Chapter 16 : Revolution

Mulai dari awal
                                    

"aku akan . . menunggumu dengan sabar" ujar Lee Geum diiringi senyum lebarnya. Sooji menurunkan tatapannya dengan pipi memerah kemudian melangkah masuk ke dalam kediamannya tanpa sepatah katapun.

"Som-ah, bukankah kau pikir . . nona Bae sangat cantik?" ujar Lee Geum. Som melirik Putra Mahkota dan menunduk melihat ekspresi bahagia tuannya.

"benar Joha. . nona Bae sangat cantik. . " puji Som jujur.

"aku akan memohon pada ibuku untuk menikahkanku dengannya . . aku pasti akan menikah dengannya" ungkap Lee Geum dengan yakin. Som ikut tersenyum mendengar pernyataan Lee Geum barusan.

0.0

"Jusang Jeonha telah tiba!!" ungkap Kasim Hong dengan lantang diikuti beberapa pelayan pria dibelakangnya.

Semua pejabat Negara menunduk serentak ke arah singgasana besar milik Raja. Raja duduk dengan perlahan di kursi kebesarannya dan memperhatikan pejabat negaranya dengan tatapan datarnya.

"rapat pagi dimulai" ujar Raja datar.

"Jeonha. . hamba mendengar bahwa seorang gadis dengan berani menyampaikan pendapatnya tentang politik didepan peserta lain, pelayan bahkan didepan Daebimama sekalipun! Menurut hamba itu adalah pelanggaran besar atas adat istiadat Negara kita" ungkap Mentri Pendidikan Han dengan lantang.

"bahkan belum seminggu dan kabar ini sudah menyebar hingga ke luar istana. Mereka benar-benar tak akan melepaskan kesempatan sekecil apapun untuk menyingkirkan orang-orangku" batin Raja sembari menatap Mentri Pendidikan dengan tatapan dinginnya.

"Jeonha . . hamba merasa ucapan Mentri Han sangat masuk di akal. Bagaimana bisa seorang gadis kecil melangkahi putra yang diturunkan langit dan terjun ke dalam politik? Ini adalah hal yang tak pernah terjadi sebelumnya!" ungkap Pejabat Jung yang merupakan pendukung Selir Han.

"Jeonha . . mohon turunkan hukuman berat untuk keluarga yang membesarkan gadis kurang ajar seperti itu?!" ungkap Mentri Perpajakan Jung dengan lantangnya.

"aku tidak akan menghukum gadis itu karena kecerdasannya" ucap Raja dengan santai.

Semua pejabat mendongakkan kepala mereka dan saling bertukar pandang. Mentri Pertahanan Bae masih tampak tenang tanpa memberikan reaksi apapun selain menunduk dan diam. Meski Jin Hyuk adalah seorang pria kuat dan hebat dalam pedang tetapi ia juga seorang pria yang pintar mengendalikan amarahnya.

Jin Hyuk tidak seperti ini sebelumnya, ia tidak selembut ini sebelumnya. Ia bahkan dikenal sebagai seorang pria bengis, kejam dan keras hati. Namun semua itu berubah setelah ia bertemu dengan Kim Hee Sun yang mengubah seluruh dunianya.

Terutama setelah kehadiran Sooji yang terus memberinya kelembutan layaknya yang selalu Hee Sun berikan untuknya. Sejak kehadiran dua wanita hebat itu dalam hidupnya, ditambah dengan ketegaran serta ketabahan hati Lady Yoon, Jin Hyuk selalu mampu memiliki hati setenang air.

"anak itu . . tidak bersalah selian menjawab semua pertanyaan yang ku ajukan. . selain itu, seharusnya aku memberikannya hadiah karena telah membantuku membuat sebuah keputusan penting dalam mengelola Joseon" ungkap Raja dengan yakin.

"Jeonha . . tapi . . "

"Masuklah!" ungkap Raja dengan tegasnya.

Gerbang aula terbuka lebar, semua pejabat secara serentak melirik ke arah pintu yang terbuka lebar. Tak lama masuk seorang pria berjanggut hitam dengan sedikit keputihan melangkah masuk mengenakan pakaian pejabat istana berwarna merah.

Pejabat Negara dengan pakaian berwarna merah merupakan pejabat di Biro Inti dengan posisi tinggi. Kim Gi Soo melangkah masuk kemudian memberi hormat pada Raja, Raja menatap pria yang lebih tua sekitar 10 tahun lebih darinya itu dengan serius.

Frost Flower in the PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang