Chapter 27 - Ibu Rian

Start from the beginning
                                    

Rania yang sadar mobil mereka sudah sampai di rumah Rian langsung otomatis bangun, sebelum keluar Rania merapihkan rambutnya yang berantakan, dan sedikit menambahkan bedak pada wajahnya.

"Eh malah dandan, ayok!"

Rania dengan gugup setengah mati berjalan dibelakang sambil mengikuti Rian.

"Assalamualaikum," Rania dan Rian menyuarakan salamnya bersamaan yang langsung di sambut oleh dua orang wanita yang Rania yakini sebagai ibu dan kakak perempuan Rian.

"Waalaikumsalam, eh ini Rania ya?" tanya ibu Rian antusias yang dijawab anggukan malu-malu dari Rania.

"Ah akhirnya ibu ketemu," Rania ditarik kedalam pelukan oleh ibu Rian.

"Cantik! Ibu suka," Rania yang melongo akhirnya diseret masuk ke dalam rumah, meninggalkan Rian yang tersenyum penuh arti melihatnya.

Ibu Rian merangkul Rania yang sedang duduk di sofa, sambil sesekali merapikan rambutnya.

"Apa kabar cantik?" Rania tersenyum manis begitu mendengar ibu Rian menyapanya.

"Alhamdulillah baik Bu,"

"Ya Allah cantik banget kamu!" kali ini kakak perempuan Rian yang memujinya.

"Mbak, siniin Hanannya" Rian mengambil alih Hanan yang berada di pangkuan ibunya untuk ia bawa duduk di karpet meninggalkan Rania.

Rian dan suami kakaknya asik berbicara tentang badminton meninggalkan gerombolan wanita yang sudah mulai akrab tersebut.

"Eh kamu belum makan kan sama Rian? Mbak masak ayam goreng sama kangkung tuh, dimakan dulu ya Rania, maaf kalo gak seenak buatanmu, aku gak pandai masak" ucap kakak perempuan Rian.

"Rian! Temenin Rania makan dulu nih," teriak kakak Rian.

Rania meminum air putih dingin miliknya ketika telah selesai makan, kemudian Rania membawa piring Rian ke wastafel yang jaraknya tidak begitu jauh dari meja makan lalu mencucinya.

"Eh, Rania ngapain kamu suruh nyuci piring Rian?!" protes ibunya.

"Bukan mas Rian Bu, nggak papa Rania bantu aja," bela Rania.

"Eh nggak boleh! Tamu itu raja," balas ibunya.

"Tanggung bu, kata bunda Rania kalo kerja nggak boleh setengah-setengah, pamali katanya,"

"Bu, aku pamit dulu deh, Hanannya udah ngantuk,"

Pukul sembilan lewat dua puluh, Kakak perempuan Rian beserta suami dan anaknya akhirnya meninggalkan rumah Rian dengan mobilnya yang terparkir.

"Istirahat, besok anterin ibu ke pasar loh yan!" pesan ibunya.

"Rania mau ikut ke pasar?" tanya ibu Rian.

"Boleh Bu, Rania udah lama nggak ke pasar tradisional,"

Rania merebahkan badannya di kasur empuk milik kakak perempuan Rian sebelum dirinya menikah, beberapa foto Rian dengan kakaknya terlihat terpajang di dinding, membuat Rania tersenyum.

Rania, Rian dan ibu Rian telah turun dari mobil, ibu dan Rian berhenti sesaat saat Rania pamit sebentar untuk membantu kakek penjual tisu.

"Bu, Rania mohon izin sebentar, Rania mau ke bapak bapak yang jual tissu," ucap Rania yang dibalas anggukan oleh ibu Rian.

"Hati-hati ya nak jalannya, licin" ucap ibu Rian memperingati.

"Kapan mau dilamarin sama ibu Yan?" tanya ibu Rian ke anaknya yang sedang serius memperhatikan Rania.

"Ibu emang udah bolehin?" tanya Rian.

"Udahlah, apalagi yang kaya Rania gitu, coba kamu nemuinnya lebih cepet, ibu udah punya cucu kali yan," ledek ibu yang ditertawakan oleh Rian.

Rania menyetarakan tingginya dengan kakek yang duduk dengan cara berjongkok.

"Assalamualaikum," ucap Rania.

"Waalaikumsalam," jawabnya.

"Neng dibeli neng, tisu yang gede ini harganya 10 ribu, nah serbet yang ini 25 3 biji neng," ucap kakek tersebut semangat.

"Saya beli semua dagangannya, tapi abis ini kakek istirahat di rumah,"

"Iya neng, kalo abis mah pasti pulang," ucapnya.

Rania mengeluarkan delapan ratus ribu dari dompetnya, kemudian langsung memasukannya ke saku kakek dengan terburu-buru.

"Buat makan ya kek," ucap Rania.

"Diambil dulu tisunya!" pinta kakek.

"Saya ambil tiga ya kek," Rania akhirnya mengambil tiga tisu berukuran besar.

"Makasih nak,"

Rania dan Ibu Rian menggandeng lengan satu sama lain menuju toko yang menjual sayuran.

"Rania suka acar kuning nak?" tanya Ibu yang Rania angguki antusias.

"Suka Bu," jawab Rania.

"Bu, tapi yang pulang Rian loh," protes Rian yang dihiraukan oleh sang ibu.

"Anak ibu kan sekarang udah bukan kamu doang yan, Rania sekarang udah jadi calon anak ibu yang lain!"

𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕Where stories live. Discover now