Chapter 5 - Kan! Jodoh emang nggak kemana.

Mulai dari awal
                                    

"Mas Rian, mulutnya mas Rian emang ada lemnya?" Rania bingung karena pria disampingnya sejak tadi tak bersuara.

"Memangnya saya harus bicara apa?" tanya Rian bingung.

"Alhamdulillah masih ada suaranya," ucap Rania yang ditertawakan Fajar.

"Bareng aku aja yuk mas," ajak Rania.

"Lo bawa mobil?" tanya Fajar.

"Bawa,"

"Yaudah deh bareng,"

"Nggak usah,"

Rian dan Fajar bicara berbarengan dengan dua pendapat yang berbeda.

"Ikut aja sih jom, males nunggunya lagi tau," ucap Fajar.

"Kasian Chef Rania nya, kan pelatnas jauh, nanti belum lagi dia baliknya, capek nanti" ucap Rian.

"HAH?! MAS RIAN MENGHAWATIRKAN AKU?! AW SO SWEET!" ucap Rania heboh.

"Bukan seperti itu maksud saya," sela Rian.

"Udah ayo mas," Rania malah menggandeng lengan Rian, sedangkan Fajar sudah berjalan lebih dahulu di depan.

Rian, Rania maupun Fajar tak sadar bahwa beberapa pengunjung banyak yang menggunakan kesempatan untuk memotret momen didepannya dengan diam-diam.

"Mobil kamu?" tanya Rian bingung.

"Iya, kenapa mas?" jawab Rania.

"Jar, lo aja yang nyetir," suruh Rian.

"Mana bisa Jom gue bawa mobil segede gini! Takut lecet!" jawab Rian.

"Mas, saya bisa kok bawa mobilnya! Udah cepetan masuk!" Rania kesal sendiri.

"Mau live ah, biar lambe badminton ada bahan baru" ucap Fajar.

"Halo semuaaa!!!" Fajar yang duduk di kursi belakang bicara dengan ponselnya.

"Jom, ditanyain nih jom," Fajar membalikan kamernya menjadi kamera belakang.

"Ini jombang sama calonnya, boleh berspekulasi calon apaan aja, ini calonnya chef Rania," ucap Fajar heboh.

"Say hi dong chef!"

"Lagi nyetir jar! Tapi boleh deh, haiiii fansnya fajar!!"

"Jar," ucap Rian tenang.

"Jangan di bully ya nitijen, Jombang kan nggak mungkin akan menjomblo seumur hidup sesuai keinginan kalian," ucap Fajar menghiraukan ucapan Rian.

"Mas Rian udah makan?" tanya Rania menghiraukan Fajar yang heboh sendiri.

"Makan di asrama aja," ucap Rian.

"Mas Fajar, mau makan ayam bakar madu langganan saya nggak?" tanya Rania pada Fajar, karena Rania tahu betul bahwa Rian akan menolak ajakannya.

"Ayo deh, udah lewat jam makan siang ini, gara-gara nungguin Kevin sih!! Untung ada calonnya Jombang," ucap Fajar.

Fajar dan Rian menunggu Rania memakirkan mobil besarnya di depan restoran yang terlihat sederhana dengan lampu-lampu yang memberikan kesan hangat.

"Yuk," ajak Rania.

Rania dan Rian berjalan sejajar di depan Fajar yang asik mengabadikan momen mereka berdua.

"A, aku ayam bakar madu yang kaya biasa ya, pedes, nasinya seperempat aja,"

"Mas Rian sama Mas Fajar?"

"Saya ayam bakar madu, ngga pedas, nasinya satu," ucap Rian.

"Samain aja mas," saut Fajar.

"Mau minum apa mas?" tanya Rania.

"Saya teh tawar hangat mas," ucap Rian.

"Es teh manis ya mas," kali ini Fajar yang bersuara.

"Saya es jeruk, banyakin esnya mas," ucap Rania.

"Ditunggu ya,"

Rania melihat seorang ibu-ibu yang sedang mencoba untuk makan sembari menjaga kedua anak kembarnya yang dua-duanya sedang menangis keras.

Rania berjalan menuju meja sang ibu, berinisiatif untuk membantu sang ibu agar beliau bisa makan dengan tenang.

"Permisi Bu, anaknya?" tanya Rania mencoba sopan.

"Iya mbak, anak saya dua-duanya, nunggu suami jemput, eh malah telat, saya belum bisa makan daritadi, anaknya nangis terus," ucap sang ibu sambil mengelap keringatnya.

"Eh, ini chef Rania yang di MasterChef itu kan?" tanyanya.

"Iya Bu,"

"Boleh saya bantu gendong Bu? Saya ajak main di meja saya, biar nanti ibu bisa makan" ucap Rania.

"Emangnya nggak ngerepotin mbak?" tanya ibu tersebut.

"Nggak Bu, gak ngerepotin,"

"Nama anaknya siapa Bu kalo boleh tau?"

"Alka Bu, yang satu ini Arkie" jawabnya.

Rania menggendong Arkie yang menangis keras lalu menepuk-nepuk punggungnya pelan.

"Ssshhh, mamanya mau makan itu dek," ucap Rania sembari berjalan-jalan di dalam restoran tersebut.

"Eh, ada apa itu? Cicak? Hiii serem," Rania berbicara pada anak lelaki yang di gendongannya, padahal Rania tahu betul anak lelaki itu belum mampu berbicara.

"Eh main sama temen-temen teteh ya?" tangisan bayi itu mereda begitu Rania pangku untuk duduk di tempatnya bersama Fajar dan Rian.

"Anak siapa lo bawa?" tanya Fajar.

"Itu kasian ih si teteh nggak bisa makan, anaknya kembar dua-duanya nangis," ucap Rania.

"Arkie, ini temen-temen teteh, ganteng ya?" tanya Rania.

"Mas! Ajakin bercanda dong! Itung-itung latihan buat jadi ayah," ucap Rania.

Rian mengajaknya main cilukba, yang malah ditertawakan oleh Rania karena terasa kaku.

"Nah, ini dia, udah cocok jadi pasutri kan semua?" ucap Fajar yang ternyata belum selesai live.

"FAJAR!!!!" Rania dan Rian kompak protes, lalu Fajar buru-buru mematikan siarannya.





𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang