Chapter 3 : The Growth of a Wildflower

Start from the beginning
                                    

Pria yang terkena pedang beracun itu langsung membunuh mereka dengan satu gerakan tangkas. Seketika 3 orang pria berbaju hitam itu terkapar tak bernyawa.

Sooji terkejut, ia mulai ketakutan, sepertinya berkeliaran di gunung bukan hal baik. Sooji hendak melarikan diri tapi ia justru menemukan pria tadi menghunuskan pedang tepat dilehernya.

Sooji terbelalak, ia tak berkutik. Ilmu pedangnya masih sangat rendah, jika ia bersikeras melawan pria ini justru pria ini akan semakin curiga padanya. Sooji akhirnya melepaskan pedangnya dan mengangkat tangannya.

"siapa kau?" tanya pria tampan itu.

Sooji terkesima melihat betapa tampannya Lee Geum saat berjarak hanya beberapa meter darinya. Sooji diam, ia menunduk takut sembari menenggak salivanya.

"aku . . aku . . hanya seorang tabib yang ke gunung untuk mencari obat" ucap Sooji seadanya.

Diam-diam Sooji memang sering ke pasar dan menjadi tabib gratis untuk banyak orang. Ia kemari untuk tujuan yang sama mencari obat untuk menyembuhkan luka orang-orang yang tidak bisa berobat karena tidak ada uang.

"bagaimana aku bisa percaya pada ucapanmu disaat kau menutupi wajahmu dengan cadar itu?" tanya pria tampan itu tegas.

"itu karena perintah ayahku. Ia memintaku memakai cadar saat tidak berada dirumah. Tapi kau harus percaya padaku, aku bisa mencium racun dari radius jauh, aku bisa mencium luka dan penyebab luka itu. oleh karena itu, aku juga tahu bahwa kau terkena racun karena pedang yang melukai ulu hatimu" ucap Sooji gelagapan.

Tiba-tiba pria tampan itu terbatuk dan menumpahkan darah dari mulutnya. Sooji terkejut, Lee Geum menatap gadis itu tanpa melepaskan tatapan tajamnya.

"aku akan menyelamatkan nyawamu jika kau bisa membuang racun itu" ujar Lee Geum dengan serius.

"baiklah. Tapi aku membutuhkan tempat untuk aku mengolah obatku" ujar Sooji dengan ketakutan yang mulai turun.

"ikut aku" ujar Lee Geum dan langsung melangkah dengan tertatih-tatih.

Tak jauh dari tempat kejadian ada sebuah gubuk tua. Sooji langsung menyuruh Lee Geum berbaring di ranjang bamboo disana.

"tunggu disini. Jangan bergerak. Racun itu akan menyebar dengan cepat jika kau banyak bergerak" Sooji mengingatkan kemudian melangkah ke tepid an menumbuk dedaunan segar itu.

Sooji kemudian menghampiri pria tadi, Lee Geum tampak sudah tertidur. Sooji duduk di sisi ranjang dan menyentuh baju Lee Geum untuk mengobatinya tapi tiba-tiba saja Lee Geum sadar dan menghunuskan pedang ke lehernya.

Sooji terbelalak terkejut sekali lagi. Sooji terdiam, Lee Geum yang melihat siapa Sooji lantas menurunkan pedangnya dan membuang tatapannya.

"bagaimana bisa kau membuka pakaian pria begitu saja" ujar pria tampan itu tanpa menatap Sooji.

"bagi tabib, tidak ada perbedaan antara wanita dan pria. Jika ia adalah seseorang yang terluka, maka kami harus menyembuhkannya tak perduli siapa dia" jaawab Sooji kemudian melanjutkan aktivitasnya membuka pakaian Lee Geum.

Sooji mulai menancapkan jarum akupuntur di beberapa bagian di perut dan di dada Lee Geum. Sementara itu, Lee Geum hanya diam sembari menatap wajah Sooji dalam diam.

"gadis ini sungguh memiliki mata yang indah" batin Lee Geum.

Sooji terlihat focus menancapkan jarum penangkal racun itu di beberapa bagian, kemudian ia juga meletakkan daun yang telah ia tumbuk tadi di bekas luka Lee Geum.

Frost Flower in the PalaceWhere stories live. Discover now