Deg

Reihana terkejut, benar kata Akira jika kakaknya harus dibawa ke rumah sakit untuk ditangani secepatnya, Reihana kembali teringat jika kakaknya mengalami sakit di pernafasan jika ia mengaktifkan sharingannya

"Nee-chan!" gumam Reihana dan rasenggan di tangannya memudar, Akira pun perlahan melepas jutsunya saat Reihana tak lagi memberontak

Reihana menyadari dirinya sudah bebas dari jutsu Akira, dengan cepat ia berlari menuju kakaknya dan membawanya pergi ke Konoha tanpa mempedulikan hal lain di sekelilingnya

'Hampir saja!'
"Nishio! Bawa juga Hikaru ke Konoha, biar aku yang melapor pada paman Kagura!" Ucap Akira

"Wakatta!"
"Bertahanlah sebentar Hikaru!" Nishio mulai menggendong Hikaru yang masih menahan sakit sambil menutup matanya, ia akhirnya menyusul Reihana

Kini tinggal mereka berdua, Akira dan Honma yang kini saling menatap tajam

"Ada apa? Kenapa kau menghalanginya? Bukankah aku memang pantas untuk mati? Hahaha.. Kalian tetap saja lemah!" ucap Honma sambil tertawa dan berusaha berdiri namun gagal

Akira mencoba mendekat namun

Tap

Seorang gadis kini sudah berdiri di hadapan Akira membuat langkahnya terhenti, Akira tahu siapa gadis ini, dia berjalan pelan menuju Honma yang tengah duduk lemas

"Hana? Bagaimana bisa kau ada disini?" tanya Akira, namun Hana tak menjawab pertanyaan Akira, dia kini tahu gadis ini pasti mengikutinya hingga sampai di tempat seperti ini

"Nani?" ucap Honma pelan, dia menyipitkan sebelah matanya dan menatap Hana yang kini hanya berekspresi datar dan berjongkok di hadapannya

"Kau ini benar-benar bodoh ya! Aku tak habis pikir dengan apa yang sudah kau perbuat!" ucap Hana membuat Honma membulatkan matanya, biasanya gadis ini yang selalu peduli padanya

Hana berdiri dan ia menoleh ke Akira
"Akira! Kau pergilah, biar aku yang akan menanganinya!"

"Tapi..!" Akira sedikit ragu

"Tenanglah, aku tidak bodoh seperti dia!" lanjut Hana

Akira menghela nafas dan ia tersenyum tipis, mungkin hal ini berat untuk Hana karena dia mencintai lelaki ini. Akira pun menuju Kirigakure untuk melapor pada Kagura

Sementara Hana meraih lengan kiri Honma dan melingkarkan di lehernya, Honma sangat terkejut meskipun hal yang sudah ia perbuat pada gadis ini tapi Hana tetap memperlakukannya dengan baik

"Aku tidak tahu sesakit apa penderitaan yang kau rasakan, tapi kau tidak perlu seperti ini kan? Tidak semua masalah diselesaikan dengan kekerasan, Honma! Sadarlah jika perbuatanmu telah melewati batas!" ucap Hana membuat Honma terkejut, ia kini mengetahui fakta jika perbuatannya adalah tindakan kriminal

"Ayo pulang, jangan bertindak bodoh lagi, banyak orang yang peduli padamu, kau tidak sendirian!" ucap Hana sembari membantunya berjalan

Honma menunduk, ia teringat pasti ibu dan ayahnya khawatir tentangnya apalagi jika mendapat luka seperti ini.. Tapi, lebih mengkhawatirkan lagi jika mereka tahu bahwa yang telah membuat banyak kekacauan adalah dirinya, bagaimana reaksi ibunya nanti? Mungkin dia bakal menangis lagi

"Gomen!" ucap pelan Honma dengan kepalanya yang menunduk, hal itu membuat Hana menghentikan langkahnya

"Ucapkan itu pada orang yang telah kau sakiti!" balas Hana dan kembali berjalan

"Be-begitu ya.. Baiklah!"
'Padahal, kaulah salah satunya, maafkan aku!' batin Honma

_____

"Sudah kubilang kan, jangan pergi sendirian.. Aku menyesal telah mengizinkanmu pergi!" gumam Sarada, setelah ia mengobati putrinya, dengan air mata yang terlihat di matanya

Ia melihat tubuh Aurin yang penuh perban terutama di pundaknya, matanya juga sudah diobati. Sementara Hikaru juga sudah ditangani oleh dokter lainnya karena hanya mengobati kembali luka sebelumnya dan juga mengganti perban

Sarada keluar dari ruang rawat dan menuju Boruto yang duduk, dia kini tak memakai kursi roda lagi tapi menggunakan tongkat

"Bagaimana? Dia baik-baik saja?" tanya Boruto saat melihat Sarada duduk di sampingnya

"Lukanya sangat parah, mungkin dia akan sadar dalam waktu yang lama.. Maafkan aku!" jawab Sarada

"Begitu ya, eh tapi kenapa kau minta maaf -ttebasa?"

"Karena semuanya salahku, andai saja aku tidak mengizinkannya pergi pasti hal ini tidak akan terjadi!"

"Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, kau tidak salah, oh ya apa kau tahu siapa yang membuatnya seperti ini?" Boruto mencoba mengalihkan topik

"Kau mengenal Honma, putranya Doshu!" jawab Sarada membuat Boruto terkejut

🍁🍁🍁

Seminggu berlalu, kini Hikaru sudah baikan tapi masih harus hati-hati jika berjalan, ia diperbolehkan pulang hari ini. Teman-teman Honma meminta hokage untuk merahasiakan tentang perbuatan Honma agar dia masih diterima di desa ini

Kini Aurin tengah duduk bersandar pada ujung ranjang, dirinya masih dirawat di RS karena baru kemarin ia sadarkan diri

"Masih berapa lama aku disini ma?" tanya Aurin yang melihat ibunya sedang mengurus sesuatu. Sarada berjalan ke arah Aurin sambil membawa jarum suntik

"Sebulan lagi!" jawab Sarada

"Ha? Itu lama sekali!" kaget Aurin dengan ekspresi sedihnya

"Hihi..!" Sarada tertawa kecil, ia kemudian mengelus kepala Aurin
"Mama hanya bercanda kok.. Minggu depan kau sudah boleh pulang!"

"Heh? Benarkah? Yatta!" girang Aurin, ia sebenarnya sudah agak mendingan sekarang, luka di pundaknya seperti sudah sembuh. Sarada mengambil sesuatu dari sakunya

"Ini, Hikaru menitipkan ini padaku!" ucap Sarada dan memberikan sebuah kotak kecil

"Heh? Untukku?" kaget Aurin dan Sarada mengangguk, ia menerima kotak itu. Sarada meninggalkan putrinya dan menuju ruangannya setelah pamit dengannya

Sementara itu, seorang lelaki bersurai Raven tengah berjalan di tengah-tengah desanya

"!!"

"Kumi-chan!" gumamnya pelan saat melihat gadis seumurannya sedang berjalan juga namun ke arah lain dan membawa setangkai bunga

🌷Bersambung🌷

BoruSara💗(3) We Will Always Be TogetherWhere stories live. Discover now