Am I a Papa?

By Moondesca

395K 40.5K 7.5K

-Coretan NamJin By MOONDESCA- [SELESAI] ★Sanggupkan Namjoon menjalani peran barunya sebagai papa? Bagaimana d... More

Prolog
Begin
N.O
Dream Reality
Serendipity
Dollar Dollar GO GO
Miss Right
DNA part 1
DNA Part 2
House of Card
Anpanman
Ddaeng!
Save Me, I'am Fine
MAMA
Boys With Luvappa💕
bukan chapter: Corat Coret
One Night In A Strange City
One Night in a Strange City ~ 2
Heartbeat
Whalien 52
Skit: R U Happy Now?
Hold Me Tight
Make It Right
Lie
BONUS Skit: Expectation
00.00
EGO (EverythingGOes)
UGH!
Skit: Dear Diary Kelinci
Boy Meets Evil
Boy Meets......What?
Expensive Girl
Seesaw
Stay
Skit: QnA with Twins
Skit:CuapCuapJawab 🐥🐯
FIRE 🔥
Dis-ease
Louder than Bombs

Blue and Gray

4.7K 543 49
By Moondesca

Catatan:
Karena satu dan lain hal aku merubah nama Ibu Namjoon dari Kim Heechul menjadi Kim Heecha jadi mohon pemahamannya 😊 dan visualisasinya itu terserah kalian asal nenek2 yang galak 😅

.
.
.

Taehyung dan Jimin kembar tidak
identik. Banyak sekali perbedaan diantara mereka. Baik dari segi fisik maupun perilaku. Hal itu juga diturunkan oleh sang Ayah yang kini menatap datar seseorang yang pernah berbagi rahim dengannya. Seseorang yang mereka sebut, Saudara Kembar.

"Bilang pada Nyonya Kim itu jangan seenaknya" Ucap Namjoon mengangkat kedua belah tangannya bersedekap menatap penuh tak suka.

Jackson, yang masih bernama Kim Namsoon, itu hanya menatap teduh. Mereka terlahir bagai dua zat yang tak bertolak belakang. Air dan Api. Namsoon, atau kita akan memanggilnya Jackson mulai seterusnya, menatap Namjoon yang masih tak mau menatapnya dengan wajar.

"Ibu memang suka seenaknya, Joonie. Ingat saat kita kecil?? Padahal kita akan berkunjung acara sekolah Ibu malah melarang dan membawa kita ke pacuan kuda yang membosankan" Jackson terkekeh saat kilas balik memori merasuki ingatannya. Masa kecil mereka tak seburuk ini. Mereka dekat dengan segala perbedaan. Tapi mereka lagi-lagi jadi korban para orangtua yang selalu beranggapan, anak saya baik-baik saja.

"Sudahkan?? Bisa kah kalian pergi. Jungkook telah dibawah asuhan ku jadi sudah tak ada alasan lagi aku berurusan dengan kalian"

Jackson menghela napas berat. Namjoon total membencinya. Dia memang salah. Tapi tak sepenuh juga menanggung amarah saudaranya hingga bertahun lamanya.

"Joon, sampai kapan kita seperti ini? Maaf jika hari itu Ayah yang mengambil ku ke China. Aku tahu diantara kita Kaulah yang terdekat dengan Ayah. Tapi, aku juga sakit Namjoon. Sakit saat kita di paksa berpisah. Lebih Sakit, karena Ibu lah yang memilih mengambil hak asuh mu ketimbang aku. Kita sama-sama terluka Namjoon"

"Terluka apanya??? Hidup bahagia dengan Ayah yang penyayang. Kau tak lihat Ibu yang semakin hari ntah kemana Naluri ibunya ada. Pemaksa dan Otoriter. Kau bercanda?" Mata Namjoon melotot dan terkekeh seakan meledek keadaan diantara keduanya.

Hari itu hari minggu, keluarga kecil itu memulai hari dengan bising seperti biasa. Tapi tempat jam 9 mereka kedatangan Tamu tak diundang.

Jackson datang. Bersama Moonbyul

Kedatangannya berhubungan dengan Jungkook. Namjoon hampir menonjok Jackson saat menjelaskan bahwa Sang ibu ingin Pengasuhan diserahkan ke tangan Jackson dan Moonbyul. Seokjin terpekur di tempat, memeluk Jungkook erat. Tidak. Tidak boleh. Jungkook anaknya. Tidak boleh.

Dan Seokjin masih terdiam dengan Jungkook di pangkuannya duduk diruang bermain para anak-anak. Bersama Moonbyul, mantan kekasih suaminya yang duduk melantak dihadapannya.

"Aku dengar kamu yang mengasuh Jungkook selama ini" Ujar Moonbyul membuka pembicaraan.

Seokjin mengangguk kaku.

"Terima kasih sudah merawat Jungkook dengan baik. Kau Ibu yang baik" Ucapnya tulus.

Seokjin memberanikan menatap Moonbyul yang terdiam memandang Jungkook.

"Saat Jae Nuna Kecelakaan, aku dan Jackson kebetulan berkunjung kesini. Kami mengasuh Jungkook yang saat itu masih 2 bulan. Sampai akhirnya Ibu mendadak mengambil Jungkook dan membawanya ke Namjoon. Kami menolak, karena Jungkook dititipkan oleh Jae Nuna sebelum dia berpulang. Tapi kau tahukan Ibu? Dia tak suka ditentang"

Seokjin tak tahu mau merespon apa selain mengangguk.

"Kami kembali ke Hongkong. Rencana nya memang kami akan membawa Jungkook ke Hongkong."

Moonbyul menatap sekeliling ruangan bermain.

"Mama..?" Jimin terlihat melongok kan kepalanya dibalik pintu kamar para hyung. Taehyung juga keluar. Nampak malu karena ada tamu.

"Sini nak, duduk dan kenalan dengan Tante Moonbyul" Keduanya lalu lari dan duduk dan mengapit Seokjin dan Jungkook.

"Halo anak manis" sapa Moonbyul. Keduanya hanya tersenyum malu.

"Aku tak menyangka, Namjoon memiliki anak. Bahkan sebanyak ini?" Raut terkejut Moonbyul jelas tak dibuat-buat.

Bukan 1 atau 2 anak tapi 4, ditambah Jungkook menjadi 5???

"Yah, begitulah. Suruh siapa dia dulu nakal" Gerutu Seokjin

"Bagaimana awal-awal datangnya mereka. Pasti Namjoon kesulitan kan?? Dia dan anak, itu ibaratnya air dan minyak. Bahkan dulu, dia tak ingin memiliki anak" Ucap Moonbyul Sendu.

"Oh?? Benarkah??" Seokjin menatap penuh ketertarikan. Perasaan Namjoon pernah bilang cita-citanya ingin punya keluarga deh

"Haha itu dulu. Tapi sekarang, dia benar menjadi seorang Ayah. Banyak yang berubah dari Namjoon. Kau hebat Seokjin."

Seokjin tersipu saja mendapatkan pujian dari wanita anggun dihadapannya.

"Aku sangat ingin mengambil Jungkook. Ingin ku rawat lagi, tapi sepertinya dihati Jungkook ada orang yang lebih dia ingin kan bersama. Lihat Dia bahkan tak melihat ku dan terus bersembunyi dipelukan mu Seokjin"

Seokjin menatap Jungkook yang biasanya sangat berisik dan aktif kini lebih pasif. Hanya diam menatap Seokjin diam-diam. Satu hal yang baru disadari Seokjin, bajunya digenggam erat oleh batin kelinci itu...

"Aku rasa kali ini kami tak bisa menuruti perintah Ibu. Sudah saatnya baik Namjoon dan Jackson memutuskan hidup mereka. Sudah cukup mereka terluka dan saling menyakiti satu sama lain."

"Hm, Moonbyul ssi.... "

Moonbyul melihat Seokjin yang nampak bimbang ingin bertanya

"..... Apakah kamu masih mencintai Namjoon? "

Moonbyul terbahak sampai menghapus airmata dipelupuk matanya

"Kau tahu aku dan Namjoon pernah bersama?" Seokjin mengiyakan dengan pelan.

"Masih. Aku masih mencintainya. Tapi sudah tak sebesar dahulu. Aku mulai mencintai suamiku"

Ada kelegaan dihati Seokjin.. Mungkin terkesan jahat tapi Seokjin hanya tak ingin memupuk lebih banyak drama tak. selesai dihidupnya.

"Aku tak tahu bagaimana kisah kalian bermula Seokjin. Tapi dari yang ku lihat di hari pertama kita bertemu, Namjoon sangat memujamu. Dia benar-benar memperlakukanmu berbeda. Kau merubahnya sangat banyak, tapi itu sangat baik. Tolong beri Namjoon banyak rasa bahagia. Sudah lama dia tertekan. Dia memang tak menginginkan anak tapi selalu mendambakannya"

Moonbyul tersenyum kecil melihat bayi yang sempat dia rawat curi curi pandang terhadapnya.

"Jungkookie boleh Bubu menggendongmu sayang? Bubu rindu" Ada air mata yang menetes di pipi Moonbyul. Seokjin tak tega dengan sedikit memaksa Jungkook mendarat dipangkuan Moonbyul yang mendekap bayi itu erat.

"Jungkookie sudah besar sekali. Pasti mama banyak kasih makan Jungkookie yah?"

"Dedek Kookie makannya banyak tante, di perutnya ada Dinosaurus sama Monster Lapar" Sambar Taehyung

"Ish Taetae, perut Kookie ndak ada monsternya." Protes Jimin

"Tata yungyuung, ontel apal nono... Eyut dede Kie ndut wucuu" Protes Jungkook juga

"Ya Tuhan Jungkookie bahkan sudah pintar Ngomong. Ingat bubu tidak?? Bubu rindu sekali dengan Jungkook. Baba juga rindu, nanti peluk Baba Juga yah nak dibawah"

Baik Seokjin dan Moonbyul yang menggendong Jungkook turun melihat dua Saudara kembar yang saling menatap tanpa ingin berbicara lagi.

"Jungkookie say Hai to Baba"

Jackson cepat menoleh memandang Jungkook di gendongan Moonbyul air matanya menetes karena rindu. Dengan cepat direngkuhnya Jungkook kepelukan nnya

"YAAA!!! LEPASKAN PUTRAKU" Teriak Namjoon emosi.

Seokjin mengambil alih kendali. Mengelus dada sang suami menenangkan.

"Biarkan mereka saling melepas rindu. Jika tak suka tutup matamu dan tenangkan dirimu. Jungkookie kita tidak akan kemana-mana."

Namjoon ingin membantah tapi Seokjin terlihat tak ingin suaminya tidak menurut. Mengeluarkan kata pamungkas.

"Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan malam ini. Cukup bersabar, papa sayang" Bisik Seokjin penuh arti.

Namjoon menghempaskan badannya ke sofa dengan kasar. Dia masih kesal dengan kehadiran para tamu tak diinginkan itu.

Menuruti Seokjin, Namjoon memilih diam tak melihat bagaimana haru biru pemandangan dihadapannya. Dia sebenarnya sedari tadi ingin pergi untuk menghindari orang-orang ini tapi kalau mereka membawa kabur Jungkook saat dia lengah jelas membuat kewaspadaan meningkat.

Dasar tukang suudzon.

Meski akhirnya dia kalah dan memilih gazebo taman tempatnya menenangkan diri.

"Jangan terus menyalahkan Namsoon, Namjoonah. Dia adalah Korban dari hubungan kita"

Sebuah suara menginterupsi lamunan Namjoon. Moonbyul datang dan duduk agak jauh darinya

"Apa kabar Namjoon? Kau nampak sehat dan jauh lebih tenang sekarang" Ujar Moonbyul memulai pembicaraan.

"Yah seperti yang kau lihat. Lebih baik dari sebelumnya dan Selamat atas kesuksesan album baru mu dan SangHo hyung" Balas Namjoon santai meski tatapannya terus kedepannya.

"Terimakasih."

"Sampai kapan kalian mau menjadi kacung Ibu? Jangan jadi tolol seperti Namsoon, byulie."

Moonbyul terkekeh mendengar panggilan yang biasa Namjoon berikan padanya.

"Kau memanggilku Byullie? Sudah memaafkan ku? Jika tidak aku akan meminta maaf lagi. Maaf kan aku Namjoonah, untuk semua kelakuan burukku"

"Lupakan saja. Dan segera kembali ke Hongkong." Ucap ketus Namjoon

"Kau sendiri, tak ingin jalan-jalan kesana? Melihat ayah? Ayah rindu denganmu Namjoon. Sangat Rindu. Dia aostinsennag mengetahui telah memiliki banyak cucu" Namjoon menulikan pendengarannya. Meski dia mencoba menjadi Ayah yang baik untuk anak-anaknya namun dia sadar belum bisa menjadi anak yang berbakti untuk orang tuanya sendiri.

"Ada kau dan Namsoon. Aku rasa itu lebih dari cukup. Dan soal Jungkook dan keinginan ibu lupakan saja, aku gak akan memberikan Jungkook pada kalian. Sejak ibu menyuruh Minho dan Taemin membawa Jungkook ke Apartemenku, sejak itu Jungkook milikku sepenuhnya. Dan kau tau sendiri kan, aku tak suka milikku diambil dari ku"

Moonbyul membalas geraman Namjoon dengan santai. Sudah terlalu paham dengan sumbu pendek yang Namjoon punya.

"Sangat Namjoon sekali. Seokjin pasti memiliki banyak Stok kesabaran menghadapimu. Sebenarnya aku dan Namsoon juga tak berniat mengambil Jungkook lagi. Terlebih saat kami tahu kau sudah menikah. Dan yah terkejut sekali saat tau kau punya anak yang lain. Mereka.... Benar anakmu? Bukan dari Seokjin kan? Seokjin terlihat masih muda sekali"

"Mereka anakku. Dan selamanya akan jadi anakku" Ujar Namjoon tegas

"Tak kusangka banyak perubahan yah kau alami Namjoonah. Aku senang kau bahagia sekarang. Jangan malu untuk bahagia."

Moonbyul bangkit menatap Namjoon sekali lagi.

"Terima kasih sudah memaafkan ku. Bisakah kau juga memaafkan Namsoon? Namsoon begitu malang karena perasaan bersalah dan rasa rindu untuk mu"

"Entahlah, mungkin bisa kuusahakan" Jawab Namjoon acuh tapi sebenarnya lebih dari itu ada satu pertanyaan yang berputar dikepalai Namjoon.

"Moonbyul, Namsoon bilang, kalian hanya tinggal berdua saja.. Hmm.. Dimana anak kalian?"

Moonbyul terkejut sesaat tapi tak lama tersenyum perih.

"Bersama Jae Nuna disurga. Anak kami, tak pernah dilahirkan kedunia"

Namjoon terpekur ditempatnya mendengar berita yang sangat mengangetkannya. Sejak batalnya pernikahan keduanya, Namjoon benar-benar menarik diri dari Hal-hal berbau mantan dan saudaranya itu. Kebencian menumpuk membutakan matanya...

"Itu buah dari kebodohan kami Namjoonah. Bahkan anak kami tidak diizinkan lahir, karena telah menyakiti pria tulus seperti mu.."

Jackson dan Moonbyul pergi disaat petang. Diiringi desah lega dihati Namsoon alias Jackson yang penuh haru kala bisa merengkuh Namjoon ke pelukannya lagi. Meski itu sebenarnya hasil turun tangan Seokjin yang mengimi-imingi hal menarik untuk Namjoon.

Tapi sebelum benar pergi Moonbyul memberikannya sebuah informasi penting

"SangHo nampaknya merencanakan sesuatu. Berhati-hatilah. Dia pikir akan menghancurkan mu saat mempertemukan kita. Tapi syukurlah kau baik-baik saja"

.
.
.

.
.
.

.
.
.

"Apa yang kau pikirkan?"

Lamunan Namjoon buyar kendati melirik Seokjin yang terbangun mendapati dirinya melamun dengan duduk bersandar di kepala ranjang.

"Tidak ada, kenapa bangun? Tidur lagi, kamu pasti lelah"

Namjoon merapikan selimut Seokjin yang melorot. Keduanya habis. Melakukan yang iya-iya tadi sesuai iming-iming darinSeokjin karena mau berbuat baik kepada Jackson dan Moonbyul.

"Kau juga tidur. Kita sama-sama lelah" Kekeh Seokjin dengan nada parau sehabis tidur yang hanya sebentar.

Namjoon menurut menarik Seokjin rapat ke pelukannya.

"Baiklah Mare.. Mama Korea hehehe" Keduanya terkekeh.

"Bisa-bisanya memberikan panggilan seperti itu. Mama Korea Papa Whale. Aneh tapi bikin geli di perut" Protes Seokjin main-main.

"Sekarang tanpa embel-embel pet name aku lebih senang memanggilmu sayang. Biar setiap hari kita berdua saling sayang"

Duh benarkah ini Si Namjoon yang selalu menyebalkan dari Chapter 1 ini.

"Ah- Moonbyul. Menyuruhku berhati-hati tadi. Dia bilang padaku, SangHoo awalnya ingin menjadikan Moonbyul Salah satu jalan awal untuk. Membuat ku kacau. Tapi melihatku santai dan tak Peduli pada Moonbyul dia sepertinya berubah rencana. Orang itu kapan berubahnya sih"

Keduanya saling bergelung memeluk satu sama lain. Berbincang seperti ini sepertinya tidak buruk juga. Tengah malam adalah waktunya Overthinking, jadi dari pada terlalu Over berbagi kisah pada pasangan tidak buruk juga.

"Mungkin dia belum dapat kebaikan. Kita tak usah peduli tapi tetap waspada. Jisoo dan Sojung menelfon ku tadi, Sejeong tak bisa dihubungi. Aku juga harus ekstra waspada terhadapnya"

"Cobaan kita memang berat tapi semoga bisa dilalui bersama. Jika masalah-masalah kita selesai, aku berencana berhenti dari dunia entertainment"

"Huh?!"

Seokjin memandang wajah Namjoon. Ada keseriusan disana.

"Aku pikir mengelolah NMoon masih cukup menghidupi kita bersama. Musik adalah hidupku, dunia Entertainment adalah tempatku berpijak tapi jika itu hanya membawa masalah dan ketakutan bagi kesayanganku, untuk apa?"

Mata Namjoon menerawang bagaimana  hidupnya dan musik bermula. Dari kertas usang bekas ulangan matematika bernilai 100 dia tulis kata perkataan hingga menjadi lirik, bermain melodi, nada, ritme, bagaimana dia berdiri di panggung menyumpah serapah dunia melalu nyanyian cepat khasnya. Menyenangkan. Tapi sekarang mulai menakutkan.

"Tapi aku tak bisa melepas musik 100 persen. Mungkin menerima job free producer  bisa dipertimbangkan, bagaimana menurutmu?"

Seokjin tersenyum pelan, mengusap ndada telanjang sangat suami sebelum memberikan kecupan hangat di kening

"Aku mendukung apapun itu sayang. Kamu nakhoda dalam kapal kita. Kami akan mengikuti apapun arah angin yang ingin kapten lakukan. Berlayar dan terbang dimanapun itu kami ada dibelakangmu. Jadi ayo tidur"

Namjoon terkekeh lagi. Sebelum menurut memejam kan mata. Gantian memberi kecupan ke kening Seokjin

"Jangan dibelakangku, tapi disampingku selalu"

"Ya selalu"

.
.
.

.
.
.

"Appa.. Kalau Hiu dan Harimau berkelahi di Air siapa yang menang???"

Masih pagi-pagi dan Namjoon sudah mendapat serangan pertanyaan dari salah satu anaknya, Taehyung.

Setiap pagi anak itu akan bangun lebih awal mencari sang ayah yang biasanya menonton siaran ppagi jika tidak ada jadwal manggung Atau bahkan nekat membangunkan Namjoon,  seperti pagi ini.

"Mereka tidak bisa berkelahi Son. Mereka kan beda tempat tinggal"

"Tapi.. Tapi... Kata paman di TV harimau bisa berenang. Harimau kan buas, Hiu juga buas. Jadi mereka bisa berkelahi hehehe"

"Tidak boleh berkelahi. Nanti Harimau dan Hiu kesakitan, Taetae tidak sedih kalau harimau dan hiu kesakitan terus punah?"

Anak dalam pangkuannya menggeleng sedih.

"Good boy, Taetae juga jangan suka berkelahi sama Chim dan adek Kookie yah. Jadi anak yang pintar" Taehyung mengangguk patuh. Keduanya menyelesaikan tontonan animal sebelum Seokjin turun dengan wajah masih mengantuk diikuti oleh Hoseok, dengan Yoongi yang menggendong Jimin di punggung serta Jungkook yang jelas digendong Seokjin.

"Appaaaaa... Gut molning" Teriak Jimin heboh berlari ke arah sangat Ayah lalu memeluknya bersemangat.

"Yaaaa!! Chim ini cium-cium appa sudah sikat gigi belum? Jangan-jangan masih ada ilernya." Jimin sebal lalu mencium Namjoon hingga liurnya benar-benar menempel di wajah Namjoon. Taehyung yang melihat tindakan kembaran nya juga ikutan bersemangat mengecup sangat Ayah yang sudah berteriak minta tolong

"Ihhh... Papapa dede Kie.. Dede Kie mau umwa umwa papapa.. Mamaaa huweee umwa umwa" Jungkook meraung iri melihat tingkah sangat Kakak. Seokjin segera melepaskan Jungkook sebelum anak itu menangis histeris dalam gendongannya.

"Huweeeeee papapa... Chim yuung Tata yungyuung, pindah.. Janan Umwa umwa Papapa dede Kie... Janan mamam pipi papapa"
Jungkook berusaha memanjati Kaki Panjang Namjoon menghalau dua kakanya yang masih meraup Pipi Namjoon.

"Drama pagi macam apa ini" Keluh Yoongi memutuskan pergi ke ruang makan. Menyandarkan kepalanya dikursi menunggu Seokjin memasak bersama bibi hwang dan Sinbi yang bersiap pergi kuliah.

"Hyung.. " Hoseok memanggil Yoongi

"Ada apa?"

"Mino mengundang kita ke acara ulangtahunnya minggu depan. Kemarin Bobby yang membawa ini tapi aku lupa kasih tau Hyung"

"Huh? Dia tak salah orang? Lagian kita sudah bukan teman kelasnya" Balas Yoongi

"Ya juga sih.. Tapi sepertinya seru Hyung.. Hyung mau pergi?"

Yoongi menatap malas lalu menggeleng membuat Hoseok terduduk lesu.

"Kau mau pergi?"

"Ini pertama kalinya aku dapat undangan Ulang tahun teman. Pasti seru Hyung. Hyung  tidak mau coba?"

"Tapi kau taukan situasi kita saat ini. Dad pasti tak mengizinkan. Lagian, kau percaya Mino? Dia bisa saja membully mu disana" Jelas Yoongi

"Mino sudah berubah kok. Waktu hyung tidak masuk dia sudah tidak pernah mengangguku."

"Tidak. Malas kau pergi saja sana.. Lagian belum tentu Dad mengizinkan"

Hoseok kembali lesu.

"Kalian kenapa? Apa yang harus ku izinkan?"

Namjoon masuk ruang makan dengan 3 anak Bebek mengiringi langkahnya dibelakang sembari memegangi celananya. Nampak kesulitan. Terlebih Jungkook beberapa kali hampir tersandung kakinya sendiri tapi tak mau digendong. Bayi kelinci yang sok kuat.

Hoseok tak menjawab hanya menyodorkan undangan berwarna biru itu ke tangan sangat ayah

"Mino ulangtahun Aboeji."

"Mino ini yang pernah bully kalian kan? Anak si Song Jae rim itu?"
Tanya Namjoon

"Iya Dad. Aneh sekali mengundang kita kan?"
Balas Yoongi

"Terus kalian mau pergi?"

Yoongi menunjuk Hoseok

"Dia yang mau aku tidak."

"Hosiki tidak pernah pergi acara Ulangtahun teman. Pasti seru 😔 tapi kalau Aboeji larang juga tidak apa-apa" Jawab Hoseok

"Kalian pergi saja. Aboeji akan ikut menemani. Kau juga Yoongi pergi. Hargai undangan orang lain" Ucap Namjoon dibalas gerung tak suka Yoongi.

"Malas dad. Pesta bocah pasti bikin pusing"

"Sadar diri Kau juga kan bocah." Elak Namjoon. Keributan baru berhenti saat Seokjin datang menata sarapan mereka.

.
.
.

.
.
.

Namjoon melepaskan Mike nya turun dari panggung setelah dua penampilan bersama Partnernya, Donghyuk.

"Kau mau pergi ke rumah Song Jae rim? Reporter gila itu? Serius?" Tanya Donghyuk

"Yah, anaknya ulangtahun dan mengundang Yoongi Hoseok"

"Tapi kau ingatkan, anaknya itu pernah membully Hoseok. Belum lagi Jae rim itu Sekutu SungHo hyung. Dia juga selalu bernafsu ingin merusak karirmu"

"Maka dari itu aku datang." Jawab Namjoon lugas sembari masih sibuk mencopot atribut yang dikenakan. Berganti Pakaian Santai

"Mau ku temani?? Sejujurnya aku khawatir. Apa kalian tak usah pergi saja? " Ucap Donghyuk

"Sudah tenang saja. Aku masih sanggup melawan jika si Song itu nekat macam-macam. Lagian dia mau menghancurkan pesta ulang tahun anaknya? Tidak kan? Aku pamit yah. Anak-anak menungguku diluar"

Donghyuk menatap punggung Namjoon dengan lamat. Handphonenya berdering tanda pesan masuk

Malam ini.

Sial. Donghyuk bergegas panik.

Pesta khas anak Sekolah Dasar yang lumayan mewah dan meriah. Namjoon masuk ke area pesta. Awalanya dia kira pesta diadakan dirumah ternyata di sebuah hotel.
Hoseok nampak riang, mengambil balon 3 buah, untuk adiknya katanya. Dan tak berhenti mencomot permen yang di pajang.

"Dad, jujur saja, kau memaksaku hadir karena tidak mau keki sendirian kan??" Bisik Yoongi datar

"Itu kau tau. Sudah nikmati acaranya." Paksa Namjoon.

Yoongi menggerutu. Dia tak suka suara bising. Dan kini dia bisa melihat beberapa anak berlarian seperti Hoseok. Konsep menjadi anak kecil. sewajarnya nampak tak cocok untuk seorang Kim Yoongi.

"Wah wah, siapa ini yang datang?? Selamat datang Rap Monster ssi"

Sapaan  yang terkesan dibuat-buat itu masuk ke pendengaran keduanya. Namjoon menoleh mendapati sang Tuan Rumah.

"Mana putramu? Kuucapkan selamat panjang umur. Kalau bisa request dia jangan seperti ayahnya"

"Hohoho tenang saja Rap Monster ssi, dia itu lebih dari Ayahnya. Pintar melihat hal jeli yang bisa menjadi sebuah skandal" Tatapan mata Jae rim menajam seiring Namjoon hanya menanggapi santai.

"Seperti kenapa temannya bisa memiliki Marga berbeda padahal dari ayah yang sama, dan Oh kau menyewa pengasuh untuk menjadi Ibu mereka. Luar biasa"

"Terimakasih pujiannya Song Jae rim ssi. Kau memang pandai melihat Hal Jeli, tapi kau lupa Rap Monster ini licin seperti belut. Apa kau tak mengisahkan kepada anak kesayangan mu sebuah kisah, dimana Ibunya bisa jatuh pada Belut ini.. Wow pasti bakalan seru sekali" Balas Namjoon lebih sarkas. Yoongi sampai terkejut mendengarnya.

