Jumeaux • njm ft. ljn ✓

By dreyy__hn

9.4K 834 18

Jumeaux一 (adjective) ; said of children born from the same childbirth Jeno, sang kakak yang hidup bahagia mel... More

[1]Prolog • Awal
[2]Prolog • Lee Jeno, Im Yoona
[3]Prolog • Na Jaemin
1. Jisung Sakit
2. Sekolah dan Hwang
3. Bit by Bit
4. Park
5. Choice
6. Jung
7. Jisung & Park
8. à l'envers
9. Désolé, jumeau
10. Déjà Vu
11. Wakey wakey! It's Morning!
12. Past to Present
13. Blurred Memories
14. New Moments
15. You Are The Key
16. Flashback
17. Back
18. Envoyez mon amour
19. Biar Semesta yang Memilih
20. "Cengeng"
21. Papa
22. Goodbye for Now
23. From Home [End]
O1. Make A Wish
O2. Best Friend

[Epilog] • My Everything

247 18 2
By dreyy__hn


You're my everything
그대의 낮과 밤을 지켜 주고 싶어 나
내게 기적이란 너야
볼 수 있기를 내 안에 어느새 번진 그대란 선물
You're my night and day
기다리고 있어 이 거리 널 다시 그리며
-My Everything, NCT U-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kenangan masa lalu yang buruk harus dilupakan, itu kata papa dulu. Namun sekuat apapun aku mau menghapus kenangan itu, kenangan itu justru selalu teringat. Seakan memberi tahu,

"Kau pernah ada di fase ini. Jangan karena kamu sudah bahagia kamu lupa prosesnya."

Ketika aku pindah ke Toronto, bayang bayang Korea tidak pernah meninggalkanku. Selalu saja aku teringat tentang kenangan disana. Membuatku rindu. Menelfon? Selisih waktu Seoul dan Toronto saja 14 jam. Mereka sudah tidur, aku baru bangun. Ya, meski Jisung sering berkunjung, ya karena anak itu ternyata keluarganya adalah konglomerat, tapi aku tetap rindu. Rindu pada Jeno lebih tepatnya. Padahal aku dulu bisa 15 tahun tanpanya, kenapa sekarang susah sekali?

Ya mau bagaimana lagi? Aku tidak pulang ke Seoul sama sekali, tapi aku masih punya alasan. Aku ingin mengejar mimpiku lebih cepat. Ya, beruntung karena otakku bisa dibilang jenius- keturunan papa, aku bisa lulus lebih cepat prediksi. Aku bisa meninggalkan Toronto duluan daripada teman teman sejurusanku. Tapi kalau boleh jujur, ada satu alasan lain kenapa aku ingin menyelesaikan studiku lebih cepat.

Moon Kevin dan Osaki Shotaro.

Mereka lulus 2 tahun lebih cepat dariku. Memang mereka masih menemaniku selama 6 bulan setelah mereka lulus. Tapi setelah itu Shotaro benar benar harus kembali ke Jepang. Kevin juga seringnya bolak balik Toronto-Vancouver demi menemaniku. Dan aku kurang nyaman dengan itu. Jadilah aku menyuruhnya kembali ke Vancouver dan jangan ke Toronto sesering sebelumnya. Dan benar dia menurutiku, dia mengunjungiku satu bulan dua kali. Dan aku mengunjunginya satu bulan sekali. Bahkan aku berteman baik dengan orang tuanya. Shotaro mungkin tidak sesering Kevin, dia berkunjung biasanya empat bulan sekali. Tapi tidak apa apa, anak itu menggemaskan, jadi dimaafkan.

Dua orang itu yang menemaniku selama disana. Mereka satu satunya yang kupunya. Papa Yunho sering bekerja bahkan lembur, mama Jess lebih sering di butik, ya walau saat weekend kita berkumpul. Taeil hyung? Dia kembali Korea saat dirasa aku sudah sehat lagi.

Aku kesepian disana, dan keduanya bersedia menemaniku.

___

Malam ini kita tidur berdua, aku dan Jeno. Ya atas permintaan Jeno sendiri. Katanya sudah lama kita tidak tidur bersama, dia rindu. Dan ya.. aku juga.

Rumah sepi. Padahal dulu walau sudah malam, pasti ada mama, atau papa dengan Mark hyung. Walau seringnya suara mama mengambil minum didapur. Terkadang suara ketikan laptop papa dan Mark hyung, mengajari mengurus perusahaan mungkin? Padahal akhirnya perusahaan itu diwariskan ke Jeno, dan Mark hyung memilih menjadi arsitek.

Aku dan Jeno tidur bersebelahan. Dia memunggungiku, sementara pandanganku tertuju pada atap kamarnya. Belum bisa tidur. Di Kanada, ini masih siang. Jeno sendiri sepertinya masih tidur. Inginnya sih menge chat Kevin, tapi sepertinya anak tidur. Shotaro? Pasti sudah tidur, ingat anak itu salah satu manusia termalas, tapi terajin yang pernah kutemui.

"Tidur, ga usah ngelamun." Aku menoleh pada Jeno. Setengah tidur ternyata. "Jen, lo udah tidur?" Tanyaku. Jeno hanya menggeleng, meski dia memunggungiku, tapi bisa dilihat kepalanya menggeleng. Lalu perlahan dia berbalik ke arahku. "Lo kenapa belom tidur?" Tanyanya. "Belom jadwal gue tidur." Balasku santai. "Emang lo tidur jam berapa?"

"Em... jam setengah 3?"

Jeno langsung terkejut. "Gila, Na, gue aja tidur ga bisa lebih dari jam 1 lo setengah 3??" Aku hanya mengangguk. Lalu berbalik ke arahnya. "Mau ngobrol dulu ga? Sampe gue ngantuk."

Third person POV
"Lo mau ngenalin Eunbi ke Yeonji?" Tanya Jeno yang dibalas anggukan mantap oleh Jaemin. "Eunbi belom dapet kerjaan, dia udah lulus duluan sih. Jadi dia free setiap hari." Balas Jaemin. "Ya.. Yeonji jadwalnya padet juga. Apa pas lo sidang aja gimana?"

"Boleh. 2 minggu lagi. Hubungin Yangyang sono, kosongin jadwal lo 2 minggu lagi. Ntar tiba tiba lo ga dateng, gue pastiin besoknya kepala lo putus."

"Iya iya ah, udah diatur tadi sama dia." Balas Jeno kesal. Jaemin tertawa dengan volume kecil, ia tidak mau membangunkan satu rumah dengan suaranya. "Bener kata mereka, lo tambah ngeselin habis balik dari Toronto." Jaemin hanya memandang saudara kembarnya. "Sebagai informasi, dari dulu saya tidak pernah berubah, Mr. Lee." Balas Jaemin sok formal, yang membuat Jeno tambah kesal. "Kita sedarah tapi beda marga."

"Ya iyalah! Marga gue masih kedaftar di kartu keluarga Na! Lo udah kedaftar di kartu keluarga Lee!"

"Ya abis lo gue minta pindah keluarga ga mau."

"Ga, selamanya marga gue Na. Di kartu keluarga gue, kepala keluarga Na Goongmin, ibu Im Yoona, saudara Na Jeno. Gue ga terima marga lain."

"Tapi lo dulu pernah jadi Jung, ngingetin aja."

"...ya itu kan dulu."

___

"Ayo lah maaa, mama ga sibuk kan? Lusa Jeno pasti libur. Apalagi aku pengangguran gini. Sudah lama juga loh maa."

Sulit ditebak memang, kini Jaemin tengah merengek pada Yoona, persis anak kecil. Donghae dan Jeno yang melihat pun agaknya takjub. Jarang sekali seorang Na Jaemin bertingkah seperti ini. Sedikit dejavu 7 tahun yang lalu, tingkah Jaemin setelah ia dinyatakan amnesia. "Nana, lusa mama sibuk-"

"Lusa Chuseok ma, toko pasti libur kan? Dulu mama pernah janji kita pergi sekeluarga loh! Mau nagih janji! Masa mama lupa??"

Lusa, bertepatan dengan Chuseok, adalah hari ulang tahun Goongmin. Ya jelas Yoona menolak itu awalnya. Ia tidak siap. Apalagi didepan anak anaknya. Dulu ia memang pernah mengunjungi Goongmin, tapi kini dia malu, apalagi setelah kejadian yang menimpa Jaemin. Yoona merasa bersalah pada Goongmin, tidak memperhatikan Jaemin. Tidak kunjung dapat jawaban dari Yoona, Jaemin mulai menyerah. Ia menghela nafas berat. "Ya sudah.." lirihnya, lalu beranjak dari tempatnya, menuju kamarnya. Baru saja ia melangkahkan kaki ditangga, satu suara membuat senyumnya mengembang lebar dan langsung lari berbalik.

"Iya, ayo pergi. Mama, Jeno, kamu. Sudah lama juga kan tidak kumpul satu keluarga?"

Jaemin langsung menghamburkan pelukan pada Yoona. Untung saja Yoona dalam keadaan duduk. Jika tidak, ia pasti sudah jatuh ke belakang. Jaemin memeluknya sangat erat. "Thank you mom!" Serunya bahagia. Ia memekik kegirangan. Ya, siapa yang tidak bahagia ketika suatu keluarga nantinya akan berkumpul setelah bertahun tahun? Meski satu anggotanya sudah berbeda alam, tapi akan masih kerasa kan kehadirannya? Jangan tanya, Jaemin memang menganut satu kepercayaan ;

"Kalau memang ada tempat dihati, meski sudah beda alam tetap akan terasa kehadirannya."

Dan bagi Jaemin, keluarga kandungnya sudah memiliki tempat tersendiri dihatinya.

___

"Halo pa, ini Nana."

Ketiganya berjongkok didepan kuburan yang bertuliskan Na Goongmin itu. Mata Yoona sudah memanas. "Nana bawa mama sama Jeno hari ini.." lirih Jaemin. Jeno sendiri masih terdiam. Selama hidupnya, baru kali ini ia mengunjungi makam ayahnya seperti ini. Ya, pertama kalinya. Ia tahu letak kuburannya, tapi ia tidak berani datang kesana sendirian. Inginnya mengajak Jaemin dulu, tapi Jaemin sudah pergi duluan. Ia ingin menangis, tapi tidak bisa.

"Papa, selamat ulang tahun.." ucap Jaemin dengan volume kecil. Ulang tahun ayahnya, dirayakan bersama lagi setelah bertahun tahun lamanya. Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan tangisnya. Tangan Yoona terulur, mengusap nisan batu yang terukir nama Goongmin itu. Air matanya jatuh, membasahi tanah dibawahnya.

"Maaf, maaf aku gagal jaga anak anak kita. Maaf, aku minta maaf Goongmin.."

Tangis Yoona mulai deras. Jeno segera memeluk ibu kandungnya itu, mencoba menenangkannya. Sementara Jaemin, pandangannya terkunci pada tanah dibawahnya. Tanpa ada yang tahu dia sudah mulai menangis. Entah kenapa, air matanya jatuh sendiri. Ia menangis dalam kediamannya.

Jeno hanya diam. Tidak melakukan apa apa. Namun dalam hati, dia terus merapalkan doa agar ayahnya tenang disana. Jeno memilih memendam, dari pada mengeluarkan.

Ketiganya berlanjut seperti itu selama beberapa menit. Tidak ada suara selain isakan dari Yoona. Hingga beberapa saat, Jaemin akhirnya mengangkat kepalanya. Tangisannya makin deras, meski tidak mengeluarkan suara, begitu matanya bertatapan dengan sosok yang mirip dengan dirinya. Dan Jeno sadar akan itu. Netranya bergerak mengikuti arah mata sang adik, namun tidak ada apa apa disana. Namun begitu melihat air mata Jaemin yang terus turun, ia menyimpulkan sendirinya.

"Ada papa disini, Na?" Jaemin menoleh. Merasa agak kaget saat Jeno bertanya itu. Bahkan Yoona juga langsung menoleh padanya. "J-jen.." lirih Yoona. Jaemin hanya mengangguk. "Papa disini.. aku bisa ngerasain.." tidak, Jaemin bukan seperti Mark, namun dirinya cenderung peka akan hal hal seperti 'itu'. Bukan hanya dirinya, Sungchan juga sebenarnya peka, itu mengapa dia bisa memiliki firasat seperti itu, dahulu.

"Dimana, Na?" Tanya Yoona. Jaemin tidak menjawab. Sesaat kemudian, Jeno yang tidak menangis mulai menangis. Tangisan Yoona mengeras. "M-maaf pa, tidak bawa kue. Lain kali, Nana bawain, kok." Ujar Jaemin seperti berbicara pada orang lain. "M-maaf Goongmin.." lirih Yoona terus menerus. Jeno hanya terdiam. "Jeno ga pernah ngunjungin papa, Jeno anak yang tidak berbakti ya.. pa?" Ujarnya dalam hati.

"Papa, selamat ulang tahun.." Jeno masih menundukkan kepalanya. Tangisan Jaemin sudah mereda. Tangannya terulur, mengusap beberapa daun yang jatuh disekitaran makam ayahnya.

"Nanti suatu saat ayo kumpul lagi.."

___

"Student Na Jaemin, Congratulations on Graduating."

Tepuk tangan mulai terdengar. Jaemin berdiri, dan maju ke arah panggung. Setelah bersalaman dengan para dosen, ia segera turun. Namun sebelum itu, maniknya menangkap beberapa orang yang ia kenali di bangku tamu. Ia tersenyum tipis. Tidak menyangka mereka benar benar datang.

Teman teman, keluarganya ada disana, melihatnya maju kedepan. Agak terharu, karena saat sidang, hanya Jeno, Yoona, Donghae, Jessica, Jaehyun, Eunbi, Jisung, Kevin, dan Shotaro yang datang, sisanya mereka sibuk. Namun hari ini semuanya datang. Jauh jauh dari Korea ke Kanada. Dan Shotaro, anak itu rela terbang lagi ke Kanada, padahal ia baru pulang dari sana.

Rasanya ia ingin acara cepat selesai dan menghampiri keluarganya, namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain duduk diam dan memperhatikan acara.

"You'll return to Korea after this? Or stay in Toronto?"

Jaemin menoleh pada teman sejurusannya. "I'll return to Korea. I miss it." Balasnya. Alex namanya. Keduanya berbincang, sampai tak terasa acaranya sudah mau selesai. Tidak peduli, banyak juga yang mengobrol satu sama lain, bahasanya juga beragam. Keduanya diam begitu sudah masuk ke sesi penutupan.

"First off, starting from today, when you walk out of this room, you are officially no more a medical student. Congratulations on your graduation, my students!"

Tepuk tangan kembali terdengar, lebih ricuh dari biasanya.

Ya.. setelah ini Jaemin akan kembali ke Korea. Menjadi dokter disana. Jadwalnya kembali padat. Setelah 6 tahun menimba ilmu di negeri orang, akhirnya Jaemin lulus. Menjadi yang terakhir lulus dari teman teman seumurannya, Jaemin agak kesulitan. Tapi mau bagaimana lagi? Ia benar benar berambisi meraih mimpinya. Sebenarnya ia masih tidak percaya, masuk ke salah satu kampus ternama dan lulus. Ia hanya seorang pemuda, yang bahkan tidak menempuh jenjang SD ataupun SMP. Tapi nyatanya dia bisa lulus, bukti bahwa dia benar benar jenius.

Tak terasa acaranya selesai. Ia sempat berpelukan dengan teman teman seperjuangannya, lalu langsung pergi dari kerumunan itu. Menghampiri semua yang menunggunya. Beberapa saat mencari, akhirnya matanya menangkap kenalan kenalannya yang tampak sedang mengobrol. Ia langsung lari ke arah mereka, lalu menerjang salah satu dari mereka.

Jeno.

Jeno yang awalnya sedang berbincang dengan Yangyang masalah bisnis, langsung kaget, hampir jatuh ke arah Yangyang didepannya saat Jaemin memeluknya dari belakang. Yang lain pun langsung menghampiri. "Wehhh Nana akhirnya lulus juga!!" Ujar Haechan yang tidak dipedulikan Jaemin. Ia masih sibuk mendusel pada kakaknya. Hingga saat Yoona menepuk bahunya, ia langsung menoleh dan memeluknya.

"Selamat, Nana. Akhirnya lulus juga hm?" Ujarnya. "Makasih, ma." Balas Jaemin. Pandangannya lalu beredar ke arah 4- ekhem- teman tidak ada akhaknya itu. "Sini dong Naa." Jaemin hanya menurut dan mendekat ke arah mereka. Tanpa tahu apa apa. Dan kejadian setelahnya benar benar membuat Jaemin ingin menenggelamkan diri di sungai Han.

"NA JAEMINN SELAMATT"

Jaemin menutup telinganya. Haechan sedang memeluknya, otomatis suara Haechan akan sangat keras di telinganya. Ia sangat malu. Koridor sedang ramai dan Haechan benar benar teriak di tengah keramaian itu. Sungguh Jaemin ingin cepat cepat pergi dari sana. Bukan hanya Jaemin yang menanggung malu, Renjun bahkan sudah memukuli Haechan. Jeno hanya menunduk dengan Yangyang. "Udah udah, ngapain sih teriak segala?! Ga tau apa gue anak famous disini?!" Haechan hanya tersenyum tanpa dosa.

"Tambah famous sekarang, Na."

___

"Na freakin Jaemin, anda manusia paling jahat di alam semesta."

Jaemin hanya melongo. Kevin dan Shotaro tiba tiba mendatanginya sambil marah marah. "What do I do wrong?" Tanyanya. Shotaro- dengan segala keimutannya, hanya menyilangkan tangan dengan mulut dimajukan. Mirip Jisung. "You didn't tell me how long you will be in Korea. Kemarin aku harus menanggung malu ke rumahmu tapi tidak ada siapa siapa!" Jawab Shotaro, dan Kevin mengangguk. "Kemarin aku juga ke rumahmu. Lalu kita menelfon Eunbi." Lanjut Kevin. Jaemin hanya tertawa puas. Ia lupa memberi tahu keduanya. "Ya maaf.. keasikan.." balasnya.

Omomg omong, keduanya sudah kenal dengan keluarga dan teman teman Jaemin di Korea. Mereka sempat berkenalan di kampus tadi. Dan kini mereka semua sedang makan, di salah satu restoran bintang lima. Awalnya Jaemin ingin dirayakan di rumahnya saja, yang di Toronto, tapi ditolak mentah mentah oleh para adik adik (re: Chenle, Sungchan, Jisung.), mentang mentang ketiganya berasal dari keluarga yang berada, katanya. Jadilah bayarannya ditanggung mereka yang mengusulkan. Oh ditambah Yangyang dan Kevin, hadiah kelulusan katanya.

"Alexa ga dibawa, Vin? Biar sekalian kenal sama pacarnya Jeno, seumuran kan?" Tanya Jaemin pada Kevin yang sedang chat chat an dengan Alexa, pacarnya. "Orangnya lagi di Oklahoma U.S." Balas Kevin. Jaemin hanya ber Oh ria. Matanya melirik ke arah Shotaro yang dikerubungi orang orang. Wajar anak itu sangat lucu. Tidak tahu saja bagaimana jika sedang ada pekerjaan di panggung.

"Na."

Jaemin menoleh ke arah Jaehyun. Ia mendekat. "Temen hyung direktur rumah sakit di Seoul, rumah sakitnya cukup ternama. Nah, ada dokter yang keluar, mau gantiin ga? Tadi ditanyain." Ujar Jaehyun. Mata Jaemin melebar. "Hyung?? Aku baru lulus? Belom ada pengalaman juga." Balas Jaemin. Jaehyun hanya tersenyum, mengusap rambut Jaemin. "Ga ada pengalaman gapapa, barusan lulus juga gapapa. Yang penting bisa. Kan kamu udah pernah lihat prosesnya kan? Pernah koas juga kan kamu? Tandanya udah punya pengalaman Nana sayanggg." Jaemin hanya diam. "Nanti deh hyung.." balasnya.

"Lo ga mau ngomong apa gitu?" Tanya Jeno pada Jaemin. "Ya mau ngomong apa? Gue ga pinter pidato." Jawab Jaemin. Jeno hanya tersenyum seperti biasa. "Gue kesana dulu." Ujar Jaemin lalu pergi dari Jeno. Tak lama kemudian, ia merasa ada getaran dari kantongnya. Ia tersenyum, matanya hampir hilang. "Dasar tsundere."

Nana
merci d'être mon meilleur
jumeau

Jeno tahu betul apa artinya. Berkat belajar bahasa perancis karena ada klien, juga hobinya yang membaca buku perancis akhir akhir ini. Ia menoleh ke arah Jaemin yang tengah mengobrol dengan Chenle Jisung Shotaro. Jaemin tidak berhenti tersenyum. Sesekali mencubiti pipi ketiganya. Jeno kembali ke handphone nya, mengetikkan sesuatu

Jen.
merci d'être mon meilleur
jumeau aussi

___

Bertemu mereka? Sesuatu yang ga bisa aku bayangkan. Mereka yang sudah menemaniku. Mereka yang sudah membuatku menemukan arti bahagia. Mereka yang segalanya bagiku.

Di titik ini, sepertinya aku rela, jika harus menukarkan semesta demi kebahagiaan mereka. Bahagia mereka bahagiaku. Mereka tersenyum, aku pun tersenyum. Mereka sedih, maka aku juga bisa merasakannya.

Kisahku ini akan selamanya ku kenang. Mungkin ku jadikan buku? Hahaha. Kisahku terlalu bagus untuk dilewatkan.

Untuk Jeno, terima kasih sudah menjadi saudaraku. Saudaraku satu satunya. Terima kasih sudah mau mengingatku dan kembali.

Untuk teman temanku, terima kasih sudah selalu menghiburku.

Untuk Eunbi dan Eunyoon noona, terima kasih sudah mau hadir dalam hidupku. Untuk Eunbi, terima kasih sudah mau menerimaku. Untuk Eunyoon noona, terima kasih sudah mau membantuku, dan membahagiakan Mark hyung.

Untuk papa Donghae, terima kasih sudah mau perhatian, padahal aku bukan anak kandungmu.

Untuk Jaehyun dan Mark hyung, terima kasih sudah mau bersabar denganku. Mark hyung, terima kasih sudah mau membantuku. Jaehyun hyung, terima kasih mau mengingatku terus.

Untuk papa Yunho dan mama Jessica. Aku bersyukur pernah berada di keluarga Jung. Suatu kenangan yang tidak akan pernah ku lupakan sampai kapanpun.

Dan yang terakhir,

Untuk papa Goongmin dan mama Yoona tercinta,

Terima kasih atas segalanya. Kata kata tidak cukup mendeskripsikan yang akan ku katakan. Intinya, terima kasih banyak atas hal hal yang kalian beri.

___

merci d'être mon meilleur jumeau
Thank you for being my best twin
Terima kasih sudah mau menjadi kembaran terbaik ku

-fin-

Jumeaux akhirnya selesai yeay! Secara kisah utuh sudah selesai ya-!!
Tinggal beberapa bonus chapter lagi so stay tuned!!
Semoga book ini engga mengecewakan dan kalian nyaman membacanya.
Terima kasih semuanya-!!
Sampai jumpa next chapter♡︎



Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 44.5K 51
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...
2.2M 115K 64
↳ ❝ [ INSANITY ] ❞ ━ yandere alastor x fem! reader ┕ 𝐈𝐧 𝐰𝐡𝐢𝐜𝐡, (y/n) dies and for some strange reason, reincarnates as a ...
156K 3.3K 15
|complete| Reader x Mike Wheeler The day y/n moved into Hawkins town was the day Mike Heeler started finding himself. A romance of a 12 year old and...
1.1M 49.1K 95
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC