Chapter 17 - Fenhan bersekongkol.

Start from the beginning
                                    

"GUE BILANGIN KE MAMA LO BAWA CEWEK KE APARTEMEN!!!! DASAR PENJAHAT KELAMIN!!!" Rania menggeret Rian meninggalkan apartemen Fenhan.

Rania dan Rian duduk di taman apartemen sembari memandang kolam renang yang berada di hadapannya.

"Kenapa mas? Mau ngomong apa lagi?"

"Mau nyeritain kalo mas Rian nggak bisa nepatin janji karena udah jalan duluan sama cewek lain?" tanya Rania membuat Rian yang mendengar penuturannya kaget.

"Kamu lihat darimana?" tanya Rian.

"Jangan jelasin kalo itu salah paham lagi mas, nggak usah pusing-pusing cari alasan buat ngelak, buktinya udah ada juga kan?" ucap Rania.

"Kamu lihat darimana Rania, jawab saya dulu," ucap Rian memegang bahu Rania.

"Dari IGS cewek yang waktu itu mas Rian peluk!! Puas?!" ucap Rania kesal.

"Rania, sejak pulang dari rumah kamu waktu itu, saya beneran udah punya niatan buat serius sama kamu, saya nggak bohong," ucap Rian.

"Cewek itu bener-bener nelfon saya berkali-kali sejak di Australia, saya bahkan udah cape banget ngeblokir nomornya karena dia selalu pakai nomornya yang baru, kamu bisa lihat sendiri di ponsel saya, saya beneran nggak bohong sama kamu Rania,"

Rian membuka histori panggilan yang masuk ke ponselnya, banyak sekali nomor tanpa nama disana, ia kemudian menyerahkan ponselnya ke Rania.

"Tadi dia chat saya, dia bilang dia punya hal yang mendesak dan urgent, saya bener-bener cuma niat nolongin, nggak lebih Ran,"

"Sampai disana ternyata hal mendesak itu karena kucingnya harus dianter checkup bulanan ke dokter hewan,"

Rania mati-matian menahan tawanya, ia membenci kenapa otak recehnya berfungsi di saat-saat seperti ini.

"Saya beneran nggak sadar dia foto saya Ran," ucap Rian.

"Pas dia turun, saya baru sadar, kalo ponsel saya dalam keadaan mati padahal tadi hidup," ucap Rian lagi.

"Beneran Rania, saya nggak bohong,"

"Yaudah," ucap Rania.

"Yaudah apa?" tanya Rian.

"Yaudah mas Rian minta maaf dulu!" omel Rania.

"Yaudah Rania, saya minta maaf," ucap Rian lega.

"Yaudah oke, Rania maafin, sekarang keatas lagi, Rania mau hajar Fenhan," ucap Rania membuat Rian terdiam kebingungan.

'Semudah ini minta maaf pada Rania?' batin Rian dalam hati.

"Mas Rian utang es teler sama Rania! Es teler Rania diabisin pasti sama Fenhan!!" Rania mencak-mencak.

"Woi cepetan bukain!!!" amuk Rania.

"SABAR BABI RUSA!" teriak Fenhan.

Rania memukul Fenhan abis-abisan, sedangkan Rian hanya melongo sesekali tertawa melihat Fenhan membalas pukulan Rania.

"BADAK BANGET SIH LO ANJRIT!" ucap Fenhan.

"BISA-BISANYA NGAJAKIN MAS RIAN KESINI!"

"Loh, jadi saya nggak dibolehin disini?" tanya Rian.

"BUKAN GITU, RANIA KAN PENGEN NGERASAIN DIBUJUK PAS NGAMBEK MAS!"

"GELI BANGET SIH LO RAN!"

Rania asik dengan tayangan MasterChef, mengabaikan dua lelaki yang sedang asik mengobrol membahas aibnya.

"Rania tuh yan waktu kecil tukang malakin duit temen-temennya," jelas Fenhan bersemangat.

"Elo yang nyuruh," balas Rania santai.

"Gue kan nyuruhnya si David sama si Elia! Bukan semuanya lo palak!"

"Terus yan, mantannya sebelum sama elo selingkuh sama model," ledek Fenhan.

"Elo juga yang ngenalin tuh model sama mantan gue oon!" saut Rania.

Rian benar-benar terhibur dibuatnya, mereka benar-benar mirip satu sama lain.

"Yan, bener nggak mau nyari yang lain? Dibanding sama kingkong kebun binatang?" ucap Fenhan mencoba meyakinkan.

"Mas Rian tuh menerima kurang dan lebihnya gue!" balas Rania.

"Elo mah kurang mulu! Nggak ada lebihnya," jawab Fenhan.

"Bacot ah, protes mulu lo, mending gue solat, mukena gue mana?!" tanya Rania.

"Noh di laci,"

"Mas Rian, ayo solat bareng, belum solat ashar kan?" tanya Rania yang diangguki oleh Rian.

"Lo jangan lupa pengakuan dosa besok pas ke gereja! Dosa lo numpuk sama gue!" ucap Rania meninggalkan Fenhan sendirian di ruang tengah.

𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕Where stories live. Discover now