Bab 13: Akhir Dari Awal - 「SELESAI」

Mulai dari awal
                                    

Taehyun memerhatikan kedua retina Beomgyu. Air mata lelaki cantik itu mengalir menuruni pipi putihnya. Taehyun mengusapnya dengan ibu jarinya lembut. Dia merunduk, mencium dahi Beomgyu. Dalam  dan penuh cinta.

Kemudian tanpa kata, dia peluk erat si pemilik hatinya.

“Taehyun aku ingin mengucapkan cinta ribuan kali untukmu.” Beomgyu berujar di sela tangisnya.

Taehyun tidak menjawab apa-apa. Dia memejamkan mata. Terlalu bahagia. Wajahnya bersembunyi pada sisi kiri leher Beomgyu. Menghirup aroma pujaan hatinya. “Tidak perlu. Aku dan kau sudah tahu berapa besar rasa cinta di antara kita,” bisiknya.

*

*

*

Selama satu minggu beristirahat di rumah, akhirnya Beomgyu kini sudah bebas untuk melakukan aktifitas apa pun yang dia inginkan.

Setelah waktu sarapan selesai, Beomgyu meminta Taehyun untuk menemaninya pergi ke suatu tempat. Dia ingin mengunjungi temannya.

“Apa yang kau lihat? Fokus menyetir! Aku tidak mau kita mengalami kecelakaan lagi,” dengus Beomgyu. Sejak tadi Taehyun menoleh padanya. Bagaimana jika tiba-tiba laki-laki itu menabrak bagian belakang mobil orang lain yang berada di depan mereka?

“Wajahmu terlihat sangat cerah, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu.”

Beomgyu membuang muka. “Kalau begitu aku akan menghadap ke jendela supaya kau tidak bisa melihat sisi wajahku sedikit pun.”

“Merajuk?” goda Taehyun.

“Ayolah, Taehyun..., jangan membuatku malu di pagi hari!” keluh Beomgyu dengan kesal.

“Aku tidak akan memandangimu lagi.” Taehyun memberikan pengertiannya. “Sekarang duduklah yang nyaman kita akan segera sampai.”

“Kenapa tidak dari tadi?!” gerutu Beomgyu.

*

*

*

Mengunjungi penjara merupakan pengalaman pertama bagi Beomgyu dan Taehyun. Mereka terlihat sedikit tidak nyaman dengan suasana yang ada di sini. Duduk di belakang kaca dengan puluhan lubang kecil yang membentuk lingkaran berfungsi sebagai jalur suara dari lawan bicara yang ada di seberang jendela kaca.

“Hai, Jeongin.” Beomgyu tersenyum melihat teman lamanya mendekat dengan ragu-ragu.”

“Hai.” Jeongin menjawab dengan pelan.

“Maaf aku baru bisa berkunjung sekarang,” Beomgyu mengutarakan penyesalannya.

Jeongin menatap temannya dengan mata sembab.

“Jeongin, ada apa?” Beomgyu panik. Bahkan dia nyaris berdiri jika Taehyun tidak menenangkannya.

“Maafkan aku, Beomgyu...,” Jeongin menangis. “Aku benar-benar minta maaf telah berbuat buruk padamu.”

Beomgyu  menghela napas. “Jeongin, kau tidak perlu meminta maaf. Jangan menangis lagi.”

“Jika saja rasa cintaku tidak terlalu besar dan membuatku buta, aku tidak akan membantu Hyunjin melakukan kejahatan itu. Tolong maafkan aku. Aku minta maaf pada kalian...”

“Semuanya sudah terjadi. Kau tidak perlu menyesalinya, Jeongin. Aku dan Beomgyu sudah memaafkanmu.” Taehyun berucap tenang. “Aku berharap kau tidak akan mengulangi perbuatan itu pada siapa pun.”

Jeongin mengangguk lemah, masih menangis. “Terima kasih.”

Beomgyu melepaskan genggaman tangan Taehyun kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam saku mantelnya. “Jeongin, aku membawa sesuatu untukmu.”

My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang