1

19.3K 482 4
                                    

Senin, di sekolah.

Ela merenggangkan pergelangan tangannya yang sudah mati rasa. Sialan, hanya karna tidak sengaja tertangkap basah sedang membolos, Ela terpaksa harus mendekam di ruang BK ini.

Sendirian ?
Oh tidak, berdua. Dengan guru nya, Bu Jessica.

ini semua ulah Jeno, jika saja Ela tidak meladeni nafsu jeno yang seperti binatang yang kadang suka tidak tahu tempat dan waktu, Ela tidak mungkin sampai terlempar di ruangan ini.

Setelah dirasa karangan bebas nya selesai, atau sebut saja "Hukuman untuk menulis saya berjanji agar tidak membolos lagi", sebanyak 10 lembar doublefolio.

Ela berdiri dan menyerahkan lembaran itu ke guru BK yang memang sedari tadi duduk menemaninya di ruangan ini.

"Bu,ini udah selesai."

Bu Jessica melihat semua lembar miliknya dengan teliti, takut-takut ia curang atau ada sesuatu yang kurang.

"hmm,kamu boleh keluar ,15 menit lagi bel pulang bunyi kok. oh iya Adel, sekarang sudah kelas 11,mulai dirancang nilai kamu supaya tahun depan bisa ikut SNMPTN. Ibu lihat juga sekarang kamu tidak senakal dulu, jangan di ulangi lagi ya Adel." ,Bu Jessica meletakkan kertas tersebut  dan tak lupa memberi sedikit nasihat.

"iya bu, sekali lagi saya minta maaf. permisi bu"

Setelah pamit ela pergi keluar ruang BK dengan bernafas lega. Itu pertama kalinya setelah beberapa lama ia tak pernah kesana berada disana , dan Ela berjanji agar tidak akan masuk ke sana lagi.

uhh gara-gara kekasihnya.

Ela keluar, di depan ruang BK di sana terlihat Jeno sedang bersandar. Sadar akan kehadiran Ela, Jeno tersenyum manis sampai matanya seperti membentuk bulan sabit.

"sayang" , Ela mendelik kesal mendengar panggilan Jeno.

Kesal, iya.

Ela kesal, setelah bermain dengannya sampai ketahuan membolos yang sialnya hanya diri nya saja yang tertangkap. Si Arjeno sialan tampan Bagaskara ini malah tersenyum tidak berdosa disampingnya. Seolah tidak terjadi apa-apa.

"Sayang..."

Ela tidak menghiraukan, ia pergi berjalan ke lawan arah, pokoknya ia akan mogok bicara pada Jeno.

"sayang, jalan nya bukan lewat sana",tegur Jeno.

"tau kok", sungut Ela padahal ia sedikit malu.

"sayaaaang", rengek Jeno lagi mencoba mendapat perhatian gadisnya.

Tidak tahu saja dia, kalau Ela sangat kesal.
Ela berjalan tanpa menghiraukan panggilan Jeno.

"Baby", panggilan entah keberapa dan Ela masih tidak mau menyahut.

Kesal karna panggilannya tak dihiraukan, Jeno meraih tangan Ela dan membalikan badannya.
"sayang, kamu marah?"

Ela diam, ia akan mogok bicara.
Ela menarik tangannya dari genggaman Jeno dan berjalan pergi, Jeno yang melihat itu segera saja mengikuti Ela-nya.

"kenapa gak jawab hm?"
"Ela sayang, kamu marah?"
"my baby, aku minta maaf ya"
"iya aku salah, aku ninggalin kamu tadi waktu kita hampir ke gap"
"maafin aku ya sayang, janji deh besok gak gitu lagi"
"sayang, kamu mau apa?, aku beliin ya. Asal gak marah lagi"
"jajan ya kita, kamu mau?"

uhh Jeno nya kenapa lucu sekali sih kalau cerewet begini.

oke, Ela hampir tergoda.
tapi maaf, tidak.

"kita jajan ya, mau apa sayang?, kamu mau recheese?McD?KFC?Shihlin?, kali ini boleh deh kamu jajan fastfood."
Mendengar itu, Ela membalikan badannya dan menatap Jeno dengan mata berbinar.

"tapi jangan banyak-banyak ya sayang, gak sehat, nanti sakit."
tidak jadi, Ela tidak jadi senang.

Mendengar kalimat itu Ela menghembuskan nafas kesal sambil menghentakkan kakinya,lalu berjalan cepat menuju kelasnya.

Jeno yang melihat itu hanya tersenyum gemas, Ela nya kenapa bisa begitu imut sih jika sedang merajuk begini.

jadi ingin di terkam.

ups, Jeno. Ela masih marah.

sebelum Ela sampai dikelas, Jeno menahan lengan Ela agar tidak masuk.

"Jangan masuk kelas, bentar lagi pulang. biar aku aja yang ambil tas kamu"

"toktoktok..."
"permisi pak ", Jeno masuk ke kelas dqn meminta izin pada guru yang sedang mengajar di kelas Ela.

"ah iya, kenapa bagas?"

"ini pak, izin ambil tas Adel. dia gak enak badan. boleh ya pak?"

"oh iya, boleh. silahkan saja"

Jeno segera melangkah ke kursi milik Ela, langkahnya yang tegap membuat beberapa siswi sampai menahan nafas.
iya, sekuat itu pesona seorang Arjeno Bagaskara.

padahal ia sendiri sudah sering ke kelas ini, tentu saja untuk menjumpai sang kekasih tercinta. Adhela permata.
Tapi respon yang diberikan teman-teman sekelas gadisnya itu masih tetap sama.

"permisi pak, saya pergi dulu"

"iya, salam sama Pak Yuno ya"

"iya pak"

iya,Pak Yuno a.k.a Ayah Jeno itu, ketua yayasan sekolah mereka. Karna itu Jeno bisa sedikit leluasa disini.

Jeno menyampirkan tas merah muda kekasihnya itu di bahunya,dan segera pergi keluar lalu menggenggam tangan Ela menuju parkiran.

"Sayang, jangan marah lagi ya. Bebas deh mau jajan apa. tapi kali ini aja ya sayang"

"kakak serius ya, gak bohong ya?", akhirnya Ela menyerah, ia menjawab perkataan Jeno tadi dengan girang.

"iya sayang, kita sekarang mau kemana?"

"aku mau Burger deh, hehe" Uh,Jeno tidak tahan melihat senyuman Ela. Jadi ingin di makan.

"yaudah, kita kesana", Jeno berkata sambil mengusak rambutnya Ela.

Sabar Jeno, tadi kan sudah dapat jatah.

"Ela sayang kakak", ucap Ela sambil memberi kecupan di pipi Jeno sekilas.

"kok cuma di pipi sih", protes Jeno.

"nanti lanjutnya di rumah aja", jawab Ela sambil mengedipkan sebelah matanya.

***

"Sayang, kamu ganti lipstip ya, kok kayak ada rasa pedes pedes gitu"

"liptint bukan lipstip Arjeno, lagian siapa suruh langsung nyosor!"

"Sorry, gak tahan"

"bodo ah, inget ya hukuman nya 1 minggu"

"yaaaah sayaaang, 3 hari aja", rengek Jeno sambil menarik narik lengan kekasihnya.

"gak ada ya, punishment is punishment!. makanya jangan jahat"

***

Haiiii,buat yang gak sengaja nemu cerita ini. jangan lupa like sama komen ya. hehe.

no plagiat plagiat ya sayang 👍🏻

walaupun aku buatnya karna iseng dan sekedar menumpahkan isi kepala,ngetiknya tetap pake usaha kok.😤💂🏻

with luv 💖

LUST || lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang