OHH NO, MY DOSEN

By E_prasetyo

6.3K 791 73

JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! Nares adalah dosen muda yang begitu menghargai waktu, dia sangat me... More

BAB 1: DOSEN IBLIS
BAB 3: MAMPUS
BAB 4: JANGAN TERLALU BENCI, NANTI JATUHNYA SUKA
BAB 5: SITI NURBAYA, TERNYATA

BAB 2: HUKUMAN

936 133 2
By E_prasetyo

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Fia duduk di kantin kampus sambil meminus segelas Jus. Sejak tadi dia di usir dari kelas dengan cara tidak manusiawi, Fia langsung pergi kekantin hingga sekarang mungkin jam kuliah sudah selesai.

"Heeeee, cok. Ngopo kok telat kowe ngke. Padahal enek kuis?" (Hei cok, kenapa telat tadi, Padahal ada kuis)

Seorang pemuda merangkul pundak Fia dari belakang dan ikut duduk di sampingnya. Dia akan Yanto temannya. Setelah itu tak lama kemudian 3 orang lainnya ikut duduk di hadapan Fia dan Yanto, mereka adalah aji, Rama dan Vivi. Mereka berteman sejak awal kuliah karena mereka sama-sama orang Jawa.

"Kawanen Su aku..." (Kesiangan Njing, aku) jawab Fia dengan kesalnya. Bersama mereka Fia bisa mengatakan apapun, termasuk kata-kata kasar dan umpatan yang sangat tabu di ucapkan oleh perempuan.

"Padahal wes weruh jam e Pak Nares, wes di kandani ning grub dosen e piye malah teko telat. Kapok." (Padahal sudah tau jamnya Pak Nares, sudah di kasih tau di grub dosennya gimana, malah datang telat. Kapok...) Rama ikut menyahut.

"Wes lah, meh balik." (Sudahlah mau pulang) Fia lalu berdiri meninggalkan teman-temannya. Dia masih kesal jika mengingat insiden pagi tadi. Seumur-umur gelarnya menjadi mahasiswa baru pagi tadi dia di perlakukan seperti itu. Dan sialnya lagi oleh dosen baru yang belum pernah mengajar mereka.

"We kon moro yang kantor e Pak Nares mau," (Di suruh ke kantornya Pak Nares tadi) Ucap Yanto.

"Kon ngopo? Ning ndi ruangane?" (Suruh ngapain? Di mana ruangnnya?) tanya Fia dengan malas.

"Biasa lantai 4..." jawab Vivi.

"Oke..."

Fia langsung pergi dan melambaikan tangannya pada teman-temannya. Tujuannya kali ini berubah dari yang semula kamar kos, sekarang dia harus datang ke ruang dosen di lantai 4. Entah bencana apa lagi yang akan dia terima di sana nanti.

"Fiii..." Mendengar suara teriakan yang begitu keras dan sumbang, Fia menoleh. Di belakangnya dengan jarak lumayan jauh seorang gadis berjilbab dengan perawakan kurus melambaikan tangannya. Dia adalah Eni, temannya dari Sulawesi.

"Kenapa En?"

"Mau kemana?" tanya Eni

"Ke ruang dosen. Kenapa?"

"Ndak papa, pergi sudah ..."

Setelah itu Fia langsung pergi meninggalkan Eni sendirian.

Sampai di depan ruangan dosen Fia berkali-kali menarik nafasnya. Sejujurnya dia merasa khawatir, seumur-umur baru kali ini dia di panggil dosen karena telat.

Tok ... tok... tok...

Fia mulai mengetuk pintu itu dengan pelan.

"Masuk..."

Fia masuk dengan pelan. Di sana dia bertemu dengan salah satu dosen perempuan nya yang meja nya dekat dengan pintu masuk.

"Permisi Bu, saya mau ketemu Pak Nares..." ucap Fia dengan sopan.

Dosen perempuan yang Fia tau bertama Bu Nurul itu menurunkan sedikit kaca matanya keningnya berkerut membuat Fia menjadi semakin was-was.

"Itu mejanya yang paling ujung dekat jendela sebelahnya Pak Sur," Fia menoleh kearah ujung ruangan yang lumayan besar itu. Namun karena terbatas dengan kubikel-kubikel di setiap mejanya, dia tidak bia melihat orang yang akan dia temui.

"Terimakasih Bu, saya permisi." Pamit Fia, dia kemudian jalan menuju kubikel paling ujung.

Ternyata benar di sana Fia bisa melihat orang yang tadi pagi mengeluarkannya dari kelas dengan tidak terhormatnya.

"Permisi Pak, selamat siang. Saya Fia..." ucap Fia dengan pelan.

Nares yang sejak tadi fokus melihat kuis kelasnya mengangkat pelan kepalanya. Namun hanya diam, tidak mengatakan apapun.

Sampai beberapa saat Fia hanya diam berdiri di hadapan dosennya, bahkan tidak di persilahkan duduk.

"Ini saya tidak di suruh duduk Pak? Atau kalau tidak ada apapun yang mau di bicarakan saya pergi Pak." Fia sudah sangat kesal dengan dosen baru itu. Baru bertemu sekali saja sudah banyak tingkah, untuk apa juga di di minta datang kalau pada akhirnya tidak di sapa hanya diam.

"Tipe mahasiswi seperti kamu ini yang paling saya benci. Sudah bersalah tidak sadar diri, malah nglunjak..." ucap Nares dengan tajam.

"Tipe dosen seperti bapak juga yang paling saya benci." Ucap Fia dengan spontan.

Menyadari ucapan kurang ajarnya, Fia langsung menutup rapat mulutnya. Hanya bisa berdoa, agar dosennya ini tidak menaruh dendam padanya karena sikapnya, jadi apa nilainya nanti kalau sampai masuk kedalam daftar hitam dosen.

"Mau jadi apa generasi sekarang kalau mahasiswa saja tidak memiliki etika dan sopan santun seperti kamu..."

Nares menatap mahasiswi itu dengan tajam. Ucapan sepontannya tadi benar-benar kurang ajar menurut Nares. Apa iya mahasiswi sekarang sudah minim etika dan kesopanan.

"Saya memang salah Pak, tapi Bapak tidak bisa menyamakan semua mahasiswa buruk. Kalau saya salah ya salahkan saja saya, jangan identitas saya sebagai mahasiswa. Jadi dosen kok kurang bijak." Anggap saja Fia sedang beradu nasib dengan takdir, entah dapat keberanian dari mana dia tadi sampai-sampai berani menjawab ucapan dosen baru nya itu.

"Saya tidak izinkan kamu masuk semua kelas saya sampai 3 kali pertemuan..."

Setelah mengatakan itu Nares kembali fokus pada pekerjaannya semua mengabaikan keberadaan Fia yang masih berdiri di hadapannya.

Fia yang mendengar ucapan dosennya itu hanya bisa menatapnya dengan tidak percaya. Dia langsung mengambil ponselnya di saku celananya dan melihat KRS nya semester ini.

Ternyata dosen barunya itu tidak hanya mengampu satu mata kuliah tapi tiga mata kuliah untuknya KRS nya sampai tengah semester dan sisa dua mata kuliah setelah habis tengah semester.

Bisa hancur tiga mata kuliahnya kalau sampai dia tidak bisa masuk kelas dan absennya kosong belum lagi kalau ada kuis saat dia absen seperti hari ini. Tiga pertemuan berarti nyawa bolosnya sudah habis dan dia tidak memiliki kesempatan bolos lagi.

"Sayakan cuma telat di kelas Geologi panas Bumi Pak, masa saya juga tidak bisa masuk Geologi minyak bumi dan Geologi Batubara Pak?"

Nares mengabaikan ucapan Fia, seolah-olah tidak mendengarkan apapun yang mahasiswinya itu katakan.

Fia yang di abaikan merasa kesal, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

"Pak...saya minta maaf Pak kalau sudah kurang ajar. Tapi jangan keluarkan saya dari kelas Bapak sampai 3 pertemuan. Nanti nilai saya, absen saya bagaimana Pak?" tanya Fia dengan nada semelas mungkin.

"Itu bukan urusan saya." Ucap Nares tegas.

"Kasih saya tugas saja Pak, banyak juga tidak papa. Yang penting jangan di keluarkan dari kelas." Fia kembali mencoba negosiasi.

"Rangkum materi kuliah saya hari ini dalam 2 muka folio bergaris sama buat paper yang mengulas tentang geothermal di Indonesia bagian timur. Pilih 3 lokasi, sebutkan pemnfaatannya dan komponen-komponennya. Sejalaskan juga indikasi geothermal di lokasi tersebut."

Fia langsung tersenyum cerah mendengar apa yang dosennya katakan. Merangkum gampang, nanti dia bisa minta foto-foto materi dari temannya yang masuk kelas tadi. Masalah paper bukan persoalan. Internet dan metode copy-paste sudah di temuakan. 10 menit pasti kelar.

"Baik Pak, saya akan kerjakan..." Sahut Fia cepat.

"TULIS TANGAN DI FOLIO BERGARIS tinta hijau. Kumpulkan besok pagi di meja saya, sebelum kelas GMB. Kalau Tidak kamu tidak saya izinkan masuk kelas GMB saya..."

Ternyata selain kejam, dosen barunya juga licik. Mungkin dia sudah tau fikiran Fia tentang copy-paste sampai-sampai paper harus di tulis tangan dengan tinta hijau.

Tanpa protes Fia hanya meng iyakan apa yang dosennya katakan, tidak ada lagi bantahan jika masih ingin nyawanya selamat.

Setelah itu Fia pamit untuk pergi. Tanpa menjawab, Nares hanya mengangguk acuh.

Sampai di luar ruangan dosen, Fia benar-benar mengutuk dosen barunya itu. Dia benar-benar benci setengah mati dengan manusia iblis bernama Nares.

***BERSAMBUNG**** 

WNG, 3 JULI 2021

SALAM

E_PRAS 

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 254K 45
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
952K 44.4K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
5.4M 450K 63
"Allahuakbar! Cowok siapa itu tadi, Mar?!" "Abang gue itu." "Sumpah demi apa?!" "Demi puja kerang ajaib." "SIALAN KENAPA LO GAK BILANG-BILANG KALO PU...
1.2M 41.5K 55
Sial bagi Sava Orlin setelah melihat lembar penetapan pembimbing skripsinya. Di sana tertulis nama sang mantan calon suaminya, membuat gadis itu akan...