Chapter 5 : The Battle Shield

Start from the beginning
                                    

"eomma! apa kau sadar bahwa Sooji juga darah dagingku? Kau selalu saja menghukumnya dan memarahinya . . ia sudah kehilangan ibunya sejak kecil, apa kau tak sedikitpun kasihan pada anak ini?!" tegas Mentri Pertahanan Bae menatap ibunya memelas.

"penyihir itu? Ia bahkan membuatmu melawan ucapanku. . kau berharap aku menerima putrinya? Apa kau juga sadar bahwa kau memperlakukan Joohyun dan Sooji secara berbeda? Jika kau tak bisa sepenuhnya menyayangi Joohyun seperti kau menyayangi penyihir kecil itu, maka aku sebagai neneknya akan memihak Joohyun! Apa kau juga ingin menyalahkanku?" kesal Lady Bae.

"aku tak ingin banyak bicara padamu . . Jeonha telah menurunkan perintah, mulai sekarang . . aku tidak ingin mendengar atau melihat ibu menghukum Sooji lagi! jika ibu melakukannya, maka jangan salahkan aku bertindak keterlaluan!" tegas Mentri Pertahanan Bae dengan kesalnya.

Lady Bae terkejut mendengar ucapan putranya barusan. Mentri Pertahanan Bae menggendong Sooji ala bridle style dan hendak pergi tetapi Lady Bae menghadang langkah putranya.

"apa kau mengancam ibumu sendiri? Untuk anak penyihir ini?!!" ungkap Lady Bae menatap putranya tak percaya. Sooji tampak menyembunyikan wajahnya dalam pelukan ayahnya.

"aku menghormatimu, tetapi jika kau tetap bersikeras melakukan hal untuk menyakiti Sooji, aku tak akan tinggal diam lagi!" kecam Mentri Pertahanan Bae kemudian membawa putrinya pergi.

Jung langsung menahan tubuh Lady Bae saat tubuh tua renta itu goyang dan kekurangan keseimbangan akibat terkejut melihat perubahan sikap putranya. Sooji menatap ayahnya dan memasang wajah sedihnya.

"kau terlambat" ucap Sooji sembari menatap ayahnya.

"kau seharusny menunggu sore baru pulang, kau tahu kan kalau ada banyak hal yang bisa membuatku terlambat untuk pulang?" lirih Mentri Pertahanan Bae menatap putrinya dengan lembut.

"aku sudah menghitung waktunya tetapi . . kau tetap saja berada di titik paling terlambat yang pernah ada" sela Sooji tak mau kalah.

"baiklah. . . aku mengaku salah, maafkan aku . . bisakah?" bujuk Mentri Pertahanan Bae. Perlahan air mata mengalir dari pelupuk mata Sooji, detik berikutnya ia memeluk ayahnya erat.

"terima kasih Ayah" ucap Sooji dengan tatapan mata penuh air mata.

"mulai sekarang, Ayah berjanji tak akan membiarkanmu terluka lagi . . " ujar Mentri Pertahanan Bae.

"kau sebaiknya menepati ucapanmu! Atau aku tak akan menyayangimu lagi!" tegas Sooji saat ayahnya meletakkannya di atas kasurnya.

Mentri Pertahanan Bae menyeka air mata putrinya dan menyentuh wajah cantik Sooji dengan lembut.

"bagaimana mungkin aku bisa membiarkanmu terluka disaat aku hanya bisa melihat ibumu melalui matamu?" bisik Mentri Pertahanan Bae menatap putrinya dan mendekatkan hidungnya ke hidung Sooji.

"ibu sungguh beruntung" gumam Sooji menatap ayahnya yang berada dalam jarak yang sangat dekat dengan wajahnya.

"ucapanmu sangat mirip dengan ibumu, selalu berbanding terbalik dengan yang orang lain pikirkan" ujar Mentri Pertahanan Bae.

"kau pasti sangat merindukan ibuku kan?" ungkap Sooji dengan lembut menatap kedua mata ayahnya.

"sedikit?" ujar Mentri Pertahanan Bae sembari mengalihkan pandangannya tak berani menatap Sooji. Sooji tersenyum melihat ekspresi ayahnya.

"kau seorang Mentri Pertahanan yang gagah, memimpin banyak jenderal dalam perang tetapi . . kau sama sekali tidak bisa berbohong!" tembak Sooji dengan mengangkat dagunya tinggi menatap ayahnya seakan berkata 'aku tahu segalanya'.

Frost Flower in the PalaceWhere stories live. Discover now