01

12 2 0
                                    

Hai Geas, sudah lama Chocolate Hiatus biasalah masalah tugas kuliah yang begitu numpuk, Hiks ... Hiks. Sekarang Chocolate balik lagi, dengan membawa cerita baru. Maaf yak Chocolate banyak omong.

Langsung baca aja yak, jan lupa tinggalin jejak. Hiks ... Hiks. Semoga kalian suka, dan gak bikin kalian bosan


* * *

Suasana hening melanda rumah, hanya gesekan pengorengan terdengar diseluruh sudut rumah. Drett ... drettt dering telpon berbunyi bercampur dengan suara penggorengan. Dering masih terus berbunyi tidak ada sesiapa pun yang mengangkat panggilan, hingga suara seseorang melengking di seluruh penjuru karena berteriak memanggil seseorang.

"Mah! Ada telpon, tolong angkat ya. Mah, aku sedang masak!" ucapnya sambil berteriak.

Mamah berjalan menuju telpon rumah. "Siapa sih pagi buta gini sudah telpon," ujar mamah.

Detik detik dering terakhir telpon pun tersambung. "Hallo," ucap Mama.

"Pia...a ... lama amat deh ngangkat telponnya, baru bangun ya lu. Dasar kebo," ujarnya sedikit ngeledek.

"Hehe maaf-maaf," ucap mamah sambi tertawa jahil terpancar diraut wajah mamanya.

"Siap-siap gih sana," sahutnya.

"Hah, buat apa? Emang mau kemana?" Kagetnya.

"Kepelaminan," sahutnya sedikit jahil.

"WHAT? ... ke-kepelaminan?" Teriaknya sedikit kaget.

"Gak usah teriak-teriak bisa gak, sakit nih telinga gua denger suara toak lu."

"Lu sih, bikin gua jantungan aja," sahutnya.

"Lu jantungan, lu masih hidup kan? Jangan-jangan ini gua ngobrol ama arwahnya lagi."

"Sialan lu kira gua udah meninggal, dahlah males gua ngobrol ama lu," ngambeknya.

Hingga beberapa menit Mamah pura-pura jadi gua, telpon pun tak lama berakhir. Lalu menuju meja makan untuk sarapan bersama sebelum Mamah harus berangkat untuk syuting. Suasana hening menyelimuti mereka hanya terdengar suara gesekan sendok dengan piring, hingga suara ponsel berdering memecahkan keheningan diantaranya. Mamah langsung beranjak menjauh dari meja makan untuk mengangkat panggilan masuk di ponselnya.

* * *

Selesai menelpon Mamah pun angkat bicara, "Pia, Mamah pergi dulu. Oiya nanti kalau Mamah pulang larut malam kamu tidur aja duluan, gak usah tungguin Mamah." ujar Mamah sebelum ia benar-bener melangkah pergi. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Huffttt," Pia menghela napasnya. "Apa jadwal Mamah segitu padatnya ya, hingga makan saja Mamah gak habis," Pia bemonolog.

Selesai sarapan dan mencuci piring, Pia kembali kekamarnya, dan kembali alam mimpinya. Hanya beberapa menit Pia tertidur, suara teriakan dari luar kamarnya membngunkannya.

"PIAA ... WOI ...BANGUN MALAH TIDUR LAGI, DASAR KEBO," teriak seseorang.

"Lu apa-apan sih, Ren. Pagi-pagi gini udah teriak-teriak di rumah gue, dahlah sana-sana pulang ganggu waktu tidur gua aja lu," kesalnya.

Tatkala Cinta Berderuحيث تعيش القصص. اكتشف الآن