Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


" Kamu udah ngelewatin tes yang kemarin dengan baik. Sekarang level latihanmu akan saya naikkan."

Jaemin yang telah mengenakan perlengkapan menembaknya itu hanya mengangguk mendengar ucapan sang instruktur.

Kenapa menembak? Bukankah Jaemin mengatakan kepada semua orang bahwa ia berlatih memanah? Tentu saja itu hanya kebohongan belaka. Jaemin berlatih menembak, dan pistol yang pernah muncul di chapter sebelumnya adalah pistol pertama yang ia dapatkan secara ilegal lewat seorang penadah.

" Kemarin kamu udah bisa menembak seluruh sasaran yang bergerak dengan mata terbuka. Sekarang kamu harus berlatih menembak sasaran yang bergerak dengan mata tertutup." Ujar sang instruktur sembari memberikan sebuah penutup mata kepada Jaemin.

Jaemin langsung menerimanya dan perlahan memasuki arena dengan tembok kaca tebal untuk berlatih lengkap dengan pistol di tangannya.

Sang instruktur memperhatikan Jaemin dari luar arena. Pemuda Bharata itu sudah mulai menutup mata dengan kain penutup itu dan menggenggam pistol dengan kedua tangannya.

" Kalau kamu udah siap, bilang." Ujar si instruktur. Jaemin mengangguk.

" Saya udah siap." Ujar Jaemin mantap.

Sang instruktur pun ikut mengangguk.

" Ready, GO!"

Seiring dengan teriakannya, sang instruktur sudah menekan sebuah panel yang berada di dekatnya. Saat panel itu di tekan, beberapa alat peraga sasaran tembak berhamburan keluar dari lubang-lubang yang ada di setiap sudut arena tertutup itu secara  konstan. Indra pendengarlah yang paling berpenting di latihan Jaemin kali ini.

Jaemin berusaha sebaik mungkin mengenali pergerakan benda-benda yang melesat di atasnya itu. Setelah ia merasa yakin dengan posisi sasaran, ia mulai melepaskan tembakan. Begitulah yang ia lakukan berkali-kali.

Setelah 5 menit berlalu.

" Berhenti!"

Suara sang instruktur kini bergema di arena latihan Jaemin, membuat pemuda itu menghentikan aktivitasnya. Dan dengan segera membuka penutup matanya.

Pintu arena terbuka dan sang instruktur masuk ke dalamnya.

" Tidak ada satupun tembakanmu yang mengenai sasaran. Tapi tidak masalah. Ini baru percobaan awal. Setelah ini, saya akan memberikanmu sebuah target. Kalau kamu tidak memenuhi targetnya, terpaksa kamu pulang terlambat hari ini."



"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Jaemin memasuki gerbang utama kompleks perumahannya itu dengan motor sport putih miliknya. Jaemin membawa sebuah busur di punggungnya. Busur yang baru saja di belinya di toko olahraga supaya orangtuanya semakin yakin jikalau ia memang tengah sedang menekuni olahraga memanah.



Saat Jaemin melewati rumah Renjun, kebetulan pemuda itu baru saja keluar dari gerbang rumahnya. Pemuda berbadan mungil itu selalu berpakaian stylish saat berada di rumah. Apapun yang ia kenakan, Jaemin selalu merasa itu sangat cocok dengan Renjun.


Jaemin memelankan motornya dan berhenti tepat di depan Renjun yang sudah tersenyum saat pertama kali melihatnya.



" Darimana Jae?" Tanya Renjun dengan suara halusnya.



" Latihan manah. Kamu sendiri mau kemana?" Tanya Jaemin pula.


" Mau ke indoapril buat tarik tunai. Kamu mau langsung pulang? Atau mau ikut ke indoapril gak?" Tanya Renjun spontan.



" Ngapain?" Tanya Jaemin sembari tersenyum. Membuat Renjun jadi salah tingkah sendiri. Ia pun juga tidak mengerti kenapa bisa-bisanya ia mengajak Jaemin kesana.




" Nngg--- Gatau juga. Hehe."



Jaemin kembali tersenyum.



" Yaudah ayo. Nongkrong bentar sambil beli minuman dingin." Ujar Jaemin membuat Renjun kembali menegakkan kepalanya.




" Eh beneran?" Tanya Renjun. Jaemin mengangguk.



" Kita jalan kaki aja gimana? Aku titip motor ya." Ujar Jaemin yang langsung di angguki Renjun. Pemuda mungil itu bahkan langsung lari kembali ke rumahnya dan membukakan pagar untuk Jaemin.


Jaemin menyembunyikan tawanya melihat antusiasme teman sebangkunya itu.




" Gemesin ya kamu Ren."




Tbc...

R A I N | jaemren, Hwankyu ✔Where stories live. Discover now