2 --Bukan---

192 45 2
                                    

Sudah beberapa hari berlalu sejak dosen matematika itu mulai mengajar. Dia tampaknya cukup populer, ditambah gaya bicaranya yang manis kepada semua wanita, membuat para wanita semakin tertarik padanya. Setidaknya itulah yang (name) pikiran tentang pria pirang itu.

Sejujurnya (Name) tidak tahu kenapa, tapi sepertinya dia merasa sangat familiar dengan sosok pirang itu, seolah mereka pernah bertemu sebelum nya. Tapi mengapa? (Name) sangat yakin ini pertama kalinya dia bertemu dengan pria itu.

'Akh, ini sangat memusingkan.'-(Name)

(Name) mengacak-acak rambutnya frustasi, ia kemudian bersandar pada pohon dibelakangnya dan mengambil nafas panjang, yah saat ini dirinya tengah duduk dibawah salah satu pohon ditaman kampus.

(Name) perlahan memejamkan mata dan mulai menikmati angin yang berhembus menerpa wajahnya dengan lembut, namun tiba-tiba sesuatu yang dingin mengenai pipinya, membuat nya terkejut dan segera menoleh kesamping.

Disana ia mendapati sosok pirang yang tersenyum sambil memegang sebuah kaleng soda dingin yang tadinya ia tempelkan dipipi (name).

"Jangan tidur dikampus, bagaimana jika kau terlambat saat ada kelas? Itu hanya akan berakhir tidak baik. Ini ambilah," Sanji menyerahkan kaleng itu pada (name) dan kemudian duduk tepat disamping (name) sambil membuka kaleng soda miliknya dan meminumnya.

Sementara itu (name) yang masih mencerna apa yang baru saja terjadi hanya terdiam setelah menerima kaleng soda itu.

"Kenapa diam saja? Kau tidak suka itu?"

(Name) seketika sadar dan menggeleng cepat. Sanji yang melihat itu langsung tertawa kecil.

"Kau sangat menggemaskan jika dilihat dari dekat.... " Sanji tersenyum. (Name) yang digoda seperti itu hanya dapat mendengus dan memalingkan wajahnya yang memerah.

"Tolong jangan menggoda saya Sensei," (name) berseru kesal. Sanji tertawa kecil sebelum akhirnya memutuskan untuk bangkit dan berjalan menjauh.

"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa gadis manis!" Sanji melambaikan tangannya dan berjalan pergi tanpa menoleh sedikitpun.

Alis (name) terkerut melihat kepergian Sanji, bagaimana bisa pria itu datang untuk menggodanya dan setelah itu pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun, setidaknya berbaliklah dan biarkan (name) melihat senyum tampan nya itu. 

"Ck. Apa yang sebenarnya kau pikirkan (Name)?" (Name) menggeleng pelan seraya berdecak kesal, ia mulai membuka kaleng soda ditangannya dan kemudian meminum itu dalam sekali teguk dan dia berakhir tersedak.

"Uhuk! Uhuk!" (Name) terbatuk tanpa henti untuk beberapa saat, ia benar-benar terlihat konyol. (Name) segera menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan jika tidak ada orang yang melihat hal memalukan itu, dan ketika ia yakin jika tidak ada seorangpun yang memperhatikan (name) menghembuskan nafas lega dan kembali bersender pada pohon dengan nyaman.

Sebenarnya tanpa (name) sadari, seseorang memperhatikannya, pria itu saat ini tengah memperhatikannya dari kejauhan.

Pria itu mengeluarkan sebatang rokok dan kemudian menyalakannya. Ia menghisap rokok ditangannya dengan dalam dan menghembuskan nya perlahan sambil menatap kearah langit.

"Gadis itu ceroboh, sungguh tidak sesuai dengan sifat nya. Mungkin dugaanku salah, dia bukan orang yang aku cari...." Sanji berkata pelan dan kemudian pergi dari tempat itu.

.
.
.
.
.
.

Hari sudah gelap, namun seorang gadis masih setia duduk disebuah bangku taman dalam diam.

Taman itu tadinya ramai, namun hari semakin larut dan semua orang sudah pulang, sekarang hanya tinggal gadis itu yang tersisa disana.

Gadis itu menggosok kedua tangannya perlahan untuk menghangatkan tangannya yang mendingin.

(The Least) Sanji x Reader [Edisi Modern World]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora