2

31.3K 3.3K 491
                                    

(p.s: this chap is so much worse than i thought lol, jadi aku perbaikin hampir semuanya! Hahah. Anyway. Happy reading~)

--

"Chan, ayo duluan!"

Haechan bisa pasrah aja pas badan kurusnya di dorong-dorong sama Jaemin. Renjun ngekor doang di belakang.

Iya. Mereka bertiga berniat meminta tandatangan lagi sama Mark.

Ini karena Haechan udah janji kemaren. Karena inilah Haechan berjanji pada dirinya sendiri buat ga bicara hal hal yang ga penting. Apalagi kedua bocah ini bakal ingat apapun yang keluar dari mulutnya.

Renjun yang paling semangat nagihin janji. Sebenarnya Jaemin juga, tapi dia kan suka jaim.

Bagi mereka Haechan ini udah janji. Sekali-kali gapapa lah manfaatin Haechan yang manfaatnya masih di tanyakan. Dapet nggaknya urusan belakang. Yang penting udah berusaha.

Langkah mereka bertiga berhenti saat sudah cukup dekat dengan kumpulan panitia cowok yang tengah mengobrol di teras aula. Termasuk Mark sama 2 temennya kemaren. Mereka lagi heboh gitu ngobrolnya. Walau gak seberisik anak cewe kalo udah mulai gosipin anak orang. Dan gak seberisik mereka bertiga juga yang dikit-dikit bawaannya saling ngatain.

"Srius nih, mau minta lagi?" Tanya Haechan, menoleh ke arah kedua temannya itu. "Mending beli indomi yuk. Laper nih."

"Ape lo? Mau kabur?" Renjun melotot ke arahnya; memegangi hoodienya dengan erat.

"Anjing, gimana gue mau kabur kalau lo bedua pegangin gue kayak nangkep maling?" Gerutu Haechan.

"Lo udah janji ya, Sat. Masa iya lo doang yang bebas karena udah dapet tanda tangan." Seru Jaemin tak Terima.

"Woy sumanto, gue belum dapat tanda tangan wajibnya Ka Andin tau! Lo bedua kan udah dapet!" Balas Haechan.

"Ga ada urusan gue. Janji harus ditepati." Jaemin menyahut dengan tegas.

Haechan terkesiap dengan dilebih-lebihkan, "Lo segaada hatinya gini sama gue Jem?"

"Makanya kalau mau dapet ikut buang sampah anjing. Bukan pura-pura tidur di tenda" Renjun mencibir. "Nanti dah- habis dapat ttdnya Kak Mark, gue temenin ke Kak Andin. Gue yang ngomong."

Haechan menunjuk wajah Renjun, "Janji lo ya, bangsat. Kalo ga gue mandi di sleeping bag lo. Berak gue sekalian di sana."

Renjun mendesis kesal, "Kita bergelud disini anjing."

Jaemin menepuk-nepuk bahu Haechan, menyela kedua temennya sebelum beradu mulut. "Eh, ntar- kayaknya ada yang mau minta tanda tangan."

Lalu perhatian mereka bertiga terpaku pada 4 maba cewe yang nyamperin segerombolan senior itu. Kemudian berdiri di depan Mark dan mengatakan sesuatu sembari memegang erat buku tanda tangan mereka.

Apakah bakal dikasi????

Oh..

Ngga ternyata ges. :)

"Wah, anjing- ga dikasih." Renjun bergumam pelan, matanya mengikuti 4 maba itu yang perlahan menjauh dengan wajah kusut.

Ciwi-ciwi cantik aja ditolak. Apa lagi nih bocah bertiga yang blom mandi dari tadi pagi.

"Wah, gue inget kalo kancut gue belum dicuci-" Haechan berbalik, hendak meninggalkan kedua temannya.

"Jangan kabur lo anjing-" tapi Jaemin lebih dulu menarik kerah hoodienya, dan Haechan terbatuk karena itu. Jaemin ini hobinya mendekam di gym, jadi jangan heran Haechan sampe kayak kecekik gitu.

"Anjing- lo mau bunuh gue hah?!" Amuk Haechan, mencoba menendang Jaemin yang cengegesan karena kelakuannya tadi.

"Heh coba aja dulu minta lagi. Lo kan kemaren udah dikasi lope-" Renjun ikut bersuara.

Siap, Senior!  [MARKHYUCK] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang