Chapter XLIX Tolong, Kembalilah

Mulai dari awal
                                    

Tar mungkin mungkin satu-satunya orang, yang pernah menjadi seseorang yang diam-diam diimpikan untuk bersanding dengannya di masa depan... Dan segalanya hancur hanya dengan satu kalimat;

Sebaiknya kita putus

Tar adalah orang yang paling Thara cinta dan takuti. Saat menghadapi seseorang yang pernah dicintai, dia tidak tahu bagaimana harus memperlihatkan ekspresi benci diwajahnya. Entah kenapa dia melarang dirinya untuk bertindak begitu, meskipun di dalam hati segalanya masih terasa mengganjal, seandainya dia tetap bertindak demikian, sebenarnya perasaannya kurang mendukung. Walaupun hatinya masih sakit saat memikirkan permasalahan ini kembali, pria itu tetap bertanya;

"Kalau begitu, kenapa Tar ingin putus dengan Phi?"

Pertanyaan ini membuat anak berseragam itu menggigit bibirnya sampai pucat, sebelum pada akhirnya menggelengkan kepala dengan kuat, lalu menjawab;

"Aku... Aku tidak bisa mengatakannya Phi, tapi ada alasannya Phi Tharn, sungguh"

"Apa alasannya, sesulit itukah mengatakannya? Atau Tar melakukan sesuatu yang salah sampai tiba-tiba Tar ingin memutuskan hubungan dengan Phi?"

Anak itu masih menolak untuk menjawab pertanyaan, membuat pria yang bicara mulai menaikkan nada bicaranya saat berbicara. Tharn menatap tajam ke arah anak yang berada di hadapannya, perasaan marahnya lama kelamaan mulai bertambah.

"Aku... Benar-benar tidak bisa mengatakannya. Tapi aku ingin Phi memaafkanku... Bisa 'kan Phi?"

Pemuda yang sedari tadi menunduk sekarang mengangkat kepalanya, kedua matanya menangkap mata pria yang menatapnya. Dengan nada memohon dia berbicara, seolah tahu bahwa pria ini akan kalah jika dia bertindak demikian.

Tharn memalingkan wajahnya, menarik nafas dalam-dalam, berusaha untuk menekan seluruh emosi yang mulai bergejolak di dadanya.

"Kalau Phi mengatakan tidak..."

"Aku akan meminta maaf pada Phi sampai mau memaafkanku"

Thara merasa tidak tenang mendengar kata-kata yang terdengar tegas ini, meskipun begitu pandangan matanya telah berubah, pria itu telah memalingkan wajah, dengan sikap jujur dia menangkap pandangan anak di hadapannya. Semua ini mengingatkannya dimasa lalu, pandangan mata itu tidak ada bedanya dari setahun lalu... Pandangan mata yang menyiratkan cinta.

"Tar, kenapa melakukan semua ini?"

Dengan nada frustasi pria itu sekali lagi bertanya, di wajah tegas pria itu tersirat perasaan perduli, hatinya tidak tega saat menangkap langsung pandangan mata anak di hadapannya.

Mendengar ini Tar menarik nafas dalam sejenak, kemudian mengulurkan tangan untuk memegangi tangan Tharn. Pria itu kali ini tidak menarik tangannya, sehingga anak ini memegangi tangannya dengan erat, memaksa Tharn sekali lagi menatap langsung ke dalam matanya.

Pandangan mata anak itu sama seperti dulu, tapi kali ini dia bertanya;

"Tidak bisakah kita kembali seperti dulu lagi Phi?"

"Tar..."

Pertanyaan ini membuat Thara mengerang, kalimat yang diucapkannya itu merupakan kalimat yang paling tidak ingin didengarnya sekarang.

Sejak pertama kali bertemu dengan Tar, pertanyaan yang dilontarkan inilah yang paling ditakuti oleh Tharn. Karena pertanyaan ini merupakan sebuah ujian keteguhan hatinya pada pasangannya saat ini. Tar yang masih memegangi tangannya dengan erat, kali ini bertanya sekali lagi dengan penuh harapan;

"Tidak bisakah kita kembali seperti dulu, kumohon Phi. Aku masih mencintai Phi. Phi Tharn, tidak perduli apapun yang pernah terjadi, aku pasti akan mencintamu sama seperti saat itu. Tolong, berikan aku kesempatan sekali saja untuk memperbaiki segalanya"

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang