KENZIELL

By dairyymilk

37.1K 3.8K 5.2K

"Dasar kulkas!" "Berenti manggil gue kulkas!" "Kak Kenzie gada bedanya kayak kulkas, dingin." "Kulkas dingin... More

Prolog |•| Kenziell
Satu |•| Truth or Dare
Dua |•| Minimarket
Tiga |•| Pacar gue?
Empat |•| Siapakah dia?
Lima |•| Makan malam
Enam |•| Hari kartini
Tujuh |•| Butik
Delapan |•| Hari pernikahan
Sembilan |•| Kulkas Idup!
Sepuluh |•| Insiden kantin
Sebelas |•| Cemburu?
DuaBelas |•| Sebuah Prioritas
TigaBelas |•| Permainan Dimulai
EmpatBelas |•| Ancaman
LimaBelas |•| Fake Friend
EnamBelas |•| Rahasia?
TujuhBelas |•| Pasar Malam
DelapanBelas |•| Toko buku
SembilanBelas |•| Taman Kenangan
DuaPuluh |•| Kasus yang janggal
DuaSatu |•| Wajan yang gosong
Duadua |•| Tragedi jl. kamboja
DuaTiga |•| Mantan?
DuaEmpat |•| Astraphobia
DuaLima |•| Menyesal
DuaEnam |•| Alena pelakunya?
DuaTujuh |•| Setitik kasih sayang
DuaDelapan |•| Bakti Sosial
DuaSembilan |•| Sebuah kesalahpahaman
TigaSatu |•| Sidang pertama
TigaDua |•| Sidang Kedua
TigaTiga |•| Mengikhlaskan semuanya
Tiga empat |•| Tersebarnya Video
Tiga lima |•| Bohong
Tiga Enam |•| Sisi Buruk
Tiga Tujuh |•| Putus?
Tiga Delapan |•| Rooftop Sekolah

TigaPuluh |•| Fakta Baru

513 56 21
By dairyymilk

.
.
.

DI DEPAN tong sampah, seorang gadis berkulit pucat tengah menggenggam sesuatu dengan tangan yang bergetar.

Tadi pagi, dua polisi mendatangi kediamannya. Seseorang telah melaporkannya atas tuduhan pembunuhan.

Perasaannya saat ini tak bisa diutarakan. Rasa takut, merasa bersalah dan marah bercampur menjadi satu.

Tangannya semakin bergetar. Ingatan tentang peristiwa kematian Fikri, membuatnya tambah frustasi.

"Tenang, Alena. Apapun kondisinya, Lo pasti aman. Lo gak salah, ini ketidaksengajaan!" gumamnya sesekali menggigit bibir.

Alena memandang baju yang sedari tadi ia genggam. Baju putih dengan bercak darah disekitarnya. "Gue gak salah. Gue gak sengaja ngebunuh Fikri... Hiks hiks."

Tangisannya semakin menjadi. Rasa cemas sekaligus bersalah menyelimutinya. Jika baju ini ditemukan polisi, bisa dipastikan Ia akan ditetapkan sebagai tersangka. DNA pada darah yang terciprat di baju ini, akan menjadi bukti yang kuat kalau Alena, ada saat Fikri terbunuh malam itu.

Dua hari lagi akan diadakan sidang. Malam ini, Alena berencana untuk menghilangkan semua bukti yang bisa menjebloskan dirinya ke penjara.

Termasuk baju ini, sudah hampir dua minggu ia simpan di bagasi mobil. Ia tidak berani memindahkannya. Inilah sebabnya kenapa Alena pada saat malam itu sangat panik ketika petugas polisi yang akan memindahkan mobilnya. Tapi untung saja, tidak ada yang menemukan bukti ini.

Berkali-kali ia mengatur nafas agar merasa lebih tenang. Ia jatuhkan baju putih kesayangannya itu pada tong sampah. Tangannya merogoh korek api dari dalam kantong celana.

"Dengan begini, gue pasti aman." ucapnya, perlahan melempar batang korek berselimut api itu ke dalam tong sampah.

Tak mau berlama-lama karna takut dicurigai warga sekitar, Alena kembali masuk ke dalam rumah. Bukti yang mengarah padanya sudah lenyap, di sidang nanti ia sudah dipastikan akan menang. Setelah itu, Alena berencana untuk menuntut Nesya dengan tuduhan pencemaran nama baik.

"Nes, Lo bakal nyesel udah ngajak gue main api." batinnya.

¢•¢•¢

Keesokan harinya.

Di ruang kelas yang cukup ramai, seperti biasa Graziell dan teman-temannya berkumpul di satu meja.

Jika kemarin-kemarin mereka isi dengan percakapan random, hari ini berbeda. Mereka berekspresi cemas, menenangkan Alena yang tengah bercerita, bahwa Nesya telah melaporkannya kepada polisi.

"Besok gue sidang, tapi gue udah gugup dari sekarang."

"Al, jangan khawatir. Lo pasti baik-baik aja." Kata Ferannisa tersenyum. Meski sebenarnya ia juga cemas.

"Kalian percaya kan, kalo gue gak salah?"

"Al, kenapa harus nanya? Kita percaya sama Lo." Sahut Theresia.

"Theresia bener. Di sini kita ada, buat dukung Lo." timpal Tiara.

Ketika semuanya sibuk saling mendukung, Graziell hanya diam dengan pikiran yang terus bergelut. Dia tidak menyangka, bahwa Nesya benar-benar melaporkannya. Entah apa yang akan terjadi di esok hari.

"Ziell, kenapa daritadi diem?"

"Gue cuma heran, kenapa Alena sampe dilaporin. Padahal faktanya dia ada di lokasi setelah Fikri meninggal."

¢•¢•¢

Sejak kejadian di panti asuhan tempo hari, Graziell tidak pernah lagi mengajak Kenzie berbicara. Beda dengan pria itu, yang selalu mencari topik pembicaraan meski tidak ditanggapi.

"Sorry, kemaren gue gak jadi ngajak lo jalan. Ada urusan yang gak bisa gue tinggalin."

Kenzie mendengus melihat Graziell yang terus diam. "Lo gak bosen diem terus? Bisu beneran gue sukurin si," Melihat respon tak suka dari Ziell, Kenzie terkekeh. Pria itu membelokkan mobilnya ke kanan. Menuju tempat parkir sebuah Mall yang ada di kota itu.

"Makan dulu ya? Gue laper." tanya Kenzie yang lagi-lagi tidak ditanggapi.

Kenzie menggenggam lengan Ziell. Sempat ingin melepaskan, tapi Kenzie lebih dulu mengeratkan genggamannya sampai gadis itu tidak bisa berkutik.

•••

"Mau makan apa?" tanya Kenzie melihat daftar menu.

"Terserah," jawab Ziell ketus.

"Disini ada makanan terserah? Yauda pesen itu aja mba." Kata Kenzie kepada pramusaji. Tapi itu langsung mendapat protes dari Ziell.

"Ish, maksud Ziell bukan itu--"

"Terus apa sayang, hm?" goda Kenzie.

"Diem!"

Kenzie tertawa. Mengapa Ziell begitu imut ketika marah begini.

"Burger dua, minumnya milk shake strawberry, yang satu burgernya extra keju." seru Kenzie pada pramusaji yang langsung menulis pesanannya. Kening Ziell mengerut heran, semua yang disebutkan kenzie adalah menu favoritnya. Bagaimana pria itu bisa tahu?

Setelah pramusaji itu melengos pergi, keadaan menjadi canggung. Graziell beralih memainkan ponsel agar ada kegiatan, sedangkan Kenzie sibuk memperhatikan gadis cantik itu.

"Maaf," kata Kenzie sambil menunduk lesu. "Maaf, gue gak ngasi tau lo dari awal."

"Telat," ujar Ziell dingin.

"Dengerin gue," Kenzie menghentikan aktivitas Ziell yang masih memainkan ponsel. "Dulu gue sama Elvira emang pacaran."

"Dulu dia sering dapet perlakuan kasar dari Fahri, disitu hati gue tergerak buat ngelindungin. Berawal dari sana, gue ada rasa. Tapi itu dulu, sekarang udah ngga."

Menunduk merupakan hal salah yang dilakukan Ziell saat ini. Air mata yang sudah tak terbendung, meluncur dengan lancar di pipi.

"Kenapa baru bilang Kak? Kenapa selalu bersikap seolah gak ada apa-apa? Kenapa Ziell baru tau!?!"

"Gue masih nunggu waktu yang tepat, gak tau kalo akhirnya jadi gini."

Tatapan Kenzie kepada Graziell semakin intens. Tangannya terulur menyeka air mata gadis itu. Dari sorot matanya, ia ikut merasakan kecewa yang dirasakan oleh gadisnya. "Maaf,"

"Sekarang jujur, Kak Kenzie masih ada rasa kan sama El?"

"Sekarang kan gue punya Lo, ngapain nyari yang lain?"

"Boong," Graziell cemberut, mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Serius, Graziell." Saat kenzie mengatakan itu, pramusaji datang meletakkan pesanan diatas meja.

Kenzie melepaskan satu gelang karet berwarna hitam dari lengannya. Lalu mengikat rambut Graziell yang hampir mengenai makanan. "Sekarang makan. Lu dari kemaren nangis mulu, kek anak kecil."

"Emang masih kecil," sahut Ziell dengan suara parau, masih menunjukkan wajah cemberutnya.

"Mau gue gedein?" tanya Kenzie tersenyum miring, lagi-lagi menggoda gadisnya.

"Ih!" Graziell memukul lengan kenzie. Tidak sakit, tapi malah membuat Kenzie tertawa.

"Mmm, kok gak makan?" tanya Ziell bingung melihat Kenzie masih santai, tak ada tanda-tanda memakan makanannya.

"Nunggu Lo makan dulu," jawab Kenzie menopang dagunya, memperhatikan dengan seksama bagaimana pipi Ziell mengembung penuh terisi makanan.

"Jangan liatin Ziell!" cicit Ziell merasa malu diperhatikan oleh kenzie.

"Maaf, mata gue lagi gak bisa diatur," jawab Kenzie tersenyum manis.

¢•¢•¢

Malam harinya.

Buku tebal bertumpuk dihadapan Kenzie. Besok di kelasnya akan ada penilaian tengah semester. Kebetulan, yang menjadi pengawas besok adalah Pak Yatno, dosen killer dengan kumis tebal yang menjadu ciri khasnya. Maka dari itu malam ini Kenzie harus mengulang apa yang sudah diajarkan, agar besok bisa mengerjakan soal dengan lancar.

Tuk tuk..

Suara ketukan pintu terdengar di penjuru ruangan. Siapa yang berani mengganggu konsentrasinya?

"Graziell?" batin Kenzie.

"Jangan masuk, di dalem ada bom!" teriak Kenzie, masih fokus melihat bukunya.

Ceklek.

Kenzie mendengus kesal. "Udah dibilang, jangan ma-- suk."

"Saya tidak ingin di ganggu!" ujar Kenzie dingin, kembali melanjutkan aktivitasnya yang sedang belajar.

Wanita paruh baya itu tersenyum. Ia meletakkan minuman coklat dingin di meja belajar Kenzie. "Tiap Graziell mau ulangan, pasti dia minta dibikinin coklat dingin. Katanya penghilang stress."

"Tapi saya tidak stress."

Felisa tertawa. Entah, itu seperti jawaban yang masuk akal untuk menolak kehadirannya, tapi malah membuat perutnya menggelitik.

"Yauda, minumnya kalo udah mulai stress aja," sahut Felisa diujung suara tawanya.

Tidak ada jawaban, itu sudah biasa. Felisa tidak merasa sakit hati. Watak Kenzie memang seperti itu, tapi Ia yakin, anak itu akan berubah suatu saat nanti. Felisa berbalik badan, hendak kembali ke lantai bawah.

"Makasi, Mah." seru Kenzie dengan suara kecil, bahkan hampir tidak terdengar.

Di ambang pintu, Felisa menghentikan langkahnya. Apa dia tidak salah dengar? Kenzie memanggilnya Mamah?

Tersentuh saat mendengar penuturan Kenzie, mata Felisa mulai berkaca-kaca. Ia kembali menghampiri remaja laki-laki itu.

Memeluknya erat, sambil sesekali mengusap rambut hitamnya. "Good luck, anak Mamah." ucap Felisa, suaranya terdengar serak.

Dalam diamnya, Kenzie menahan untuk tidak mengeluarkan air mata. Untuk pertama kalinya ia merasakan bagaimana rasanya dipeluk oleh seorang Ibu. Hangat, itulah rasanya.

.
.

Note! : Percayalah, pelukan adalah transfer energi positif yang paling efektif. -Dn.

To be continue.

Percaya ga, kalo telunjuk kita ditaro di pipi, malah gabisa senyum anjir. Coba aja.

Udah? Itu bisa, jangan lupa senyum hehe.

Salam semanis dairyymilk🍫❤️
See you dichapter selanjutnya!

28 April 2021

Love, dinn.

Continue Reading

You'll Also Like

66.8K 7K 64
"Harus banget ya, lo itu tau tentang hidup gue?" "Harus banget ya gue bilang berkali-kali, kalo semua yang menyangkut lo itu penting buat gue!" ▪️▪...
28.4K 1.2K 54
[Cerita ini sudah ending] gimana cerita nya adek kelas yg tak sengaja bertemu kakak kelas yg dingin nya mengalah kan ice bear dan kakak kelas ini mal...
403K 15.8K 53
(FOLLOW SEBELUM BACA) Cerita seorang cewek mengejar cowok mungkin sudah banyak kalian jumpai. Tetapi, alangkah baiknya kalian mengetahui cerita ini. ...
337K 21.3K 52
Judul awal : Cinta Anak Basket "Jadi pacar gue." Ucap Leo sambil tersenyum miring. "Lo gila?!" Pekik Safira kencang, bahkan kelewat kencang. "Iya gil...