Memories || Kimetsu no Yaiba

By Mizuraaaa

90.5K 12.1K 4.6K

Highest Rank: #1 in mitsuri (13/2/21) #1 in kyoujuro (6/2/21) #1 in kimetsu (2/4/21) #1 in yaiba (2/4/21)... More

Author Note!
Prolog
1.A new world?
2.Pelatihan
3.Kisatsutai
4.Rapat Pilar
5.Uzui's Family
6.Become Stronger
7.Natagumo
8.Tanjirou
9.No Tittle
10.Mugen Train(1)
11.Mugen Train(2)
12.Datang lagi
13.Pertemuan Pertama
14.Keputusan
15.Alasan
INFO!!!
Flashback Moment
16.Tidak Terduga
17.Hubungannya
18.Kerinduan
19.Berita Buruk
20.Menyadarinya
21.Yuki no Hashira
23.Memburuk
24.Percobaan
25.Permintaan
26.Misi Bersama
27.Penyerangan
Flashback Moment
28.Pemburu Iblis vs Iblis
29.Lemah
30.Kesembuhan
31.Keinginan untuk Mati
32.Takut untuk Mati
33.Keluarga
34.Penyelesaian Masalah
35.Festival Kembang Api
36.Iblis Es
37.Memperbaiki
38.Uji Coba
39.Penangkapan
Pengumuman
40.Terjebak
41.Teman Lama
42.Penyelamatan Diri
43.Rasa Bimbang
44.Tanpa Dirinya
45.Setelahnya
46.Diskusi
46.Diskusi (bag 2)
47.Rasa Bersalah
48.Rasa yang Nyata
49.Tanpa jejak
50.Yuri tanpa Sahabatnya
51. Sudahkah, berakhir?
52. Kejahilan Bertambah
53.Seragam SMA

22.Maksud Sebenarnya

1.3K 180 93
By Mizuraaaa

Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!

PERJALANAN (Y/N) SEBAGAI YUKI NO HASHIRA (PILAR SALJU) DIMULAI DARI SINI!

(Y/n) menatap jari telunjuk yang kemarin sempat terluka. Ia bertanya tanya, apa rasa darah itu memang manis? Habisnya, dia kan manusia, bukan iblis, mana pernah ia memakan darah.

Saking fokusnya memperhatikan jari telunjuk itu, ia sampai tidak menyadari kedatangan seseorang yang langsung duduk disebelahnya.

(Y/n) memang sedang bersantai di teras kediamannya, ia belum diberi misi karena pemburu iblis tingkat bawah masih bisa mengatasinya.

Ia tersentak saat tiba tiba pundaknya ditepuk oleh sebuah tangan. Ia menoleh ke samping seketika wajahnya menjadi kesal "Apa yang kau lakukan disini?!" tanyanya ketus

"Hee? Kenapa kau marah? Jangan marah marah nanti cepet tua" ejek orang tersebut

(Y/n) mengacak rambutnya frustasi dan segera berdiri menghadap orang itu "Paman, apa mau mu sih?!"

Tengen yang ditanya seperti itu hanya tersenyum menyebalkan "Aku ada penawaran bagus untukmu!"

(Y/n) berdecak kesal dan memalingkan wajahnya dengan tangan dilipat didepan dada "Aku tidak mau tau dan tidak peduli"

Tengen beranjak bangkit dari duduk nya dan merangkul leher (Y/n) dengan gaya sok akrab "Kau kenapa sih? Emosian banget, lagi pms?"

(Y/n) melepas rangkulan itu dengan kasar dan menatap tajam Tengen "Kau pikir aku tidak mendengar apa yang dikatakan dedek Mui?! Dia bilang kau yang mengompori Oyakata-sama kalau aku adalah pengkhianat!"

Tengen menggaruk tengkuknya dan tertawa canggung "Ah, itu. H-haha, i-itu hanya salah faham"

(Y/n) memutar matanya malas dan pergi dari tempat itu sambil berkata "Aku tidak peduli!"

Tengen berdecak kesal dan berteriak "Hei! Padahal kan aku mau melamar mu menjadi istri ke empat ku!"

Seketika langkah (Y/n) terhenti, ia mematung ditempat. Beberapa saat kemudian ia langsung berlari dan menempelkan punggung tangannya pada dahi Tengen. "Astaga, paman kau panas, ayo kita ke kediaman kupu kupu!"

Tengen menyingkirkan tangan (Y/n) dari dahinya "Heh, maksudmu apa bocah?!"

"Paman, lagipula kau gila sekali. Apa kau tidak cukup dengan 3 istrimu?! Kau ini benar benar serakah!" bentak (Y/n) yang sudah emosi karena perkataan Tengen

"Hei, aku memberimu kesempatan bagus loh! Siapa coba yang tidak mau menjadi istriku?!" ucap Tengen sombong dengan gaya sok ganteng

(Y/n) menepuk dahinya "Sungguh paman, jika semua laki laki di dunia ini mati dan tersisa kau seorang, aku lebih baik mati dalam keadaan jomblo!" kesalnya sambil melenggang pergi dari tempat itu. Kakinya di hentak hentakan menahan emosi.

Sebelum (Y/n) menjauh, Tengen segera berteriak "Huu, dasar jomblo akut! Gak laku ni yee?" ejeknya

(Y/n) menoleh pada Tengen "Bodo amat! Bleee" ia menjulurkan lidahnya untuk meledek Tengen "Dasar paman ubanan fakboi"

"Heh! Apa kau bilang?!"

(Y/n) langsung berlari menjauh untuk menghindari kemarahan dari sang Pilar Suara.

.
.

(Y/n) mempercepat langkahnya ketika kediaman Oyakata-sama sudah terlihat. Ia tersenyum ketika melihat Amane sedang berada diluar dan segera menghampiri nya

"Amane-san, apa Oyakata-sama ada didalam?"

Amane menoleh "Ah, dia ada didalam. Ada apa? Apakah Oyakata-sama memanggilmu?" tanyanya

(Y/n) menoleh singkat "Ada sesuatu yang harus aku lakukan"

Amane mengerti ini bukanlah urusannya, ia pun segera mempersilahkan (Y/n) masuk ke kediamannya. Matanya beralih menatap langit biru tanpa awan di atas sana, helaan nafas kecil keluar dari mulutnya "Semoga tidak ada hal buruk lagi yang terjadi"

.

"Oyakata-sama" (Y/n) langsung berlutut setelah berada di hadapan Oyakata-sama

"(Y/n)? Ada apa? Aku tidak memanggilmu kan?" tanyanya bingung

"Memang tidak. Saya ada permintaan, dan saya harap anda bisa membantu saya" ucap (Y/n) dengan nada serius

"Apa itu?"

"Izinkan aku menjalankan misi, tapi aku ingin melawan iblis yang bisa dikalahkan oleh kisatsutai dengan tingkatan mizunoto"

Alis Oyakata-sama menukik tajam tanda tidak mengerti "Kenapa harus seperti itu? Sekarang kau adalah Pilar, kau tidak perlu mengerjakan tugas dari tingkatan mizunoto"

Kepala (Y/n) menunduk, ia pun berucap lirih "Ada... sesuatu yang harus aku pastikan"

Oyakata-sama mulai mengerti dengan arah pembicaraan (Y/n). Sebenarnya ia tidak terlalu mengerti, anak buah dihadapannya ini memang terlalu membingungkan. Dari segi kehidupannya maupun pemikirannya.

"Bisa kau katakan tujuanmu itu?"

Hening, Oyakata-sama tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya. Ia tersenyum tipis, mengerti akan sifat dari orang didepannya yang selalu menyembunyikan sesuatu. Tapi Oyakata-sama selalu yakin, bahwa semua yang dilakukan (Y/n) adalah yang terbaik.

"Baiklah, aku harap kau bisa menceritakannya setelah pulang dari misi"

(Y/n) tersenyum senang disaat Oyakata-sama memberikan izin kepadanya. Dengan semangat ia bertanya kemana kali ini ia harus menjalankan misi.

"Pergilah ke arah tenggara, di suatu pemukiman ada beberapa orang yang menghilang secara tiba tiba"

(Y/n) tersenyum senang dan segera berdiri lalu membungkuk 90° "Terimakasih, Oyakata-sama. Saya akan menjalankan misinya dengan baik!" ucapnya semangat

(Y/n) segera keluar dari kediaman Oyakata-sama, di pintu keluar ternyata masih ada Amane yang sedang bersantai "Amane-san!" panggilnya

Amane menoleh dan tersenyum, tubuhnya dihadapkan pada (Y/n) "Sudah selesai urusannya?"

(Y/n) mengangguk "Sudah"

"Mau menjalankan misi ya?"

(Y/n) membulatkan matanya "Kenapa Amane-san bisa tau?"

Amane menanggapi pertanyaan (Y/n) dengan kekehan "Sangat terlihat. Setiap kau mendapatkan misi, kau selalu memasang senyuman di wajahmu dengan mata yang berbinar"

(Y/n) semakin melebarkan matanya "Hee?! Benarkah?! Aku tidak menyadari itu"

Amane semakin tertawa melihat ekspresi (Y/n) yang sangat lucu, beberapa saat kemudian tawa nya berhenti "Kalau begitu, pergilah, jangan biarkan Oni itu menunggumu" ucapnya disertai kekehan

(Y/n) ikut terkekeh "Baiklah, aku pergi"

(Y/n) pun pergi meninggalkan Amane, tapi baru saja beberapa langkah, Amane kembali memanggilnya

"(Y/n)-san"

(Y/n) membalikan badannya dan menatap wajah Amane

Deg

Jantung (Y/n) terasa berhenti selama satu detik ketika melihat Amane memberinya tatapan... bangga?

Amane menghampiri (Y/n) dan menepuk pundaknya pelan "Aku bangga padamu. Sekarang kau sudah menjadi Pilar, lakukanlah tugasmu dengan baik. Dan yang terpenting, teruslah hidup" Amane mengakhiri perkataannya dengan senyuman

Mata (Y/n) berkaca kaca, dengan gugup ia pun bertanya "B-bolehkah aku?" tangannya terangkat mengisyaratkan bahwa ia ingin memeluk Amane

Amane tersenyum dan memeluk (Y/n) terlebih dahulu. (Y/n) segera membalas pelukan itu sembari menahan air mata agar tidak keluar "Aku sudah menganggap mu seperti anakku sendiri, jadi jangan sungkan untuk bercerita atau apapun padaku ya?" Amane mengelus kepala (Y/n) lembut

"Arigatou, Amane-san"

.

(Y/n) melangkahkan kakinya menuju kediaman kupu kupu. Ada sesuatu yang harus ia lakukan sebelum pergi menjalankan misi. Untung saja Giyuu sedang menjalankan misi sekarang ini, jadi ia tidak perlu pamitan dulu, hehe.

Ia segera memasuki kediaman kupu kupu setelah tiba di sana, seakan sangat tau denah kediaman itu, ia langsung menuju ke ruangan Shinobu.

"Shinobu-chan" panggilnya sambil masuk kedalam ruangan Shinobu

Shinobu tersentak kaget, ia pun menatap (Y/n) dan tersenyum "Ara~ ara~, kau bisa mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk, kan?"

(Y/n) tertawa canggung "Ahaha, gomen, aku sedang terburu buru"

"Ah, memang ada apa?" tanya Shinobu merasa pembicaraan mulai serius

"Apa kau memiliki suntikan?"

Alis Shinobu mengernyit tidak mengerti "Ada"

"Aku membutuhkannya, bolehkah kau memberikan satu untukku?" tanya (Y/n) antusias setelah mendengar bahwa Shinobu memiliki barang yang ia inginkan

Shinobu pun beranjak dari tempat duduknya lalu menarik sebuah laci, tangannya dimasukan kedalam laci tersebut, seperti mencari cari keberadaan barang yang dibutuhkan.

"Ah, ini dia" Shinobu mengeluarkan satu kotak berisi beberapa suntikan. Ia pun mengambil satu dan memberikannya pada (Y/n), binar bahagia terlihat jelas pada mata (Y/n) saat menerima suntikan itu "Haa, Arigatou Shinobu-chan"

"Apa yang akan kau lakukan dengan suntikan itu?" tanya Shinobu kebingungan

"Ah, itu" (Y/n) memasukan suntikan tersebut kedalam saku pakaiannya "Ada sesuatu yang harus aku lakukan"

"Aku tebak Oyakata-sama juga tidak mengetahui apa tujuanmu" ucap Shinobu tepat sasaran

(Y/n) hanya tertawa canggung dan menggaruk pipinya "Hehe, begitulah"

Shinobu menghela nafas pelan dan menggeleng pelan, seakan sudah tau sifat sahabatnya ini "Baiklah, semoga sukses dengan tujuanmu itu, Pilar Salju!" ucapnya dengan Senyuman

(Y/n) mengangguk yakin "Um!" Dan segera keluar dari ruangan Shinobu

(Y/n) berjalan keluar kediaman dengan tergesa-gesa, pikirannya tidak fokus hingga tak sengaja menabrak seseorang hingga terjatuh.

"A-aduh, sakit" (Y/n) mengelus pantat nya yang kesakitan karena menghantam lantai. Kepalanya mendongkak, hendak melihat sang pelaku penabrakan—meskipun ia juga salah.

"Are? Sanemi?" (Y/n) segera berdiri dan menatap Sanemi yang lebih tinggi sedikit darinya "Apa yang kau lakukan disini?"

"Bukan urusanmu" balas Sanemi, ketus seperti biasa.

(Y/n) hanya mengangkat bahunya tidak peduli, seakan sudah terbiasa dengan sikap ketus Sanemi. Ia pun melanjutkan langkahnya untuk pergi menjalankan misi.

"Tunggu"

Langkahnya terhenti ketika Sanemi memerintahkannya untuk menunggu. Tubuhnya berbalik lalu menatap Sanemi "Ada apa, Sanemi?" tanya (Y/n) dengan kepala dimiringkan

"Kau mau kemana?"

"Menjalankan misi!" jawab (Y/n) dengan antusias, ia seperti anak kecil yang akan diberi permen jika dilihat oleh orang lain.

Seperti biasa, Sanemi pun mengejek (Y/n) "Dasar gadis aneh, diberi misi malah senang, pengen cepet mati huh?"

Namun respon yang di Terima Sanemi tidak seperti yang ia bayangkan. (Y/n) malah berbinar mendengar perkataan Sanemi. "Whoa, aku naik jabatan?!" ucap (Y/n) dengan nada antusias

"Naik jabatan apanya?" tanya Sanemi bingung

"Sebelumnya kau selalu memanggilku bocah, sekarang kau memanggilku gadis, aku naik jabatan kan?!" jawab (Y/n) masih dengan nada antusias

Sanemi tercengang dengan jawaban (Y/n). Mengapa (Y/n) sangat senang ketika nama panggilannya berubah, dan apa yang ia maksud naik jabatan itu?! Ahh, gadis itu benar benar aneh

"Kau ini benar benar aneh" ucap Sanemi sweatdrop

"Gapapa aneh, yang penting imut, blee" (Y/n) menjulurkan lidahnya lalu tersenyum manis, tidak menyadari damage yang berakibat fatal pada detak jantung Sanemi.

"K-kalau begitu, h-hati hati" jika dilihat lebih jeli, maka akan terlihat semburat merah tipis di pipi Sanemi, tapi dasar (Y/n) yang tidak peka, ia pun hanya mengangguk polos.

"Um! Arigatou Sanemi!" (Y/n) pun segera pergi meninggalkan Sanemi karena harus cepat cepat sampai di tempat misinya dijalankan.

Sementara itu, Sanemi masih terdiam menatap kepergian (Y/n), tak berniat untuk mengalihkan tatapannya apalagi beranjak pergi dari tempat itu.

'Senyumannya kayak ngajak berumah tangga'

.
.

(Y/n) berlari memecah keheningan malam, indra penglihatan nya di tajam kan untuk mencari sesosok iblis yang membuat orang orang di desa ini merasa terancam.

Langkahnya terhenti ketika melewati sebuah gang kecil gelap tanpa penerangan sama sekali, walau begitu, bulan di atas dapat membantu penglihatan (Y/n) di malam hari.

Gadis itu menyeringai disaat melihat sesosok iblis didalam gang tersebut. Wujud iblis itu hampir mirip dengan manusia biasa, hanya saja sedikit menjijikan dengan kulit yang meleleh di beberapa bagian.

(Y/n) mendekat, tapi tak berniat menyerang. Nichirin dikeluarkan dari tempatnya, dan diarahkan pada sang iblis. "Mau bermain main dulu sebentar?"

Iblis itu langsung menyerang (Y/n) dengan kuku jarinya yang tajam. Dalam hati (Y/n) bersorak gembira melawan iblis yang bahkan tidak memiliki teknik darah iblis. Benar benar misi untuk tingkatan paling rendah.

Biasanya (Y/n) akan kesal jika diberi misi melawan iblis lemah, ia akan pundung dan tidak menjalankan misi selama 3 hari berturut turut karena marah, karena itulah Oyakata-sama selalu mengusahakan memberi (Y/n) misi dimana ia harus melawan iblis kuat—setidaknya memiliki teknik darah iblis. Namun, disini situasi nya berbeda.

(Y/n) terus menahan serangan dari iblis tersebut, tidak berniat sama sekali untuk menyerang apalagi membunuhnya. Beberapa jam kemudian, situasi masih sama seperti sebelumnya. Ia sedikit bingung, kenapa Oni ini tidak kelelahan sedikitpun? Ah, mungkin karena dipikiran mereka hanya bagaimana cara memakan manusia.

(Y/n) menguap saking bosannya, tangannya gatal ingin segera mengakhiri pertarungan ini, tapi ia harus tetap mempertahankan situasi ini.

Tak membiarkan Oni itu kabur ataupun mati.

Waktu terus berlalu hingga (Y/n) melihat tanda tanda matahari akan segera terbit. Dengan cepat ia mengambil sesuatu dari sakunya dan menusukan benda tajam itu pada lengan atas Oni yang sedang dilawannya.

Benda tajam itu adalah suntikan yang diberikan oleh Shinobu tadi siang, ia pun menekan suntikan itu, agar darah yang ada didalam suntikan itu berpindah kedalam tubuh Oni tersebut.

Ya, (Y/n) memasukan darahnya sendiri kedalam suntikan itu.

"Yuki no Kokyu: Hachi no kata: Yuki no kekkai"

(Y/n) memutari tubuh Oni tersebut, hingga muncul kekkai di sekitarnya agar Oni itu tidak bisa pergi. Sebenarnya, (Y/n) merasa tidak perlu menggunakan pernafasan bentuk kedelapan. Hanya saja, ia tidak ingin mengambil risiko jika Oni itu kabur dan menyia-nyiakan penelitian kecilnya.

Didalam sana, Oni itu menggeliat seperti menahan sakit dalam tubuhnya. (Y/n) memperhatikan dengan seksama tentang apa yang terjadi pada Oni itu. Mungkinkah ada efek sampingnya? Atau mungkin akan langsung mati?

Matahari pun mulai terbit, bahkan sudah sampai menerangi gang gelap tempat (Y/n) bertarung. Oni itu tampak panik, ia harus segera bersembunyi dari sinar matahari, tapi kekkai yang dibuat oleh (Y/n) terlalu sulit ditembus oleh Oni tingkatan rendah sepertinya.

Sinar matahari pun mulai menerangi tubuh (Y/n) dan Oni itu. Seketika (Y/n) menghentikan gerakannya sehingga kekkainya menghilang. Namun, apa yang terjadi benar benar membuat mata (Y/n) membola

"Oni itu tidak terbakar?!"

.
.
.
.
.
TBC

Author baca chapter ini berkali kali, kayaknya ada beberapa kalimat yang kurang dimengerti karena berbelit belit ya?

Author kurang bisa menyusun kata, kalau semisal berbelit belit dan tidak dimengerti, tanyain aja ya

Continue Reading

You'll Also Like

70K 6.3K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
134K 10.4K 88
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
291K 29.9K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
55.3K 8.6K 52
Rahasia dibalik semuanya