Alteia Land:The Fallen Hero's...

By F4NGW1ND

200K 25.7K 2.1K

Reyhan, Merupakan seorang Gamer dalam sebuah game yang mengguncang dunia!:Alteia land. Sebuah game VRMMORPG... More

0.Prolog
01: Kehancuran
02:Kembali
03:Bug??
04:Dark Warior
05:Leveling
06:Pet
07:Quest
08: Hortikultura Magic Plant
09.Shadow The Black Dragon
10:Pengumuman yang Menggegerkan
11:Aku Lupa menanyakan Namanya
12: Identitas Kakek Cornie
13.Warisan
14.Training Ground
15.Misi yang panjang
16.MiniBoss
17.Penyerangan tim Party
18.Kepungan
19.Duel
20.Aku Ingin...
21.Skill Book
22.Rarakart
23.Alteia Forum
24.Perampokan
25.Tue the Black Wizard.
26.Imoogi
27.Time Manipulation Skill
28.Alchemy
29.Gadis Bertudung Merah
30.Hydra
31.Taruhan
32.Hasil Duel
33.Kelinci Percobaan
34.Menyusun Rencana
35.Talented Alchemist
36.Menyusup
37.Death Lord
38.Death Lord II
39.Death Lord III
40.Arco Monarch
41.Evolusi
42.Evolusi II
43.Spirit Beast
44.Teman
45.Tawaran
46.WarVirtal
47.Blacksmith Dorin
48.Martha
49.Giant Thunder Ape
50.Peter
51.Pertemuan Tak terduga
52.Formasi
53.Formasi II
54.Trauma
55.Suasana Canggung
56.Iffrit
57.Hampir
58.Flame Phoenix Chakram
59.Aku Perlu Istirahat
60.Thunder Strike
61.Celestial Ring
62.Misi tingkat L ?
63.Gate
64.Alternatif Dimensional Realm
65.Svartalfheim
66.Serangan
67.Salju Pertama
68.Permintaan Arco
69.Langit Musim Dingin
70.Menyerang Istana
71.Vulkan Abandoned Castle
72.Vulkan Abandoned Castle II
73.Vulkan Abandoned Castle III
74.Ascendant
75.Ascendant II
76.Ascendant III
77.Sebuah Tujuan Baru
78.Pertengkaran
79.Vampiric Mystery Box
80.Reuni
81.Reuni II
82.Ti-Tikus!!!!
83.The Tigernis
84.Spiritual Forest
85.Alastor Sang Api Suci
86.Frozen Rainbow Flower
87.Forbidden Library.
88.Forbidden Library II
90.The Myth
91. Sepasang mata
92.Ragnarok
93.Ragnarok II
94.Kebohonganmu hari itu.
95. Ascendant Of Devouring.
96. Membantu
97. Membantu II
98.The Sovereign of Virus
99. Persiapan
100. Death Match Event, Start!
101. The Slayer Hero's
102. Antreas Vs Tigernis
103. Aku akan membalasmu.
104. Menjagamu
105. Mengejarmu.
106. Black paradise
107. Gelap dan Terang.
108. Jahannam and Zamharir
109. Badai
110. Badai II
111. Mengganggu
112. Menggangu II
113. Permainan
114. Pembalasan.
115. Darurat!
116. Beberapa menit sebelumnya.
117. Lautan pemain.
118. Overcast
119. Three Vs All
120. Kebangkitan
121. Kebangkitan II
122. Poison Rainbow Flower
123.After War
124. Api dendam
125. Skill Stealer
126. Dendam tersembunyi
127. Dendam Tersembunyi II : Mentari Pagi.
128. Dendam tersembunyi III : Mimpi sang Bunga Desa
129. Dendam Tersembunyi III : Janji
130. Fight
131. Duyung Terbang
132. Fang The Wind
133. Absurdisitas
134. Divine
135. The Darkest Curse
136. Death again
137. The Bird Cage
138. A Sacrifice
139. He is Back
140. The Void
141. The Fallen Hero's Revenge
142. Pengkhianatan
143. Bocil Kematian
144. Pasar Malam
145. Pasar Malam II
146. Binatang
147. Monster
148. Pembunuh bayaran
149. Realita?
150. Kebenaran Hari Itu
Epilog

89.Forbidden Library III

847 145 43
By F4NGW1ND

Langit mulai mendung, menandakan akan terjadinya badai.

Suara gemuruh petir dapat terdengar, membuat hiruk pikuk kota menjadi sunyi.

Terlihat seorang pria berkacamata mengerutkan alisnya ketika mengamati layar dihadapannya.

Raut wajahnya terlihat memburuk dari waktu ke waktu, membuat rekan yang berada di sampingnya menaikkan sebelah alisnya Ketika melihat hal itu.

"Doni, apa ada masalah?"

Doni Ardiyanto, seorang programmer yang di pekerjakan oleh perusahaan Mediatech, yakni perusahaan yang mengembangkan permainan paling fenomenal saat ini, Alteia Land.

Ia merupakan satu dari 5000 programmer terpilih yang ditugaskan untuk mengawasi kondisi tubuh pemain ketika sedang memainkan permainan itu.

Pekerjaannya bisa dibilang cukup santai, mengingat sistem Alteia Land dikendalikan oleh dua A.I (Kecerdasan Buatan) terbaik saat ini, Aria And Program.

Perhitungan maupun kalkulasi kedua A.I ini bisa dibilang sangat akurat serta memiliki keamanan yang tinggi, bahkan tidak dapat di retas membuat para staf hanya bertugas melihat layar yang setiap hari hanya menampilkan situasi normal yang sama selama lima tahun sejak game itu pertamakali di rilis.

Kecuali pada saat maintenance tentunya, dimana saat itu para Staf sedang berlibur dan tidak ada yang mengawasi jalannya maintenance yang dilakukan secara otomatis oleh Kedua A.I itu.

Doni sama sekali tak merespon pertanyaan rekannya itu, ia hanya fokus dengan layar di hadapannya membuat pria yang berada disampingnya lagi-lagi mengerutkan alisnya.

"Hei, ada ap-"

Tak tahan lagi, pria itu mulai ikut mengamati layar di hadapan Doni, membuat raut wajahnya juga mulai menjadi serius.

Tiba-tiba, Handphone Doni berbunyi membuat ia segera mengangkat telepon itu.

"Pak Doni, Ini Gawat! Server Pusat distrik A2 tersambar petir!"

Suara di ujung telepon terdengar sangat khawatir, membuat Doni hanya menghela nafas panjang.

"Hah.... bagaimana kerusakannya?"

"Masih bisa diperbaiki namun bukan itu masalahnya."

Mendengar hal itu, Doni mengangkat sebelah alisnya.

"Jelaskan!"

Suara di ujung telepon terdengar gugup sebelum dengan tergagap memberi tahu bahwa terdapat pemain yang sedang login ketika petir itu menyambar.

"Apa?!"

Doni terlihat menepuk dahinya, ia segera mengumpat dalam hati sambil menjambak rambutnya sendiri.

"Mengapa kalian tidak memindahkannya segera sebelum badai tiba!"

Doni segera memaki habis-habisan Bawahannya itu, membuat rekan yang berada di sampingnya hanya menghela nafas sebelum sekali lagi menatap layar dihadapannya.

"Hah.... code name, BK201 kah?"

Pria itu terlihat mengelus dagunya sambil menghela nafas dari waktu ke waktu.

Sementara itu, Doni terlihat kesal sambil membanting ponselnya sebelum memegangi kepalanya yang kini terasa pusing.

Bagaimana tidak? Karena kemampuan dari kedua A.I yang mengatur permainan bisa dibilang tidak memiliki celah, proyek Alteia Land sebenarnya sama sekali tidak membutuhkan tenaga manusia.

Namun, pemerintah bersikeras untuk mempekerjakan tenaga manusia dalam proyek ini, mengingat mereka tidak bisa sepenuhnya percaya dengan A.I ciptaan Anggara Pradipta.

Maka dari itu sebagai syarat untuk mengizinkan proyek ini berjalan, beberapa ahli komputer dan informatika lainnya harus dipekerjakan sebagai pengawas untuk memantau keamanan pemain di saat mereka bermain.

"Hah.... semoga saja, ini tidak membuat kita dipecat."

Pria yang berada disamping Doni hanya bisa tersenyum pahit sebelum menatap Doni yang mulai bangkit dari kursinya.

"Kau mau kemana?"

Pria itu terlihat mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Doni yang mulai mengenakan jaket kulitnya, membuat pria berkacamata itu lagi-lagi menghela nafas berat.

"Hah.... aku akan berbicara dengan pemain ini, dia adalah salah satu kenalanku."

Doni hanya memandang para staf yang kini menatapnya dengan diam sebelum berjalan pergi meninggalkan tempat itu.

***

"Ugh.... dimana aku?"

Terlihat, seorang pria berambut hitam sedang memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing sebelum menatap ruang putih bersih dihadapannya.

Ia kemudian mencoba untuk mengingat-ingat kejadian terakhir yang membuat ia bisa berada di tempat itu.

"Ah... ya... saat itu aku sedang bertarung bersama Lena dan kawan-kawannya dan-"

Belum sempat ia mengingat kembali kejadian itu, kepalanya lagi-lagi terasa mau pecah membuat ia berteriak kesakitan.

"Argh!"

Rasa sakit itu tidak kunjung reda bahkan selama beberapa menit, membuat ia berguling-guling kesakitan di tengah-tengah ruangan putih itu.

"Hah.... sepertinya kau masih belum bisa menerimanya kah?"

Pada saat itu, terdengar sebuah suara yang familiar di telinga Fang, namun karena rasa sakit di kepalanya ia sama sekali tidak menghiraukan suara itu.

"Hah.... sepertinya tidak ada pilihan lain, kau memang harus mengingatnya kembali."

Suara itu lagi-lagi terdengar sebelum berbagai kilasan ingatan muncul di kepala Fang, membuat rasa sakit di kepalanya bertambah sekali lagi.

"Argh!!!!"

Fang berteriak kesakitan, ia berharap untuk segera kehilangan kesadaran sekali lagi, namun sepertinya hal itu tidak akan pernah terjadi membuat ia hanya bisa menahan rasa sakit itu sambil mengamati kilasan-kilasan dihadapannya.

***

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Terlihat seorang gadis bertudung menghela nafas dari waktu ke waktu sambil menatap tubuh ketiga pemain di sampingnya.

"Sepertinya Green Zone masih ada di tempat ini kah?, Syukurlah tak banyak yang berubah."

Peter dalam mode Arwahnya menghela nafas legah ketika melihat dinding semi transparan hijau yang kini mengelilingi mereka berempat.

Sementara itu, Martha hanya menggelengkan kepalanya pelan sebelum pandangannya tertuju kepada Fang yang kini tak sadarkan diri.

Poin Hp miliknya tidak terkuras sama sekali membuat mereka bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan pria berambut hitam itu.

Lena disisi lain segera mengalihkan pandangannya kearah sosok berambut putih yang berada jauh didepan. Ia sepertinya tak bisa melihat maupun merasakan keberadaan mereka.

[From Peter:]

[Madya, kami siap!]

Melihat pesan itu, Lena terlihat menganggukkan kepalanya pelan sebelum mengeluarkan sesuatu dari Inventory Party.

______________________________________

[Necklake Summoning Order]

[Sebuah Kalung yang memiliki Aura seorang Pemimpin]

Lvl:420
Grade:Magic
Str:100
Int:200
Agi:205
Def:90

Special Effect.

Memanggil Anggota Party ke sisi Pengguna.

[Catatan:Harus membentuk Party terlebih dahulu]

Durability:3.100

______________________________________

Seperti namanya, Inventory Party adalah sebuah tempat dimana pemain dapat menyimpan Item yang bisa dibagikan kepada Anggota Party yang lain tanpa harus bertemu secara fisik.

Umumnya pemain menggunakan fitur ini untuk melakukan perdagangan maupun barter dari jarak jauh.

Lena hanya bisa menghela nafas ketika melihat Persyaratan level yang dibutuhkan untuk menggunakan item tersebut.

Ia segera membuka panel status miliknya yang memperlihatkan dirinya kini hanya berlevel 113.

Menutup panel karakteristiknya, ia segera menyentuh item tersebut sebelum mulai memberikan isyarat kepada Martha dan Peter.

[From Lena]

[Sekarang!]

Bentuk Arwah dari Kedua pemain itu segera terbang menjauh dari tempat tersebut sebelum tubuh mereka mulai perlahan berubah menjadi butiran pixel.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Lena segera bergerak cepat mengambil lengan mereka berdua sebelum berubah menjadi pixel seutuhnya sambil mengambil lengan Fang yang kini tak sadarkan diri.

Ia pun segera memakai kalung tersebut sebelum Kalung itu mulai mengeluarkan cahaya keemasan.

"Summoning Order!"

Saat itu juga, lengan Peter dan Martha berubah menjadi butiran pixel yang bersamaan dengan itu, kedua pemain tersebut tiba-tiba muncul dihadapan Lena.

"Sepertinya berhasil."

Kedua pemain itu terlihat saling memandang sambil menganggukkan kepalanya pelan.

[Transfer]

[Memungkinkan pengguna untuk mentransfer Exp dari mayat maupun makhluk hidup selama 5 detik.]

[Cooldown: 7 hari]

Lena disisi lain hanya menghela nafas melihat hal itu, Transfer merupakan skill yang di temukannya pada Ruang bawah tanah Lazarus saat berada di Vulcan Abandoned Castle beberapa saat yang lalu.

Ia sebenarnya tak berniat untuk menggunakan Skill itu secepat ini namun ia membutuhkan kemampuan Martha dan Peter untuk mengalahkan Author.

"Kita perlu Rencana."

Gadis bertudung itu mulai menyusun rencana membuat kedua pemain itu mengerutkan alisnya ketika mendengar Rencana Lena.

"Apa kau yakin kita bisa melakukannya tanpa kapten? kita hanya bertiga kau tahu?"

Martha terlihat menggelengkan kepalanya pelan membuat Lena segera menggunakan Skillnya.

"Deathlord Abilities : Shadow Clone!"

Bayangan Lena mulai bangkit dari tempatnya membuat Peter yang berada diatasnya melompat kesamping karena terkejut.

"Aku akan menggantikan posisi kapten, sementara bayangan akan melakukan tugasku."

Peter dan Martha mulai saling berpandangan sebelum mengangguk pelan.

"Kami percaya padamu, Madya/Iren."

Menganggukkan kepalanya Pelan, Lena segera menggunakan skill miliknya, membuat mereka bertiga segera menghilang dari tempat itu.

***

"Hm? sepertinya aku tak perlu repot-repot untuk mencari kalian."

Author mulai menyeringai ketika melihat sosok bertudung dihadapannya, ia segera mengambil sebuah pena dari balik jubahnya sebelum pena itu mulai memanjang dan segera melesat kearah Lena.

"Re : Potition!"

Tepat sebelum pena itu menyentuhnya, Lena segera menghilang dari tempatnya membuat pena itu menyentuh lantai.

Boom!

Ledakan besar tercipta akibat serangan itu membuat kawah kecil berukuran beberapa meter.

"Kau pikir mau kemana?"

Lena yang baru saja berpindah tempat hanya bisa tersenyum pahit ketika menyadari sosok berambut putih yang tiba-tiba berada tepat di samping kepalanya.

Sosok itu terlihat menyeringai, dengan kecepatan tinggi ia lagi-lagi menebaskan pena di tangannya.

"Shade Tree!"

Namun, tepat sebelum pena itu menyentuh Lena, sebuah pohon besar tumbuh dihadapannya, melindunginya dari serangan tersebut.

"Nature Root!"

Belum sempat Author untuk bereaksi, akar dari pohon itu mulai bergerak dengan cepat, mengikat Author membuatnya tidak dapat bergerak.

"Mainan mu ini tidak berguna melawanku sebelumnya apa kau tidak pernah belajar?"

Author hanya tersenyum mengejek, namun senyuman di wajahnya berubah ketika melihat perubahan Lena.

"Death Form!"

Aura ungu mulai menyelimuti tubuh gadis itu, kulitnya berubah menjadi gelap membuat Author membelalakkan matanya ketika melihat hal itu.

"Death Lord Abilities: Dark Wave!"

Energi pedang berwarna ungu gelap tercipta dari tebasan pedang Lena, membuat Author segera melepaskan diri dari akar yang melilitnya,  sebelum dengan cepat merubah pena di tangannya menjadi kecil kembali,  dan mulai menulis sesuatu dengan buku di tangannya.

"Ascendant Of Fate : Manipulator Object!"

Seketika, energi pedang ungu yang melesat ke arah Author tiba-tiba saja menghilang.

Ia terlihat menyeringai sebelum Energi pedang yang sama muncul di belakang Lena dan melesat ke arahnya dengan cepat.

"Fire Cakram!"

Beberapa Cakram api mulai melesat ke arah energi ungu itu membelokkannya sebelum berbelok ke arah Author.

Sosok berambut putih itu lagi-lagi menulis sesuatu di bukunya sebelum sebuah pohon besar melindunginya dari serangan tersebut.

Hal itu membuat Martha mendecakkan lidahnya, ia mulai menggerakkan sulur yang berada pada pohon tersebut, mengikat Author sekali lagi.

Sosok berambut putih itu berniat untuk melepaskan ikatan itu, namun sebelum ia dapat melakukannya, bayangan hitam mulai muncul di belakangnya dengan pedang yang kini telah dilapisi oleh Aura Ungu.

-700.000

-699.990

-700.000
...

Bayangan itu dengan cepat melakukan berbagai serangkaian tebasan membuat sosok berambut putih itu menjadi tak berkutik.

"Re : Potition!"

Sebelum Author dapat bereaksi, tiga sosok lainnya mulai muncul di belakang dan samping kanan kirinya.

"Phoenix Form!"

"Nature Form!"

Aura merah dan hijau mulai menyelimuti tubuh Martha dan Peter, kedua pemain itu kemudian saling berpandangan.

"Living Forest !"

Akar-akar pohon yang melilit Author tiba-tiba saja membesar sebelum tumbuh menjadi pohon yang hidup dan mulai menyerang sosok berambut putih tersebut.

-400.000

Critical

-4.000.000

-400.000
...

Peter segera melesat dengan cepat kearah sosok itu sebelum tubuhnya mulai memanjang dan mulai mengikat Author yang berniat untuk kabur dari serangan Pohon Martha.

"Sunshine!"

Tubuh yang mengikat sosok itu mulai mengeluarkan cahaya kemerahan yang kemudian segera menelan mereka berdua.

Critical

-10.000.000

Critical

-10.000.000

...

Tepat setelah cahaya itu menghilang, Lena sudah bersiap dengan pedangnya yang mulai mengeluarkan aura ungu Gelap.

"Death Lord Abilities : Nigth Slayer!"

Lena segera menebaskan pedangnya, melepaskan gelombang energi pedang, namun kali ini energi itu tiga kali lebih besar dan lebih cepat daripada sebelumnya.

Critical

-500.000.000

Sebuah teks damage besar muncul diatas kepala sosok berambut putih itu membuat tubuhnya jatuh ke lantai.

"Apakah berhasil?"

Itulah pertanyaan yang berada di benak mereka bertiga, namun mereka hanya bisa tersenyum pahit ketika melihat melihat Hp bar yang tersisa dari sosok itu masih berada di angka 79,9%.

"Apa-apaan! semua serangan barusan hanya berhasil menguras 0,01% !?"

Peter hanya bisa mengumpat dalam hati sebelum tiba-tiba muncul di samping Lena, begitupula dengan Martha yang kini sedang bersiap dengan tongkatnya.

"Aku sebelumnya tak terlalu memperhatikanmu tapi, aku yakin sekarang...."

Sosok itu mulai bangkit dari tempatnya sebelum menatap ketiga pemainnya dengan tatapan dingin, terkhususnya Lena.

"Kau adalah Ingkarnasi salah satu dari mereka."

Sosok itu mulai menunjuk ke arah Lena sebelum aura hitam dan putih lagi-lagi menyelimuti tubuhnya, membuat mereka bertiga mulai menaikkan kewaspadaannya.

Bayangan Lena segera bergerak untuk melukai sosok itu, namun pada saat itulah, sebuah notifikasi sistem muncul dihadapan mereka bertiga.

Imune

Imune

...

[Ding !]

[ Sisa waktu penyegelan telah Habis ]

-200.000.000.000.000.000.000

Sebuah tangan terlihat menembus perut bayangan Lena, sebelum damage besar muncul diatasnya, membuat ia kehilangan Hp sebelum berubah menjadi butiran Pixel.

"Ascendant Of Fate : Invisible Hand!"

Beberapa Medan tak terlihat mulai muncul dibelakang Sosok itu, yang kemudian bergerak secepat kilat kearah Ketiga pemain tersebut.

"Re : Potition!"

Lena yang bisa melihat hal itu segera menggunakan Skill miliknya, membuat mereka bertiga sekali lagi menghilang dari pandangan sebelum muncul tak jauh dari tempat itu.

"Kita perlu melakukan sesuatu dengan skill itu."

Peter hanya bisa tersenyum pahit, ia sama sekali tak bisa melihat maupun merasakan kehadiran medan tak terlihat itu, begitupula dengan Martha yang juga merasakan hal yang sama.

"Aku tahu tap-, Awas!"

Seakan tak memberikan waktu untuk bernapas, Medan tak terlihat berbentuk lengan itu lagi-lagi bergerak dengan kecepatan tinggi kearah mereka bertiga membuat Lena harus bersusah payah untuk menghindarinya sambil memperingatkan kedua temannya.

"Summon : Death Knight!"

Tak tahan lagi, Lena segera memanggil Summonnya yang segera membantu mereka untuk menghindari serangan itu.

"Sepertinya, para summon juga bisa melihat hal itu."

Lena terlihat tersenyum, namun senyuman itu perlahan berubah ketika melihat sosok berambut putih tak jauh dari tempatnya lagi-lagi mulai menuliskan sesuatu di bukunya.

"Ascendant Of Fate : Manipulator Object!"

Seketika itu, Lena kehilangan kendali atas pasukan undead miliknya, membuat pasukan itu mulai memegangi kepalanya sebelum dengan perlahan menyerang mereka bertiga.

"Hei, apa yang terjadi dengan Pasukanmu?"

Peter terlihat mengerutkan alisnya sambil mengunci gerakan pasukan salah satu pasukan death knight milik Lena.

"Aku tak tahu, tapi kemungkinan ada hubungannya dengan dia."

Lena disisi lain mulai menggerutu sebelum mencoba untuk menghilangkan pasukannya, hanya untuk menyadari bahwa hal itu tidak dapat dilakukan.

Mendecakkan lidahnya, ia segera mengendalikan pedang silver miliknya yang segera melayang dan dengan cepat menembus kepala setiap Death Knight yang pernah dipanggilnya.

Ia dengan cepat mengalihkan pandangannya kearah Author yang kini tidak berada di tempatnya lagi, membuat mereka bertiga mulai menaikkan kewaspadaan sebelum menempelkan punggung masing-masing.

"Hahahaha.... "

Suara tawa mulai menggelegar dari waktu ke waktu, namun mereka bertiga tetap berada dalam keadaan siaga.

Pada saat itulah, sebuah Medan tak terlihat mulai keluar dari bawah tanah.

Lena berusaha untuk memberitahu Peter dan Martha yang tidak menyadari hal itu, namun ia terlambat untuk bereaksi.

"Devour shield : Support!"

Tepat sebelum tangan itu mencapai mereka bertiga, sebuah Perisai hitam mulai membungkus ketiganya membuat serangan itu segera membentur perisai tersebut.

Author terlihat mengerutkan alisnya, sebelum mengalihkan pandangannya kearah Sosok berambut hitam yang kini memiliki tanduk dan sepasang sayap yang muncul di punggungnya.

"Re : Potition!"

Ketiga pemain itu, lagi-lagi menghilang dari dalam perisai sebelum mulai muncul di samping sosok berambut hitam tersebut.

"Senang melihatmu kembali Fang."

Lena terlihat tersenyum, begitulah Peter dan Martha yang merasa senang ketika melihat Pria berambut hitam itu.

"Ah.... aku juga, entah berapa lama kita tak berjumpa."

Pria berambut hitam itu terlihat tersenyum tipis sebelum mengalihkan pandangannya kearah Gadis bertudung itu.






"Madya."

Continue Reading

You'll Also Like

42.9K 1.1K 158
Chapter 213-370 (DROP) Link Volume Sebelumnya: https://bit.ly/2ZEO8t6 (by: novelringan.com) Gaada keterangan siapa translatornya juga. Kemungkinan ni...
120K 10K 155
Kerajaan Fortis adalah sebuah kerajaan yang baru saja didirikan pada tahun 1520 di wilayah lautan Dunia Baru. Kerajaan Fortis memiliki seorang Raja y...
272K 16.7K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
90.1K 9.1K 83
Don't Forget To Vote ⭐ And Coment 💬 All Photos In My Stories Take From : Pinterest Rated: T,Adventure & Friendship, Naruto U., Haku, Kimimaro K., O...