"Mereka hanya menyiapkan satu kamar hotel, jika kau keberatan, aku akan memesan satu kamar lagi." Jaehyun membalikan tubuh, menatap Taeyong yang berdiri di belakangnya.

Mereka berdua sudah sampai di hotel dua puluh lantai, itu sebabnya pemandangan terlihat jelas dari balik jendela yang terbuka, Taeyong sedikit takjub, walaupun dengan cepat ia mengendalikan ekspresi wajah. Namun Jaehyun yang mendapatkan undangan hanya di berikan satu kamar hotel, sebenarnya bukan hal yang aneh karena memang semua tamu pasti di berikan satu kamar hotel.

Taeyong menggeleng pelan. "Aku tidak keberatan, masih ada sofa yang bisa di gunakan untuk tidur." tolong jangan salah paham, tapi Taeyong sempat melihat harga yang tertera untuk menyewa satu kamar hotel.

Tiga atau empat hari, mereka akan menghabiskan waktu cukup banyak di Dubai, Taeyong tidak mau membiarkan Jaehyun membuang-buang uang demi menyewa kamar hotel mewah untuknya. Taeyong masih tahu diri, ia bisa menggunakan sofa.

Jaehyun mengangkat bahu acuh. "Tidur saja di kasur, aku tidak akan tidur karena masih banyak pekerjaan yang perlu di selesaikan." ia melangkah masuk ke dalam, membuka jas hitam yang di kenakan dan menaruh kain itu di atas kasur.

Mata Taeyong menyipit. "Bukankah Sajangnim belum beristirahat sejak penerbangan dari Korea ke Dubai? Ini sudah hampir malam, setidaknya Sajangnim perlu tidur."

"Sudah kukatakan bila aku perluㅡ"

"Perlu mengalihkan pikiran agar tidak memikirkan sesuatu yang menganggu?" potong Taeyong cepat, ia memutarkan bola mata bosan, sudah cukup lelah karena Jaehyun bekerja tanpa henti, "beristirahat sebentar tidak akan membunuhmu."

Jaehyun terdiam, ia melonggarkan dasi yang terpasang di kerah kemeja. "Aku hanya perlu mengerjakanㅡ"

"Tidak bisakah Sajangnim beristirahat? Walaupun hanya sebentar, sudah dua belas jam berlalu sejak penerbang dan perbincangan di aula, Sajangnim terlihat lelah."

Bukannya Taeyong ingin melebih-lebihkan, tapi itu memang benar adanya. Setelah sampai di Dubai, Jaehyun segera di kawal menuju aula mewah yang di isi oleh kumpulan pembisnis sukses, mereka banyak berbincang dan meminum wine. Bahkan saat ini wajah Jaehyun sedikit merah karena meminum terlalu banyak cairan yang mengandung alkohol itu.

Jaehyun mengusap wajah. "Terserah." setelah itu ia melepaskan dasi dan menaruhnya di atas meja, "aku ingin membersihkan diri terlebih dahulu."

Tidak membutuhkan waktu lama hingga Jaehyun berjalan santai menuju dan menghilang di balik pintu kamar mandi. Taeyong menghela napas lega lalu mendudukan diri di sisi kasur, ia merasa begitu lelah, karena Taeyong juga menemani Jaehyun berbincang dengan banyak pembisnis muda.

Sejujurnya, kepala Taeyong terasa sedikit pening karena ia meminum dua gelas wine, toleransinya untuk alkohol memang sangat rendah. Sejak tadi saja Taeyong berusaha untuk tetap jalan tegak dengan kedua kakinya. Walaupun sebelumnya, Jaehyun sudah melarang Taeyong untuk mengkonsumsi wine, tapi ia bersikeras. Rasanya hanya tidak sopan menolak apa yang di tawarkan oleh rekan bisnis Jaehyun.

Perlahan Taeyong merebahkan tubuh di atas kasur, tangannya tidak sengaja menyentuh jas milik Jaehyun yang tergeletak di sana. Mata Taeyong terpejam, mungkin ia bisa beristirahat hingga Jaehyun selesaiㅡsetelah itu Taeyong juga akan membersihkan diri.

Entah sadar atau tidak, namun kini tangan Taeyong bergerak, menarik jas milik Jaehyun dan memeluknya. Menghirup aroma parfum yang menguar dari kain mahal itu, kedua sudut bibir Taeyong terangkat; membentuk senyum manis.

***

Kelopak mata Taeyong terbuka secara perlahan, ia mengerjap dan meringis ketika kepalanya terasa sedikit nyeri. Oh, seharusnya Taeyong memang tidak perlu meminum wine sialan itu.

Jam yang tergantung di dinding menunjukkan pukul sepuluh malam, berhasil membuat Taeyong terkejut. Ia tertidur cukup lama, mungkin karena terlalu lelah? Tubuh Taeyong terasa sangat lengket, ia perlu membersihkan diri agar bisa tidur lebih nyenyak.

Namun ketika Taeyong berusaha bangun dari tidurnya, ia terdiam dan menoleh ke belakang secara perlahan. Lagi, jantungnya berdetak, kali ini lebih gila dari sebelumnya, bahkan wajah Taeyong memerah hingga telinga.

Bagaimana tidak? Jaehyun berada tepat di belakangnya, terlelap dengan celana training panjang tanpa atasanㅡTaeyong dapat melihat jelas bentuk tubuh lelaki bermarga Jung itu karena lampu kamar masih menyala. Dan yang membuat Taeyong terkejut bukan main adalah; satu tangan Jaehyun melingkar di perutnya.

Kenapa Taeyong tidak sadar? Bahkan punggungnya saja menempel di dada Jaehyun, apakah itu sebabnya Taeyong tidur sangat lelap dan melewatkan makan malam?

Taeyong mengigit bibir bawah, bingung harus melakukan apa. Jika ia menggerakan tangan Jaehyun, apa lelaki tampan itu akan terbangun dan mereka menjadi lebih canggung dari sebelumnya?

Taeyong yakin bahwa Jaehyun tidak berniat memeluknya seperti ini, mungkin itu hanya respon di bawah alam sadar. Bisa saja Jaehyun bergerak asal lalu menganggapnya sebagai guling, benar?

Meskipun Taeyong tidak terlalu laparㅡkarena ia sudah mengisi penuh perutnya di aula yang di penuhi pembisnis itu. Namun tetap saja Taeyong ingin mandi, bukankah ia perlu melepaskan diri? Mengingat bahwa hubungan mereka hanya sebatas atasan dan bawahan, rasanya sangat tidak pantas.

Tapi.. Taeyong tidak ingin melepaskan pelukan lelaki bermarga Jung itu. Ia mengulum bibir dan mendesah pelan, sepertinya Taeyong harus kembali tidur, mungkin ia bisa membersihkan diri besok pagi.

Cukup anggap kejadian ini tidak pernah terjadi, Taeyong pasti bisa melupakannya. Hanya saja, biarkan Taeyong merasa hangat malam ini.

Pada akhirnya, Taeyong menyamankan diri dan mengatur detak jantungnya, setelah itu ia kembali memejamkan mata. Mari lewatkan makan malam dan mandi. Taeyong masih bisa melakukan hal itu besok pagi.

Namun mendapatkan pelukan seperti ini dari Jaehyun, kapan lagi Taeyong bisa seberuntung sekarang?

Tbc

Always Be My Baby《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang