Disuatu tempat yang sepertinya merupakan perpustakaan, sebuah portal terbuka sebelum empat sosok keluar dari dalam portal itu.
[Ding!]
[Anda telah memasuki Forbidden Library.]
[Ding!]
[Anda Telah Menemukan Hidden Dungeon]
[+608.000 exp]
Melihat notifikasi sistem, keempat pemain itu terlihat saling berpandangan Sebelum mengangguk pelan.
"Ah.. setelah sekian lama, akhirnya kita sampai di tempat ini.."
Peter terlihat menatap sekelilingnya sambil tersenyum tipis, membuat Martha dan Lena yang melihat hal itu juga melakukan hal yang sama.
"Andai Kapten ada disini.."
Martha hanya menghela nafas sambil mengalihkan pandangannya kearah Lena yang hanya tersenyum tipis menanggapi hal itu.
"Ya.."
Ketiga pemain itu mulai berjalan di lorong yang tercipta dari tumpukan rak buku-buku tersebut sambil menatap sekelilingnya dengan perasaan nostalgia.
"Tempat ini..."
Fang disisi Lain entah mengapa merasa tempat itu tak asing baginya, sebuah kilasan lagi-lagi muncul di kepalanya, membuatnya sedikit linlung.
"Hah.. ini sudah yang ke 1208 kalinya kita memasuki Dungeon, dan kita masih belum bisa mengalahkan Boss Itu!?"
Terlihat seorang Orc berambut merah sedang berjalan dengan lesu di lorong yang terbuat dari buku-buku itu sambil menghela nafas dari waktu ke waktu.
"Hah... Ya, kali ini entah mengapa aku setuju denganmu."
Seorang gadis Fairy di tempat itu juga terlihat menggelengkan kepalanya pelan sambil sesekali menatap tumpukan buku disekitarnya dengan wajah bosan.
Gadis elf berambut perak yang berada di antara mereka pun juga hanya menghela nafas dari waktu ke waktu sebelum mengalihkan pandangannya kearah pria berambut hitam yang hanya tersenyum tipis disampingnya.
"Hahaha mengingat kembali bagaimana kapten memberimu pelajaran waktu itu.."
Martha hanya tertawa kecil ketika mengingat kembali kejadian beberapa waktu lalu sebelum menggelengkan kepalanya pelan.
Peter yang mendengar itu hanya bisa tersenyum pahit ketika mengingat kepribadian sosok berambut hitam itu yang menurutnya terlalu bersemangat itu.
"Argh!"
Disisi lain, Fang segera memegangi kepalanya yang terasa linlung tersebut, keringat dingin menetes dari wajahnya yang mulai pucat membuat Lena yang berada di depannya segera menyadari hal itu.
"Fang, kau tidak apa-apa?"
Lena segera berjalan menghampiri pria berambut hitam itu, membuat Martha terlihat menyeringai.
"Woah, mengkhawatirkan pasangan? entah mengapa aku merasa sedikit iri dengan pengantin baru ini..."
Gadis Fairy itu hanya tertawa kecil, membuat wajah Lena berubah menjadi merah padam.
Namun, Lena segera menggelengkan kepalanya dengan cepat sebelum mengabaikan perkataan Martha dan membantu pria berambut hitam itu untuk berdiri.
"Hoh... sepertinya tamu kali ini cukup menarik ...."
Disaat mereka tengah menikmati situasi itu, sesosok pria berambut putih muncul entah darimana sambil memegang beberapa buku di tangannya.
Ia pun segera meletakkan buku-buku itu ke salah satu Rak yang berada di dekatnya sebelum memandang keempat pemain itu.
Peter, Lena, dan Martha mulai memasuki posisi Bertarung, sementara Fang terlihat membelalakkan matanya ketika melihat Statistik dari Sosok itu.
_____________________________________
Nama:Author The Crazy Archivar.(One Of Three Chaotic God,The Omniscent Of Destiny,The Manipulator Of Fate.)
Level:???
Hp:???
Defense:???
______________________________________
"Selamat datang Para Makhluk Fana."
Sosok berambut putih itu mulai menyambut keempat pemain itu, membuat mereka berempat mulai menaikkan kewaspadaannya.
"Sebelumnya, mari kita berkenalan terlebih dahulu namak-"
Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, Sebuah Pedang Silver melesat kearahnya, membuat ia segera menghindari serangan itu dengan kecepatan tinggi.
Tak sampai disana, beberapa Cakram api mulai melesat ke arahnya namun lagi-lagi dihindarinya dengan mudah.
"Blade Step!"
Tebasan energi pedang berwarna jingga mulai melesat ke arahnya, membuat pria berambut putih itu hanya menghela nafas sebelum menghindari serangan tersebut dengan memiringkan badannya.
Pada saat itulah Fang tiba-tiba muncul dihadapan pria itu, ia pun mulai melakukan serangkaian tebasan namun hal yang terjadi berikutnya membuat semua orang di tempat itu membelalakkan matanya.
Imune
Imune
...
Pria berambut putih itu hanya berdiri santai di tempatnya, bahkan serangan tebasan Fang tidak menggores kulitnya sedikitpun.
"Re: Potition!"
Fang segera muncul disamping Lena membuat pria berambut putih itu terlihat menghela nafas panjang.
"Hah... ayolah bisakah kita setidaknya saling berkenalan Sebelum bertarung?"
Sosok itu terlihat menaikkan sebelah alisnya,namun lagi-lagi sebuah akar pohon melilitnya sebelum menariknya jatuh kedalam tanah, membuat seluruh tubuhnya terkubur dan hanya menyisakan bagian kepalanya.
"Apakah dengan begini kita bisa berkenalan?"
Sosok itu terlihat sama sekali tak terganggu dengan kondisinya tersebut.
Ia hanya memandang keempat pemain itu sambil memasang wajah datar sebelum kembali menanyakan nama mereka berempat.
Meskipun begitu, keempat pemain itu tetap berada dalam keadaan Waspada, mengingat pesan Kakek Yang sebelumnya.
"Apapun yang terjadi, jangan sampai memberitahukan nama Asli kalian kepada nya, juga jangan sampai memanggil summon apapun, setidaknya jangan sampai ia mendengarnya."
Mereka begitu kebingungan dengan pesan tersebut namun mereka segera menganggukkan kepalanya pelan tanda setuju.
"Lebih baik bermain dengan aman daripada menyesal bukan?"
Fang segera mengeluarkan dua Talisman yang tersisa, membuat Raut wajah dari pria berambut putih itu berubah.
"Jadi begitu, kalian diutus oleh Yun dan sepertinya ia sudah memberitahukan rahasia ku kah?"
Sosok itu terlihat menghela nafas panjang sebelum mulai bangkit dari tanah dengan mudah, seolah-olah akar yang melilitnya bukanlah suatu hal yang menghalanginya.
Sosok itu mulai melakukan berbagai macam peregangan sebelum mengeluarkan sebuah Pena dan Buku dari balik Jubahnya.
"Jangan biarkan dia menulis Apapun!"
Peter segera berteriak kencang, ia tahu apa yang akan terjadi jika sosok dihadapannya berhasil menuliskan sesuatu.
Aura merah mulai muncul disekeliling Peter sebelum Tangannya mulai memanjang dan segera melesatkan berbagai macam pukulan kearah sosok itu.
"Rubbert Art Style : Rolling Strike!"
Peter mulai melesatkan serangan bertubi-tubi kearah Sosok itu, namun berbeda dengan yang sebelumnya kini Tangannya diselimuti oleh Api merah yang membara.
Melihat hal itu,Author terlihat mendecakkan lidahnya Sebelum ia melemparkan Buku ditangannya yang segera membesar dan menahan serangan Peter.
"Re: Potition!"
Pria berambut hitam tiba-tiba saja muncul di belakang sosok itu, ia pun mulai mengalirkan mana pada Talisman di tangannya membuat ukiran rune yang berada di kertas itu tiba-tiba saja bercahaya sebelum ia melemparkan kertas itu ke arah Author.
Kertas itu mulai mengeluarkan cahaya yang sangat terang, membuat Fang dan Sosok berambut putih itu menutup kedua matanya.
Beberapa detik setelahnya, Talisman itu mulai berubah menjadi debu membuat cahaya itu juga ikut menghilang.
[Ding!]
[Sebagian Kekuatan Author berhasil disegel ! ]
[Sisa waktu sebelum pengaruh segel menghilang : 15 menit]
Sebuah notifikasi sistem muncul di hadapan keempat pemain itu membuat sosok berambut putih itu terlihat marah.
"Kalian pikir hanya dengan menyegel separuh kekuatanku kalian bisa mengalahkan ku? jangan terlalu naif!"
Aura hitam bercampur putih mulai merembes keluar dari dalam tubuh Author.
"Ascendant Of Fate : Invisible Hand!"
-20.000.000.000.000.000.000.000
-19.999.999.999.999.999.999.840
Peter dan Martha terlihat terkejut, mereka berdua sama sekali tak menyadari apa yang baru saja terjadi.
Mereka hanya berdiri diam di tempatnya sebelum sebuah medan tak terlihat menangkap dan menghempaskan mereka membuat teks damage besar yang menghabiskan Hp kedua pemain itu.
Sementara itu, Fang dan Lena mulai melihat beberapa Tangan bergerak kearah mereka dengan cepat membuat mereka berdua segera menghindari serangan tersebut.
Sosok itu terlihat mengelus dagunya ketika melihat Fang dan Lena yang menghindari serangannya dengan susah payah.
"Hanya ada Sembilan orang yang bisa melihat tangan ini, jangan-jangan mereka berdua!"
Author terlihat membelalakkan matanya membuat ia segera menaikkan kecepatan serangannya.
Lena dan Fang pun terlihat saling berpandangan sebelum mengangguk pelan.
mereka berdua lagi-lagi menghilang dan tiba-tiba muncul di belakang sosok itu.
-600.900
-??????????????????????????????????
-600.900
...
Fang terlihat membelalakkan matanya sekaligus merasa senang ketika melihat serangan mereka berdua akhirnya berhasil melukai Sosok itu.
Sementara itu, Lena hanya bisa tersenyum pahit ketika membandingkan teks damage yang dihasilkan oleh Fang dan dirinya.
Mereka berdua segera melakukan tebasan masing-masing membuat Hp bar dari Sosok itu hanya tersisa 80%.
Mendecakkan lidahnya, Author mulai menggerakkan salah satu tangan tak terlihatnya untuk menangkap kedua pemain itu.
"Devour shield: Support!"
Sebuah perisai mulai membungkus kedua pemain itu, membuat mereka akhirnya memiliki waktu untuk menyusun rencana.
"Memangnya seberapa banyak Hp yang dimiliki boss ini?"
Fang hanya bisa tersenyum pahit ketika melihat teks damage yang dikeluarkannya sebelumnya bahkan tak diketahui oleh sistem.
Ia mulai menghela nafas panjang sebelum melihat sebuah pesan yang dikirim oleh Lena.
[From Lena ]
[Kurasa kita masih belum bisa mengalahkannya, untuk sekarang kita harus mundur dan menyusun rencana yang tepat untuk mengalahkan Boss ini. ]
Melihat hal itu, Fang terlihat menghela nafas sebelum mengangguk pelan, menurutnya itu adalah strategi terbaik untuk saat ini.
Ia berniat untuk segera melakukan Rencana Lena namun kepalanya tiba-tiba saja merasakan setruman yang menghasilkan rasa sakit yang hebat.
"Argh!"
Ia meringis kesakitan, pandangannya mulai kabur sebelum ia mulai kehilangan kesadaran dan tak lagi mengingat kejadian setelahnya.
***
Peter dan Martha hanya bisa menelan ludahnya ketika melihat pertarungan dihadapan mereka dalam mode arwah.
Dalam Alteia Land, setelah pemain mati, mereka akan berada dalam mode arwah dimana pada mode ini, mereka akan memilih untuk bangkit sendiri menggunakan item bangkit ataupun membangkitkan diri di titik checkpoint.
Peter sebenarnya bisa saja membangkitkan dirinya untuk membantu pertarungan itu, namun ia merasa menggunakan Rebirth akan sia-sia jika ia hanya akan lansung mati ketika ia sudah bangkit kembali.
"Apa kita hanya bisa menonton saja?"
Martha hanya bisa tersenyum pahit ketika melihat Sosok berambut putih yang menyerang Perisai hitam di hadapannya dengan sesuatu yang tidak dapat dilihatnya.
Sementara itu didalam perisai, Lena terlihat berpikir keras sebelum mulai mengetikkan sesuatu pada papan pesan Party.
Gadis itu terlihat menghela nafas, menurutnya Boss yang dilawannya kali ini sungguh sangat jauh berbeda dari yang dilawannya di Bahamuth Lair dulu.
Walaupun terdapat beberapa kemampuan yang sama, namun kemampuan itu beberapa kali jauh lebih kuat dari yang pernah mereka lawan dulu.
Melihat pesan Lena, ketiga pemain itu terlihat setuju.
Menarik nafas dalam-dalam, Lena berniat untuk menggunakan Skill miliknya namun, perisai hitam yang menyelimutinya tiba-tiba saja terbuka membuat tangan itu sedikit lagi menyentuh tubuhnya.
"Re Potition!"
Untungnya, beberapa milidetik sebelum serangan itu mengenainya ia segera menghilang dari pandangan sebelum muncul tak jauh dari tempat itu.
Ia pun terlihat mengerutkan alisnya sebelum pandangannya terhenti pada sosok pria berambut hitam yang kini terbaring tak sadarkan diri di dekat sosok berambut putih itu.
"Apa yang terjadi dengan Fang?!"
Berbagai macam pertanyaan mulai bermunculan di benak Gadis itu, namun seolah-olah tak memberikan waktu untuk berpikir, salah satu lengan mulai bergerak ke arah Fang membuat Lena segera memindahkan pria berambut hitam itu ke sampingnya.
"Ini... dia pingsan?"
Lena terlihat mengerutkan alisnya, namun beberapa lengan lagi-lagi bergerak ke arahnya membuat ia segera membopong tubuh Fang Sebelum berpindah tempat ke arah tubuh Martha dan Peter berada.
Ia pun segera mengalihkan pandangannya kearah Author yang lagi-lagi bersiap untuk menyerangnya sebelum mereka berempat menghilang dari tempat itu.