Halo, semua! Salam kenal, aku lou!
Selamat datang di AXELLE! Buat yang udah ngikutin cerita aku dari cerita pertama maupun baru!
Sebelumnya i wanna say, MOHON MAAF, JIKA ADA KESAMAAN DENGAN ORANG YANG SEBENARNYA, MAUPUN NAMA, KEJADIAN, ALUR, DLL. ITU SEPENUHNYA KETIDAKSENGAJAAN. DARI BEBERAPA KEJADIAN DAN ALUR DALAM CERITA INI MERUPAKAN SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI JUGA MURNI DARI IMAGINASI SAYA. SO PLEASE! DON'T COPY IT, DONT BE A PLAGIARISM, MAKE YOUR OWN!!
⚠️ BUAT YANG TIDAK SUKA DENGAN CERITA INI, JANGAN MENYAMPAH DENGAN KATA-KATA HINAAN YANG TIDAK PANTAS YA, LEBIH BAIK KEEP IT FOR UR SELF AND JUST LEAVE RESPECTFULLY ⚠️
Semoga kalian suka ya sama ceritanya dan tidak mengecewakan ya!
Fyi, aku updatenya selalu sesuai mood ya hehe^^
Jangan lupa budayakan VOTE also commentnya, thankyou<3
Happy reading!
____________________________
Start write : 24 January 2021
End : XX XX XXXX
____________________________
"Harus ya sampe bawa gue kesini?" Lucya memperhatikan sekitar yang tidak ada orang sama sekali, hanya mereka berdua yang berada di taman tersebut dan itu membuat Lucya sedikit tidak tenang dan gugup. Berdua seperti ini dengan cowok yang memiliki aura dan ketampanan yang mampu menghipnotis mata para gadis.
"Enggak."
Lucya menyipitkan matanya kesal. "Ganteng doang, tapi bego."
Ada sedikit garis tipis di bibir Axelle. Dua kali, gadis dihadapannya ini dengan berani menghinanya. Baru kali ini ia di puji sekaligus di hina oleh seorang gadis.
Axelle bergumam. Membuat Lucya semakin geram karena lelaki itu tidak kunjung berbicara mengenai permintaannya atas janji Lucya.
"Lo mau minta apa? Cepetan, gue pengin pulang nih."
"Enggak sabaran banget." Tanggap Axelle dengan senyum jailnya.
"Gue mau mulai besok lo bawain gue bekal pas istirahat di kantin, harus lo yang masak. Inget, lo udah janji."
"Dan untuk ini," Axelle mengeluarkan sebuah kalung yang sangat Lucya kenali dari saku celananya. "Gue kembaliin dengan syarat, lo mau jadi pacar pura-pura gue. Cukup di depan cewek yang ngejar-ngejar gue."
Lucya membulatkan kedua bola matanya menatap tidak percaya dengan permintaan Axelle yang kedua, namun yang dikatakan cowok itu semuanya jauh dari kata main-main.
"ENGGAK! ENGGAK! ENAK AJA, ENGGAK BISA! ENGGAK MAU GUE!" Lucya sedikit memundurkan dirinya dari Axelle.
Yang benar saja! Apa yang sebenarnya ada dipikiran cowok ini sih?! Bisa-bisanya dia meminta hal seperti itu padanya yang mana seorang gadis yang baru mengenalnya. Dia memang telah berjanji dan kalung itu juga, ya, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan kalungnya kembali. Tapi dari sekian pemikirannya, menjadi pacar pura-pura Axelle sangat... ugh! Cowok ini bener-bener sinting!
"Lo udah janji."
Lucya berdecak kesal. "Iya, gue emang udah janji. Yang pertama masih bisa gue turutin, tapi yang kedua? Yang bener aja deh! Otak lo abis kebentur apa gimana?"
"Terima atau enggak sama sekali?" Tanya Axelle semakin menyudutkan Lucya sembari melirik kalung milik Lucya yang masih menggantung di tangannya.
"Seriously!? Did you just lose your mind?" Tanya Lucya dengan kesal. Ia semakin dibuat bingung. "Kenapa enggak cewek lain aja? Kan pasti banyak tuh yang suka sama lo, yang pasti siap sedia jadi pacar pura-pura lo bahkan pacar sungguhan juga."
"Tapi gue maunya lo. Gimana?" Tanggap Axelle kelewat santai tanpa mengalihkan tatapannya sedikitpun dari Lucya yang sekarang sudah merasa gila dengan permintaan Axelle yang cenderung tidak ingin di bantah. Of course!
"Lo tuh..." Lucya mengangkat telunjuknya yang mengarah pada wajah Axelle lalu mengepalkan kedua tangannya tepat di depan wajah Axelle. Menahan kekesalannya. "Enggak ada pilihan lain apa?"
"Enggak ada."
"Please, permintaan yang lain, selain itu..."
"Jadi pacar gue. Mau?"
"Enggak mau! Sinting lo ya?!" Hardik Lucya dengan kedua mata yang melotot sempurna pada Axelle.
Axelle masih menunggu dengan sabar di depan Lucya yang sudah mencak-mencak bahkan ingin sekali menonjok wajah Axelle sekarang juga.
"Pilih mana, Jadi pacar sungguhan gue atau pura-pura?" Tanya Axelle. Dia yakin gadis itu tidak akan bisa menolak opsi kedua jika pilihan lainnya hanya opsi pertama. Jadi pacar pura-puranya saja, Lucya tidak mau, apalagi jadi pacar sungguhan cowok itu. Goodness!
Untuk beberapa detik kedepan, Lucya masih dilanda kebingungan bercampur kesal sampai dia berkata, "Fine! Siapa cewek yang ngejar lo? Mau gimana?"
Seulas senyum kemenangan terukir di wajah tampan Axelle, namun itu hanya untuk beberapa detik. "Sabtu ini, ikut gue ke suatu tempat. Yang lo lakuin hanya perlu mengakui kalo lo pacar gue di depan dia. Itu aja."
"Siapa ceweknya? Gue juga perlu tahu."
"Nanti juga lo tahu. Yang perlu lo lakuin hanya itu, jadi pacar pura-pura gue. Disekolah, di depan teman-teman gue atau teman-teman lo, enggak usah, nanti lo keenakan."
Lucya membulat mendengar kalimat terakhir cowok itu. Refleks, ia memukul dada Axelle memakai tote bag yang berisi buku-buku paketnya bersamaan dengan tangan lainnya yang merampas kalung tersebut. "NGIMPI LO!" Lalu dengan perasaan dongkol. Lucya berbalik, melangkah pergi— meninggalkan Axelle.
"Jangan lupa, mulai besok masakin gue makanan yang enak!"
"Brisik!"
Yatuhan! Cobaan apa lagi ini?!
Hope you guys like it!
JANGAN LUPA VOTE, COMMENT AND SHARE YA! KE TEMAN KALIAN! Also Follow me if u haven't yet 🤗
Thank you for the Vote & Comments!
Sincerely,
Lou.
More info and spoiler : Go Follow @Loucamilee_