"Kau tak berubah juga. Masih si Tengil perebut Istri orang. Kudengar kau menikah? Jalang manamu yang kau nikahi?"

Aura keduanya memanas. Yoongi juga menggeram marah.

"Kenapa? Takut istrimu ku nikahi? Yang jelas bukan istrimu." Namjoon tak ingin melayangkan tinjunya di hadapan anak-anak. Bisa merusak mental menurutnya. Biarlah pubertas yang merusak mental mereka.

"Rasanya tak baik untuk berdebat didepan anak-anak. Silahkan dinikmati pestanya anak manis. Kudengar ibumu lumayan terkenal di luar sana"

Jae rim pergi meninggalkan Yoongi yang berang. Namjoon menarik tangan Yoongi yang sudah ingin berdiri.

"Biarkan anjing menggonggong Yoongi. Duduk tenang dan kau akan tahu siapa tuannya" Ucap Namjoon membenahi  kacamata hitam yang digunakannya.

Pesta berlangsung meriah. Namjoon menyuruh Yoongi mendampingi Hoseok. Sedangkan dirinya hanya duduk saja mengamati dari arah belakang. Tangannya sibuk mengutak-atik ponselnya.

Niatnya datang memang bukan sekedar menemani Hoseok, tapi juga ingin bertemu Jae rim. Dan dari hal ini Namjoon tahu, Jae rim sudah banyak. Mendapatkan informasi tentangnya. Dia bahkan tahu perihal sunny. Dan tak akan dia biarkan ini berlanjut.

Hoseok tak lama datang dengan membawa Snack dan Juga balon ditangannya. Tertawa ruang menghampiri sang Ayah.

"Aboeji ayo pulang. Acaranya sudah selesai"

"Baik, dimana Yoongi?"
Tanya Namjoon

"Loh? Hyung tadi katanya mau ke Aboeji. Snacknya saja dititipkan padaku"

Namjoon panik tapi mencoba tenang.
Menarik Hoseok dan menanyakan di mana letak Toilet. Panitia acara membawa mereka ke toilet. Namjoon mengecek. Hal itu tak luput dari pengamatan Jaerim.

"Kau kenapa?" Tanyanya

Namjoon melihat Jae rim entah kenapa Amarahnya yang dia tahan sedari tadi meluap

"Dimana anakku brengsek? "

Jaerim menatap heran. Jelas saja tak Terima dituduh begitu saja.

"Mana ku tahu"

Dan Namjoon merasa hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan Jaerim. Dia bergegas ke bagian pengamanan. Mereka memencar mencari Yoongi tapi nihil dan pada akhirnya memeriksa CCTV.

"Loh itu kan Pam eh Samchon?" Pekik Hoseok dan Namjoon juga melihat jelas.

Yoongi nampak keluar dari area pesta bertemu dengan Donghyuk dan mereka terlihat menjauh sebelum tak ada tanda-tanda Yoongi  kembali. Dan nampak anak itu berdiri di titik buta CCTV dan tak ada rekaman apapun lagi tentangnya.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

Yoongi mana gaess.. Yoongi ilang 😭😭😭😭

Moondesca
170121
1:14

Continue Reading

You'll Also Like

375K 11.9K 5
Sebagai anak Dewi Athena, Seokjin seharusnya cukup pintar dan bijaksana untuk urusan dirinya sendiri. Terutama urusan keselamatan dirinya. Tapi mung...
101K 6.3K 25
Berisi update an perjuangan Jungkook untuk meraih hati si lil meow meow dan restu sang kakak yang possesive sangat. Sanggupkah Jungkook membuktikan d...
549K 61.9K 59
Kébàngkítàn Pęŕmàìšùŕì ÿàng dì kàbàŕkàn ťélàh màtì dèngàn képŕíbàdíán bàrú mènggèmpàrkàn nègèrì kèràjààn JèònŚéón Ďŕágòn. __________________________...
115K 8.7K 20
Prologue: William bersiap untuk mengajar disekolah. Sudah sekitar satu minggu ia mengajar tak ada hal aneh atau menarik yang terjadi, tapi dia sangat...