Kyuhyun.

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

Kyuhyun langsung bertanya tepat di depan pengasuh Ji Hyun begitu ia berhenti melangkah. Hanna yang terkejut akan kedatangan Kyuhyun langsung menoleh ke arah putranya yang menatap tajam pengasuh baru cucunya itu.

"Baru berapa lama kau bekerja di sini dan sudah membuat masalah sebesar ini!"

"Kyuhyun," panggil Hanna begitu Kyuhyun meninggikan suaranya membuat Ji Hyun terlonjak kaget dan menangis semakin sesenggukan. Kyuhyun memejamkan matanya erat dan mengusap kasar wajahnya.

"Kemasi barang-barang mu dan pergi dari sini!"

Ingin rasanya si pengasuh memohon agar majikannya itu mengurungkan ucapannya tapi berhasil di cegah oleh Jang jibsa dengan memegang tangannya.

"Ji Hyun, tidak apa-apa, ssstt, jangan menangis lagi eoh," Hanna mencoba menenangkan cucunya.

Kyuhyun menoleh ke arah ibunya yang masih berusaha menenangkan Ji Hyun. Baru kali ini Kyuhyun melihat Ji Hyun menangis seperti itu. Kyuhyun mendekati tempat tidur Ji Hyun dan menatap keduanya.

"Cho Ji Hyun," panggil Kyuhyun membuat Hanna melepaskan pelukannya dari Ji Hyun yang kini menoleh ke arah Kyuhyun perlahan dengan air mata yang membasahi wajahnya. "Kemari," perintah Kyuhyun sambil mengulurkan kedua tangannya. Hanna langsung tersenyum dan menoleh ke arah Ji Hyun untuk menghapus air matanya.

"Cho Ji Hyun, appa mu memanggil, kajja, halmeoni akan membantumu untuk berdiri," ucap Hanna membantu Ji Hyun berdiri dari duduknya.

Kyuhyun langsung meraih Ji Hyun ke dalam gendongannya begitu Ji Hyun berada dalam jangkauannya. Ji Hyun kembali menangis dan menenggelamkan wajahnya di pundak Kyuhyun begitu Kyuhyun mengusap punggungnya.

.
.
.

MissLaCake
23 Januari 2021

Continue Reading

You'll Also Like

40.8K 8.3K 11
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
57.7K 5.1K 46
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
1M 84.5K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
468K 46.9K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...