2

2.6K 409 81
                                    

Sejak 20 tahun lalu, keluarga Kerajaan tidak lagi tinggal di istana. Mereka memiliki satu komplek kediaman sendiri yang sengaja dibangun untuk mengurangi kegiatan di istana yang semakin berumur. Kegiatan yang dilakukan di istana hanya acara acara penting seperti kenaikan tahta, pernikahan, acara tamu kenegaraan atau hari hari besar tertentu. 

Prosesi pernikahan memiliki alur yang panjang dan melelahkan. Setelah memberi salam penghormatan kepada leluhur di kuil Jongmyo, pengantin baru itu akan menuju tempat terakhir. Yaitu, kediaman Putera Mahkota di komplek kediaman para keluarga kerajaan. 

Lee Taeyong, pemuda dua puluh empat tahun itu merentangkan tangannya lebar lebar. Memberi ruang untuk para dayang membuka lapis demi lapis Jeokui yang ia kenakan. Malam ini, setelah prosesi pernikahan yang melelahkan ia masih memiliki kewajiban untuk melayani suaminya. Tanpa protes apapun, ia membiarkan para dayang bekerja, menggosok tubuhnya sehingga ia benar benar bersih, wangi dan siap untuk sang putera mahkota. 

Laki laki itu menatap kearah pakaian yang akan ia kenakan. Dalam nalarnya, kain sutera sewarna darah itu tidak pernah pantas disebut pakaian sementara seluruh tubuhnya akan menerawang dengan sempurna. Namun mengingat apa yang harus ia lakukan dengan pakaian ini, ia hanya dapat menghela napas maklum. 

Taeyong duduk dengan tenang diatas ranjangnya. Atensinya beralih ketika pintu kamar berbahan mahoni itu terbuka, menampilkan sosok suaminya dengan hanbok putih bersih. Pakaian itu membuatnya tergelak tipis dalam hati. 

“Mereka benar-benar berniat membuatmu menaikiku malam ini” 

Taeyong berucap dengan nada mengejek. Menatap Jaehyun yang tampak berdecak kecil. 

“Memang apalagi yang mereka bisa rencanakan selain kau mengangkang untukku? ” 

Jaehyun menjawab dengan nada datar, berjalan lurus menipiskan jarak antara ia dan Taeyong. Pria yang lebih muda dua tahun itu mengangkat dagu isterinya untuk saling bersitatap.

“kau bahkan sudah sesiap ini. apalagi yang harus aku lakukan selain menaikimu, Lee”  

Ibu jari Jaehyun mengelus dagu Taeyong. Senyum miring tersemat diwajahnya yang tampan. 

“Hanya pastikan kau mampu menanam benihmu dengan baik, agar aku tidak perlu membuka kakiku lagi untukmu"

Ekspresi Taeyong dingin, sementara Jaehyun  mengikis jarak dan mulai mencium leher pasangannya. Mendorong pelan tubuh ringkih itu, lantas mengungkung Lee Taeyong dibawah tubuhnya.

"kau milikku,  Lee"

.

.

.

.

Pukul 4 pagi, Lee Taeyong, laki laki dua puluh empat tahun itu menahan sakit tiap kali mencoba untuk bergerak. Ia membawa tubuh telanjangnya untuk duduk di hadapan meja rias.  Lantas terkekeh saat dilihatnya ruam ruam ungu yang menghias tubuhnya.  

Menjijikkan

Makinya dalam hati. Lantas melirik suaminya yang tertidur pulas dari pantulan cermin. Jeong Jaehyun keparat itu tidur setelah menyiksa lubang analnya berkali kali. Tangannya lalu menyentuh sudut bibirnya yang membiru, teringat bagaimana Jaehyun menamparnya karena dirinya tak membalas ciuman pria itu.

"apa yang sedang kau pikirkan hm? "

Taeyong tersentak, mendapati Jaehgun yang telah berdiri dibelakangnya dengan tatapan datar. Lewat cermin dibalasnya tatapan Jaehyun datar dan tetap bungkam.

"Biar kutebak, apa ini tentang Sersan Kim?"

Jaehyun berucap sembari menatap Taeyong tepat di matanya, namun laki laki yang telah menjadi isterinya itu menepis tangannya yang hendak menyentuh bahu telanjangnya.

"Jangan pernah menyebut namanya dengan mulut menjijikkanmu itu" 

Jaehyun tergelak, kemudian memaksa Taeyong untuk berdiri, menampilkan tubuh mereka yang telanjang dan sama sama memiliki ruam keunguan.  

"lihat Lee, bukankah sudah jelas kalau pemilikmu adalah aku?"

Taeyong menahan napas ketika Jaehyun mengelus kejantanannya.  Ia ingin menjauh,  namun Putera Mahkota itu memiliki tenaga yang lebih besar darinya.  

"berhenti keparat!" 

Taeyong menginjak kaki suaminya,  lalu mencoba kabur tapi Jaehyun memerangkap tubuhnya hingga terdesak ke dinding. Ini tidak benar,  karena dari sorot matanya Jaehyun terlihat begitu marah. Taeyong memejamkan mata,  sudah siap ketika Jaehyun mengangkat tangannya. 

Satu detik

Dua detik

Namun tidak ada yang terjadi lantas Taeyong membuka matanya. Netranya menemukan Jaehyun yang kini tersenyum padanya.

"Apa kau takut padaku, Lee?"

TBC

Wah, udah lama ga update. Dan aku memutuskan cerita ini bakal berubah dari plot awalnya wkwkw. :))

Have a nice Ramadhan everyone ❤️

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Touch of Heaven [2nd Book of Love]Where stories live. Discover now