Hongjoong mendengus, "Mingi yang kukenal bukan orang yang perhatiannya vokal seperti ini."

"Astaga demi Tuhan, menurutmu kenapa orang yang tidak perhatian sepertiku bisa sampai menceramahimu? YA KARENA KEADAANMU SANGAT MENYEDIHKAN KIM HONGJOONG!!!" Mingi menggaruk kepalanya frustasi. "katakan padaku-jujur- apa yang mengganggumu beberapa bulan terakhir ini?"

Kekhawatiran Mingi kepadanya memang tidak mengada-ada. Nyatanya rusuk dan kepalanya serasa dihantam secara bersamaan. Jantungnya berdentum dalam tahap tidak wajar. Belum lagi tenaganya serasa disedot saat tidur dan semakin merosot saat beraktifitas. Makanan juga menolak bertemu dengan perutnya.

Mengherankan, sepertinya Tuhan memberikan karunia-Nya karena sampai saat ini ia belum diizinkan mati. 'Kim Hongjoong adalah definisi mayat hidup' dikutip dari Song Mingi.

"Tidak ada." Kepalan tangan Mingi terangkat di udara.

"Oke, oke, aku punya pertanyaan."

"katakan!"

"Apa kau pernah mimpi basah tentang pria?"

Ada jeda cukup lama setelah itu.

"Serius? Alasan kau tidak pernah pacaran hanya karena kau gay? Ayolah, ini abad keberapa?!" Mingi benar-benar menatapnya seperti ia tidak waras.

"Tidak, aku sudah mengetes berkali-kali menonton porno. Nyatanya penisku tidak bisa keras sama sekali."

"Kau impoten?"

"Maksudku aku tidak terangsang, dasar otak udang!"

"Oke, jawabanku adalah tidak pernah. Aku bahkan tidak pernah ingat mimpi basahku seperti apa."

Hongjoong membuang napas pasrah, seharusnya ia tahu jika bertanya kepada Mingi hanya akan menghasilkan kebuntuan. "Penyesalan keduaku setelah hidup adalah bertemu denganmu, Song Mingi."

Mingi tertawa, "Aku anggap itu pujian."

Tangan Mingi meraih ponselnya dan menekan beberapa tombol, "Halo, bang manajer. Tolong liburkan aku dan bang Hongjoong."

Dahi Hongjoong mengerut tidak suka. Enak saja libur, ia butuh uang!. Tangannya berusaha menghalau panggilan Mingi, tapi gagal, tentu saja.

"Kau menyetujuinya begitu saja? serius? Ah, aku cinta manajer." Mingi melirik sebentar. "Benar-benar parah."
Tangannya menunjuk-nunjuk tumpukan gelas dan putung rokok di asbak, "8 kopi, sebungkus rokok, tidak makan."

"Kami pinjam studio juga."

"Oke siap, sampai jumpa."

"Terimakasih banyak." Mingi menutup panggilan dengan kecupan.

"Aku tau kau akan menolak tidur, jadi ayo nonton saja. Aku akan pesan ayam." Hongjoong tentu saja tidak memiliki pilihan lain.

Mereka duduk di sofa studio setelah membereskan meja, hanya Mingi sebenarnya. Jujur kemampuan bebersih Mingi lebih parah daripada Hongjoong, namun jika keadaannya sudah seperti ini, mau bagaimana lagi?.

Mingi memaksa Hongjoong untuk berbaring di sofa. Ia memosisikan diri di lantai setelah menjemput ayam mereka dari pintu depan studio.

Mingi sudah menyingkirkan kursi kerja yang menghalangi layar. Hongjoong tidak tahu judul film yang mereka tonton, ia bahkan tidak tahu kalau komputer kerja mereka punya simpanan film.

Adegan dibuka dengan sorotan panjang ke sebuah rumah, setelah itu layar berpindah menyorot wajah anak kecil. Setelah itu Hongjoong tidak tahu, ia tidak bisa fokus sama sekali.

Empuknya bantal agaknya membuat kantuk menyapa kedua matanya. Entah berapa puluh menit ia habiskan antara sadar dan tidak.

Hongjoong terjaga saat 'ayah' di film mengambil senapan angin. Kokangan senjata menimbulkan friksi aneh di selangkangannya. Sialan.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Dec 20, 2020 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

FriksiKde žijí příběhy. Začni objevovat