Yang membuat Anan sulit untuk mendekat adalah denri yg kini mempunyai penampilan gagah dan tampan, lalu dikelilingi banyak wanita. Popularitas nya pun kian melambung dan sombong, pada saat itu Anan takut jika dia nanti dianggap sok kenal sok dekat.

Jadilah Anan mengikuti denri dengan pelan dan diam-diam.

Sampai ia tak tahan sendiri lalu menyapa denri yg terlihat datar, mengenalkan diri dan ingin bercerita, memberitahukan masa kecil mereka waktu bertemu pertama kali ditaman. Sayang, saat ingin kebagian masalalu, usahanya selalu tertunda dan terhalang oleh setiap wanita yg datang dan merayu denri, membuat Denri jengah dan pergi dari serangan wanita yg terlihat genit itu.

Sehingga dengan pemantapan hati Anan melakukan pendekatan yg ternilai sangat berani, yaitu dengan mengungkapkan perasaannya melewati hasil tangannya. Dengan tujuan agar denri lebih dekat dengannya. Dengan begitu Anan lebih mudah menceritakan bagaimana mereka dulu. Mungkin saja denri lupa kan?

Begitulah Anan dan denri sebelum terjadi aksi menyakiti jodoh sendiri.

Flashback off



Tok
Tok
Tok

Suara pintu kediaman denri dan Anan diketuk sedari tadi. Denri yg jengah pun akhirnya membuka pintu itu dan mendapati beberapa orang berpakaian formal dan berdiri tegap dihadapannya. Ia kenal dengan beberapa orang ini, mereka adalah bodyguard ayahnya.

" Mau apa kalian!?" Tanya Denri mulai panik.

" Mau membawa mu pulang." Ucap seorang pria tua dibelakang para bodyguard yg kini menepikan diri.

" A-ayah..." Ucap Denri panik setengah mati.

" Kenapa kau tegang begitu, gelagatmu terlihat seperti kau melihat hantu saja. Memangnya kau pernah ada niat ingin membunuhku?" Tanya sang ayah acuh akan wajah pucat dan panik putranya.

Lalu mata sang ayah meneliti sekitar dan mata tuanya tertuju pada seorang balita gemuk yg saat ini sedang merangkak lincah kearah pintu.

" Papapapa" gumamnya dengan ceria.

" Apa itu cucuku?" Tanya sang ayah dan denri membulatkan matanya.

" D-dari mana a-ayah tau k-kalau..."

" Kau lupa siapa kami?" Tanya tiba-tiba seorang wanita tua yaitu ibu denri.

" I-ibu juga..?"

Melihatnya bayi itu nampak menggoda, Sang ayah mendorong Denri paksa hingga kedalam dan langsung mendapati cucunya yg sedang memandang mereka lucu dengan mata bulatnya.

" Aduh tampannya...." Puji
Saat ayah ingin menggapai tubuh kecil itu namun entah dari arah mana seorang pria pincang mendahuluinya.

Melihat Anan yg menggendong bayinya dengan wajah takut segera saja denri berdiri melindungi mereka.

" A-ayah, i-ibu,...ak-aku minta maaf dan...tolong...jangan pisahkan kami. Jangan pisahkan aku dengan mereka berdua, mereka hidup ku sekarang. Dan...aku...."

" Sudah bicaranya?" Tanya sang ayah dengan tampang datar.

Denri berbalik dan memeluk erat kedua orang tercintanya.

" Apa pun yg terjadi aku tidak akan melepas mereka." Ujar denri lagi dan membuat kedua orang tua itu menarik nafas lelah.

" Bocah bodoh, kami belum berbicara dan kau terus berucap hal-hal yg membuat ku ingin menjitak kepalamu dengan batu cincin ini. Bisa tidak berikan kesempatan untuk kami bicara? Kau...."

Kini mereka sudah duduk diruang tamu, Anan memangku bayinya dengan memberikan mainan yg bisa ia kulum agar bayinya itu anteng ditempatnya. Sedang disisinya denri yg saat ini masih menampakan wajah tegas dan keras kepalanya menatap kedua orang tuanya.

No Limit " End "Место, где живут истории. Откройте их для себя