My Only Wish ✨ Christmas Even...

By Markrentown

7.3K 639 79

"Santa, can you hear me? Please make my wish come true." Oneshoot/Ficlet/Drabble of Markren from Markren's ci... More

✨ Hi ✨
✨ Christmas Party✨
✨ Wish ✨
✨ Wishes ✨
✨ Santa Tell Me ✨
✨ Christmas Gift ✨
✨ Miracle in December ✨
✨ White Christmas✨
✨ I Saw Mommy Kissing Santa Claus ✨

✨ Just Like Christmas Day ✨

421 37 0
By Markrentown

Just Like Christmas Day

Story by : yrnhan

Pairing : Mark Lee & Renjun Huang

Rate : T

Genre : Romance, fluff

The morning I opened my eyes in heart fluttering excitement.

Pagi hari di Hari Natal, Mark membuka matanya perlahan, perasaannya sangat bahagia hari ini rasanya sama seperti ketika ia membuka pita kado yang selalu didapatnya setiap Hari Natal.

It's like the feeling of untying the ribbon of a present.

“Hari ini jalan sama Renjun, harus tampil ganteng ini mah.” Ucap Mark terkekeh geli.

Mark berjalan menuju kamar mandi dengan semangat. Hari ini harus menjadi yang spesial, hari yang selalu ia nantikan, Hari Natal bersama Renjun.

Tentang Renjun, Mark sangat mencintai lelaki itu. Lelaki mungil dengan senyuman manisnya, pipi gembilnya yang selalu membuat Mark gemas untuk mengigitnya dan berakhir mendapat beberapa cubitan sayang dari Renjun hingga membiru, walaupun badan Renjun kecil kekuatan Renjun ini besar, walaupun tidak sebesar kekuatannya.

Every single day of getting to know you.

Setiap saat bersama Renjun ia gunakan untuk mengetahui tentang lelaki mungil itu. Bagaimana Renjun yang tidak menyukai kopi, dan selalu meminum susu agar bertambah tinggi katanya walaupun tidak bertambah sedikitpun. Renjun yang selalu memesan makanan banyak hingga berujung ia yang selalu menghabiskan sisanya, Renjun yang menyukai kucing, Renjun yang selalu menggambar ketika bosan, Renjun yang menangis saat menonton film bersamanya dan wajah Renjun yang memerah karena cuaca yang dingin.

Terlalu asik memikirkan Renjun, Mark tidak sadar telur yang ia goreng menjadi gosong, “Yah gosong lagi, gini nih derita orang yang ga bisa masak.”

Melihat telur buatannya yang menjadi hitam, Mark memutuskan untuk memesan makanan dari luar. Padahal niatnya ingin pamer kepada kekasihnya jika ia bisa menggoreng telur tapi sayang telur buatannya menjadi gosong padahal bentuknya sudah sangat cantik, ia harus belajar lagi lain kali.

Tak lama kemudian pesanannya datang, Mark segera mengisi perutnya yang kelaparan. Pagi hari ini ia tidak melakukan aktivitas apapun hanya sekedar menonton acara televisi, dan memandang salju di balik jendela kamarnya. Ngomong-ngomong tentang salju ia jadi teringat ketika pertama kali bertemu Renjun.

Flashback

Mark keluar rumah untuk menyusuri halaman depan, banyak sekali anak-anak kecil dan beberapa remaja bermain diluar rumah, ada yang sedang membuat boneka salju atau bahkan saling berperang melempar bola salju.

Mark tersenyum memperhatikan mereka yang terlihat bahagia sebelum suara teriakan seorang laki-laki yang membuatnya terkejut bersamaan dengan bola salju menghantam dahinya keras.

“ZHONG CHENLEEE!!”

PUK!

“ASTAGAA!”

Laki-laki itu segera berlari menghampiri Mark yang berdiri sambil memegang dahinya.

“Ya ampun maafkan aku, kau tidak apa-apa?” Ujarnya khawatir.

“Ah tidak apa-apa hanya sedikit sakit,” Jawab Mark masih memegang dahinya.

Lelaki itu segera menyingkirkan tangan Mark dari dahinya, “ Astaga ini memerah! ya ampun pasti aku melemparnya terlalu keras. Maafkan aku.”

Renjun menatap dahi Mark yang memerah dengan khawatir sambil memberikan usapan pelan, tanpa tahu Mark memperhatikan wajahnya dengan kagum.

Manis itu yang Mark pikirkan.

“Ayo ke rumahku! Aku akan mengobati dahimu.”

Tanpa memperdulikan Mark yang setuju atau tidak, Renjun langsung menarik tangan Mark menuju rumahnya setelah berpesan dengan Chenle agar  tidak bermain terlalu lama.

Sesampainya di rumahnya, Renjun segera menyuruh Mark untuk duduk di sofa, “Sebentar aku akan mengambil kotak obat, kau duduk saja di sofa,” Ujarnya kemudian berlalu pergi.

Mark memperhatikan sekeliling rumah Renjun, terlihat sederhana namun sangat nyaman. Tak lama kemudian Renjun muncul sambil menenteng kotak obat dan duduk di sebelahnya. Membuka kotaknya sebelum wajahnya mengernyit bingung karena tidak tahu harus menggunakan obat yang mana.

“Umm, aku tidak pernah mengobati seseorang sebelumnya,” Tuturnya sambil mengusap tengkuknya malu.

Mark terkekeh pelan, lucu sekali lelaki manis  di depannya ini, ia sampai gemas.

“Tanganmu,” Pinta Mark kepada Renjun.

“Hah?”

“Kupikir jika kau mengusap dahiku sakitnya akan hilang.“  Ujar Mark menatap mata Renjun lembut.

“Ah begitukah?”

Walaupun bingung Renjun tetap menuruti, ia mengusap lembut dahi Mark, “Maaf  membuat dahimu memerah, seharusnya lemparan bola salju itu untuk adik sepupuku malah terkena dahimu.” Jelas Renjun menyesal kepada Mark.

“Sudahlah tidak apa-apa hanya merah saja.” Balas Mark tersenyum.

Mark tidak pernah menyesal terkena lemparan bola salju dari Renjun, ia justru beruntung bisa bertemu dengan lelaki manis seperti Renjun.

Drrt drrt

Suara getaran ponselnya membuat Mark tersadar dari lamunannya, segera ia mengangkat teleponnya.

“Hyung kau tidak ketiduran kan? Kau tidak lupakan kita mau jalan?”

Belum sempat Mark menyapa ia sudah diserbu beberapa pertanyaan dari Renjun.

“Sejak kapan diriku melupakan hal berkaitan dengan seorang Huang Renjun?” Ucapnya sambil tersenyum geli.

” Oh iya kau memang tidak pernah melupakanku sampai-sampai membuatku menunggu 4 jam di halte bus sendirian!”

“Ah itukan hanya sekali,” Bela Mark,

“Ya aku mengingatkan mu AGAR KEJADIAN ITU TIDAK TERULANG LAGI!”

“Iya sayang aku berjanji..”

“Cepat siap-siap ini sudah jam 6 sore, aku tidak mau menunggumu.”

Belum sempat Mark membalas, panggilan itu sudah di akhiri secara sepihak oleh Renjun.

“Kenapa makin kesini rubah kecil itu semakin galak.” Ucap Mark pelan sambil memandang ponselnya.

The twinkling lights that decorate the streets. Among those, your eyes are especially like the star light.

Mark melangkah pelan sambil memandang hiasan lampu natal yang berada di sepanjang jalan. Langkahnya ia buat pelan untuk menikmati indahnya kemerlap dari cahaya lampu natal di malam hari. Namun diantara lampu natal itu tidak ada yang seindah mata Renjun saat menatapnya,  bagi Mark mata Renjun adalah yang paling bercahaya seperti bintang.

Mark mendudukkan dirinya di bangku taman sambil menunggu Renjun, melihat beberapa pasangan yang berlalu lalang sambil menggengam erat tangan satu sama lain. Ah ia juga ingin seperti itu.

Dari kejauhan Mark bisa melihat Renjun berjalan pelan kearahnya, Renjun tampak manis dengan balutan mantel coklat dan turtleneck putih tak lupa sebuah syal yang melilit apik di lehernya, Renjun tampak jauh lebih manis.

As if you're melting in my arms, you come into my embrace.

Renjun berlari menghampiri Mark dan menghambur memeluk tubuh lelaki yang lebih tua setahun darinya. Menghirup aroma parfum yang selalu membuatnya nyaman berada di pelukan lelaki itu.

What if you come to me when I'm sleeping? So I stay up all night in a white daze.

Mark membalas pelukan Renjun dengan erat, ia membayangkan bagaimana jika lelaki yang sedang ia peluk ini datang ketika dirinya sedang tidur? mungkin ia akan tetap terjaga semalaman hanya untuk memikirkannya.

The long and cold season only you're the warmth that remains inside my coat. I'm getting filled with only warm memories.

“Hyung, aku merindukanmu.” Ungkapnya setelah melepas pelukannya.

Mark tersenyum lembut sebelum membuka mantelnya dan menarik kembali Renjun kepelukannya, menyelimuti tubuh keduanya di balik tubuh dan mantelnya. Menghalau rasa dingin di malam hari natal.

“Aku juga merindukanmu.” Balas Mark sambil mengeratkan pelukan keduanya.

Hangat, itu yang keduanya rasakan. Mark akan selalu mengingat kenangan ini dimana keduanya berbagi kehangatan di balik mantel yang membalut tubuh mereka di musim dingin ini.

“Hyung? kau akan tetap memelukku seperti ini?”

Suara Renjun memecah keheningan, Mark melepaskan pelukannya menunduk menatap wajah Renjun, mengecup pelan bibir ranum Renjun.

“Tidak bisakah kita pulang ke rumahku? aku ingin memelukmu sepanjang malam.” ujar Mark memohon kepada Renjun.

“Tidak mau, kau selalu berakhir menelanjangiku di atas ranjang.” Jawab Renjun kesal kemudian berjalan mendahului Mark.

Mark segera menyusul langkah kekasihnya dengan cepat mengisi sela jemari Renjun dengan jemarinya.

“Kau tidak merindukanku?” tanya Mark

“Aku merindukanmu tapi tidak dengan tingkah mesummu,”

“Kenapa? kau bilang merindukanku artinya kau merindukan tubuhku juga.”

Renjun tidak menjawab ia hanya tetap berjalan tanpa memperdulikan Mark yang berada di sebelahnya.

“Sayang?” panggil Mark lembut.

“Aku merindukanmu, merindukan kita yang  saling menggenggam tangan seperti ini.” jawab Renjun melihat ke arah kekasihnya.

“Tapi kita bisa melakukan yang lebih di atas kas—”

“MARK LEE!!”

Mark tertawa keras, puas membuat kekasihnya mungilnya itu kesal. Mark mengecup pipi Renjun.

“Maaf aku hanya bercanda, tapi jika kau mau kita bisa melakukannya mal— Aww sakit sayang.” Mark mengusap-usap pinggangnya yang terkena cubitan sayang dari Renjun.

“Kau menyebalkan.”

Renjun melepaskan tautan tangan mereka, dan berjalan mendahului Mark yang masih mengusap pinggangnya. Melihat itu Mark segera menyusul Renjun, dan kembali menautkan kedua tangan mereka.

Just like the Christmas day, that I've always waited for.

” Aku selalu menantikan hari natal,” ujar Mark tiba-tiba.

” Semua orang selalu menantikan hari natal, Mark lee.”

” Tapi alasanku berbeda dari mereka,”

Mark menghentikan langkah keduanya, menatap langit malam yang bertabur bintang. Sebelum kembali menatap Renjun.

Just like the Christmas day, when I think about you.

” Sama seperti hari Natal, ketika aku memikirkanmu. Aku selalu memikirkan mu ketika Hari Natal tiba.” Mark menatap dalam mata Renjun.

I get excited like a kid just like those days, Just like that time.

Mark mengalihkan matanya melihat sekumpulan anak kecil yang bermain bersama keluarganya.

” Rasanya sama seperti anak-anak itu, aku sangat semangat menyambut hari natal.”

Renjun mengikuti kemana arah pandangan Mark, ia ikut tersenyum bahagia melihat mereka yang tertawa bahagia ketika menyambut natal bersama keluarganya.

Mark berbalik menghadap Renjun, menarik pinggang Renjun mendekat kearahnya lalu mengusap pipi memerah Renjun,

“Jika kau ingat, Hari Natal dimana semuanya bermula. Kau yang tidak sengaja meleparkan bola salju kearahku dan hari itu juga aku mengenalmu untuk pertama kalinya, Natal tahun berikutnya aku memintamu untuk menjadi kekasihku, dan Natal tahun ini aku memintamu untuk menjadi pasangan hidupku selamanya, melewati hari-hariku bersamamu, menemaniku hingga rambut kita memutih bersama,”

Mark melepaskan tangannya yang berada di sekitar pinggang Renjun, mengeluarkan kotak cincin dari dalam saku mantelnya, berlutut di hadapan Renjun,

“Mark lee??” Renjun menutup mulutnya, tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.

Mark membuka kotak cincinnya, “Huang Renjun, Maukah kau menikah denganku? aku bukan laki-laki yang romantis dan humoris, aku juga tidak pandai memasak, aku hanya laki-laki bodoh yang tidak sengaja jatuh cinta padamu saat kau meleparkan bola salju itu kepadaku, tapi aku akan berjanji selalu menemani dan menjagamu. Jadi maukah kau menerimaku menjadi pendamping hidupmu?”

“Hiks..Mark,”

“Hei kenapa menangis? kau tidak mau menjawab lamaranku sayang?”

“Bukan hiks.. bodoh Mark lee bodoh, aku menangis karena bahagia..hiks..” Renjun mengusap air matanya, sebelum kembali berujar,

“A-aku mau menerimamu menjadi pendamping hidupku, Mark lee yang bodoh dan mesum..” jawab Renjun sesegukan sambil tersenyum bahagia menatap Mark.

Mark tersenyum, mengambil sebelah tangan Renjun dan memasangkan cincin pada jari manis Renjun mengecup pelan punggung tangannya lalu bangkit berdiri. Mark mengusap air mata Renjun dan mengecup kedua matanya dan berakhir mencium bibir Renjun lama.

“Terima kasih sudah mau menerima lelaki bodoh yang mesum ini... You're Just Like Christmas Day...”

Mark kembali menautkan kedua bibir mereka. Natal tahun ini berjalan dengan indah sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Mark dan Renjun akan selalu menantikan kejutan apa yang akan terjadi di hari Natal berikutnya.

✨✨✨

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 65.3K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
15K 1K 18
Keluarga Na yang sengaja mengangkat anak dari sebuah panti asuhan bertujuan untuk memberikan adik untuk putra semata wayang mereka. Tapi ada yang an...
202K 21.8K 41
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
84.1K 8.5K 36
FIKSI