2

1.3K 84 0
                                    

Chika keluar dari kelasnya, berjalan menuju kantin bersama Dey dan Ara. Selama perjalanan Dey dan Ara mengobrol, sedangkan Chika hanya diam.

"Chik, kenapa?" Tanya Ara.

"Gapapa kok." Ucap Chika tersenyum.

Tak lama Vivi dan geng iblisnation berjalan menghampiri Chika, Dey dan Ara. Vivi berjalan menghampiri Chika yang masih diam dan tak menyadari kehadiran Vivi beserta geng iblisnation.

Vivi menatap pada Ara dan Dey, sedangkan Ara dan Dey hanya menggidikkan bahu. Vivi pun menepuk bahu Chika pelan, Chika menoleh dan tersenyum lalu menggenggam tangan Vivi.

"Ke cafe yuk." Ajak Chika, Vivi menatap pada geng iblisnation meminta persetujuan.

"Kita mau pada ke kantin aja dah bos, mau ngerjain tugas yang dikasih dosen." Ucap Eri, dibalas anggukan oleh yang lainnya dan juga Vivi.

"Yuk." Chika menarik tangan Vivi pelan menuju cafe yang berada didepan kampus.

Chika dan Vivi terus berjalan menyusuri halam kampus menuju cafe, tangan Chika yang asalnya hanya mengenggam tangan Vivi, kini jadi mengandengnya.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di dalam cafe tersebut, cafe dengan nuansa santai dan tidak terlalu ramai. Mereka memilih duduk didekat kaca yang tak jauh dari pintu masuk.

"Mas." Seru Chika sambil melambaikan tangannya memanggil pelayan.

"Eum, moccha late satu ya." Ucap Chika.

"Kamu mau minum apa?" Tanya Chika.

"Greentea with vanilla late." Ucap Vivi, Chika pun mengangguk.

"Ada tambahan lagi?" Chika dan Vivi hanya menggeleng.

Setelah pelayan pergi, kini tersisa Vivi dan Chika yang sibuk dengan pikiran masing-masing. Vivi memainkan ponselnya, sedangkan Chika menatap Vivi.

"Kamu ada masalah?" Tanya Chika, Vivi mendongak menatap Chika.

"Ngga kok." Ucap Vivi.

Bukan Chika namanya jika tak bisa menjebak Vivi dari setiap pertanyaan atau pernyataan.

"Aku lagi kecewa sama satu orang, tapi aku juga harus menjaga perasaan orang lain." Ucap Chika, Vivi masih setia memainkan ponselnya.

"Aku tau, aku salah karena udah kecewa sama masa lalu aku. Aku juga tau, aku salah tentang ketidakjujuran aku sama pacar aku. Aku tau, aku salah karena udah berani mendua saat pacar aku sak-"

"Stop." Ucap Vivi memotong ucapan Chika.

"Aku salah udah mainin orang sebaik dia. Aku salah udah bohongin dia. Aku salah udah hampir ninggalin dia. Aku juga salah udah berani ngelanggar janji aku sendiri sama di-"

Brak!!

Vivi menggebrak meja yang berada didepannya. Ia jengah mendengar pernyataan Chika yang menurutnya tak penting untuk diucapkan. Matanya menatap Chika lekat, begitupun Chika menatap Vivi lekat.

Nafas Vivi memburu kala Chika mengucapkan satu persatu pernyataan konyol itu. Mata Vivi yang asalnya hanya sekedar menatap lekat, kini menjadi menatap tajam pada Chika.

Perlahan Chika menundukkan kepalanya tak berani menatap mata Vivi yang mulai menatapnya tajam.

"Jangan buat aku marah, Chika. Kamu ga salah, disini ga ada yang salah. Semuanya itu udah tuhan takdirkan, kamu ga usah nyalahin diri kamu. Aku ga suka kamu kayak gitu, aku ga suka kamu nyalahin diri sendiri, aku ga suka kamu nyakitin diri kamu dengan cara kayak gini." Ucap Vivi.

Tentang Kita 2Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora