[M] Must be The Feeling

Start from the beginning
                                    


Aku menghampirinya. Menggenggam kedua tangannya.


Jaejoong otomatis berhenti mengoceh dan menatapku dengan mulut yang sedikit terbuka. Aku memberinya seringai miring. "Kau bilang akan menemaniku, jadi kau tidak boleh pergi."






-------




Aku mengajaknya menuju satu-satunya bar yang aku tahu. Itu adalah bar yang aku dan temanku kunjungi untuk merayakan kemenangan kami. Selama perjalanan aku berdoa agar tidak bertemu dengan mereka. Aku tidak tahu bagaimana aku akan menghadapi mereka yang mungkin akan menatap ku intens setelah aku tidak menawarkan tumpangan karena memergoki mereka mengata-ngatai Minji.

Jaejoong duduk diam sekali lagi. Memainkan jarinya dan menatap lurus ke depan. Dia bahkan tidak tahu bahwa kami sudah sampai. Saat aku menyentuh lengannya, dia terkejut.

Aku berjalan ke dalam bar yang ramai dengan Jaejoong berjalan malu-malu di belakangku. Aku merasa malas duduk di bar dan memilih berjalan ke stan kosong dan kecil di belakang bar. Kami bisa melihat pintu masuk dan bar dari sini. Tempat ini penuh dengan obrolan, musik keras, suara gelas berdentingan, dan bir berdentum di atas meja.

Aku melihat ke arah Jaejoong dan dia melihat sekitar dengan gugup. Dia terlihat tidak nyaman berada di sini. Seperti bukan tempatnya. Jadi aku memesan beberapa bir untuk kami. Untuk membuatnya menjadi nyaman. Kami harus menghilangkan rasa canggung diantara kami. Aku tidak tahu mengapa aku menginginkan itu tapi aku mulai merasa lelah dengan perasaan mengganggu yang muncul setiap kali aku bersama Jaejoong.

Pelayan dating dengan 4 kaleng bir, 2 kaleng untuk kami, dan ditaruh di meja depan kami. Dia pergi dengan mengedipkan mata pada Jaejoong. Jaejoong tersenyum kecil padanya dan aku dengan anehnya merasa cemburu.

Aku berdehem keras, membuat pelayan dan Jaejoong menatapku. Aku minum dan memberikan tatapan tajam pada pelayan itu. "Terima kasih sudah melayani kami." Aku menggeram dengan menaikan alis.

Pelayan itu pergi dengan cepat.

Jaejoong terlihat tidak menyadari kelakuanku dan aku berterima kasih. Aku tidak mengerti kenapa aku peduli dengan pelayan yang menggodanya. Aku tidak menyukai laki-laki. Atau apakah iya?


Aku sekarang mempertanyakan seksualitasku di tengah bar dengan Jaejoong di seberang menatapku.


Apakah itu yang aku rasakan selama ini?


Apakah aku sebenarnya menyukai Jaejoong?


Apakah aku seperti Ayahku?


Tidak mungkin.......


Aku minum dengan cepat dan menghempaskannya sambil menatap ruang kosong di atas kepala Jaejoong.



"Kau baik-baik saja, Yunho?" Tanya Jaejoong.

Aku menatapnya. Dia menatapku dengan khawatir. Dia duduk tegap dengan bir di tangannya. Dia terlihat tidak nyaman. Dia terlihat terlalu polos berada di sini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LadyBoy - Yunjae VerWhere stories live. Discover now