"Kamu tidak bisa menerima posisi itu," dia mengikuti Momo saat dia keluar dari mansion. Dia melihat wajah Momo terkejut. "Kamu bersumpah untuk tidak mengakui keluargamu dulu, jadi kamu harus menaatinya," perintahnya. "Kamu harus menolak tawaran ayahmu."

Momo pulih dengan cepat dari keterkejutannya. "Kamu memang hanya peduli pada kakak" Momo melanjutkan pembicaraan. "Kebetulan aku hanya peduli pada diriku sendiri. Maaf... bu." Dan dengan itu dia berpaling darinya dan pergi.

Mikasa merasa air mata membasahi pipinya mengingat kenangan itu. Dia menolak untuk percaya bahwa momen itu akan menjadi interaksi terakhirnya dengan Momo.

----------------------------------

Todoroki dan pasukannya berhasil kembali ke markas. Mereka tampak sedih, awan gelap seolah membayangi kepala mereka. Hujan sudah berhenti, tapi suasana hati mereka semakin memburuk.

"Itu semua salah kita," Deku mengakui begitu mereka tidak bisa didengar oleh orang lain.

Wajah Todoroki menjadi gelap, tidak terima. "Iida dan aku mengejarnya, tapi kamu gagal menangkapnya saat dia berlari melewatimu. Bagaimana kamu bisa melewatkan untuk menembak kakinya?" Dia menuduh Bakugou.

"APA,SIALAN-"

"Katsuki, diam dulu tolong", Kirishima merangkul pundak Bakugou dan menutup mulut pria itu dengan tangannya, takut kaptennya akan marah pada sahabatnya itu.

"Kau juga Kirishima. Bagaimana kamu bisa menonton drama saat bertugas?" Pandangan Todoroki sekarang jatuh kearahnya.

Ah, sialan.

"Dan, apa sih yang kau lakukan saat dia berlari melewatimu?" Todoroki menoleh ke Deku.

Deku hanya bisa meringis. Ochako, aku dimarahi hari ini.

"Yang penting kita harus menangkapnya sebelum Departemen Keamanan Negara melakukannya,"Iida berkata. "Jika mereka melakukannya lebih dulu, kita akan mendapat masalah besar."

Mereka tahu itu sangat benar. Jika ketahuan, mereka bisa mengucapkan selamat tinggal pada karier mereka dan dihukum seumur hidup. Todoroki mencacimaki dirinya sendiri karena gagal. Dia tidak pernah gagal sebelumnya, namun dia membiarkan penyusup menyelinap.

"Ayo kita selesaikan transfernya," perintah Todoroki saat mereka mengikuti di belakang.

Todoroki memimpin. "Kompi Lima telah menyelesaikan pemindahan tugas di pos penjagaan. Semuanya milik kompi enam sekarang." Dia memberi hormat dan melihat Kompi Enam berdiri tegak dan membalasnya.

Mereka langsung naik truk setelah itu, kembali ke markas Kompi mereka.

"Bagaimana paralayang itu mencapai area kita?" Kirishima bertanya di tengah perjalanan.

"Bodoh. Itu karena tidak ada aliran listrik dan ada tornado sehingga semua sangat gelap dan tidak terlihat oleh mata," jawab Bakugou. " Seandainya itu peasawat ataupun kendaraan lain yang punya mesin, radar akan menangkapnya...Lagipula" Pria itu menghela napas sebentar. "Daripada hal seperti itu, kita seharusnya lebih peduli untuk menangkap sang penyusup. Yang dipertaruhkan adalah leher kita."

---------------------

"Lihat," Deku menunjuk tanaman merambat yang tergantung di cabang pohon dan dibentuk menjadi lingkaran.

"Dia pintar," Iida terlihat sangat terkesan. "Aku yakin dia melakukan ini agar tidak tersesat dan berjalan berputar-putar."

"Cepat," Todoroki mengajak mereka untuk bergerak. Pikirannya tidak karuan. Dia takut menyabotase karirnya karena kesalahan bodoh. Dia telah bekerja sangat keras untuk sampai di kedudukannya sekarang; dia adalah yang termuda di skuad namun dia yang paling senior, semua karena kerja keras dan tekadnya. Dia menolak untuk membiarkan penyusup dari Korea Selatan merusak segalanya dalam sekejap. Dia masih mempunyai tujuan yang belum tercapai.

"Ini dia tanaman terakhir," kirishima menunjuk ke ranting terakhir.

Todoroki dan Iida melihat ke depan mereka, sebelum saling berpandangan dan menutup matanya masing-masing dengan ekspresi sedih ketika menyadari kemana tujuan wanita bersurai hitam itu.

Sial.

---------------------------

Malam sudah tiba. Momo tidak memiliki satu ons energipun yang tersisa di tubuhnya, tetapi seluruh tubuhnya penuh kegembiraan ketika akhirnya dia melihat sebuah desa.

"Rumah," bisiknya, merasa ingin menangis saking leganya.

Jalanan dan rumah benar-benar gelap dan tidak ada seorang pun yang terlihat. Momo mengira mereka sedang tidur, tapi mengapa lampu jalan dimatikan?

Seolah-olah terbangun dari pikirannya, seluruh desa tiba-tiba menyala dengan lampu dan penduduk desa keluar dari rumah mereka sekarang.

Mereka mengerumuni seorang pria dengan gerobak untuk membeli barang dagangannya. Mereka membicarakan hal-hal yang tidak dimengerti oleh Momo. Dia bersumpah bahkan aksen korea mereka terdengar berbeda.

Sebuah menara di dekatnya dilengkapi dengan pengeras suara yang membunyikan musik dan beberapa penduduk desa berkumpul dan memulai olahraga rutin.

Momo memperhatikan dengan bingung saat anak-anak berbaris seperti tentara menuju ke sekolah bersama.

Tanda-tanda bertuliskan "Surga Rakyat" dan "Pemimpin besar selalu bersama kami, " menyala, menyebabkan antusiasme Momo langsung padam.

Realitas menghantamnya sangat keras.

Dia masih di Korea Utara.

Dia tidak tahu ke mana harus pergi dari sana. Dia tidak mengenal siapa pun di desa ini. Dia yakin jika mereka tahu, maka mereka akan segera memberi tahu polisi tentang kehadirannya. Tepat saat dia akan balik ke hutan untuk bermalam, sebuah kendaraan militer mendekati tempatnya berdiri.

Kendaraan itu mengangkut Mayor Dabi.

Momo mengutuk dalam hari. Kendaraan itu mendekat dengan cepat sehingga tidak ada waktu untuk melarikan diri. Dia menyerah pada nasibnya sendiri ketika tiba-tiba dia merasa seseorang menarik tangannya cepat. Dia mendapati dirinya didorong ke dalam sebuah rumah.

Dia mendongak dan tersentak kaget ketika dia melihat tentara yang menemukannyalah yang menariknya. Dia menelan ludah ketika pria itu berdiri di sampingnya dengan protektif, melindunginya sementara matanya tetap mengikuti kendaraan itu sampai pergi. Ketika dia melihat kendaraan itu menghilang dari pandangan, dia berbalik ke arah Momo.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Todoroki bertanya dengan cemas, melihat kondisinya yang acak-acakan.

Momo tidak tahu kenapa, tapi dia percaya dia bisa mempercayai pria itu, jadi dia membiarkan wajahnya menunjukkan apa yang dia rasakan. Ketika kelelahan memenuhi tubuhnya, dia tidak melawannya, tetapi jatuh tepat ke pelukan tentara itu, langsung pingsan detik itu juga.

---------------------------

Terimakasih atas votenya

Semoga kalian senang membaca ini ^^


Btw, dua shipku yg lain muncul di chapter ini. ada yg tahu siapa aja ?


Wrong landing // TodoMomoWhere stories live. Discover now