14. The Congress

Mulai dari awal
                                    

".... Oleh karena itu, usaha untuk mencerdaskan suatu bangsa haruslah disertai dengan usaha untuk menciptakan suasana tertib dan disiplin dalam hal pendidikan. Itu lah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, saya harap pemikiran ini dapat menjadi bahan untuk kemajuan kita nanti. Terima kasih," ucap Nona Poernomowulan mengakhiri pembicaraannya di atas mimbar. Semua yang ada di ruangan ini bertepuk tangan, mengapresiasi pemikirannya.

Selanjutnya, tokoh pendidikan lainnya yaitu Sarmidi Mangunsarkoro juga ikut menyampaikan pemikiran dan sarannya untuk dunia pendidikan. Aku terkesima mendengarnya. Kedua tokoh itu benar-benar menakjubkan! Pemikiran mereka mengenai pentingnya pendidikan sungguh membuka mataku.

"Lana, seharusnya hari ini kita mendengarkan pidato dari Ki Dewantara. Tapi, kemarin Panitia Kongres bilang kalau beliau tidak bisa menghadiri Kongres ini," kata Mas Arif di sela-sela perdebatan para tokoh mengenai pendidikan di Hindia Belanda ini.

"Ki Dewantara?" tanyaku pada Mas Arif.

"Iya, direktur dari Taman Siswa. Kamu tau?"

Aku menutup mulutku terkejut. "Maksud Mas Arif itu Ki Hajar Dewantara?"

Mas Arif mengangguk. Ah, tentu saja aku tau Ki Hajar Dewantara! Memangnya siapa yang tak mengenalnya? Beliau kan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia! Bahkan tanggal lahirnya pun dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

"Memangnya kenapa beliau tidak bisa hadir, Mas?" Aku bertanya pada Mas Arif.

"Beliau sedang sibuk mengurus Taman Siswa, jadi beliau tidak bisa pergi ke Batavia untuk menghadiri acara Kongres ini."

Sayang sekali beliau tidak dapat hadir pada kesempatan kali ini. Aku jadi tidak bisa bertemu dengannya, padahal aku sangat mengagumi beliau!

"Saya Soenario akan menyampaikan pidato saya tentang Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia." Suara Mr. Soenario dari atas mimbar menarik perhatianku. Beliau dengan gagah berdiri di atas mimbar, sepertinya aku pernah melihat wajahnya. Tapi, di mana?

Oh! Aku baru ingat!

Mr. Soenario Sastrowardoyo! Dia adalah kakek dari salah satu aktris terkenal di Indonesia, Dian Sastrowardoyo! Pemeran Cinta dalam film kesukaanku, "Ada Apa Dengan Cinta?". Aku pernah membaca fakta tersebut melalui Instagram! Ah, tak ku sangka beliau juga berperan penting dalam Kongres ini. Sebelumnya, Mas Arif sudah memberitahuku kalau Mr. Soenario adalah penasehat panitia Kongres, sekaligus orang kepercayaan yang diminta tolong oleh para pemuda untuk menghubungi pemerintah Belanda agar Kongres Kerapatan Pemuda ini diizinkan untuk diselenggarakan. Statusnya sebagai seorang pengacara memudahkan para pemuda untuk meminta izin.

" .... Persatuan dan kesatuan, aspek penting untuk membangun sebuah negara. Tidak akan bisa jika kita ingin mendirikan sebuah negara federal di atas bangsa yang penuh kemajemukan ini karena bangsa ini sesungguhnya dibangun di atas kesatuan. Kekayaan alam yang melimpah, perbedaan suku, agama, dan bahasa dapat menjadi pemersatu kita untuk menjadi negara yang kuat di mata dunia! Negara yang berdaulat! Dengan demikian, sebuah bangsa yang besar adalah suatu solidaritas yang terbentuk karena adanya kesadaran tentang berkorban dan bersedia memberikan pengorbanan yang lebih besar lagi demi kepentingan bangsa bersama. Terima kasih."

Tanah Airku [SUMPAH PEMUDA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang