"tapi berantem kan gak baik"keluh Gempa.

"kalo mereka yang cari gara-gara duluan, kita dengan senang hati menyambutnya"kata Hali sambil melipat tangan didada.

"eh Kebo! Tidur mulu luh"ujar Sam melihat ke arah Ice yang asyik bersandar dibahu Dark yang hanya diam saja. Ice membuka matanya yang terpejam "ck biarin aja. Suka-suka gue"

"elu senderan dibahu orang beg* "kata Sam

"bodo amat. Toh Dark gak keberatan"balas Ice lalu melirik kearah Dark yang hanya diam saja.

"eh eh kalian mau ikut kita gak? "kata Taufan mengalihkan perhatian Sam dan Hali dari Dark.

"kemana? "tanya Hali staycool

"ke pulau Rintis. Kita mau liburan"sahut Blaze yang sedang merapihkan alat tulis miliknya karena dia telah menyelesaikan tugasnya.

"wah sayang banget. Kita gak bisa ikut"kata Sam.

"emang kenapa? "tanya Thorn.

"kita mau tawuran sama SMA Setengah Sentosa"kata Hali menjawab pertanyaan Thorn.

"ish tawuran kan gak baik"kata Gempa tak setuju dengan tindakan keduanya. Mereka berdua melihat kearah Gempa "mereka duluan yang cari gara-gara Gem, kita mah jabanin aja"sahut Sam.

Dark tiba-tiba berdiri dari kursinya.

"eh mau kemana kamu? "kata Gempa pada Dark.

"pulang. Belajarnya sudah selesai "kata Dark pelan lalu berjalan keluar kafe menuju mobil miliknya yang sudah terparkir rapi bersama dengan supir didepan mobil tersebut.

Sam dan Hali melihat kearah Dark pergi dengan pandangan yang sulit diartikan.

End flashback

"ah.. Capeknya"kata Blaze lalu duduk disofa. Yang lain juga melakukan hal yang sama dengan Ice yang bersender pada Blaze disampingnya. "ngantuk"ujarnya.

"yaelah baru juga dateng udah mau tidur aja"celetuk Solar membenarkan kacamatanya. Ice hanya melirik sekilas lalu kembali menutup mata dan menyamankan diri di bahu Blaze yang tidak mempermasalahkan tindakan adiknya itu. Ia sudah terbiasa dengan tingkah Ice yang terkadang manja.

"bibi kamu mana Pan? Kok gak ada? "kata Gempa memperhatikan sekeliling.

"oh bibi ada di Kuala Lumpur. Lagi ada urusan katanya"balas Taufan.

"Upan, toilet dimana ya? Thorn kebelet nih"ujar Thorn.

"lurus belok kanan, deket dapur Thorn"jawab Taufan. Thorn pun melesat menuju kamar mandi.

"Dark kapan sampe nya ya? Dia bilang bakal nyusul"ujar Gempa entah pada siapa.

"yaelah Gem. Khawatir amat sih jadi orang. Biarin aja, bagus kalo dia gak dateng"ujar Solar terdengar sinis.

"nih bocah sensi banget kalo udah denger nama Dark. Heran deh gue"celetuk Blaze sambil menggeleng kan kepalanya.

"iri tanda tak mampu"kata Ice masih memejamkan mata. Solar tidak terima namun di sela oleh Taufan.

"udah udah. Kita ke kedai tok aba yuk.  Katanya Disitu coklatnya enak banget tau" kata Taufan. Mereka melirik satu sama lain dan mengangguk. Thorn pun telah kembali dari urusan nya ditoilet.


Mereka berjalan kearah dimana kedai tok aba berada. Namun mereka bingung karena tak sampai-sampai.

"Pan kok lama banget sih. Dari tadi gak sampe-sampe"keluh Thorn karena sudah berjalan selama 15 menit.

"tau capek nih"sahut Blaze menyetujui.

"hehehe sebenernya gue juga gak tau dimana. Ini pertama kali nya gue ke pulau Rintis"kata Taufan cengengesan.

Hawa kemarahan dapat dilihat dari kelima pemuda yang sudah sangat kesal dengannya. jadi selama 15 menit ini mereka dibawa keliling gak jelas?

Baru saja ingin memaki pemuda didepan mereka, para elemental dikejutkan oleh suara seorang gadis.

"eh korang buat ape ka'sini? "ujar seorang gadis yang rambutnya dikuncir dua sambil membawa belanjaan ditangannya.

"eh itu kita mau ke kedai tok aba tapi malah nyasar"jawab Gempa yang sedikit kaget karena tidak menyadari keberadaan gadis yang jika dilihat lebih tua dari dirinya. Sang gadis mengangguk dan menyuruh mereka mengikutinya.

Tak lama mereka sampai disebuah kedai yang bagi mereka tak asing. Ada perasaan rindu pada kedai yang sudah cukup tua namun masih kokoh itu.

"atok Pipi dah balik"ujar gadis yang diketahui bernama Pipi, anak dari papa Zola dan mama Zila.

"oh Pipi dah bawa barang yang atok pesan? "ujar seorang lelaki tua yang sungguh entah kenapa ingin dipeluk tubuh renta itu. Bahkan tanpa sadar mereka meneteskan air mata.

"eh die'orang siape Pipi? Pipi kenal 'ke? "kata Tok Aba melirik kepada elemental yang masih mematung.

Pipi membantu tok aba yang duduk dikursi roda untuk menghampiri para elemental yang masih setia mematung itu.

"ada apa-apa yang boleh atok tolong? "kata tok aba dikursi roda. Sekarang ia bergantung pada kursi roda karena sudah tidak kuat berdiri dan berjalan terlalu lama yang disebabkan oleh usianya yang memang sudah sangat tua.

"ah emm..... Ka-kami mau pesan es coklatnya kek"kata Gempa gugup setelah lamunannya buyar. Ia melirik tok aba yang mirip kakeknya walau kakek Gempa masih sanggup berjalan bahkan berlari-lari.

"oh... Tunggu ka'meja kejab. Nanti pesanan kamu atok hantar"kata tok aba sambil tersenyum. Para elemental pun menerbitkan senyum terbaik mereka. Dan berjalan kearah meja kosong disisi kiri kedai.



























Di luar angkasa,

"berapa perkiraan kite tiba dibumi Ochobot? "kata Fang.

Ochobot melihat kearah layar dan berkata "hm... Perkiraan tiba dibumi adalah pada mase malam hari"

"aku dah tak sabar nak balik bumi"kata Yaya yang disahuti oleh Ying "betul. Kite akan siasat kes yang sekarang menimpa bumi"

"betul tuh"kata Gopal serius.

Ochobot hanya diam saja. Dia berharap Boboiboy ada disini namun itu hal yang mustahil. Karena apa? Karena Boboiboy sudah tiada.














"ouji-sama, kita akan berangkat sekarang? "tanya pelayan nya.

"hn"balas Dark berjalan keluar dari mansion megah nya.


Bersambung......

with youWhere stories live. Discover now