2/2

59 5 0
                                    

Hwanwoong meninggalkan ruang sidang dengan nafas tertahan. Sesampainya di luar, dia baru menghembuskan nafasnya kasar.

"Hwanwoong, how???" tanya semua teman-temannya yang sudah menunggu di luar ruangan, termasuk Dongju yang sudah selesai terlebih dahulu

"alhamdulillah, hehe" Hwanwoong nyengir

"waah!!! Selamat, Hwanwoong!!"

"gokil, arsi pecah telor 3,5 tahun!!"

Semua teman-teman menyelamati Hwanwoong dan Dongju, bergiliran. Setelahnya mereka semua berfoto bersama.

Namun kedua manik mata Hwanwoong tak bisa berhenti mengedarkan pandangan, manik kembar itu tak bisa menemukan kehadiran orang yang paling dinantinya.

Hwanwoong membuka handphonenya yang bergetar dua kali di dalam saku celananya,

Sorry ya Woong gw udh balik ke bdg

Selamat ya

Hwanwoong menghembuskan nafasnya kasar,

"pesan udah dari 3 hari yang lalu kok baru dibalas sekarang"

Ya, Hwanwoong yang tidak bisa menemukan Ravn di kampus pun akhirnya mengirim pesan pada Ravn 3 hari yang lalu, mengabari kalau dia akan sidang 3 hari lagi. Namun nyatanya pesan ini baru dibalas hari ini. Dan jawabannya pun mengecewakan.

Its okay, thx btw.

Semoga kita msh bs ketemu lg :D

Dan pesan itu tak pernah dibalas lagi atau bahkan dibaca oleh sang penerima.

.

.

.

Sudah 2 bulan. Dan kini Hwanwoong harus segera meninggalkan Kota Malang. Papanya sudah beringsut ini itu untuk segera merekrut Hwanwoong dalam perusahaannya.

Bolak balik Hwanwoong menghubungi Ravn, namun tak pernah digubris sekali pun oleh lelaki itu.

"kenapa?"

Hwanwoong memegangi pelipisnya. Lalu dia meraih sebuah botol obat, obat yang sudah sangat lama sekali tidak pernah dia konsumsi. Dan malam ini Hwanwoong butuh obat itu, satu hari lagi dia tidak tidur, sepertinya dia akan meninggal. Sayang kan gelar ST yang sudah capai-capai dia raih, kalau dua bulan setelahnya gelar itu berganti dengan gelar almarhum?

.

.

.

Seonghwa mengusap-usap punggung sahabat tersayangnya itu. Dia merasa iba dengan kondisi Hwanwoong.

Seonghwa kaget saat mendapat telfon dari rumah sakit, yang mengatakan bahwa sahabatnya baru saja dilarikan ke rumah sakit karena tiba-tiba tumbang saat sedang belanja di supermarket, dan sialnya dia tumbang di tangga yang menyebabkan kini pelipisnya robek dan tulang tangannya retak akibat benturan.

"Hwa?" panggil Hwanwoong sambil tetap memunggunginya

"hmm?" sahut Seonghwa tanpa berhenti mengusap punggung Hwanwoong

"sorry jadi ngerepotin lo. Lo balik aja ke tempat kerja, palingan bentar lagi kakak gue dateng"

"santai, Woong, gue shift malam hari ini. Gue temenin lo sampai kakak lo datang, oke?"

Hwanwoong hanya mengangguk. Sial baginya, harusnya dia bisa langsung pulang kalau hanya dengan luka-luka ini, tapi malnutrisi yang dialaminya yang memaksanya untuk menginap di rumah sakit, dan memaksa infus untuk bertengger di tangan kirinya. Hwanwoong merutuki kebodohannya, memang sudah satu bulan belakangan dia sering melewatkan makan dengan kesibukannya yang mengunung.

Happiness is a Warm GunWhere stories live. Discover now