Ekspedisi Merapi Bagian 1

929 157 48
                                    

*Cerita ini berlatar sebelum anak-anak mantra pulang untuk berlibur ketika kenaikan semester 3 (Kejadian sebelum chapter 35 mantra coffee) Dirga mengajak Andis, Tama, Ajay, Abet dan Mila untuk mendaki Gunung Merapi

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

*Cerita ini berlatar sebelum anak-anak mantra pulang untuk berlibur ketika kenaikan semester 3 (Kejadian sebelum chapter 35 mantra coffee) Dirga mengajak Andis, Tama, Ajay, Abet dan Mila untuk mendaki Gunung Merapi. Tanpa mereka sadari bahwa perjalanan itu jatuh tepat pada malam 1 suro, yang konon katanya adalah hari lebaran mereka yang tak terlihat.

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

Waktu adalah hal yang paling egois. Ia tak pernah menunggu, terus berjalan hingga tak terasa semester 2 telah berada di ujung tanduk. Libur hampir tiba, Tama, Andis dan Ajay memutuskan untuk pulang, karena liburan semester lalu mereka tak pulang ke rumah, sedangkan Dirga memutuskan untuk tetap di Jogja, karena ia selalu menghindari keluarganya.

"Sebelum pada pulang, hiking dulu kuy lah," ajak Dirga setelah jam operasional mantra tutup.

"Mau kemana emang?" tanya Andis.

"Yang deket aja tuh, Merapi via new selo, biar bisa prepare juga di bawah," Jawab Dirga.

"Yaudah gas dah," sambung Ajay.

"Bet, Mil, mau ikut ga?" ajak Dirga.

Abet dan Mila setuju untuk ikut, Abet tidak ada kegiatan, sedangkan Mila tidak pulang ke Bandung karena awal semester ia akan sibuk dengan skripsinya.

Untuk menghemat waktu, mereka membagi tugas untuk membeli beberapa perlengkapan yang dibutuhkan secara berpencar malam itu karena mereka berencana untuk berangkat besok.

Singkat cerita, hari sudah berganti, mereka berangkat mengendarai mobil Dirga. Dirga mengemudikan mobil sementara Mila berada di sebelahnya mengingat ia adalah perempuan satu-satunya, dan sisanya duduk di tengah dan belakang.

Sengaja mereka berangkat agak siang, karena mereka berniat baru mulai mendaki sore hari.

"Nanti berangkat sore ya, terus ngecamp di atas. Kita kejar sunrise," komando Dirga.

"Siap kapten!" jawab semuanya kecuali Tama.

"Tam jangan lupa seneng-seneng ya, lupain patah hati lo," ucap Andis.

Tama hanya menoleh ke Andis dengan muka datar seolah berkata, "Whatever."

Tak terasa karena asik bercanda gurau dan mendengarkan musik dari radio, mereka telah sampai di basecamp pendakian yang terletak di kaki gunung.

"Prepare, prepare, dicek lagi kelengkapannya, kalo kurang atau ketinggalan bisa di beli di sini," ucap Dirga mengingatkan teman-teman.

Mengingat basecamp ini banyak yang berjualan, mereka prepare dengan mengisi perut mereka di warung-warung yang tersedia.

"Kayaknya lagi sepi ya bu?" tanya Dirga pada Ibu penjaga warung.

Mantra : Ekspedisi MerapiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora