the curse ; jaedo

R

"Baiklah, besok kau bisa jemput aku kembali kesini. Aku akan mengosongkan waktu sehari untuk bisa bertemu dengan pangeran jung dan kim doyoung, kan?" balas mark sembari terkekeh. Namun tidak untuk donghyuck.

Astaga, ia sangat seram.

Terdengar helaan nafas keras dari mark. "Aku tidak menyeramkan, donghyuck"

"Astaga, kau benar-benar seram. Jangan baca pikiranku" pekik donghyuck heboh. Tak hanya itu, ia juga menggelengkan kepalanya cepat sembari menutup mata. Berharap agar mark tidak dapat membaca pikirannya lagi.

Oh Tuhan, dia sungguh imut. Padahal aku cuma menebak.

"Donghyuck, kurasa hari sudah semakin gelap. Sebaiknya kau segera bergegas untuk pulang. Besok kau bisa menjemputku disini" balas mark mencoba untuk bisa menenangkan donghyuck. Karena pria itu masih saja menggelengkan kepalanya.

Setelah mark berucap demikian, donghyuck segera menghentikan gelengan kepalanya dan segera mendongak. Benar, sudah hampir gelap.

Tanpa pamit, ia langsung berlari menuju kediaman pangeran jung.

Sementara itu, mark yang ditinggalkan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku donghyuck. Mark tersenyum sembari menatap punggung donghyuck yang semakin bergerak menjauh.

"Sudah kuduga kau akan mendapatkan cintamu pada tanggal ini, hyung" jeno mendadak berdiri disamping mark sembari melipat kedua tangan di dadanya.

"Dia imut, kan?" ucap mark seakan sudah membanggakan donghyuck pada jeno.

Hanya gelengan yang diberikan jeno pada kakaknya itu.

.

"Donghyuck, kau darimana seperti dikejar setan begitu?" ucap ibu donghyuck melihat anak semata wayangnya itu menghela nafasnya berat dan tak beraturan.

"Aku benar-benar melihat setan, namun syukurnya setan itu tampan sekali" balas donghyuck sembari mengambil minuman dan sepotong kue yang ada di dapur itu.

"Kau bersihkanlah diri dahulu. Ibu akan mengantar makanan ini pada pangeran terlebih dahulu" belum dua langkah ibunya pergi, donghyuck sudah menghentikan langkah ibunya.

"Ada apa?" balas ibu donghyuck melihat anaknya yang kebingungan.

Namun hanya gelengan yang diberikan oleh donghyuck. Tatapan malas dilayangkan oleh wanita paruh baya itu pada anaknya, dan bergegas meninggalkan donghyuck.

.

"Apakah donghyuck sudah kembali?" kini pangeran jung menghentikan aktivitas membacanya setelah ibu donghyuck memasuki ruangannya.

"Sudah, pangeran. Apa perlu aku panggilkan ia agar segera kemari, pangeran?" balas ibu donghyuck sambil menata makanan di meja makan sambil dibantu oleh doyoung.

"Setelah ia berbenah, minta ia kemari ya" kemudian ibu donghyuck pamit, bergegas meninggalkan doyoung dan pangeran jung.

"Pangeran, apakah donghyuck berhasil menemukan mark?" kini doyoung mengeluarkan suara disaat mereka sedang makan.

"Sepertinya ia sudah menemukannya. Tidak mungkin donghyuck kembali jika ia tak menemukan mark" balas pangeran jung yakin.

"Semoga keputusan ini benar, ya pangeran" doyoung kembali menyendok nasi dengan beberapa potong sayuran.

.

"Aku tak sabar untuk besok" lagi-lagi jeno kembali memutar bola matanya malas. Kakaknya sangat bersemangat untuk menemui donghyuck. Bagaimana tidak, ia rela untuk membatalkan semua janjinya, termasuk dengan nakamoto yuta--sang pangeran dari negeri jepang--hanya untuk dapat menemui donghyuck.

"Kalau begitu, kau tidurlah cepat agar bisa segera menemui esok hari" balas jeno bosan.

"Tapi aku tak suka dengan hari esok, jen" helaan nafas berat dari mark terdengar. Jeno menganggukkan kepalanya mengerti, kakaknya sangat tidak ingin bertemu dengan hari esok.

"Semuanya sudah digariskan, hyung. Kau akan menemui cintamu melalui mereka, setidaknya itulah yang menjadi tujuanmu saat ini" benar, mark menyetujui ucapan jeno. Donghyuck. Hanya dengan ini ia akan bisa menemui cintanya--

--yang berpuluh-puluh tahun ia nantikan.

TBC.

Hi hi hi, maaf ya kalau aku slowwww update banget huhu.

Ada beberapa urusan rl yang mendesak banget, tapi untuk malam ini aku updatee.

Dan dalam 2 hari lagi aku bakalan update untuk chap berikutnyaa.

Sebelum itu aku mau nanya,

Sebaiknya ff ini:

Alur lambat

Alur cepat

Thankyouuuu, with love

Lala.