Seorang pria berwajah cantik terlihat bergerak gelisah dalam tidurnya dan meraba tempat di sampingnya.
Kosong?
Bahkan bagian tempat tidur itu saja terasa dingin.
Merasa heran pria cantik yang tak lain adalah Taeyong itu akhirnya memilih memaksakan diri bangun dari posisi tidurnya untuk mencari keberadaan sang suami.
Apa suaminya itu tidak menyusul untuk tidur sejak tadi?
Langkah kakinya yang sedikit diseret terlihat berjalan kearah ruang kerja di dalam kamar namun hanya ada kekosongan disana.
"Jae?" panggilnya pelan.
Tak ada sahutan. Si cantik akhirnya kembali menutup pintu ruangan itu dan melangkah keluar kamar.
Tempat pertama yang ditujunya adalah kamar si kecil SungChan karena biasanya Jaehyun suka menatap untuk mengawasi putra mereka itu.
Alasannya-- SungChan terkadang akan terbangun ditengah malam.
Tapi saat membuka pintu kamar SungChan pemandangan pertama yang dilihat Taeyong adalah SungChan yang tengah tidur telungkup diatas tubuh besar Jeno yang memeluk tubuh adiknya itu-- menjaga supaya tidak jatuh sementara Shotaro tidur nyenyak di samping mereka.
Merasa Jaehyun tidak disana, akhirnya Taeyong memilih mengecek di ruang lain.
Namun saat melewati ruang keluarga, matanya menangkap siluet seseorang yang tengah berenang disisi barat mansion.
Siapa yang berenang ditengah malam begini?
Karena penasaran Taeyong kembali melanjutkan langkah dan malah mengerutkan keningnya saat melihat Jaehyun yang tengah berendam sambil meneguk segelas wine.
"Apa yang kau lakukan disini Jaehyun?" tanya Taeyong yang membuat Jaehyun sedikit kaget kemudian tersenyum tipis.
"Kenapa bangun sayang?"
"Tidak bisa tidur. Kau tidak ada" jujur Taeyong yang semakin membuat senyum Jaehyun terlihat lebar.
"Kemarilah" panggil Jaehyun yang hanya diikuti Taeyong lalu memilih duduk di pinggir kolam dengan kaki masuk kedalam air.
Jaehyun terlihat berenang mendekat dan berhenti tepat didepan Taeyong yang dia kurung dengan kedua lengannya di masing-masing sisi tubuh suami mungilnya itu.
"Kenapa memilih berenang malam-malam? Apa tidak dingin?" tanya Taeyong yang mengusap lembut rambut basah yang menutupi kening Jaehyun yang dibuat kembali tersenyum karena perlakuan manis itu.
"Aku perlu mendinginkan pikiran"
"Kenapa tidak mengajakku? Kau bisa memintaku menemanimu sayang" balas Taeyong seraya mengecup singkat bibir Jaehyun yang terlihat sedikit pucat.
"Kau terlihat kelelahan, lagipula memangnya kau mau ikut berenang?" tanya Jaehyun yang dijawab Taeyong dengan gelengan disertai dengusan.
"Tapi aku bisa menemanimu seperti sekarang" ucap Taeyong yang sedikit kesal hingga menggigit pelan hidung mancung suaminya itu.
Ck. Persis seperti SungChan jika sedang kesal pada kedua kakaknya.
Sukanya main gigit. Mmmm. Mmmm
Mmmm
Okey. Lupakan.
"Baiklah maafkan aku karena meninggalkanmu" ucap Jaehyun yang iseng memercikkan air kewajah cantik itu dan tentunya disambut dengan suara pekikan kesal Taeyong kemudian diakhiri dengan ciuman panjang disertai gairah.
Mmmm.
Sementara itu tanpa keduanya sadari. Saat ini di depan pintu menuju kolam renang terlihat dua orang berbeda tinggi badan yang kompak merengut kesal.
Yeah. Mereka adalah Jeno dan si kecil SungChan.
Mereka terbangun saat merasa seseorang membuka pintu kamar diam-diam.
Awalnya karena merasa penasaran mereka berniat mengikuti, takutnya itu penyusup.
Ck. Namun liat sekarang.
Dalam hati Jeno merutuki kelakuan kedua orangtuanya itu dan memilih membawa si bungsu dalam gendongannya seraya melangkah kembali menuju kamar.
"Ayo kita tidur lagi. Biar Ayah dan Papa puas pacaran" ucap Jeno asal yang justru membuat kening SungChan mengerut dalam.
"Yung. Pacalan itu apa?" tanya SungChan dengan raut penasaran yang membuat Jeno mengerjap pelan.
Bodohnya aku.
"Eeee--- Pacaran itu seperti Hyung dan Nana"
"Ooo. Belalti cepelti Unchan dan Mikey mou Yung?" gumam SungChan yang membuat Jeno terkekeh.
"Kau ini masih kecil. Tidak boleh pacaran"
"Aawaaaeee. Cungcan cudah becal kok"
"Belum. Selamanya kau akan menjadi adik kecilku" balas Jeno kemudian mendudukkan SungChan diatas tempat tidur.
"Issh. Liat caja. Cungcan akan tumbuh lebih becal dari Makk Yung dan Nono Yung nanti" ucap SungChan yang kembali membaringkan tubuhnya disamping Shotaro yang terlihat tidur sangat nyenyak.
Dia bahkan tidak terganggu dengan perdebatan kakak-beradik itu.
"Kalau begitu kau harus tidur lagi. Supaya cepat besar" ucap Jeno seraya menyelimuti dua tubuh kecil diatas tempat tidur itu.
"Okey Yung. Night night" gumam SungChan seraya mulai memejamkan mata membiarkan Jeno yang hanya diam menatap kearah mereka cukup lama.
"Aku tidak peduli siapapun kau atau apapun statusmu. Sedikit saja kau berani kembali menyentuh keluargaku-- maka akan kubawakan neraka tepat di depanmu" ucap Jeno dengan nada dingin yang entah ditujukan untuk siapa.
Setelah memastikan SungChan tidur dengan nyenyak dia akhirnya memilih keluar dari kamar itu dan berjalan kearah sisi belakang mansion.
Tujuannya untuk sedikit menjernihkan pikiran. Karena Jeno benar-benar merasa terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini.
Berpikir itu menyebalkan.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya seseorang yang membuat Jeno menoleh sebentar namun setelahnya kembali keposisi awal.
"Kau sedang banyak pikiran ya?"
"Begitulah. Lalu apa yang kau lakukan disini?"
"Hanya penasaran. Tadinya aku baru kembali dari dapur, kebetulan melihatmu berjalan kesini"
"Kembalilah kekamar. Mark Hyung pasti mencarimu"
Haechan terlihat terkekeh pelan mendengar ucapan Jeno yang terdengar datar.
"Sejak kapan kau tau?"
"Mengenai apa?"
"Aku yakin kau pasti tau maksudku"
"Bagaimana jika kukatakan sudah sejak lama. Kenapa tidak jujur saja?"
"Ck. Untuk apa? Tidak ada yang bisa dibanggakan dari anak buangan sepertiku. Lagipula aku sudah terbiasa hidup seorang diri, tanpa harus berurusan dengan hal-hal rumit"
"Kau benar" gumam Jeno kemudian kembali terdiam seraya menghela napas kasar.
"Tapi menurutku. Ada baiknya kau jujur pada Mark Hyung. Akan lebih baik jika dia tau dari mulutmu sendiri dibandingkan orang lain" nasehat Jeno sebelum bangkit berdiri meninggalkan Haechan yang terdiam dalam duduknya.
"Kupikir aku benar-benar sudah mengubur semuanya dengan rapi" gumamnya lirih kemudian mendongak dengan posisi punggung bersandar pada kursi taman.
"Bodohnya kau Lee Haechan-- yang kau hadapi itu keluarga Park. Tentu saja menggali semua masa lalumu adalah hal mudah" ucapnya lagi sebelum memilih melangkah kembali menuju kamar Mark.
(θ‿θ)
Hanya ingin bilang 'Terlalu rindu'
.
Menurut kalian work ini gmn? Apa sudah mulai bosan?
.
.
.
.
Mrs.Oh