1

37 16 2
                                    

Happy reading❤

"Eugghh" tytha menggeliat dan mengerjapkan mata, ia mengerjap  menetralkan netra abu dengan kantung mata yg sembab.

Jam menunjukan pukul 5:00 pagi, dan hari ini adalah hari minggu. Tytha langsung menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu ia akan sholat subuh. Setelah selesai ia turun ke dapur untuk membereskan piring kotor. Jika ia tidak bangun pagi ibunya pasti akan marah marah dan dia sangat menghindari kemurkaan sang ibu. Sebenarnya ada bi inem, asisten rumah tangganya tapi sedang cuti dan pulang kampung.

"Banyak sekali tugas ku" ucap nya seraya tersenyum.

"Aku harus semangat" ucapnya lagi seraya menggulung lengan baju.
Ia mulai mencuci piring, ia tampak sangat telaten dan serius. Saat sedang mencuci piring tiba tiba datang kucing dan menyenggol gelas yg terletak disamping keran tempat cuci piring, gelas itu pecah dan suaranya membangun sang ibu.

Prannngggg
Tytha meringis, ia takut ibunya terbangun. Ia melirik kearah pintu takut ibunya sudah diambang pintu.
Ia segera membereskan pecahan gelas tersebut dan melanjutkan pekerjaannya itu.

Dikamar herli yg mendengar suara gaduh kaget dan berjalan kearah suara.

"Ada apa ini" tanya herli

"Itu bu, kucing nyenggol gelas" ucap nya hati hati

"Dasar perusak, kamu mau hancurin barang barang saya" ucap herli seraya berkacak pinggang.

"Engga bu, i-itu tyhta ga sengaja" ucapnya terbata bata. Ia menunduk takut menatap sang ibu.

"Kalau ngomong sama orang tua itu yg sopan, liat saya" ucap herli

Tytha melirik kearah ibunya takut takut.

"Pokoknya kamu saya hukum ga dapat uang jajan selama seminggu, enak saja mecahin gelas saya" ucapnya lalu pergi dari dapur.

Tytha menangis, selalu saja berlebihan. Padahal ia tidak sengaja melakukan kesalahan. Karena kucing itu ia jadi kena marah.

"Dasar kucing orange" ucap tytha dengan terisak.

Kucing tersebut ternyata sudah ada didepan tytha, ia memainkan ekornya seperti menghibur.

"Kalau saja bukan kucing imut, sudah ku ajak duel kamu cing" ucap tytha lalu mengusap kepala kucing dengan lembut.

"Meooww" kucing itu bersuara seperti mengerti ucapan tytha.

"Gpp deh ga jajan, aku bisa bawa bekal kesekolah" ucapnya menyemangati diri.

Setelah selesai, tytha beralih menyapu lantai rumah dan mengepel lantai. Setelahnya ia memasak nasi dan mencuci.
Setelah selesai pekerjaan rumah, ia akan duduk sebentar untuk menonton.

Namun sedang asyik menonton ditemani sang kucing nakal yang membuatnya kena marah sang ibu tiba tiba datang adik perempuannya yaitu Syira usianya 2 tahun lebih kecil dari tytha. Sifatnya berbanding terbalik dengan sang kakak. Jika sang kakak sangat penurut dan rajin maka syira adalah kebalikannya. Dia juga suka keluar malam sejak memasuki bangku smp. Tapi ibunya tak pernah memperlakukan sama seperti kepada tytha. Ibunya sangat menyayangi syira bahkan terkesan sangat memanjakan dan membebaskannya. Padahal tytha juga ingin namun mau bagai mana lagi jika ia mengusulkan sesuatu atau ingin hal kecil pun ibunya pasti akan merespon marah, marah dan marah.

"Kak bagi duit dong, gua mau jalan sama temen temen" ucapnya pada sang kakak.

"Kakak engga punya uang syir, kakak dihukum ibu karena mecahin gelas" ucapnya dengan nada sedih.

"Ck, selalu saja jadi perusak" ucapnya memutar mata.

Ia hanya menunduk, sang adik memang selalu begitu padanya. Tapi dia selalu sabar dan tidak memasukan perkataan kasar sang adik kedalam hatinya.

TythaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang