[04] What Are You?

4K 695 128
                                    

Heheheehehehrhehehehehrhehehehehehehehehehehehehehehehehehe update lagi karna aku BENGEK sungseung selca bareng mulu dan segala kebucinan heeseung di postan weverse sunghoon hueeeeeeeee mamaaaa aku jomblo😭😭😭😭😭👎

/author ff ini telah berpulang .g

❄❄❄


Kelopak mata membuka, menampakkan netra biru yang indah. Heeseung terbangun, dengan posisi meringkuk menghadap samping.

Menetralkan penglihatan dan mengumpulkan nyawa. Pemuda bersurai kemerahan itu mendapati Sunghoon yang duduk menyandar pada kepala kasur di sampingnya, sedang fokus pada sebuah novel tebal di tangannya, dan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

Heeseung mengusak matanya, tidak percaya dengan apa yang baru dilihatnya.

"Demi jengkot kera sakti, aku tidak sedang melihat malaikat, kan?"

"Sudah bangun?" Tanya Sunghoon retorik, tanpa mengalihkan fokusnya dari novel di genggamannya.

Heeseung melenguh sebagai jawaban. Tangannya direntangkan untuk mengulet. Lalu memeluk guling yang menjadi perantara Sunghoon dengannya.

Sunghoon memang tidak menatapnya langsung, namun ujung matanya dapat menangkap gerak-gerik Heeseung. Yang sialnya membuatnya menggigit pipi dalam, menahan gemas.

"Sekarang waktu apa..?"

"Senja."

Heeseung tidak membalas lagi. Ia menyadari bahwa dirinya tidur sangat lama. Mungkin efek seluruh tubuhnya yang terasa sakit dan membuatnya tiba-tiba lemah dan tidak memiliki tenaga untuk melakukan sesuatu. Ditambah lagi si pemuda Park yang tidak membiarkannya turun kasur, itu semakin membuatnya ingin hibernasi.

Oh iya... kalau sekarang sudah senja, itu berarti ia melewatkan makan siang, bukan?

"Lapar...."

"Hm? Kau lapar? Okay, akan kuambilkan makanan. Ingatlah untuk tidak turun dari kasur, mengerti?"

"Iya-iya, cerewet."

Setelahnya Sunghoon menghilang dari balik pintu, meninggalkan kacamata dan novelnya di area kasur bekas ia duduk tadi.

Heeseung mencoba bangkit perlahan. Luka dibahunya membatasi pergerakannya, yang membuatnya harus susah payah untuk mengubah posisi menjadi duduk.

Tapi tiba-tiba, ia merasakan sakit yang luar biasa pada kepala bagian atasnya.

"Akh..." Ia mengaduh kesakitan, reflek membuat tangan kirinya memegangi kepalanya.

Tapi yang ia tangkap dari matanya adalah sebuah cahaya biru menyilaukan mata yang berasal dari sesuatu di pergelangan tangan kirinya.

The Deer | HOONSEUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang