CEO - Cha Eunwoo ft Kim Nahee

By ShellySelvi

208K 12.9K 1.2K

Apa yang terjadi ketika seorang CEO yang dikenal dingin, cuek, dan kasar menikah dengan gadis cantik nan lugu... More

CAST
(1) Kim Nahee
(2) Bertemu Cha Eunwoo
(3) Ada Apa dengan Eunwoo?
(4) Pertandingan Baseball
(5) Permintaan Terakhir
(6) Belanja
(7) Jalan Bersama
(8) Bertemu Orang Tua Eunwoo
(9) Chaeyeon?
(10) Ancaman Doyeon
(11) Wedding
(12) Setelah Malam Pertama
(13) Kontrak Nikah
(14) Date with someone
(15) Adegan++
(16) Rahasia Terbongkar
(17) Sunset
(18) Ungkapan Cinta
(19) Liburan ke Hawai
(20) Pantai
(21) Senyum Langka
(22) Jadi Model Dadakan
(23) Umpatan
(24) Hana Aneh
(25) Makan
(26) Testpack
(27) Bunuh diri
(28) Pemakaman
(29) Pertemuan
(30) Ternyata Mimpi
(31) Liburannya Seorang CEO
(32) Cek Kandungan
(33) Panik
(34) Wanita Simpanan?
(35) Karena Nafsu Semata
(36) Ketahuan
(37) Impas
(38) Jadi, mana yang benar?
(39) Bimbang
(40) Pulang
(41) Senam Bumil
(42) Ice Americano
(43) Dasar Ngga Peka
(44) Jenis Kelamin
Fakestagram (1)
Fakestagram (2)
Fakestagram (3)
Fakestagram (4)
Bonus Chapter (1)
Bonus Chapter (2)
Bonus Chapter (3)
Bonus Chapter (4)
Bonus Chapter (5)
Bonus Chapter (6)
Bonus Chapter (7)
Bonus Chapter (8)
Bonus Chapter (9)
Bonus Chapter (10) END
P R O M O S I

(45) Sedih atau Bahagia?

3.7K 221 35
By ShellySelvi

💓Cha Eunwoo Kim Nahee💓

Eunwoo terbangun dari tidurnya dengan deruan nafas yang tak karuan. Barusan ia mengalami mimpi buruk tentang Hana. Ia menoleh kesamping dan tak menemukan keberadaan istrinya

Brak

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Eunwoo langsung menghampiri asal suara tersebut yang sepertinya berasal dari dapur. Dengan langkah cepat, Eunwoo mulai menuruni anak tangga satu persatu dan menemukan Hana yang sedang berjongkok

Istrinya terlihat kesusahan sekali memungut barang berupa kardus yang jatuh kebawah

Dengan segera Eunwoo langsung ikutan berjongkok dan membawa kardus keatas meja dapur "aku kaget tau waktu ada sesuatu yang jatuh. Suaranya keras banget"

Sementara Hana udah cengar cengir ngga bersalah. Tangannya mulai membuka kardus bagian atas yang terdapat solatip nya

Tapi tunggu, Eunwoo baru sadar jika kardus besar yang berisikan beraneka ragam mie ini ia letakkan di atas lemari dapur. Berarti artinya "KAMU NGAMBIL KARDUS INI DARI ATAS LEMARI?!"

Hana yang kaget hanya dapat mengangguk polos. Sementara Eunwoo udah nepuk jidatnya sendiri "ya ampun sayang! kamu kan lagi hamil. Ngapain ngambil kardus mie yang berat kayak gini? terus kamu ngambilnya pake apa? terus kok kamu bisa ngambil? kan lemarinya tinggi"

Hana yang barusan akan membuka kemasan bungkus mie hanya dapat memutar bola matanya malas. Ia berjalan menghampiri Eunwoo yang duduk didepan meja dapur. Jadi bentuknya itu seperti mini bar "aku ngga papa Woo. Aku bisa ngambil karena ada bantuan kursi"

Eunwoo mengangguk dan menatap kemana arah telunjuk Hana mengarah. Ia menunjuk kursi yang tidak terlalu tinggi "tapi kok bisa jatuh?"

"hehehe, aku kira kardusnya ringan. Ternyata berat. Jadinya ngga sengaja jatuh deh karena aku ngga kuat bawanya"

Eunwoo menghela nafas sejenak lalu menarik kedua tangan Hana perlahan untuk duduk dipangkuannya, Hana duduk membelakangi Eunwoo. Setelahnya si pria langsung menduselkan kepalanya pada leher Hana untuk mencari aroma khas istrinya "lain kali jangan gitu ya. Kamu lagi hamil lho. Kalo ada apa apa bilang aku"

"tapi aku ngga tega bangunin kamu"

Eunwoo tersenyum lalu mengelus perut Hana yang sudah sangat membesar. Tinggal beberapa minggu lagi bayinya akan lahir ke dunia "ngga papa sayang. Bahkan aku rela begadang kalo kamu minta apapun yang kamu mau"

"hihihi, bucin banget ya"

💫💫💫💫💫

"kamu yakin di tinggal sendiri?" tanya Eunwoo memastikan dengan satu tangan yang berusaha membenarkan posisi arloji pada tangan kirinya

Hana mengangguk mantab "iya"

"apa perlu aku panggil bibi Kim kemari?"

Hana menggeleng tak mau "ish, ngga usah. Kan ini jatahnya hari libur buat bibi Kim"

Sebenarnya Eunwoo tak tega meninggalkan Hana sendirian dirumah. Mimpinya tadi pagi masih terngiang ngiang dikepalanya. Ia takut jika terjadi sesuatu pada istri cantiknya ini

Yaa tapi bagaimana pun ia juga harus berangkat kerja. Bisa saja dia membolos, namun pasti istrinya akan marah jika Eunwoo membolos demi menemani Hana

Hana tak suka jika suaminya yang berstatuskan CEO ini jarang berangkat kerja hanya demi menemani Hana seorang. Ia tak suka jika suaminya menjadi panutan jelek pada karyawan karyawan kantornya

"aku tinggal dulu ya" ujar Eunwoo sembari mengambil tas kantor yang dibawa Hana

"iya. Ayo aku antar sampe luar"

Mereka berjalan bersama sampai pintu depan. Sebelum melangkah lebih lanjut, Eunwoo terlebih dahulu mengecup dahi dan bibir istrinya

Setelahnya ia juga sedikit mengusap perut si istri dan mengecupnya berkali kali sampai membuat Hana sedikit geli "udah ah, sana berangkat"

"hahahaha, iya iya. Hati hati ya dirumah" ujar Eunwoo dan ditanggapi dengan anggukan pelan dari Hana

💫💫💫💫💫

Ting tong

Hana mengernyit ketika dirinya mendengar bel rumah berbunyi. Ia sempat berpikir siapa tamu yang datang sepagi ini?

Dengan segera Hana langsung membukakan pintu dan mendapati bibi Kim yang datang dengan tas coklat di tangan kanannya. Seperti biasa, tas itu adalah tas yang selalu dibawa bibi Kim saat bekerja

"lho? bibi ngapain kesini? ini kan hari libur" tanya Hana heran

Bibi Kim langsung memasang wajah kagetnya "lahhh Non, ini hari libur? waduhhh, bibi harus balik lagi berarti ya?"

Dipikir pikir kasihan juga Hana membiarkan bibi Kim kembali kerumahnya. Letak rumahnya itu sangat jauh "hmm, ya udah. Bibi kerja aja kayak biasanya. Nanti saya tambahin uang kerja satu hari"

"aduhh, beneran Non? saya ngga enak. Lebih baik saya pulang saja ya"

Hana menggeleng lalu menarik pelan satu tangan bibi Kim yang tidak dipakai untuk membawa tasnya "udah bi, ngga papa. Ayo masuk"

Mereka masuk bersamaan, lebih tepatnya Hana yang didepan dan bibi Kim dibelakang. Sesuai hari hari biasa, bibi Kim langsung memasuki area dapur. Sementara Hana akan ke kamarnya yang berada diatas untuk mengambil HP nya

Bibi Kim yang berada didapur tampak berpikir keras. Hati dan pikirannya saling beradu argumen. Apakah dirinya harus melakukan ini atau tidak? ia bingung

Tapi jika tidak melakukannya, ia tak akan mendapatkan sesuatu yang dibutuhkannya. Jadi, apakah ia harus melakukan ini?

Drrt drrt

Getaran ponsel dari HP bibi Kim mampu membuatnya sedikit menegang. Jantungnya berdegup kencang dikala ia melihat siapa nama penelfonnya

Dengan ragu, bibi Kim mulai mengangkat telponnya dengan HP yang ia letakkan di samping telinga kanannya

"h-halo"

"cepat lakukan. CCTV sudah ku pasang di tasmu. Aku akan mengawasi gerak gerikmu bibi Kim. Sekarang arahkan tas itu menghadap arah tangga"

"b-baik nyonya"

"jangan katakan itu, lebih baik cepatlah. Atau kau mau anakmu mati?!"

"TIDAK!!"

"bagus, cepat lakukan sekarang"

"i-iya"

Bibi Kim mulai mencari botol minyak goreng yang berada di lemari dapur atas. Dengan tangan yang gemetar, ia mulai meraih cairan yang berwarna kuning keemasan bening itu

Ia ragu untuk melakukan hal ini atau tidak. Ia jadi berpikir dua kali sebelum melakukannya

Drrt drrt

Deringan HP dari bibi Kim mulai berbunyi lagi. Lantas bibi Kim mulai memencet tombol hijau yang berada dilayarnya guna menjawab telpon dari orang yang menyuruhnya

"lakukan sekarang. Jangan matikan telponnya, karena aku ingin mendengar suara si jalang menjerit kesakitan"

"b-baik nyonya"

Dengan berat hati dan langkah yang bergetar. Bibi Kim mulai menumpahkan minyak tersebut di tangga kedua dari bawah

Si penelfon yang bisa menamati gerak gerik dari tas yang sudah dipasang CCTV oleh bibi Kim hanya mampu berdecak kesal. Pasalnya ia menyuruh si wanita paruh baya ini untuk menumpahkan minyak goreng dipertengahan tangga, bukan di anak tangga urutan kedua dari bawah

Cklek

Bibi Kim yang mendengar pintu terbuka dari atas langsung segera berlari menuju dapur. Sungguh ia tak siap jika melihat majikannya akan terpleset akibat minyak goreng yang ia tuang ditangga

Bibi Kim menangis dalam diam. Ia sungguh tak tega melakukan hal ini. Tapi demi anaknya yang butuh biaya untuk dioperasi, seorang ibu harus melakukan apapun demi kesembuhan anaknya. Bukankah itu benar?

Memang bibi Kim akui jika ini salah. Bahkan perbuatan ini sangat salah sehingga tak akan bisa dimaafkan oleh Tuhan. Tapi apa boleh buat? ia tak berani mengutang uang pada majikannya. Jadi ia dengan berani melakukan hal ini demi mendapatkan uang dari wanita tinggi nan sexy yang ditemuinya beberapa hari yang lalu

Sementara si wanita penelfon bibi Kim nampak sedikit tersenyum dikala Hana akan menapakkan kakinya pada tangga kedua

"AARRRRGGHHHH!!"

Hana menjerit kesakitan. Dengan segera bibi Kim langsung menghampiri majikannya dengan tangisan deras di pipinya. Sungguh ia merasa berdosa karena telah menyebabkan kejadian ini "Nona!! Nona!!"

Si penelfon yang menikmati suara jeritan dari Hana hanya mampu tertawa puas. Ia sungguh senang melihat Hana menderita. Bahkan ia juga berharap jika bayi yang berada dikandungan si wanita yang terjatuh itu akan mati

💫💫💫💫💫

Eunwoo terus terusan memiliki firasat dan feeling tak enak pada hatinya. Entah kenapa ia merasa sangat buruk hari ini, suasana hatinya gelisah tak karuan semenjak ia meninggalkan Hana sendirian dirumah

"apakah anda mendengar saya tuan Cha?" tanya si klien pria yang sedari tadi terus menerangkan data data yang berbentuk grafik di layar putih lebar didepan

Xiyeon yang menyadari bos nya terus menerus melamun sejak tadi langsung menyenggol lengannya dari samping "bos, itu ditanya"

Eunwoo yang gelagapan hanya mampu memasang wajah cengonya "ah, iya? ada apa?"

Xiyeon langsung menepuk jidatnya, sementara si klien hanya menggelengkan kepalanya pelan. Setelahnya ia melanjutkan presentasi yang sempat tertunda tadi

Sementara setelah itu Eunwoo kembali melamun menatap kosong beberapa lembar kertas putih didepannya. Xiyeon yang tau suasana hati bosnya yang sudah dianggap kakak sendiri olehnya sedang buruk langsung menepuk lengannya pelan "bos, kenapa?"

Suara bisikan yang menanyai Eunwoo langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Eunwoo sendiri

"saya tau bos lagi mikirin sesuatu" ujar Xiyeon kembali. Ingat ya, Xiyeon itu berbisik dengan suara yang amat pelan tapi tetap bisa didengar oleh Eunwoo

Eunwoo menghela nafas panjang sebelum akhirnya menjawab "saya kepikiran Hana"

"ahhh, istri bos waktu itu?"

Eunwoo mengangguk "ntah kenapa saya punya firasat ngga enak sejak mimpi saya tadi pagi"

Xiyeon sedikit membelalakkan matanya dan menatap tajam ke arah bosnya "bos, mitos yang saya tau dari ibu saya itu kalo ada seseorang yang mimpi di pagi hari, maka mimpinya akan menjadi kenyataan"

Deg

Kecepatan jantung Eunwoo memacu sangat cepat. Bagaimana jika yang dikatakan oleh Xiyeon itu adalah sebuah kebenaran? Eunwoo tidak begitu percaya dengan adanya mitos

Tapi ntah kenapa perkataan yang dikatakan oleh sekretarisnya ini mampu membuat Eunwoo percaya. Buktinya hati dan pikirannya dibuat tidak tenang oleh omongan Xiyeon barusan

Eunwoo harus melakukan apa?

Drrt drrt

Ponsel milik Eunwoo yang berada dimeja bergetar dengan keras. Hal itu mampu membuat semua orang menoleh kearah sumber suaranya

Eunwoo dan Xiyeon sama sama melirik siapa seseorang yang menelfon Eunwoo disaat sedang tegang tegangnya rapat

Jantung Eunwoo kali ini sukses dibuat berdegup hebat dikala mengetahui nama orang yang menelfonnya. Seseorang itu yang tak lain adalah istrinya sendiri, Hana

"permisi, saya akan mengangkat telfon sebentar" ujar Eunwoo sembari berdiri dari kursinya dan menatap si klien sekilas

"CEO Cha Eunwoo, anda tau bukan? jika sedang rapat tidak boleh memegang HP atau menerima telfon dari seseorang" ujar si klien dengan nada yang sedikit dingin. Klien ini sudah berumur 35 tahunan

Ada benarnya juga dengan perkataan klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan besar milik Eunwoo. Tapi, ini menyangkut tentang Hana. Eunwoo bisa apa?

Akhirnya Eunwoo memutuskan untuk kembali duduk ditempatnya semula. HP nya tetap ia pegang ditangan dengan deringan nada telfon yang terus terusan berbunyi

Sebenarnya Hana kenapa? sampai sampai ia terus menerus menelfonnya

Ting

Sebuah pesan yang berisikan satu kalimat mampu membuat Eunwoo takut setengah mati. Ia barusan mendapat pesan dari Hana yang dituliskan oleh bibi Kim. Disitu beliau mengatakan bahwa Hana jatuh terpleset di anak tangga dan dilarikan kerumah sakit. Ketubannya sudah pecah

Eunwoo tak bisa diam. Ia berdiri dari kursinya dan hendak berlari meninggalkan ruangan. Tapi sebelum ia keluar, ia mendengar ada suara intruksi dari klien yang lebih tua darinya untuk duduk kembali

Bahkan Eunwoo sudah menjelaskan apa yang terjadi tapi tetap saja si klien menyuruhnya untuk duduk kembali

Emosi Eunwoo memuncak. Tanpa segan ia segera menghampiri si klien dan meninju pipinya "BAGAIMANA YANG ANDA RASAKAN JIKA ANDA BERADA DI POSISI SAYA?! ISTRI SAYA SEDANG BERTARUH NYAWA DIRUMAH SAKIT. TAPI KENAPA ANDA TAK MENGIJINKAN SAYA UNTUK MENEMANINYA DISANA?!"

Si klien terkekeh sembari mengusap bibir yang juga terkena hantaman pukulan dari CEO muda didepannya ini yang tampak emosi "jika anda melangkah keluar dari ruang rapat ini, maka perjanjian kerjasama kita akan dibatalkan"

Eunwoo terkekeh sebentar menoleh kesamping, lalu menatap tajam kembali klien didepannya ini "silahkan, toh saya tidak akan bangkrut jika saya tak bekerjasama dengan perusahaan anda. Saya permisi"

Setelahnya Eunwoo benar benar berlari meninggalkan ruang rapat ini. Dalam hati, ia berharap semoga istri dan anaknya baik baik saja

💫💫💫💫💫

Plakk

"BERANI BERANINYA KAU MELAKUKAN HAL INI!!" ujar Seohyun, ibu Eunwoo barusan saja mendengar penuturan dari pembantu paruh baya yang bekerja dirumah anaknya

Suami Seohyun, Jihoon hanya mampu menenangkan istrinya yang sudah kelewat emosi "udah yank, lagipula bibi Kim kan disuruh"

"YA TETAP SAMA AJA LAH!! KAMU NGGA MIKIR APA?! MENANTU AMA CUCU KITA LAGI BERTARUH NYAWA DIDALAM SANA!!" ujar Seohyun emosi sembari menunjuk ruangan yang didalamnya sudah ada Hana yang berjuang keras disana melahirkan calon cucunya

Bibi Kim yang sudah dimaki maki dan ditampar oleh Seohyun hanya mampu menangis dalam diam. Ia terus terusan mengucapkan kata maaf pada kedua orang tua dari tuannya ini, yaa walaupun dia tau jika kesalahannya ini tak dapat dimaafkan

"EOMMA!! APPA!!" panggil Eunwoo yang berlari menuju ke orang tuanya. Bisa diliat dari jauh, Eunwoo yang berlari dengan rambut yang berkibasan kesana kemari mampu membuat beberapa pasien yang berlalu lalang terpukau

Tapi itu tak dihiraukan sama sekali oleh Eunwoo, yang sekarang ia fokuskan adalah Hana dan anak dalam perut istrinya "keadaan Hana gimana?!"

Bukannya menjawab, justru Seohyun kini menatap bibi Kim yang nampak ketakutan berdiri dibelakang Eunwoo "bibi Kim, kau bisa pulang"

Eunwoo mengernyitkan dahinya setelah melihat punggung bibi Kim dari belakang mulai menjauh "kenapa bibi Kim disuruh pulang?"

"ia yang menyebabkan Hana jadi seperti ini"

Tawa remeh mulai keluar dari mulut anak satu satunya pasangan Seohyun dan Jihoon "hahaha, ngga mungkin. Bibi Kim ngga mungkin ngelakuin ini. Hahaha, eomma mengada ngada"

"eomma mengatakan yang sebenarnya" jawab Seohyun yang melihat anaknya mulai menyusutkan badannya di dinding depan ruang operasi

Ia melihat Eunwoo tengah menangis sembari tertawa akibat perkataan ibunya tadi "eomma tau, pasti kau tak mempercayainya. Tapi yang eomma katakan adalah sebuah kebenaran, karena bibi Kim sendiri yang cerita"

Eunwoo menoleh pada wajah ibunya yang tengah menatap sendu dirinya. Setelahnya Eunwoo kembali menggeleng kencang "ngga, ngga mungkin bibi Kim tega ngelakuin itu"

"Doyeon lah yang menyuruh bibi Kim untuk melakukan semua ini"

Mendengar kata mantan di telinga, mampu membuat emosi Eunwoo memuncak. Ia berdiri tegak dan hendak melangkah, namun semuanya tak jadi karena tangannya dipegang erat oleh ibunya "jangan emosi dulu, kita harus disini bersama Hana yang lagi mempertaruhkan nyawanya"

Eunwoo mengangguk lemah lalu menunggu istrinya yang sedang di operasi di ruangan ini. Ia duduk disini selama berjam jam lamanya

Eunwoo mengacak rambutnya frustasi karena operasi lahiran istrinya ini sangat lama

Ia duduk meringkuk di kursi tunggu depan ruangan. Ia takut hal itu terjadi, ia takut jika mimpinya benar benar nyata. Sampai akhirnya Eunwoo berhenti menangis ketika ada sebuah tangan yang menyodorkan sebuah pakaian— ahh bukan, lebih tepatnya sebuah hodie hitam

"pakai ini. Ganti bajumu, kau terlihat sangat acak acakkan Eunwoo" ujar Seohyun sembari menaruh hodie hitam ke pangkuan anaknya

"eomma menemukan ini di mobilmu" Eunwoo mengangguk, setelahnya ia bergegas pergi ke kamar mandi yang letaknya tak jauh dari ruang operasi

Eunwoo membenarkan hodie yang ia pakai selepas dari kamar mandi. Langkahnya hendak mendekat ke arah ruangan operasi Hana. Tapi berhenti ketika ia menemukan ada dokter yang keluar lalu sedikit membicarakan sesuatu dengan ayah ibunya

Dengan langkah cepat, Eunwoo langsung berjalan kearah mereka

"bagaimana keadaan istri dan anak saya dok?!" tanya Eunwoo setiba ditempat. Wajahnya melihat ke area dalam ruangan

Dokter itu hanya tersenyum menanggapinya, sementara kedua orang tua Eunwoo hanya bisa memberikan senyuman ragu diwajahnya

Eunwoo gugup dikala dokter menyuruhnya untuk masuk keruangan. Ia sungguh tak tau harus bersikap bagaimana setelah ini. Ia sungguh bahagia ketika mendapat senyuman dari dokter ketika ia bertanya tentang keadaan Hana dan anaknya

Berarti semuanya baik baik saja kan?

Dengan tangan yang gemetar, Eunwoo memberanikan diri membuka pintu ruangan. Bau disini sangatlah anyir dan amis. Ia bisa melihat istrinya yang tampak lelah disana

Eunwoo mendekat dan mengelus kepala istrinya yang terbaring lemah "sayang, makasih"

Mata Hana yang semula menutup kini membuka sempurna ketika mendengar suara suaminya. Ia tersenyum lalu mengangguk lemah dalam ranjang "anak kita dimana?"

Sorot mata Eunwoo kini beralih menatap salah satu suster yang sedang menata peralatan bedah dengan tatapan bertanya. Seakan mengerti, suster itu mendekat "anak anda sekarang berada di inkubator"

Eunwoo mengerutkan dahinya. Kenapa bisa anaknya diletakkan di inkubator? tapi setelah itu ia tersadar jika anaknya kan terlahir prematur. Jadi wajar jika diletakkan di inkubator. Lagi pula Hana melahirkan disaat kandungannya masih 8 bulan lebih

Brakk

"SUSTER!! IKUT SAYA!!" teriak si dokter ketika ia membuka pintu ruangan dengan keras

Hana dan Eunwoo yang tak mengerti hanya bisa mengerutkan dahinya

"sayang, aku keluar sebentar ya?" izin Eunwoo pada Hana. Sungguh ia sangat penasaran kenapa dokter yang mengoperasi Hana tiba tiba menyuruh para suster untuk keluar

Hana yang tak bisa apa apa hanya mengangguk lemah. Tapi dalam hatinya ia juga gelisah karena mendengar teriakan dokter tadi yang menyuruh semua suster disini untuk keluar

Hana berharap dalam hati, semoga firasat dan feelingnya salah

💫💫💫💫💫

Eunwoo menitihkan air matanya menatap putra semata wayangnya yang baru saja lahir di dunia dengan tatapan sendu. Ia sungguh tak percaya jika dokter mengatakan bahwa anaknya meninggal karena keracunan air ketuban dari ibunya

Apa yang harus Eunwoo lakukan? di satu sisi ia sedih karena anaknya baru saja meninggal akibat keracunan air ketuban. Tapi disisi lain Eunwoo juga bingung harus mengatakan apa pada Hana

Semua usaha telah dilakukan dokter dan para suster yang membantunya untuk mempertahankan nyawa si bayi

Dimulai dari menepuk nepuk badannya agar si bayi mau muntah, sampai membalikkan badan agar si bayi mau muntah. Tapi usaha mereka nihil. Si bayi lebih memilih untuk kembali ke Tuhan

"maafkan saya tuan Eunwoo. Kita sudah melakukan semuanya, namun usaha kami nihil"

Sungguh, Eunwoo tak bisa menahan isakan tangisnya lagi. Sang ibu yang daritadi menatap sendu ke arah putranya langsung membawanya ke dalam dekapannya. Bisa Seohyun rasakan, betapa hebat tangisan anaknya yang dikenal dingin dan jarang menangis

Ini baru pertama kalinya Seohyun melihat anaknya yang biasanya tegar dalam masalah apapun bisa menangis sekencang ini

Pasti Eunwoo sangat sedih melihat anaknya yang baru saja tiba di dunia harus dibawa kembali oleh Tuhan

"eomma, bagaimana aku bisa memberitau Hana?" ujar Eunwoo sembari mengelap air matanya yang terus terusan melewati pipinya

"kamu bisa Eunwoo. Kamu anak eomma yang kuat, kamu harus tegar dan kuat dihadapan istrimu" nasihat Seohyun

Jihoon yang melihat interaksi istri dan anaknya hanya dapat diam. Ia juga dalam hati menangis melihat cucu pertamanya harus meninggal setelah lahir. Ia terlalu gengsi untuk menangis didepan istrinya, jadi Jihoon hanya bisa menahan tangisannya

Ia juga tak kuat melihat anaknya yang bernama Eunwoo harus menangis sederas ini. Mungkin ini adalah hal terberat yang Eunwoo rasakan

💫💫💫💫💫

Hana yang barusan dipindah oleh beberapa suster ke ruang VVIP yang dipesan ayah mertuanya langsung menampilkan senyumnya ketika melihat siapa yang membuka pintu barusan

Ya, dia adalah suami beserta kedua mertuanya yang nampak tersenyum. Hana peka, ia tau jika senyuman yang mereka berikan seperti senyuman yang dipaksakan, atau bisa disebut senyuman palsu

"kamu udah ngelihat anak kita?" tanya Hana dengan tatapan binar menatap mata suaminya yang terlihat memerah. Hana pikir Eunwoo pasti barusan menangis, buktinya kini mata suaminya itu sedikit memerah dan sembab

Pasti tangisan Eunwoo adalah tangisan bahagia, itu yang ada dipikiran Hana

Eunwoo yang tak tau harus menjawab apa hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan

Hana tersenyum lalu meraih tangan Eunwoo "lalu, dimana anak kita? kenapa ngga dibawa kesini?"

Wajah tegar yang sudah dipasang oleh Eunwoo kuat kuat akhirnya runtuh seketika. Ia menangis kembali menatap wajah bingung istrinya sekarang "hei, kamu kenapa nangis?"

"maaf"

Satu kata yang keluar dari mulut Eunwoo mampu membuat hati Hana bertambah gelisah. Iya, sejak tadi dipindah dari ruang operasi, hati Hana selalu gelisah tak karuan

"maaf karena apa?! jangan diam saja Eunwoo!!"

Kini pandangan mata Hana menatap orang disamping Eunwoo yaitu Seohyun. Ia menatap ibu mertuanya penuh harap untuk menjawab pertanyaannya "maaf, karena ternyata little Eunwoo lebih sayang kepada Tuhannya"

Deg

Hana tau, ia tak begitu bodoh untuk memahami ucapan yang barusan dilontarkan oleh ibu mertuanya "e-eomma, ngga baik loh bercanda disaat kayak gini"

Seohyun yang sama memasang wajah tegar kuat kuat seperti anaknya akhirnya runtuh ketika melihat Hana mulai menitihkan air matanya. Ia mendekat dan mendekap sang menantu yang sudah menangis tak karuan "sayang, kamu yang kuat ya"

"hiks.. hiks.. Apa salah Hana?! kenapa semuanya terjadi seperti ini?! hiks.. hiks.. Harusnya Hana yang dipanggil Tuhan"

"sssttt, kamu ngga boleh ngomong gitu sayang. Semua ini adalah cobaan dan ujian dari Tuhan untuk kamu dan Eunwoo. Kamu harus menerima semua ini dengan ikhlas"

"MANA ADA IBU YANG IKHLAS JIKA ANAKNYA YANG BARU SAJA TIBA DI DUNIA HARUS KEMBALI LAGI KE TUHAN?! NGGA ADA!! hiks.. hiks.." bentak Hana pada Seohyun. Ia sungguh tak rela jika ada seseorang, baik ibu mertuanya sendiri yang berkata untuk mengikhlaskan kepergian anaknya

Mana ada ibu yang seperti itu

Setelah berlama lamanya Hana menangis didekapan sang mertua, kini tangisannya mulai melemah. Hana terlalu lelah untuk melanjutkan tangisannya lagi. Lagipula tangisan tak akan membuat anaknya kembali

Ia melepas pelukannya dari dekapan Seohyun dan menghapus jejak jejak air matanya di wajah "aku mau ketemu ama baby"

Setelah mengucapkan itu, Hana langsung menurunkan kakinya dari ranjang. Tapi setelahnya ia dilarang keras oleh Eunwoo "kamu barusan dijahit Han. Jangan banyak gerak"

"emang kenapa? apa salahnya aku jika mau ketemu ama baby? apa itu salah kalo aku mau ketemu ama baby walaupun dia udah meninggal?"

Pertanyaan sarkas dari Hana mampu membuat Eunwoo bungkam, namun sorot matanya tajam menatap Hana "kamu jangan kemana mana. Biar aku suruh suster buat bawa baby kesini"

Setelah mengatakan itu, Eunwoo langsung keluar dari ruangan dan hendak menyuruh suster untuk mengantarkan bayi— bukan, lebih tepatnya adalah mayat bayinya kepada Hana

Suster yang disuruh seperti itu mengangguk dan mendorong troli yang diatasnya ada satu inkubator berisikan bayi mungil dengan kulit pucat didalamnya

Mereka masuk pada ruangan tempat Hana berbaring. Bisa Eunwoo lihat dari belakang si suster yang mendorong troli bahwa Hana kini mulai menitihkan air matanya kembali

Suster itu mengambil bayi pucat nan dingin untuk diletakkan digendongan tangan Hana yang bergetar hebat ketika baru saja menyentuh kulit dingin putranya

"sayang, ayo bangun. Eomma disini" ujar Hana pelan. Semua yang ada diruangan itu hanya bisa menatap sendu ke arah Hana yang wajahnya kelihatan seperti orang yang sudah berputus asa

"kamu tau kan? eomma sayang kamu. Kamu bisa bangun kan demi eomma? walaupun mustahil kamu bangun, tapi eomma masih berharap kalo kamu bakal bangun hiks.. hiks.."

Semua orang yang menatap Hana kini juga ikut meneteskan air matanya. Seohyun dan Jihoon tak berani menatap wajah menantunya, mereka memalingkan wajahnya. Sementara suster yang berada disana juga diam diam menitihkan air matanya

Eunwoo pun sama, ia hanya bisa memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia tak berani menatap istrinya yang terus terusan mengatakan dan berharap bahwa putranya akan hidup kembali

Hoekk

Semua orang yang berada didalam langsung menatap ke arah sumber orang yang barusan muntah

Percaya atau tak percaya, ternyata barusan yang muntah adalah bayi yang berada di gendongan Hana

Kebetulan dokter yang barusan masuk langsung lari ke arah Hana dan mengambil bayi mungil itu. Ia menepuk nepuk badan si bayi untuk segera muntah kembali mengeluarkan racun didalam tubuhnya. Dokter tersebut juga tersenyum menatap Hana "puji Tuhan. Ini adalah sebuah keajaiban, bayinya kembali hidup"

Suster yang berada disamping sang dokter juga sempat takjub dengan apa yang barusan ia lihat "ini benar benar seperti mimpi. Bayinya bertahan hidup karena ucapan ibunya yang terus terusan mengharap putranya kembali"

Hana kembali tersenyum dan menangis bahagia karena putranya benar benar kembali. Eunwoo yang sedari tadi berdiri dipinggir pintu langsung berlari menghampiri Hana. Ia mendekap istrinya dan mengecup ujung kepalanya berkali kali "makasih sayang, makasih banyak"

Sementara kedua orang tua Eunwoo juga menangis bahagia karena cucunya berhasil memuntahkan racun yang berada ditubuhnya

Sungguh, ini adalah sebuah keajaiban

💫💫💫💫💫

END

MAMPUS SUDAH END, WKWKWK

Akhirnya end juga gaes, ini ngetiknya ampe mau 4000 word lho. Udah ngetiknya malem malem, capek saia gaes. Tapi ngga papa, demi kalian ku rela begadang mengetik chapter terpanjang yang pernah kubuat ini

Tapi jangan risau, karena masih ada beberapa bonus chapternya kok

Santuy gaes. So, nantikan bonus chapternya ya

Jangan lupa

Vote, komen, and share

👇👇

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 130K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
3.5M 179K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
38.4K 3.2K 10
Lavanya sejujurnya tak percaya akan kehidupan kedua, namun jika Tuhan sudah berkehendak maka hal itu tidak akan sulit untuk terjadi. Sama seperti di...
1.8M 129K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...