3. PERKENALAN

4 2 0
                                    

Happy reading, jangan lupa tap bintang di pojok kirinya🤗

***

"Eh lo semua, enggak ada yang mau ngsave nomor cecan gitu?" Marsya berdiri di depan kelasnya seraya berkacak pinggang.

"Najis," cibir Antasa.

"ANTASA COBA LO ULANG TADI NGOMONG APA!" Marsya berteriak di telinga Antasa membuat sang punya empu menahan pengang mati-matian.

"Gak ngomong apa-apa gue, Ca." Antasa dan Marsya kini menjadi pusat perhatian teman kelas mereka, entahlah baru beberapa hari mereka masuk SMA tapi ke bar-baran Marsya sudah menjadi-jadi.

"Mending lo makan pisang lagi deh, rasanya adem telinga gue kalau lo makan," suruh Antasa.

Marsya mengerucutkan bibirnya. "Pisangnya habis," ucapnya pelan.

Antasa menganga tak percaya. "Lo bawa sepuluh kan tadi?" tanya Antasa heboh.

"Iya, pisang di rumah gue habis Anta! Biasanya gue bawa setandan," rengek Marsya.

"Dasar perut karet," cibir Antasa.

Baru saja Marsya hendak melayangkan cubitannya pada pinggang Antasa, tetapi aksinya digagalkan dengan kehadiran para murid beralmamater osis masuk ke kelas mereka.

Kelas sepuluh IPA 1 yang sedang menyaksikan pertunjukan opera dengan aktor Marsya dan Antasa kini mulai hening.

"Anta, gue laper," ucap Marsya berbisik pada Antasa.

"Bentar lagi istirahat sabar!" jawab Antasa datar.

"IH ANTA GUE UDAH LAPER BANGET TAU!" tiba-tiba saja Marsya menggebrak meja seraya berdiri. Sepertinya Marsya lupa akan kehadiran beberapa anggota osis di kelasnya.

Antasa menelungkupkan wajah di balik tas. Rasanya Antasa butuh baling-baling bambu sekarang, atau pintu ajaib doraemon! Ya, Antasa membutuhkan itu.

"Malu lagi gue," gumam Antasa pelan.

"Kamu yang berdiri ada apa?" tanya Dewa datar.

Marsya mulai tersadar bahwa kini di kelasnya sedang ada ketua osis titisan olaf.

Marsya cengengesan. "Laper, Kak," sahutnya seraya menggaruk kepala.

"Aduh gue punya sepupu kenapa oon amat," cibir Antasa.

"Kalian berdua ke ruangan Pak Geri sekarang," titah Dewa.

"Berdua? Sama siapa?" tanya Marsya.

"Yang di sebelah kamu." Dewa menunjuk ke arah Antasa.

"Anjir apes amat gue," ucap Antasa pasrah.

Dewa keluar kelas Marsya diikuti dengan anggota osis yang lain.

"Emang Anta doang yang setia sama Aca," lirih Marsya.

"Sonoh jalan duluan," suruh Antasa.

"Anta mau ke mana?"

"Kamar mandi? Ikut?"

"Ogah, dasar mesum!" Marsya mulai memasang earphone-nya dan pergi ke ruangan Pak Geri lebih dulu.

***

"Mar ... woy Marni," panggil Nova.

"Marni!!" panggilnya lagi, tapi hasilnya masih sama. Gadis itu tidak berhenti juga tidak menoleh.

Nova memilih berlari agar bisa menyamai langkah gadis mungil itu. Yang Nova tahu sekarang, gadis ini masih kelas sepuluh, terlihat dari badge kelasnya.

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Jan 30, 2021 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

SUPER NOVANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