𝔽𝕚𝕝𝕖

221 20 4
                                    

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Jaman itu, Jepang masihlah sebuah pulau tanpa nama. Namun terdapat sebuah kerajaan besar yang telah berdiri tegak dengan seorang raja diktator, akan tetapi selalu mengutamakan kemakmuran rakyatnya. Seisi kerajaan lebih terbiasa memanggilnya sebagai Endeavor-sama daripada Todoroki Enji, nama aslinya.

Setelah mempersunting seorang wanita cantik, Todoroki Rei, sang raja di berkahi 4 orang anak. Todoroki Touya, Todoroki Fuyumi, Todoroki Natsuo, dan Todoroki Shouto.

Hidup mereka sekarang memang baik-baik saja. Tidak pernah ada kejadian menggemparkan seperti pemberontakan atau semacamnya.

Hanya saja, ketika sejarah masa lalu berkata, diatas tanah itu pernah terjadi peperangan dasyat yang menelan hampir puluhan ribu orang, sebuah sejarah berdarah dengan para beast.

Pemantiknya adalah sang pendiri pertama, Todoroki Haru, bersitegang dengan salah seorang half beast yang merupakan tangan kanannya. Perdebatan memanas, emosi memuncak. Membuat isi kerajaan terbelah menjadi dua bagian——Todoroki dan Half beast.

Perseteruan tidak padam-padam hingga 45 tahun lamanya. Puncaknya adalah ketika ayah dari Enji, Todoroki Misao, mengumandangkan peperangan akbar melawan para beast.

Pasukan Todoroki menang——mereka memusnahkan sisa-sisa beast yang masih ada. Baik anak-anak ataupun seorang wanita. Tanpa kenal ampun.

Hingga hari ini pun, darah beast masih di anggap sebagai pengkhianat dan di cap sebagai ras yang paling di benci semua orang——terutama Enji dan kedua anaknya, Shouto dan Natsuo.

Sementara istrinya, Rei, serta dua anak lainnya, Fuyumi dan Touya, memilih untuk melupakan masa lalu——memaafkan kesalahan para beast karena dianggap sebagian dosa adalah milik kakek-kakek buyutnya.

Suatu hari, Fuyumi kembali melarikan diri dari istana ketika jam belajar pribadinya berlangsung. Dirinya memang feminim, namun memiliki jiwa yang bebas. Ia tak suka kalau disuruh belajar terlalu keras dan ujung-ujungnya kalau di beritahu pun, pasti dia akan melarikan diri lagi entah bagaimana caranya.

Fuyumi sangat suka berjalan-jalan di keramaian pasar, dimana ia dapat berjumpa langsung dengan rakyat yang sangat mencintai dirinya.

Sayang, acara jalan-jalan Fuyumi mendadak kacau ketika seorang pemuda berwajah menyebalkan menabrak bahunya keras dan berlari begitu saja meninggalkan Fuyumi tanpa sepatah kata permohononan maaf. Membantu saja tidak!

Fuyumi tidak tinggal diam, dengan gaun pendeknya yang telah kotor akibat terkena kubangan air, ia berlari mengejar pemuda brengsek tersebut. Pengejaran Fuyumi berhasil, ia dapat meraih sang pemuda, namun karena kakinya tak menapak tanah dengan benar, ia pun terjatuh menimpa targetnya.

Hawks, namanya. Entah nama asli atau tidak. Idenitasnya betul-betul misterius karena ia tinggal di sebuah rumah tengah hutan tanpa ada satupun tetangga. Tapi yah, mungkin Hawks memiliki semacam penyakit anti-sosial. Fuyumi tidak mau repot-repot mengkritiknya.

Mereka akhirnya menjalin hubungan pertemanan tanpa ada yang tahu, bahkan keluarga Fuyumi sendiri. Meskipun sebenarnya sang kakak sulung, Touya, sering mengingatkan Fuyumi agar selalu berhati-hati ketika ingin berlarian diluar istana. Bahkan kalau ada waktu, Touya bakalan mengawasi Fuyumi dari kejauhan.

Hubungan Hawks dan Fuyumi lama-kelamaan merekat karena mereka memiliki selera humor sama tinggi. Mereka selalu bertemu dari siang sampai sore hari. Bertukar cerita apapun itu, berceloteh tanpa mengenal lelah.

Hingga akhirnya pada suatu malam, Hawks mengendap-ngendap masuk ke istana untuk menemui Fuyumi. Entah keahlian apa yang dimilikinya, ia berhasil mencapai jendela kamar Fuyumi tanpa ketahuan penjaga istana.

Awalnya Fuyumi merasa enggan, karena sebelumnya ia belum pernah keluar dari istana malam hari. Namun karena itu Hawks dan dia sangat percaya, Fuyumi langsung mengikutinya. Mereka keluar dari tembok istana menggunakan metode jitu dari Hawks.

Ternyata Hawks membawa Fuyumi ke tengah hutan, tempat dimana rumahnya bersemayam.

Ditengah pancaran sinar rembulan, Hawks pun mengungkap semuanya, yakni perasaan cintanya pada Fuyumi dan jati dirinya yang asli.

Hawks pun mengeluarkan sepasang sayap merah kecoklatan berukuran besar.

Ia merupakan seorang half beast elang. Hanya dirinya lah satu-satunya darah beast yang masih tersisa. Waktu itu ketika terdapat perburuan besar-besaran, Hawks kecil diselamatkan oleh seorang petani kemudian merawatnya bagai anak sendiri tanpa perasaan jijik sampai ajal menjemput.

Getah di dalam dada Fuyumi bergejolak hebat. Ia bingung harus bereaksi seperti apa. Kaget kah, takut kah, senang kah, atau haruskah ia mengadu pada ayahnya? Namun ia ingat akan janjinya pada ibunya, memaafkan dosa para beast yang terdahulu. Lagipula Hawks lelaki baik. Tidak pernah selama ini ia berusaha mencelakakan Fuyumi.

Tiba-tiba saja muncul pasukan istana beserta dua saudara Fuyumi, Shouto dan Touya. Tentu saja, Shouto lah yang membawa pasukan tersebut. Ia berdalih, bahwa ia melihat kepergian Touya dan mulai menaruh curiga. Benar saja, ternyata Touya membawanya pada makhluk hina itu.

Touya berusaha menghentikan Shouto yang hendak menangkap serta membawa Hawks ke hadapan Enji. Ia menyuruh Hawks untuk segera terbang atau melarikan diri secepatnya. Baginya, Hawks tidak pantas untuk mati. Fuyumi pun memiliki pemikiran sama dengan Touya.

Ketika hendak lepas landas, Shouto berteriak. Ia mengancam akan melaporkan Fuyumi sekaligus jika Hawks kabur. Itu artinya, Fuyumi akan dikenakan hukuman berat karena tertuduh membantu seorang beast.

Hawks tidak bisa, ia tidak mau membiarkan pujaan hatinya di berikan hukuman apapun itu. Biarlah ia yang berkorban. Toh, memang ini akibatnya bila nekad mencoba cinta terlarang.

Setelah dijebloskan ke penjara ruang bawah tanah, keesokan paginya Hawks di pasung diatas panggung alun-alun kota dengan saksi mata seluruh rakyat kerajaan. Ia dicambuk, diinjak, diolok-olok, bahkan diludahi.

Fuyumi yang menyaksikannya dari salah satu tower penonton hanya bisa menangis di pelukan Touya dan sang ibu. Ini adalah tontonan paling menyakitkan baginya——karena Fuyumi tahu betul kalau Hawks tidaklah bersalah, namun ia justru hanya tertunduk pasrah seolah menerima nasib.

Setelah puas memberikan siksaan 'ringan', Enji turun dari kursinya. Dipandanginya Hawks menggunakan ekspresi jijik. Dirinya tak habis pikir kalau belakangan ini Fuyumi bergaul dengan 'si keturunan darah pengkhianat'.

Setelahnya merasa cukup muak, Enji memberikan aba-abanya.

Algojo pun mengangkat kapaknya tinggi-tinggi.

Namun Hawks sempat mengerahkan kekuatan terakhirnya——ia memasukkan sebuah bisikan lembut pada sehelai bulu sayapnya.

"Touya-san... aku titip Fuyumi... tolong..."

Kemudian algojo memenggal kepala Hawks di hadapan dua juta pasang mata yang langsung bergembira ria.

Bersamaan dengan Fuyumi dan Touya yang berduka bersama ketika menerima bisikan tersebut.

Betapa kejamnya takdir pada masa itu.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 04, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Our destiny, La morteWhere stories live. Discover now