On The Limit

By simahiro

9.1K 1.3K 383

Hari berhujan, Kyuhyun bertemu dengan wanita aneh. Menghantarkan rasa sakit dan menyisakan sesuatu untuknya. More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15

10

364 65 14
By simahiro

Hwan mengangkat tinggi kepalanya, melebarkan rahang siap menerkam manusia yang berani mengusik mereka. Dia tidak lagi bisa melihat bahwa itu adalah ayah Kyuhyun, majikannya. Seluruh tubuhnya terasa terbakar. Dia merasa kesakitan namun lebih menderita melihat rekannya tidak berdaya. Dia hanya tahu untuk melindungi diri dan Kyuhyun dari siapapun!

"Appa!"

Mangsanya terdorong bukan karenanya! Hwan mendesis lebih marah! Mengibaskan ekornya dia menciptakan angin yang kencang. Seorang yang baru datang barusan merasakannya juga. Hempasan angin yang besar membuatnya terjatuh di dekat sang ayah.

Siwon mengerjapkan matanya yang perih. Dia terbangun karena jeritan dari kamar sebelah. Tidak memikirkan apapun dia berlari untuk melihat apa yang terjadi. Dia mematung di ambang pintu, melihat ayahnya melakukan sesuatu di tangan adiknya. Dia lebih terkejut melihat sesuatu yang jelas dan tidak jelas seperti akan memakan ayahnya. Dia bergerak spontan mendorong Shindong ketika kepala ular itu menukik.

"Shhhhh...."

Siwon berhenti mengerjap. Sosok itu lebih jelas sekarang, meski masih bayangan pudar. Tangannya menggapai Shindong namun tidak sampai. Dia menoleh dan mendapati Shindong tertegun seperti dirinya.

Mereka diam di bawah tatapan mata merah. Untuk beberapa saat Siwon tidak berani membuka mulut hingga sosok itu memudar. Dia memastikan dan yakin bahwa sosok ular besar itu sudah hilang kemudian menuju pada Kyuhyun yang diam tidak bergerak.

"Kyuhyun!"

Wajah Kyuhyun pucat penuh keringat. Siwon cemas. Memeriksa tangannya dan tidak terdapat luka di sana. Namun tubuhnya dingin dan Kyuhyun tidak sadarkan diri. Dia kembali memanggil adiknya. Tidak ada respon.

"Apa yang Appa lakukan?!" Siwon berbalik pada Shindong dan marah.

Shindong masih linglung. Matanya mengedar mencari benda yang barusan dia gunakan pada Kyuhyun namun itu sudah tidak ada di manapun. Dia yakin masih memegangnya saat didorong Siwon tapi sekarang itu di mana?

"Appa!" Siwon meraih bahu Shindong dan mengguncangnya keras. "Apa yang terjadi pada Kyuhyun? Apa yang barusan Appa lakukan?!"

Shindong menatap Siwon yang diliputi khawatir. Dia masih syok dengan yang dia alami. Tidak mampu bicara. Dia melihat Kyuhyun yang masih di tempatnya dan teringat lagi lirih kesakitan sang anak.

Matanya berair. "A-aku melakukan untuk dirinya. Dia akan baik-baik saja."

Siwon melepaskan Shindong yang nampak tidak akan bisa menjelaskan apapun. Jadi dia berbalik untuk lebih dulu mengurus adiknya.

#

Kibum berdiri di depan jendelanya. Dia hampir tidak bisa tidur karena pembicaraannya dengan Kyuhyun. Namun saat akhirnya bisa memejamkan mata dia bangun tiba-tiba dengan dada terasa berat. Jantungnya berdetak tidak karuan, perasaan tidak enak. Dia pergi membasahi bibir dan kerongkongan kemudian diam terpekur beberapa saat. Setelah tenang dia kembali ke kasurnya.

Nyonya Eum melihat Kibum telah meninggalkan jendela. Tersenyum lega. "Kuharap ini bisa menyelamatkanmu."

Sebelumnya dia telah mengawasi semuanya. Dia tahu Shindong pasti akan melakukan ini. Bahkan jika Shindong tidak dia yang akan melakukannya. Setelah mendapatkan barang miliknya kembali dia segera pergi ke tempat Kibum untuk mengawasi semua hal berjalan lancar.

Semua berjalan seperti harapannya. Sekarang hanya tinggal menunggu.

###

Kyuhyun terusik oleh suara erangan. Terdengar seperti Hye. Namun rasanya berat untuk membuka mata. Meski begitu dia terus berusaha dan berhasil.

Dia bangun dan mendapati dirinya berada di tempat yang gelap. Anehnya dia tetap bisa melihat.

Kyuhyun mendengarkan lagi erangan itu dan berjalan maju.

"Batasmu hanya sampai di sana."

Kyuhyun menoleh dan menemukan seorang wanita berada di sebelah kanannya. "Siapa?"

"Aku."

Mengernyitkan keningnya tidak mengerti akan jawaban wanita itu. Kyuhyun kembali mendengar erangan itu. Dia menatap ke depan dan tidak lagi melangkah.

Ada sesuatu di depan sana. Sesuatu atau seseorang itu tengah melakukan suatu hal. Kyuhyun mempertajam penglihatannya dan melihat sosok itu sebagai ayahnya. Dia mundur karena terkejut. Ayahnya memegang benda hitam sedang menusuk dada Hye.

"Tidak!"

"Tuan..."

Wujud wanita itu meluruh berganti menjadi sosok Hwan. Hwan menggelepar di bawah. Tubuhnya yang putih gemetar hebat. Muncul retakan seperti aliran sungai kecil berwarna merah di tubuhnya. Dia menyusut, terus menyusut dari ukurannya yang biasa.

Selagi Kyuhyun diliputi rasa khawatir pada Hwan dia dikejutkan lagi oleh jeritan Kibum.

"Kibum!"

Kyuhyun tidak bisa menggerakkan kakinya. Padahal dia ingin berlari pada Kibum. Ada apa dengan Kibum? Kenapa? Dia terluka? Seseorang menyakitinya? Ada apa?

Dia tidak tahu! Kyuhyun tidak tahu apa-apa!! Ada apa ini? Dia ada di mana? Ada apa dengan mereka?

Jangan berteriak!! Telinganya sakit! Tubuhnya sakit!! Kyuhyun mohon jangan berteriak lagi!

Siwon buru-buru datang pada adiknya yang bergerak gelisah.

"Kyuhyun, hyung mohon bangunlah. Jangan seperti ini. Hyung cemas, Kyu. Hyung tidak tahu apa yang harus dilakukan." Siwon menyusut sudut matanya yang berair karena frustasi pada kondisi Kyuhyun.

Ini sudah hari ketiga sejak malam itu. Kyuhyun masih tidur. Dokter sudah dipanggil tapi tidak bisa membantu banyak. Kyuhyun masih tidur. Selama itu suhu tubuhnya berubah-ubah tidak pasti. Kadang begitu dingin kadang juga panas. Tidak jarang juga dia mengigau dan menggumam tidak jelas.

Itu semua membuat Siwon tidak tenang dan terus berjaga di sampingnya. Dia juga tidak pergi kuliah demi merawatnya.

Shindong? Siwon tidak percaya lagi pada ayahnya. Bahkan saat Shindong sudah terlihat menyesal dan berusaha untuk menjaga Kyuhyun, Siwon tidak mengijinkan pria itu. Dia hanya akan berani sampai di ambang pintu dan memperhatikan.

#

"Guru bilang dia ijin sakit. Kalian sakit bersamaan. Benar-benar anak kembar." Donghae meneguk kembali jus tomatnya setelah memberitahu Kibum ke mana Kyuhyun yang tidak masuk sekolah. Kibum hanya tidak tahu karena selama dua hari dia ijin tidak masuk. Siapa yang sangka Kyuhyun juga.

Dia mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Kyuhyun. Namun nomor yang ditujunya tidak aktif. Dia sudah berpikir macam-macam bahwa Kyuhyun sengaja. Dia bersungguh-sungguh tidak ingin lagi berurusan dengannya.

"Aku akan pergi ke sana sepulang sekolah."

"Aku ikut!"

"Tidak. Lebih baik aku sendiri."

"Aku tetap ikut!"

#

Kibum menatap Donghae seolah ingin protes tapi tidak cukup kata untuk mengungkapkannya. Bukan apa-apa sebenarnya. Dia tidak masalah dengan Donghae yang menjenguk Kyuhyun. Masalahnya dia ingin bicara secara pribadi dengan saudaranya. Tapi jika ada Donghae itu tidak bisa dia lakukan.

Ya sudahlah. Donghae pun sudah ada di sini sekarang. Menenteng dua kantong makanan untuk Kyuhyun. Mereka sedang menunggu pintu dibuka.

"Kenapa tidak langsung masuk saja? Ini rumah keluargamu sendiri, kan?"

Benar juga. Mereka sudah menunggu cukup lama tapi tidak ada yang datang untuk membuka pintu. "Bagaimana kalau dikunci?"

"Ah, benar. Kau tidak tinggal di sini untuk apa memiliki kunci rumah mereka. Hahaha." Donghae diam setelah dipelototi Kibum.

Siwon akhirnya datang membuka pintu. Membawa mereka masuk. Kibum memperhatikan wajah Siwon yang letih dan tertekan.

"Kyuhyun?"

Siwon menerima bawaan Donghae seraya mengucapkan terima kasih. "Di kamar."

Kibum tidak menunggu untuk segera menuju kamar Kyuhyun. Donghae mengikuti dan berhenti di belakangnya. "Kenapa?" Dia bertanya penasaran. Namun Kibum melangkah masuk. Donghae mendengus ikut masuk juga. Dia bersiap untuk menyapa Kyuhyun dengan ceria tapi dilihatnya anak itu sedang memejamkan mata.

"Dia sedang istirahat." Donghae memelankan suara. "Apa sebaiknya kita keluar saja?"

Kibum malah duduk. Lagi-lagi Donghae mendengus. Namun ikut duduk juga. Setelah beberapa waktu dia jadi bosan, lantaran suasana yang hening. Untungnya Siwon masuk, memberikan mereka suguhan kemudian ikut duduk.

"Sakit apa?" Kibum bertanya. Donghae mengambil cemilan dari piring, mendengarkan.

"Tidur."

Kedua siswa itu bingung. Siwon menghela dalam. "Dokter juga tidak tahu. Dia hanya tertidur. Tapi tidak bisa ditinggalkan. Kadang dia kedinginan, kadang demam. Tidak menentu. Jadi aku harus menjaganya." Dia harus menjaga bicaranya agar itu terdengar sewajar mungkin. Siwon juga harus menahan diri agar tidak mengatakan apa yang dilakukan ayahnya tiga malam lalu.

"Narkolepsi?" Tebak Donghae.

"Tidak." Siwon tersenyum menenangkan. "Mungkin hanya kelelahan. Belakangan ini dia pulang larut malam. Kurang tidur juga mungkin."

"Dia tidak terlihat seperti itu di sekolah. Dia masih seperti biasanya. Kecuali," Donghae melirik Kibum kemudian berdehem. Dia menggeleng mengisaratkan tidak apa-apa. Dia tahu belakangan ini Kibum dan Kyuhyun tidak 'seakur' dulu. Dan dia hampir keceplosan mengutarakan itu di depan Siwon.

Kerutan di kening Kibum nampak jelas. Dia sedang berpikir apa Kyuhyun terluka dan menjadi seperti ini. Teringat jika Kyuhyun berkelahi dengan makhluk astral beberapa malam lalu dan bisa saja menyembunyikan lukanya dari Kibum. Jika memang seperti itu, Kibum ingin sekali memukul Kyuhyun dan mengomeli anak ini saat bangun nanti.

Seenaknya saja dia terluka diam-diam dan berbicara ngelantur seperti itu!

Kemudian Kibum tersadar akan dua sosok pengikut adiknya yang sejak dia masuk tidak terlihat. Kibum melihat sekeliling. Mencari dua makhluk itu dan tidak menemukannya.

"Kau cari apa?" Tanya Donghae melihat gelagat Kibum.

"Bukan apa-apa."

Donghae menyodorkan cemilan yang baru diambilnya namun ditolak Kibum. Kibum lebih memilih memperhatikan Kyuhyun yang nampak tidur tenang tidak terusik.

Ketika Siwon bergerak untuk keluar Kibum juga ikut. "Kau di sini. Jaga Kyuhyun. Aku akan bicara dengan Siwon Hyung."

"Tapi," Donghae tidak melanjutkan ucapannya karena Kibum sudah keburu pergi. "Baiklah. Hanya menjaga orang tidur."

#

Kyuhyun masih di tempat itu. Tidak ada siapapun. Dia sendirian dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Dia juga tidak tahu dia sedang apa di sana. Apa dia bermimpi? Atau dia sedang diculik makhluk astral? Dia akan dimakan?!

Kyuhyun menggeleng tidak menemukan jawaban.

"Aku ingin pulang."

"Pulanglah."

Wanita ini lagi.

"Kau siapa sebenarnya?"

"Kau lupa padaku? Kita pernah bertemu."

Karena dia bilang mereka pernah bertemu, Kyuhyun melihat wanita itu baik-baik dan berusaha mengingatnya. "Tidak tahu." Geleng Kyuhyun tidak ingat apapun.

Wanita itu tersenyum tipis. Dia mengambil tangan kanan Kyuhyun, mengusap telapaknya. "Sayang sekali, hem. Kau kehilangannya."

Kyuhyun menarik tangan, mengusapnya sendiri. "Hye? Tidak. Dia ada." Sanggah Kyuhyun.

"Ha~ benar dia ada." Senyum wanita ini prihatin.

Kyuhyun memeluk tangannya sendiri. Teringat pada Hye yang menggelepar di kamarnya. Dia membuka telapaknya dan tidak menemukan nama Hye di sana. Dia mengusap bahkan menggaruknya tapi nama Hye masih tidak muncul.

Kekhawatirannya muncul tidak terbendung.

"Hye... Hye!"

#

"Bagaimana bisa begitu?"

Kibum terkejut setelah mendengar perkataan Siwon. Kyuhyun tertidur tanpa bangun selama tiga hari berturut.

"Aku tidak tahu. Tidak yakin. Tapi Appa melakukan sesuatu padanya."

"Appa?" Kibum menempatkan diri lebih dekat lagi. "Apa yang dilakukannya?"

"Appa berusaha menyembuhkan Kyuhyun. Agar dia normal." Suara Siwon terdengar pelan di akhir.

"Normal bagaimana? Dia tidak sakit untuk apa disembuhkan. Dia normal. Kyuhyun adalah Kyuhyun. Memang seperti itu dirinya."

"Dia sama seperti Nenek! Appa khawatir dia akan berakhir sepertinya. Jadi dia pergi pada seseorang dan membawa pulang benda yang bisa menyembuhkan Kyuhyun. Dia menggunakan barang itu pada Kyuhyun."

"Kemudian ini yang terjadi!" Sambung Kibum merasa emosinya meluap. Dia mengerang. "Di mana Appa?"

"Di kamar. Aku tidak mengijinkannya berada di dekat Kyuhyun."

"Itu harus!" Kibum kesal. Bagaimana Shindong harus percaya pada seorang dukun dan melakukan hal gegabah. Sekarang Kyuhyun tidur dan tidak tahu kapan akan bangun.

Tunggu. Hye dan Hwan tidak terlihat di manapun. Apakah mungkin itu berhasil? Kyuhyun sudah tidak memiliki kemampuan itu lagi? Dia menjadi manusia biasa sekarang?

"Kibum! Siwon Sunbae!" Donghae berteriak dari dalam kamar. Baik Siwon dan Kibum berlari ke sana setelah satu teriakan langsung. Donghae menyambut mereka dengan kebingungan.

"Kyuhyun. Dia," Donghae menunjuk ke dalam. Di mana Kyuhyun terlihat sudah bangun. Duduk. Siwon merasa senang begitu juga Kibum.

Mereka mendekat namun keadaan Kyuhyun menggerus rasa suka cita mereka  menjadi sesaat. Kyuhyun sedang menangis. Air matanya berjatuhan tapi dia diam tanpa ekspresi.

Itulah makna dari kebingungan Donghae. "Dia seperti itu begitu bangun. Aku mencoba mengajaknya bicara tapi tidak ada respon." Ungkap Donghae. "Dia menyebutkan sesuatu. Dia menyebut Hye!"

Kibum mengerti. Kyuhyun sedikit terguncang setelah bangun dan tidak mendapati kedua bawahannya. Tapi tidak apa. Dia akan menghiburnya. Dia mungkin kehilangan dua makhluk itu tapi Kyuhyun akan baik-baik saja. Kehilangan mereka berarti kehilangan kemampuannya juga. Kyuhyun akan tetap bisa menjalani kehidupan normalnya. Bujan masalah besar.

Dia ingin mengatakan seperti itu tapi belum juga dia bicara Kyuhyun lebih dulu bicara dengan suara parau. "Gelap."

Ketiganya berpandangan bingung. Ruangannya terang. Ada lampu yang tetap dinyalakan.

Siwon mengambil tempat di sebelah Kibum, mengambil tangan Kyuhyun. "Di sini terang Kyu. Kau tidak suka gelap, kan? Hyung tidak mungkin mematikan lampunya."

Kyuhyun membalas genggaman Siwon dengan lebih kuat. Dia menggeleng gelisah. Emosinya perlahan terlihat setelah menggapai sang kakak. "Aku tidak bisa melihat. Won Hyung! Apa yang terjadi pada mataku? Semuanya gelap! Hyung!"

Mereka semua terkejut. Hampir tidak dapat merespon. Donghae bahkan mengatupkan rapat-rapat bibir dan menelan kembali suaranya.

Kibum apa lagi. Dia termangu tidak bergerak dan terdorong dengan mudah ketika Siwon bergerak gusar untuk meraih Kyuhyun yang histeris.

Siwon Memeluknya dengan erat. Dia sendiri bingung dan tidak tahu harus bagaimana.

"Aku tidak mau buta. Wong Hyung aku tidak mau buta."

Siwon mengangguk kuat. Kendati dia sendiri kehilangan arah, dia harus tetap tegar untuk sang adik. "Iya. Tidak apa-apa. Ini pasti sementara. Tidak apa-apa. Tenang, oke. Kita akan menemui Dokter. Kau akan diobati dan pasti sembuh! Jangan cemas. Semua akan baik-baik saja."

Kyuhyun yang menangis menyembunyikan wajahnya di dada Siwon. Jari-jarinya meremas kuat baju sang kakak. Tubuhnya bergetar. Dia ketakutan. Sangat.

Dia tidak bisa melihat apapun. Apapun! Ini lebih buruk dari bisa melihat semuanya. Dia tidak mau!!

#

12:04 WIB
Kamis, 7 Januari 2021

Salam,
Sima Yu'I

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 57.5K 104
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
632K 32K 60
A Story of a cute naughty prince who called himself Mr Taetae got Married to a Handsome yet Cold King Jeon Jungkook. The Union of Two totally differe...
1.9M 86.2K 194
"Oppa", she called. "Yes, princess", seven voices replied back. It's a book about pure sibling bond. I don't own anything except the storyline.
198K 4.2K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...